Summary:
Tahukah bahwa dulu sekali ketika zaman manusia belum
diciptakan dan bumi masih dihuni oleh mahluk ciptaan tuhan
seperti Malaikat dan masih belum ada Iblis karena mereka
tercipta akibat ingkarnya mereka untuk bersujud kepada Adam.
Dan cerita ini menceritakan tentang suatu rahasia terbesar
yang hanya diketahui oleh beberapa kalangan saja seperti
Michael dan Tuhan itu saja, yaitu tentang jalinan Kasih seorang
Malaikat baik hati dan disegani oleh para Malaikat lainya yang
dimasa depanya akan menjadi Iblis atau lebih dikenal bernama
Lucifer dengan Seorang Malaikat Bersurai pirang yang
kecantikanya sangat luar biasa dan lebih dikenal dengan
panggilan Gabriel.
Mereka berdua menjalin kasih dengan perasaan suka satu
sama lain namun dilakukan secara sembunyi sembunyi entah
karena apa namun sebenarnya perilaku mereka berdua ini
sudah diketahui oleh Kami-sama dan Michael akan tetapi
Michael yang ingin menasehati Lucifer dan Gabriel harus
bungkam ketika melihat Kami-sama tersenyum kearahnya
sambil menggeleng pelan yang akhirnya membuat Michael
membiarkan hubungan Lucifer dan Gabriel terus terjalin sampai
suatu kejadian dikedepanya membuat dirinya terpisah jauh
dengan sang pujaan hati.
Yaitu kejadian dimana Kami-sama menciptakan Mahluk baru
yaitu Adam atau lebih dikenal dengan sebutan Manusia/Ningen
dan Kami-sama menyuruh semua mahluk yang pernah ia
ciptakan untuk bersujud dihadapan Adam dan tentu saja para
Malaikat mematuhi perintahnya namun ada satu Malaikat yang
masih berdiri tegap sambil menatap sang Adam rendah dan
membuat dirinya ditatap kaget oleh para Malaikat lainya yaitu
sang Malaikat Lucifer yang masih berdiri tegap sambil menatap
sang Adam rendah.
"Lucifer? Kenapa kau masih berdiri? Bukankah dirimu dan yang
lainya sudah kusuruh untuk menunduk hormat kepada Adam?"
Tanya Kami-sama pelan dan hanya dibalas kekehan pelan oleh
sang Lucifer.
"Kheh? Yang benar saja Ayah?! Kami tercipta lebih dulu dan
terbuat dari cahaya harus menunduk hormat kepada Mahluk
yang terbuat dari tanah ini? Aku tidak mau menurutinya Ayah!"
Ucap Lucifer lantang dan sekali lagi membuat dirinya ditatap
shock oleh Malaikat lainya dan membuat Michael yang berada
tidak jauh dari tempat Lucifer emosi.
"Cukup Lucifer! Aku sudah muak dengan omong kosongmu!
Kau berani melanggar perintah Ayah kali ini! Bahkan aku
membiarkanmu menjalin Kasi-!"
"Michael cukup"
Perkataan Michael terputus dan dirinya langsung bungkam
ketika mndengar suara Kami-sama yang memotong ucapanya
dan kemudian Kami-sama mengalihkan pandanganya kearah
Lucifer yang juga tersentak karena rahasia dirinya sudah
diketahui oleh Michael dan Kami-sama.
"Lucifer kau kuhukum untuk pergi dari surga dan menempati
underworld" Ucap Kami-sama yang membuat hampir seluruh
Malaikat disana kaget karena Lucifer yang dikenal dengan
ketulusan hatinya serta kebaikanya kepada mereka akan diusir
dari Heaven bahkan salah satu Malaikat disana ada yang
menangis yaitu Malaikat bersurai pirang atau Gabriel yang
menangis karena akan berpisah dengan Lucifer.
Lucifer yang mendengar perkataan Kalimat Kami-sama atau
Ayahnya barusan hanya melebarkan matanya kaget kemudian
menunduk menutupi ekspresi wajahnya dengan surainya.
