Judul : White Alice

Disclaimer : Sayangnya masih punya papa Kubo

Rating: T

Genre : Crime, Romance, and Drama

Warning: OOC, cerita nggak jelas, typo (biasa penyakit lama yang tidak bisa disembuhkan).

Pengumuman!

Oke minna Jabu sebelumnya minta maaf karena perubahan ini. Alur ceritanya tetap sama tetapi ada beberapa tambahan dan sedikit perubahan. Seperti pertemuan pertama Rukia dan Ichigo. Termasuk dalam judul cerita fanfic ini yang sebelumnya berjudul White menjadi White Alice. Judul fanfic ini menyesuaikan dengan jalan cerita nanti. Untuk chapter selanjutnya akan secepatnya Jabu update. Untuk chapter-chapter yang sudah Jabu update akan Jabu hapus dan akan digantikan dengan chapter dengan cerita yang sudah di ubah.

Prologue

Suara gemerisik semak makin terdengar. Itu terjadi karena seorang gadis berambut hitam legam sebahu terus berlari menyusuri hutan. Semakin dalam dan gelap. Hanya sinar dari rembulan yang membantunya berlari lurus ke depan. Gadis itu tidak sendirian. Di punggungnya ada seorang gadis kecil yang memeluk lehernya erat.

"Tunggu! Berhenti!"Di dalam hutan yang hening itu mulai terdengar suara melengking dari seorang pria, yang juga ikut menyusuri hutan. Mendengar suara teriakan itu. Gadis berambut hitam legam tersebut mulai mempercepat larinya dan mengeratkan gendongannya.

"Jangan khawatir, sebentar lagi kita sampai". Gumam gadis itu menenangkan gadis kecil yang bersurai sama dengannya.

Selama beberapa menit terus-terusan menyusuri hutan. Gadis itu sampai di tempat yang dia tuju. Yaitu jalan beraspal yang membelah hutan. Gadis itu melihat sebuah mobil BMW yang terparkir rapi di pinggir hutan tersebut. Tiba-tiba ada seorang laki-laki paruh baya keluar dari mobil tersebut. Senyum sumeringah keluar dari gadis itu melihat lelaki paruh baya itu.

Laki-laki paruh baya bersurai pirang itu mulai membuka pintu mobil. Sekaligus menyuruhnya masuk ke dalam mobilbersama dengan gadis kecil yang dari tadi di gendongnya. Laki-laki itu mulai masuk ke kursi pengemudi dan langsung menggas mobil menjauhi hutan.

Mobil berwarna hitam metalic berjalan menjauhi hutan. Terlihat beberapa orang pria berperawakan besar keluar dari hutan yang disusuri gadis berambut hitam legam itu. Mereka mulai berteriak dan menghentakkan kaki marah karena buruannya tidak tertangkap.

.

ZIZNGG

Terdengar bunyi peluru yang menyerempet benda berbahan logam. Bunyi tersebut berasal dari sebuah tembakan yang diarahkan kepada mobil yang sedang di naiki gadis berambut hitam legam itu. Gadis kecil yang juga ikut mulai gementaran ketakutan. Semakin mengeratkan pelukannya kepada gadis berambut hitam legam itu.

Dengan kelihaian menyetir dari laki-laki paruh baya itu, mereka bertiga berhasil menghindar dari tembakan. Bahkan jarak mobil mereka dengan mobil pengejar itu mulai menjauh. Tikungan demi tikungan tajam dengan mudah dilewati oleh laki-laki paruh baya itu. Tikungan selanjutnya adalah tikungan terakhir. Setelah melewatinya maka mereka bertiga akan bebas dari para pengejar.

Ternyata takdir berkata lain. Saat mobil mereka bertiga berjalan dengan kencangnya mulai berbelok. Tiba-tiba ada mobil datang dari arah berlawanan.

TIIIITTT

BBRRAAKKK

Kedua mobil tersebut mulai bertabrakan dengan kerasnya. Mobil yang ditumpangi gadis itu terpental dan membentur pembatas jalan. Sang pengemudi pun pingsan karena menerima benturan yang cukup keras di kepalanya. Sedangkan penumpang mobil tersebut masih tersadar karena sedikit menerima benturan.

Tangisan anak kecil mulai terdengar dari dalam mobil tersebut.

"Sst tenanglah semua akan baik-baik saja." Bisik sang gadis kepada gadis kecil di gendongannya. Gadis kecil itu pun terdiam saat mendengar suara lembut tersebut.

Melihat gadis kecil di gendonganya sudah tidak menangis lagi. Ia langsung melepas sabuk pengaman dan menghampiri lelaki paruh baya tersebut. Tangan kecilnya langsung terangkat dan menggoyangkan tubuh ringkih itu. Sambil meneriakan kata-kata "Paman! Paman bangun!"

Ternyata usahanya tidak berhasil. Lelaki itu masih tidak sadarkan diri dengan darah mengucur di kepalanya. Gadis itu menatap khawatir kepada lelaki paruh baya di hadapannya sekarang.

Sinar terang menyinari mobil yang mengalami kecelakaan tersebut. Gadis itu meyipitkan matanya dan melihat keluar jendela. Apakah polisi atau paramedis? Ternyata bukan. Sinar itu berasal dari mobil yang mengejarnya.

Melihat mobil tersebut semakin mendekat. Dirinya dengan sigap mengangkat gadis kecil di sampingnya dan berjalan ke arah pintu mobil. Tangannya terhenti saat ingin menarik pintu mobil. Kepalanya menoleh ke belakang. Melihat lelaki paruh baya tersebut. sambil bergumam "Maafkan aku paman."

