The Proposal

Disclaimer : ChanBaek milik keluarganya dan SM, saya mau minjem nama orang tua saya #plakk dan ide ini terinspirasi dari film hollywood dengan judul yang sama tapi dengan alur yang berbeda.

Cast : Chanyeol, Baekhyun and the other

Rated : T (R-15 adegan ciuman)

Summary : Byun Baekhyun adalah seorang editor terkenal,sifatnya yang judes membuat semuanya segan. Namun hanya satu orang saja yang kebal tapi juga menjahilinya. Siapa lagi kalo buat asistennya, Park Chanyeol

Warning! This is Y.A.O.I! Dun like dun read! Bayangin disini Baekhyun polos sedikit kejem(?) sama bawahannya dan Chanyeol yang nurut tapi jahil(?) pada atasannya itu, dan maaf kalo tata cara imigrasinya salah *bow* maklum ini dari imajinasi xD

Ps : kota kelahiran Chanyeol di ubah demi berlangsungnya cerita:v

Allright! Lets begin the se-to-ri! ^^


"aku tak mau tahu! Kau harus membereskan naskah ini!"

Trriit! Triit!

"sebentar. Halo? Apa?! Bukankah sudah kubilang harus diterbitkan sekarang?! Kau bodoh?!"

Pagi-pagi suara ocehan ganas terdengar dari ruangan editor disebuah perusahaan publishing di Korea Selatan. Ia adalah Byun Baekhyun, seorang pemuda berumur 25 tahun berwarganegaraan Jepang. Ayahnya orang Jepang, maka dari itu ia mempunyai kewarganegaraan Jepang. Dan marga Koreanya berasal dari ayah dari ibunya karena kakeknya itu ingin seorang cucu lelaki dan digantilah marga Baekhyun menjadi marga Korea, bukan Jepang.

Saat ini dia sedang ada diruangannya berdua dengan asistennya, Park Chanyeol, yang sedari tadi nunduk sambil sesekali ngelirik kearah bossnya yang berjuluk Angry Prince –parodi Angry Bird-. Sebenarnya banyak yang menyukai dan mengagumi Baekhyun, tapi ya itu mereka mengurungkan niat mereka karena sifat 'ledakan' Baekhyun.

"apa sudah selesai, boss?"

Bekhyun yang sedang mengurut dahinya yang berkedut pening mengangkat pandangannya pada Chanyeol. Ia mengangguk dan melambaikan tangannya, ngusir. Chanyeol mengangguk paham dan segera melangkah keluar.

Diluar ternyata banyak teman sekantornya yang menatap iba padanya. Chanyeol hanya tersenyum –nyengir- dan berjalan menuju kursinya. Teman sebelahnya mendongak menatap Chanyeol yang sedang menghembuskan nafas berat seraya mengusap wajahnya.

"lebih kejam daripada kemarin?"

"sangat."

Orang itu tersenyum lembut dan menepuk pundak Chanyeol, bermaksud menyalurkan semangatnya.

"sabar, Angry Prince pasti akan men-"

Orang itu kembali menuju kursinya saat pintu bertag 'Byun Room' berderit terbuka, menampakan Baekhyun dengan wajah angkuhnya melangkah dengan anggun ke arah ruangan bername tag "Kim Hyunjoo", ia mengetuk sebentar kemudian menghilang dibalik pintu.

Seluruh karyawan serempak menghela napas lega, mereka pikir angry prince akan menceramahi mereka dengan ganasnya hingga mereka sesak napas/?, namun tak lama Baekyun keluar dan berjalan menuju meja Chanyeol. Ia tak peduli dengan tatapan orang lain dengan dirinya.

"kau, ikut, denganku." Dengan ucapan yang tak terbantahkan, ia melenggang pergi menuju lift. Chanyeol segera mengangguk dan mengambil buku catatan kecil, siapa tahu ada hal penting yang akan disampaikan Baekhyun. ia mengejar Baekhyun yang mendahului akan memasuki lift.

Tak sampai di depan lift, pintu ruang Kim Hyunjoo terbuka dengan debaman yang sangat keras. Semua menoleh, kecuali Baekhyun, ke arah Hyunjoo yang mukanya memerah, menahan marah.

"apa-apaan ini?!" seru Hyunjoo, seluruh karyawan menatapnya bingung.

"jangan katakan itu." Gumam Baekhyun lirih, Chanyeol yang disebelahnya hanya menaikan alisnya tak paham.

"aku tak mengerti dengan maksudmu, Byun Baekhyun! Apa sebabnya aku dikeluarkan dari perusahaan?! Dan apa hakmu untuk memecatku?!" seruan Hyunjoo semakin keras, dan mungkin orang yang berada di lantai diatas mereka dapat mendengarnya, menggelikan.