"Kheh? Beginikah akhirnya? Menyedihkan untuk Malaikat
sepertiku" Desis Lucifer pelan yang tidak dapat didengar oleh
Malaikat lainya namun dapat didengar oleh Kami-sama,
Kemudian Lucifer mulai membalikan tubuhnya dari hadapan
Kami-sama dan melangkah menjauh namun sebelum langkah
ketiga dirinya kembali dikagetkan karena sayapnya yang
berwarna seputih kapas sekarang mulai berubah warna menjadi
hitam gelap.
"Apa yang terjadi?" Ucap Lucifer sambil menoleh menatap
Kami-sama.
"Kesucianmu telah ternodai Lucifer dan oleh sebab itu sayapmu
berubah dan juga sekarang kau bukanlah seorang malaikat
melainkan seorang Raja iblis Lucifer"Jelas Kami-sama yang
membuat Lucifer kembali tersentak kaget untuk kesekian
kalinya.
"Kesucian kah? Huh persetan dengan itu semua" Desis Lucifer
yang diakhir kalimatnya dirinya menatap Kami-sama dengan
seringai, "Yah tidak apalah, mungkin ditempat baruku nanti aku
bisa membuat kerajaan dan hidup damai dengan sesukaku"
Ucap Lucifer kemudian kembali melanjutkan langkahnya
meninggalkan Heaven, namun dibarisan depan Malaikat yang
masih memperhatikan kejadian yang sedang terjadi ini atau
lebih tepatnya disamping Michael ada seorang Malaikat wanita
yaitu Gabriel yang ingin mengejar Lucifer ingin mengatakan
sesuatu namun harus dirinya tunda karena ia tak ingin
melanggar perintah Kami-sama namun ketika melihat Kami-
sama mengangguk pelan itu sudah membuat dirinya mengerti
bahwa Ayah mengizinkanya untuk mengejar Lucifer.
Kemudian dengan cepat Gabriel bangkit dari duduknya dan
mengejar Lucifer serta mengabaikan tatapan bingung dari
Malaikat lainya karena belum mengetahui hubungan Lucifer
dan Gabriel.
Tap!
Tap!
"Lucifer!"
Lucifer menghentikan langkahnya ketika mendengar suara
wanita dari arah belakangnya dan juga dirinya sangat
mengenal suara wanita ini, wanita yang mengisi kekosongan
hatinya dan wanita yang membuatnya tersenyum disaat sedih.
"Gabriel?" Ucap Lucifer pelan sambil menolehkan kepalanya
kesamping menatap Gabriel yang menatapnya dengan mata
yang berair bertanda sehabis menangis.
"K-kenapa kau melakukan semua hal ini Lucifer?" Tanya
Gabriel sambil melangkah pelan kearah Lucifer yang terdiam.
"Entahlah Gabriel semua ini kulakukan karena hati kecilku
mengatakan hal yang kulakukan ini benar dan tidak ada hal
lain" Jawab Lucifer datar sambil membalikan tubuhnya
menghadap Gabriel yang terkejut mendengar perkataanya
barusan.
"Kau akan meninggalkanku disini seorang diri Lucifer?" Desis
Gabriel pelan yang membuat Lucifer memandanya dengan
pandangan sulit diartikan dan juga sebenarnya dirinya berat
untuk meninggalkan kekasihnya ini tapi mau bagaimana lagi,
sekarang dirinya sudah dikutuk oleh Kami-sama menjadi
mahluk yang bernama Iblis serta diusir dari surga dan dirinya
tidak mau perlakuan terhadap dirinya ini akan dirasakan oleh
Gabriel nanti karena nekat ikut bersamanya dan jika hal itu
sampai terjadi maka akan membuat sang Lucifer ini menyesal,
oleh karena itu hal terbaik adalah membuat Gabriel berada
tetap disurga.
"Itu adalah pilihan terbaik Gabriel, Kumohon jangan melakukan
hal yang akan membuat dirimu menjadi sepertiku dikedepanya"
Ucap Lucifer sambil tersenyum kecil kearah Gabriel.
Grep!
"Baka!"
