My First Harvest Moon's Fanfic
CHAPTER 1 : The Beginning of All
Sudah seminggu aku tinggal di Konohana,aku mulai terbiasa tinggal di tempat ini. Awalnya aku kelabakan dengan sikap ramah para penduduk bisa dibilang mereka sangat baik untuk orang asing sepertiku,dan sekarang aku sudah bisa menerima sikap ramah mereka. Tetapi disaat aku telah terbiasa dengan kehidupan ini,keingintahuanku mengubah segalanya.
Kalau tidak salah,hari itu hari Jumat,aku sedang berjalan-jalan di area pegunungan,aku sedang mencari bunga untuk kuberikan kepada Kana dan jujur aku tidak tahu apa yang disukainya. Aku hanya menebak-nebak saja dan semoga saja benar.
Saat sedang asik mencari bunga,aku mendengar suara gemerisik yang berasal dari semak-semak. Aku penasaran,mungkin saja ada seekor hewan terluka di semak-semak tersebut,tapi mungkin saja itu adalah beruang yang seram. Aku menimbang-nimbang apa yang harus kulakukan. Akhirnya aku memutuskan untuk mengecek semak-semak tersebut.
Awalnya aku berharap itu adalah hewan kecil yang manis,tetapi yang kulihat adalah seorang laki-laki yang sepertinya sedikit lebih tua dariku. Laki-laki itu memegangi pergelangan kakinya yang tersangkut semak berduri.
"Umm...Hi?" Kataku karena tak tahu apa yang harus kulakukan.
Laki-laki itu menyadari keberadaanku. Dengan tatapan yang tajam, ia mengomel,"Bukankah kau sebaiknya membantuku."Katanya dengan nada dingin walau bagiku suaranya seperti sedang memerintah.
Jika saja aku jahat mungkin aku akan membiarkannya disini dan dimakan hewan buas,tetapi aku memiliki hati yang baik seperti ibuku. Jadi aku membantunya melepaskannya. Aku mengeluarkan sabitku dan langsung saja pria itu bergidik ngeri.
"Apa kau tak memiliki peralatan lain selain...itu?"Tanyanya berusaha menyembunyikan rasa paniknya.
Aku menggeleng lalu menambahkan,"Kau ingin bebas atau tidak?"
Dengan pasrah,laki-laki itu mengangguk.
Aku memotong semak berduri yang meliliti kakinya dengan hati-hati menggunakan sabitku. Laki-laki itu hanya terdiam,bahkan aku yakin laki-laki itu menahan napas ketika aku satu persatu memotong ranting berduri yang meliliti kakinya.
Setelah selesai membantu kaki laki-laki itu dari semak berduri,aku menyadari bahwa celananya panjangnya compang-camping -mungkin karena melewati semak berduri- yang memperlihatkan darah di kakinya.
Laki-laki itu tahu aku menyadari lukanya
"Terima kasih" Katanya sambil memaksakan dirinya berdiri.
Aku secara spontan memegangi tangannya dan berkata,"Jangan. Lukamu harus diobati."
Aku dapat merasakan tatapan kaget dari laki-laki tersebut yang entah mengapa aku seperti disengat oleh laki-laki ini. Ini bukan karena pria ini keren atau apa dan aku hanya modus,tetapi aku tidak sanggup membayangkan laki-laki ini berjalan ke gunung dengan luka. Bagaimana kalau ia kehabisan darah?
Aku merobek lengan pakaianku. Sebenarnya aku menyukai pakaian ini,ini adalah pemberian dari Ina. Bagaimana aku menjelaskannya nanti?
Aku berusaha menyingkirkan pikiran apa yang akan terjadi kemudian dan membalutkan kain yang berasal dari pakaianku ini ke kaki laki-laki itu. Aku mengikatnya sangat kuat sehingga dapat menghentikkan pendarahannya.
"Selesai." Kataku kepada laki-laki itu.
"Kenapa kau melakukan ini?" Tanya laki-laki itu kepadaku. Aku tak mengerti apa yang ada dipikirannya. Maksudku,Bukankah membantu orang itu adalah hal yang wajar?
"Apa maksudmu?" Tanyaku
"Lupakan." Katanya dengan nada dingin lagi. Aku tahu kalau laki-laki ini ingin mengatakan sesuatu tetapi ada sesuatu yang mengganjal di dalam tenggorokannya.
Laki-laki itu bangkit berdiri,"Terima kasih." Katanya sambil memegang ujung topinya dan pergi meninggalkanku. Aku memperhatikan laki-laki itu. Laki-laki itu menuju kaki gunung dan kalau tidak salah itu arah sebuah desa bernama Bluebell. Aku ingat Ina pernah menceritakan padaku betapa mengerikan desa itu. Apakah laki-laki itu berasal dari desa tersebut?
Please Give a comment :)