Baekhyun dengan tenang berbalik, menantang Hyunjoo yang menatapnya tajam. Baekhyun hanya tersenyum meremehkan.

"aku? Aku melihat data-data keuangan darimu, Tuan Hyunjoo, bahwa ada beberapa pengeluaran yang tak wajar. Dan setelah tangan kananku menyelidikinya… yah, kau tahu apa kan maksudku, Tuan Hyunjoo?"

Hyunjoo menatapnya tajam, rahangnya mengeras dan kepalan tangannya mengerat. Ia berjalan cepat menuju Baekhyun.

"woo woo! Santai bung!" Chanyeol menghalau pergerakan Hyunjoo dan menangkis pukulan yang akan ia arahkan ke Baekhyun.

"cih! Mentang-mentang kau editor utama dan seenaknya menyelewangkan wewenangmu?! Begitu?!"

"aku tak menyelewengkan wewenang! Aku hanya mengungkapkan apa yang ada, dan kau tahu kan prinsip perusahaan bahwa seseorang yang membuat malu dan rugi perusahaan harus didepak!"

Hyunjoo menatap tajam Baekhyun dan Chanyeol bergantian. Ia melengos dan dengan jalan cepat menuju ruangannya, menutup pintu dengan bantingan lagi.

Baekhyun hanya mengangkat bahu tak peduli dan melanjutkan perjalanan menuju lift. Chanyeol menatap kawan-kawannya, dan disambut dengan tatapan mengiba.

"err, Tuan Byun-"

"stop! Aku sedang menahan marahku pada Tuan Kim. Aku tak mau melampiaskannya padamu."

Chanyeol hanya menghela nafasnya dan menatap kearah tanda jika mereka naik level. Sunyi sekali rasanya.

Braak!

Baekhyun membuka kasar pintu ruangan Big Bossnya, Kim Junmyeon. Ia melangkah marah menuju mejanya, diekori oleh Chanyeol yang tak tahu apa-apa. Ia heran dengan sikap Baekhyun kali ini. Biasanya Baekhyun marah –kesal- hanya ucapannya saja yang tajam, tapi kali ini tingkahnya sangat berbeda.

"oh. Kau sudah da-"

"jangan banyak bicara, Kim! Apa maksudmu masa tinggalku habis?!"

Baekhyun berkacak pinggang sambil menatap marah pada big bossnya aka saudara sepupunya itu. Chanyeol yang sedikit ngeri pada seruan Baekhyun –yang sekali lagi berbeda- tak sadar mundur satu langkah.

Junmyeon yang sudah tahu sifat saudaranya akan cepat naik darah hanya tersenyum lembut.

"masa tinggalmu di Korea sudah habis, jika kau tak memiliki tunangan atau kekasih minimal, maka kau akan dideportasi ke Jepang. Dan kau disuruh untuk ke kantor imigrasi luar negeri, jam makan siang."

Tubuh Baekhyun sedikit menegang, otaknya yang tiba-tiba sedikit lamban memproses omongan saudaranya. Chanyeol yang mendengarnya tentu saja bersorak riang, dalam hati maksudnya.

"ja-jadi. Ma-maksudmu?"

"iya, segeralah cari kekasih."

Mata Baekhyun melebar lagi mendengar ucapan santai Junmyeon. Hell! Ia sudah lama tak memiliki pacar karena juga kesibukan yang diberikan bossnya ini. Masa dalam waktu singkat ini ia bisa memiliki pacar?

"ta-tapi bagaimana dengan cabang perusahaan ini? Ya! Aku bisa bekerja dicabang perusahaanmu kan?"

Baekhyun mencoba memberi ide untuk mengelak, Junmyeon menghela nafasnya lalu menggeleng pelan.

"tak bisa, Baekhyun-ah. Kau harus setidaknya 1 tahun berada di Jepang tanpa bekerja pada perusahaanku atau perusahaan Korea lain disana."

Baekhyun kembali berpikir keras untuk mendapatkan alasan dan ide lain. Tak sengaja matanya melirik kearah asistennya yang sedang senyam-senyum sendiri. Tiba-tiba hatinya bersorak riang, ia mendapat ide. Ia menarik lengan Chanyeol dan melingkarkan lengannya dengan lengan Chanyeol.

"kurasa aku sudah mendapat jawabannya. Kau tak perlu takut akan kehilanganku karena aku sudah memiliki kekasih."