Lucifer hanya terdiam ketika merasakan sebuah pelukan erat
dan teriakan dari Gabriel, kemudian dengan perlahan Lucifer
membalas pelukan Gabriel dan mengelus surai pirangnya
dengan lembut.
"Berjanjilah kepadaku untuk selalu tersenyum dan tidak berbuat
hal aneh" Bisik Lucifer sambil tertawa pelan membuat Gabriel
yang mendengarnya menggembungkan pipinya karena kesal,
memang dirinya ceroboh dalam melakukan sesuatu namun jika
Lucifer yang mengatakanya itu membuat sisi feminimnya
keluar entah karena apa.
"Mou~ Aku tidak pernah membuat hal aneh Lucifer!" Rengek
Gabriel dalam pelukan Lucifer sambil mendongak menatap
wajah Lucifer yang sedang tertawa pelan dan entah mengapa
wajah tampan Lucifer ini selalu saja membuatnya merona
entah sudah keberapa kali.
"Haha baiklah jika itu menurutmu Gabriel" Ucap Lucifer sambil
melepaskan pelukanya dan menyentil ujung hidung Gabriel
pelan, " Nah saatnya Aku pergi" Sambung Lucifer pelan sambil
tersenyum kecil dan kembali membuat ekspresi Gabriel yang
tadi ceria menjadi sendu.
"Berjanjilah untuk bertanggung jawab terhadap perasaan ini
Lucifer" Ucap Gabriel sambil memeluk Lucifer erat, sedangkan
Lucifer hanya diam tidak membalas perkataan Gabriel namun
hanya tersenyum kecil, kemudian melepaskan pelukan Gabriel
terhadapnya dan mulai melangkah menjauh.
"Sayonara Gabriel" Bisik Lucifer pelan dan hanya meninggalkan
Gabriel seorang diri ditempat itu dengan beberapa bulu hitam
sayap Lucifer yang melayang turun dengan perlahan.
"Lucifer" Ucap Gabriel sendu seorang diri.
Dan mulai saat itu kehidupan surga kembali tenang dan juga
mahluk Kami-sama yang bernama Adam itu diberi tempat oleh
Kami-sama dibumi dan beberapa diantara mereka diberi
berkah oleh dirinya yaitu sebuah artefak suci 'Secret Gear' yang
bahkan beberapa diantaranya bisa membunuh Tuhan itu
sendiri, tidak masuk akal memang mendengar ciptaan Tuhan
dapat membunuh Tuhan itu sendiri namun apa daya jika
memang itu benar faktanya dan semakin lama mulai dari satu
tahun, ratusan tahun, ribuan tahun sampai akhirnya kaum
Adam berjumlah banyak dan mereka saling berperang dibumi
memperebutkan kekuasaan,harta,tahta dan kekuatan serta
mereka menggunakan kekuatan berkah tuhan dengan cara yang
salah yaitu untuk membunuh sesama jenis mereka dan hal itu
membuat salah satu Malaikat bersurai pirang yang sekarang
berdiri diatas sebuah bukit memandang perang yang terjadi
dihadapanya itu dengan pandangan datar dan dirinya bisa
berdiri dibumi sekarang karena diutus oleh Kami-sama untuk
meredakan perang yang terjadi dibumi.
"Jadi inikah yang kau maksud dengan cara tidak mau bersujud
dihadapan Adam, Lucifer?" Ucap Malaikat pirang tersebut pelan
sambil melihat perang yang semakin memanas dihadapanya
ini.
"Michael! Ayo cepat kita kesana kurasa akan semakin banyak
korban" Ucap sosok Malaikat yang berada dibelakang Malaikat
pirang yang bernama Michael tersebut.
"Tentu Sariel" Balas Michael kemudian merentangkan sayapnya
dan terbang kearah medan perang diikuti oleh Sariel yang
berada dibelakangnya.