Gadis itu langsung keluar dari dalam mobil. Panik langsung melanda gadis tersebut saat melihat lereng gunung yang cukup tinggi dengan rerumputan tebal menghiasinya. Sekarang gadis itu tidak tau harus lari kemana. Kalau lari melewati jalan raya akan langsung tertangkap. Kalau melewati lereng ini dijamin tubuhnya akan penuh luka nantinya.

Gadis berambut legam itu mulai merasakan kalau orang-orang yang mengejarnya semakin mendekat. Gadis itu mulai meyakinkkan dirinya sendiri. Yaitu harus kabur dari tempat tersebut. Dan pilihannya pun adalah melewati lereng pergunungan ini. Gadis itu mengetatkan gendongannya.

Berlahan tubuh kecil gadis itu melewati tiang pembatas jalan. Tanpa gadis itu sadari tanah yang ia pijaki cukup licin dan membuat tubuhnya terbaring. Dan membuatnya meluncur menuruni lereng. Gadis itu memejamkan mata erat merasakan sakit akibat terkena berbatuan dan duri dari tanaman liar.

Tanpa gadis itu sadari ada pohon besar di depannya. Tangannya langsung bergerak mencari pegangan. Hasilnya pun nihil tanaman yang dia pegang tidak dapat menahan berat bebannya. Alhasil dia dan gadis kecil di gendongannya bertabrakan dengan pohon besar tersebut.

Gendongan gadis berambut legam tersebut terlepas. Membuatnya terpisah dari gadis kecil yang sedari tadi bersamanya. Terdengar lagi suara tangisan dari gadis kecil tersebut.

"Jangan menangis! Tenanglah aku masih disini." Suara tangisan itu terhenti berganti dengan isakan kecil.

Gadis berambut legam tersebut mulai berdiri. Berjalan menghampiri gadis kecil yang terisak tersebut. Kaki gadis itu tertatih-tatih saat menapaki tanah yang basah. Sangat terlihat jelas kalau dia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Darah juga ikut mengucur di kepala gadis itu. Tetapi dia tidak mempedulikan rasa sakit itu. Dirinya harus mendatangi gadis kecil yang sedang terisak tersebut.

BRUK

Tidak bisa membendung rasa sakit lagi. Tubuh kecil itu terjatuh ke atas tanah basah. Gadis itu berusaha terus berusaha menghampiri gadis kecil di depannya. Sekarang matanya mulai berkabut karena lelah. Tangan mungilnya terus meraih ingin menghapus air yang keluar dari mata gadis kecil tersebut.

Retinanya semakin berkabut. Matanya mulai meyipit untuk menutup. Tangannya masih berusaha meraih.

Tangan mungil itu berhenti menggapai saat ada tangan hangat memegangnya. Gadis itu tidak bisa melihat orang yang telah memegangnya. Tetapi dia dapat pastikan kalau orang di depannya sekarang bukanlah orang mengejarnya tadi. Karena dirinya seperti mengenal orang yang sedang memegang tangannya ini. Bau menyegarkan seperti bunga sakura tercium sangat jelas. Ah orang ini adalah orang sangat berarti baginya.

"Bya—"

.

Sinar lampu bersinar terang menyinari ruangan bercat putih. Bau-bau menyengat tercium dalam ruangan tersebut. Seperti bau antiseptik. Sepertinya ini adalah salah satu ruangan di salah satu rumah sakit.

Di sudut ruangan terlihat seorang anak laki-laki dengan rambut yang di kuncir tinggi. Mata abunya menatap intens ke arah ranjang. Tubuh tegapnya berjengit saat melihat orang yang tertidur di atas ranjang tersebut bergerak. Anak lelaki berparas rupawan itu kemudian berjalan menghampiri tempat tidur rumah sakit tersebut.

Mata abunya melihat orang yang dari tadi tertidur. Yang ternyata adalah seorang gadis kecil. "Kau baik-baik saja?" Tanya sang pemuda. Matanya masih intens melihat gadis kecil di depannya yang sedang mengerjapkan mata.

Tidak beberapa lama kemudian mata besar itu terbuka dan memperlihatkan retina berwarna ungu gelap seperti kecubung. Mata abunya langsung bersirobok dengan mata amesty milik gadis keci itu.

"A-ku ada dimana?" Tanya gadis kecil itu masih bingung sedikit tergagap.

"Ini di rumah sakit." Jawaban itu keluar dari pemuda bersurai hitam itu.

"Kenapa aku disini?" Tanya gadis kecil itu lagi.

"Kau mengalami kecelakaan." Jawab pemuda itu lagi seadanya.

Hening sesaat terjadi di antara mereka berdua.

"Kau siapa?" Tanya gadis kecil itu sama sekali tidak mengenal siapa pemuda yang ada di depannya.

"Aku? Aku kakakmu."

"Kakakku?"

"Ya". Pemuda itu tersenyum dan mengelus lembut kepala gadis kecil itu.

"Kalau begitu namaku siapa?" Tanya gadis kecil itu lagi karena dia sama sekali tidak mengingat apapun bahkan namanya sendiri. Pemuda itu sedikit terkejut saat mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut mungil itu.

"Namamu?"Gadis kecil itu mengangguk kecil.

"Namamu…adalah Rukia adik kecilku yang sangat aku sayangi"

"Rukia…"

Gumam gadis kecil itu sembari menutup matanya.

Lelah.

.

.

TBC

Please Kritik, Review, and Read