Chanyeol dan tentunya juga Junmyeon melotot kaget kearah Baekhyun yang tersenyum manis nan imut. Chanyeol kaget karena tiba-tiba Baekhyun mendeklarasikan dirinya 'berhubungan' dengan bossnya sedangkan Junmyeon kaget karena ia sebenarnya menyukai saudaranya itu, incest eh?

"apa yang-eumb!"

"jadi?"

Baekhyun menutup mulut Chanyeol yang akan mengomel meminta penjelasan, Junmyeon menatap tak suka Chanyeol.

"10 menit lagi, aku beri kalian izin keluar."

Baekhyun menyeringai senang sedangkan Chanyeol melotot tajam kearah bossnya. Baekhyun membungkuk hormat dan menarik lengan Chanyeol keluar ruangan, meninggalkan Junmyeon yang berdecak frustasi.

"tunggu dulu! Apa maksudmu kita berpacaran?!"

Chanyeol menarik lengannya yang sedari tadi ditarik-tarik oleh Baekhyun, tak menyadari jika suara sangat keras hingga terdengar oleh temannya sekantor. Baekhyun membalikkan tubuhnya dan menatap polos plus puppy eyesnya.

"please~"

Chanyeol berjengit kaget dan menutup hidungnya, takut darah akan mengalir disana. Jahat begitu, Baekhyun sangattt manis dan imut dan.. oke cukup. Baekhyun segera mengubah ekspresinya lagi.

"apaan?! Aku tak mau! Itu sih resikomu untuk dideportasi! Kenapa aku ikut kau seret juga?!"

Chanyeol sudah membuka mulutnya untuk menolak permintaan Baekhyun. Enak saja, dia tak ada hubungan apa-apa dengan bossnya itu, tiba-tiba mereka dibilang pacaran! Jamban please! Lain dari Chanyeol yang melotot, Baekhyun menghela nafas santai dan menunjukkan wajah menantang.

"oh yeah? Aku melakukan ini untukku dan juga untukmu bodoh." Ucap Baekhyun menantang, Chanyeol mengernyitkan dahinya.

"Apa kau tak berpikir jika aku dideportasi kau juga ikut dipecat? Pasti tuan Kim akan memperkerjakan editor baru dan pastinya seluruh bawahan dari editor itu akan ikut tersingkirkan, sesuai dengan peraturan." Lanjut Baekhyun panjang lebar, Chanyeol membuka lebar mulutnya. Tak menyangka jika bossnya itu memikirkan nasibnya hingga sejauh itu.

"jadi…"

"jadi?"

"bereskan. Barangmu."

Ekspresi tajam nan penuh penekanan untuk Park Chanyeol.

Setelah berkata seperti itu ia memasuki sendiri ruangannya dan menutup agak keras pintu itu. Chanyeol menunduk, tak sadar sedari tadi dipertonton oleh teman-temannya.

"astaga! Park Chanyeol telah berpacaran dengan Byun Baekhyun!"

Seru seorang lelaki yang bukan berasal dari lantai itu, yang mungkin mampir bermain(?). dalam hati ia berkata jika ini akan menjadi gossip yang paling hot sepanjang masa. Tak tahu jika Baekhyun sudah kembali lagi ke sebelah Chanyeol sambil menyeringai.

"tak hanya berpacaran. Kami. Bertunangan."

Ucapan Baekhyun yang menyelonong kembali merangkul lengan Chanyeol, membuyarkan pikiran pundung asistennya.

Suasana ricuh terdengar didalam kantor. Chanyeol melirik kesal kearah Baekhyun yang juga men-death glare dirinya. Chanyeol teringat jika ia disuruh untuk berberes-beres. Tak ayal, ia langsung menuju mejanya dan mengambil barang-barang yang ia butuhkan.

Setelah kedua orang itu pergipun semuanya masih bergosip ria nan riuh didalam kantor itu. Ckckck. Mereka akan dibantai Baekhyun jika pekerjaan mereka tak selesai hari ini.


Kali ini Baekhyun beserta Chanyeol berada didalam kantor kecil pelayanan bagi warga yang ingin memperpanjang masa tinggalnya di Korea. Pria berumur 40-an itu membaca biodata kedua manusia yang duduk dihadapannya.

"jadi, kalian akan menikah?"

"iya."

"karena kau mendapat surat pemberitahuan itu?"

"maaf?"

Baekhyun mengernyit tak paham. Sang petugas menghela nafasnya.

"kalian tahu, banyak orang yang mengaku-aku bertunangan ataupun menikah karena salah seorang dari mereka akan dideportasi. Karena itu kami akan menanyai kalian beberapa pertanyaan pembuka sebelum kami akan menanyakan kalian secara lanjut nanti."

Baekhyun mengangguk paham dan menggenggam tangan Chanyeol.