Perang terus terjadi dibumi itu antar pengguna artefak suci
tuhan atau Secret Gear semakin memanas dan mengundang
kaum Iblis yang dipimpin oleh Lucifer untuk ikut serta kedalam
perang tersebut tanpa sepengetahuan Lucifer itu sendiri dan
kenapa mereka tidak memberitahu Raja mereka perihal keikut
sertaan Iblis kedalam perang tersebut karena Raja mereka sang
Lucifer mencintai kedamaian dan membenci peperangan
sangat keterbalikan image Lucifer yang dikenal oleh kaum
Adam yang menggambarkan bahwa Lucifer adalah sang
pembawa kesengsaraan dan kehancuran yang membuat
Lucifer tersenyum kecil ketika mendengar rumor yang tersebar
didunia Adam tersebut dan akhirnya Perang tersebut semakin
panas dan membesar karena keikut sertaan kaum Iblis dan
kaum Malaikat jatuh.
Malaikat jatuh memang belum tersebar luas rumornya karena
baru beberapa waktu yang lalu kaum mereka tercipta dan
Malaikat jatuh tercipta karena sang Malaikat yang dikenal
dengan nama Azazel sekaligus Malaikat pertama yang jatuh
(Datenshi) karena hal sepele yaitu mengintip Gabriel yang
sedang Mandi namun jika Lucifer masih menyandang gelar
Malaikatnya hal tersebut bisa menjadi besar, kejatuhan Azazel
ini bahkan membuat sang Kami-sama geleng geleng kepala
dan Azazel yang hanya menyengir tidak berdosa yang akhirnya
Azazel diusir dari surga seperti halnya Lucifer dan disuruh
menempati bagian utara Underworld sedangkan Dibagian timur
adalah kediaman Lucifer, Beberapa ratus tahun kemudian
mulai banyak Malaikat yang jatuh dengan berbagai macam hal
yang berbeda beda dan mulai menempati Underworld bersama
pemimpin mereka yaitu Azazel dan akhirnya jumlah mereka
yang masih berjumlah ratusan berbeda jauh dengan jumlah Iblis
yang berjumlah ribuan ikut serta dalam perang tersebut.
Perang antar Ras itu tidak bisa dihindarkan kembali banyak
yang berguguran antara pihak Iblis maupun Adam/Manusia dan
Datenshi sampai akhirnya turunya kaum Malaikat yang diutus
Kami-sama untuk meredakan perang tersebut malah semakin
membuat perang semakin memanas karena kedatangan fraksi
baru dan mau tidak mau akhirnya Kaum Malaikat ikut serta
kedalam perang yang membuat Korban semakin banyak
dimasing masing pihak dan ditengah panasnya perang yang
sedang terjadi itu turunlah Dua ekor Naga Merah dan putih
yang kemudian menggunakan area perang sebagai arena
bertarung kedua Naga tersebut dan tidak lama kedua naga itu
bertarung muncul kembali Tiga buah robekan dimensi yang
mengeluarkan Naga dalam legenda yang ditakuti oleh para
Malaikat karena diramalkan bisa membunuh tuhan itu sendiri
yaitu Great red,Ophis /Ourobos Dragon dan Apoclypse Dragon
atau lebih dikenal dengan nama Trihexa/666 dalam Kitab
mereka, yang Akhirnya kelima Naga itu mengamuk dan
membuat mau tidak mau Manusia,Malaikat jatuh, Iblis dan
Malaikat beraliansi untuk menghentikan amukan Naga, namun
akhirnya aliansi tersebut terdesak dan hampir kalah yang
akhirnya sang Kami-sama meninggalkan singgahsananya dan
turun keBumi untuk menghentikan perang berkepanjangan
tersebut dengan caranya.
Dengan turunya Ayah mereka atau Kami-sama memang
berhasil membuat kemajuan dengan kalahnya dua Naga merah
dan putih atau yang mereka kenal dengan nama Draig dan
Albion namun kalahnya kedua Naga tersebut bukan berarti
mereka akan menang melawan Tiga Naga selanjutnya dan
ketika aliansi yang dibantu oleh Kami-sama melawan Great red
, Ophis serta Apoclpyse Dragon mereka semua Kalah telak dan
hanya menyisakan Kami-sama, Michael dan juga Azazel yang
masih bertahan dari ganasnya serangan ketig Naga
penghancur tersebut.