"kami sungguh-sungguh bertunangan walaupun kami pasangan err gay. Benarkan?"

Baekhyun menatap kekasih-palsu-nya, Chanyeol mengangguk tegas.

"jadi, kalian akan menikah dimana?"

"di kota kelahirannya."

Baekhyun mengelus tangan Chanyeol, ia membiarkannya sesekali dapat aksi romantis gratis dari bossnya yang manis.

"dimana kota kelahiran kekasihmu?"

"di Busan."

"naik apa kalian menuju kesana?"

"tentu saja naik pesawat! Hahaha, benarkan Chan?"

Chanyeol sekali lagi mengangguk tegas, ia kali ini benar-benar menikmati perlakuan Baekhyun yang kali ini menyender dipundaknya manja.

"apa keluarga kalian tahu jika kalian akan bertunangan?"

"oh, untukku, aku tak punya keluarga, jadi tak masalah, tentu." Baekhyun mengangguk yakin, tapi dimatanya terlihat sendu saat mengatakan itu.

"bagaimana denganmu?"

"keluargaku pasti merestui apapun pilihanku."

Sang petugas mengangguk, jawaban mereka cukup memuaskan. Ia mengambil note dan menulis disana.

"temui aku seminggu lagi. Dan kami akan menanyai kalian. Jika kalian lulus, maka kau tidak akan dideportasi tapi…"

Chanyeol entah kenapa menelan ludahnya dalam-dalam sedangkan Baekhyun mencoba bersikap tenang namun penuh rasa tegang.

"jika tidak, kau akan dideportasi." Ia menunjuk Baekhyun.

"dan kau, akan diberi sanksi akan hal itu." Ia menunjuk Chanyeol yang lagi-lagi menelan ludahnya.

"dan aku akan terus mengawasi dan mengintai kalian. Jadi cukup untuk hari ini, selamat siang."

Baekhyun dan Chanyeol menjabat tangan orang itu dan segera keluar secepatnya.

"hari ini juga, kau pesankan pesawat untuk terbang ke Busan besok. Dan juga aku inginkan harga yang sedikit murah, kau tahu gajiku akan habis jika aku kira-kira untuk hal ini."

Baekhyun mengoceh sepanjang perjalanan keluar kantor imigrasi, Chanyeol yang jengah berhenti melangkah dan tentu saja Baekhyun tak sengaja menubruk punggungnya karena sedari tadi berkonsentrasi pada handphonenya.

"kenapa jadi aku yang direpotkan?"

Chanyeol membalik tubuhnya dan menatap tajam Baekhyun. Baekhyun sedikit merinding.

"te-tentu saja karena kau asistenku."

"disini yang membutuhkanku kan kau. Jadi kenapa kau tak meminta baik-baik padaku?"

Baekhyun mengerjapkan matanya tak paham. Chanyeol menghela nafasnya.

"bukankah jika orang akan bertunangan atau menikah akan meminta persetujuan dari orang yang ia inginkan? Jadi berlututlah dihadapanku dan memohonlah untuk menikah denganku."

Baekhyun memandang horror pada Chanyeol, asistennya itu hanya tersenyum mengejek.

"apa kau gila?!"

"baiklah, selamat tinggal dan sampaikan salamku pada warga Jepang."

Baekhyun gelagapan dan mengejar Chanyeol.

"tunggu dulu!"

"jadi?"

Baekhyun merengut dan menghela nafasnya berat. Jika ini bukan untuk hidupnya, maka ia tak sudi berlutut dihadapan umum seperti ini! Ia berlutut dengan susah payah dan mendongak menatap wajah Chanyeol.

"haah~ Chanyeol?"

"ya?"

"Park Chanyeolku tercinta?"

"oke, tak usah beralay ria."

"maukah kau?"

"hm?"

"maukah kau menjadi suamiku?"

"alright. Aku akan menjemputmu besok pagi-pagi untuk kebandara."

Chanyeol meninggalkan bossnya yang masih berlutut dan memandang cengo kepergiannya. Hell! Ia memakai skinny jeans yang nge-press dikaki jenjangnya! Ia pasti kesusahan untuk berdiri tanpa bantuan orang lain! Urgh! Park tiang sialan!

Baekhyun secara bertahap mencoba berdiri kembali. Ia membersihkan lututnya yang kotor dan mempoutkan bibirnya kesal. Ia berjalan kesisi jalan dan menghentikan taksi untuk kembali pergi ke kantornya.


bagaimana?

ada chapter selanjutnya yang semunya sudah selesai di ketik dan tinggal publish~

review kritik dan sarannya~

nb : ADORA