"Ayah bagaimana ini? Kekuatan kedua mahluk tersebut
semakin berbahaya" Ucap Michael dengan kondisi yang bisa
dikatakan kurang baik begitu pula dengan kondisi Azazel.
"Meskipun aku telah jatuh, prinsip dan keteguhan hati ini masih
tetap seperti halnya dulu" Desis Azazel pelan dan tidak mereka
sadari sang Apoclypse Dragon telah membuat lingkaran sihir
raksasa yang diarahkan ke Ayah mereka dan kemudian
menembakan sebuah energi ungu pekat kearah Kami-sama.
"Ayah awas!" Jerit Michael ketika melihat Trihexa menembakan
sebuah energi dalam skala besar kearah Kami-sama yang
memunggunginya.
Blaar!
"A-ayah" Ucap Michale terbata ketika melihat serangan Naga
tersebut dengan telak mengenai Kami-sama.
"Ayah kau ini ceroboh sekali, jika aku terlambat bagaimana
nasib ayah nanti?"
Michael kenal dengan suara sosok yang masih tertutupi debu
ini namun ia masih ragu dengan suara ini, apakah ini suara ia
namun ketika dirinya melihat sosok yang berdiri dihadapan
Kami-sama yang memblok serangan Trihexa beberapa saat
yang lalu semua keraguannya hilang digantikan oleh sebuah
senyuman kecil ketika melihat sosok pria bersurai pirang
seperti dirinya namun bedanya jika dirinya bersurai pirang lurus
sedangkan sosok yang menyelamatkan Kami-sama mempunyai
surai pirang Spike serta dua buah sayap hitam membentang
lebar dipunggungnya.
"Kau lama Lucifer" Ucap Michael pelan.
"Kheh! Gomenne Ayah aku tidak mengetahui bahwa kaumku
telah ikut berperang disini" Ucap Lucifer meminta maaf kepada
Kami-sama yang hanya tersenyum kecil, namun sebenarnya
dirinya juga kaget karena kaumnya ikut serta dalam perang ini
tanpa sepengatahuan dirinya dan dirinya akan mencari siapa
dalang dari ikutnya kaumnya kedalam perang ini seusai
masalah yang mereka hadapi ini usai.
Groaaar!
"Ayah mari kita selesaikan ini" Ucap Lucifer pelan dan
kemudian melesat maju sambil membuat sebuah lingkaran
sihir raksasa diatas kepalanya dan menembakan energi
kemerahan atau lebih dikenal dimasa mendatang dengan Nama
Power of Distruction kearah Ourobos Dragon dan dikuti oleh
Michael, Azazel dan juga Kami-sama.
Perang tersebut semakin besar karena ikutnya Lucifer yang
membantu Kami-sama untuk mengembalikan ketiga naga
tersebut keasalnya dan sedikit membuahkan hasil ketika Ophis
atau yang lebih dikenal dengan nama Ourobos Dragon mundur
sehabis ditaklukan oleh Lucifer dengan memanggil Samael agar
memakan energinya dan juga mundurnya Sang Great red
kembali kedalam celah dimensi karena kalah melawan Kami-
sama dan tersisalah Sang penghancur atau 666/Trihexa yang
menatap ganas kearah Lucifer dan juga Kami-sama sedangkan
Michael dan Azazel telah Lucifer pindahkan ketempat yang
aman karena terluka ketika membantu dirinya juga Kami-sama
melawan Ourobos dan Great Red beberapa saat yang lalu.
"Ayah biarkan aku yang melawanya dan juga sebagai
hukumanku yang membangkang kepadamu waktu itu" Ucap
Lucifer sambil menatap Trihexa tajam.
Tap!
Lucifer menolehkan kepalanya ketika merasakan sebuah
tepukan halus dibahunya dan ketika menoleh ia dapat melihat
Kami-sama atau yang ia panggil Ayah itu sedang tersenyum
kecil.
"Sudah kuduga bahwa memang hatimu tidak pernah berubah
dan sangat suci seperti halnya Malaikat Lucifer" Ucap Kami-
sama pelan.
"Kekuatan Ayah sudah terkuras untuk menyegel Draig dan
Albion kedalam Artefak suci, jadi mustahil untuk Ayah
mengalahkan Mahluk itu" Ucap Lucifer Tegas dan dirinya dari
seumur hidupnya mulai dari Heaven sampai Underworld baru
kali pertamanya ia berbicara tegas layaknya sebuah perintah
kepada Kami-sama.
"Kau akan mengerti suatu saat nanti Lucifer mengapa aku
melakukan ini" Jelas Kami-sama dan kemudian mulai bersiap
melawan Trihexa serta Lucifer yang terdiam ketika mendengar
kalimat Kami-sama barusan.
Dan perang tersebut akhirnya terus berlanjut sampai akhirnya
Kami-sama dan Lucifer berhasil mengalahkan Trihexa dengan
meyegelnya diujung dunia namun harus dibayar mahal dengan
tewasnya sang pencipta atau Kami-sama yang sekarang
melebur menjadi cahaya dihadapan Lucifer yang menatapnya
datar namun tidak ada yang mengetahui bahwa jauh dilubuk
hati terdalamnya sekarang dirinya sedang menjerit sedih karena
ditinggal oleh penciptanya.
"Aku percaya bahwa Ayah tidak benar benar tewas karena kau
adalah sang pencipta" Desis Lucifer pelan dan tidak menyadari
bahwa Michael serta Azazel yang sudah membaik keadaannya
mendekat kearahnya.
Tap!
Tap!
"Lucifer!"
Lucifer mengalihkan pandanganya ketika mendengar suara
teriakan yang memanggilnya dari arah belakang dan ketika
dirinya menoleh ia dapat melihat Michael serta Azazel yang
mendekat kearahnya.
"Perang sudah usai" Ucap Lucifer pelan ketika mengerti apa
yang akan dikatan Michael selanjutnya dan perkataan Lucifer
barusan membuat Michael tersenyum kecil.
"Syukurlah dan kalau begitu dimana Ayah? Ku yakin Ayah pasti
kelelahan sehabis menyegel Draig juga Albion dan harus
melawan Trihexa" Ucap Michael bertanya tentang kebaradaan
Kami-sama dan Lucifer hanya diam sambil mengalihkan
pandanganya kearah lain sebagai respon atas pertanyaan
Michael barusan.
"Lucifer? Dimana Ayah?" Tanya Michael sekali namun hanya
respon sama yang dikeluarkan Lucifer dan hal tersebut
membuat Michael bungkam karena dirinya tidak bodoh dan
mengerti maksud dari respon yang Lucifer keluarkan barusan
dan akhirnya dengan ekspresi yang tertutupi oleh poni
pirangnya dirinya berkata pelan.
"Begitukah" Desis Michael pelan dengan Ekspresi yang tertutupi
surai pirangnya tidak jauh berbeda dengan ekpresi Azazel ketika
menyadari maksud Lucifer, Sedangkan Lucifer hanya diam
sambil menatap datar kearah tanah tandus bekas peperangan
yang tidak pernah usai ini dan dirinya semakin yakin bahwa
keputusanya dahulu untuk tidak bersujud dihadapan Adam
adalah benar ketika ia melihat siapa dalang dalam perang
berkepanjangan ini.
Dan mulai sejak saat itu setiap fraksi melakukan genjatan
senjata dan perang yang berkepanjangan itu dikenal dengan
nama Great war namun sehabis perang tersebut Lucifer
menghilang entah kemana tanpa meninggal jejak sedikitpun
dan hanya meninggalkan secarik kertas dengan tulisan 'Aku
percaya dan tidak akan berubah' yang membuat Michael
tersenyum kecil ketika membaca tulisan tersebut.
Mulai saat itu kehidupan mulai normal kembali dibumi maupun
diunderworld dan juga untuk underworld sekarang telah disi
oleh para petinggi baru untuk kaum Iblis yaitu Sirzech Lucifer,
Serafal Sitri, Ajuka Astaroth dan beberapa lainya (Author lupa
nama Mou lainya :v) sedangkan untuk pihak Tenshi serta
Datenshi tetap dipegang Oleh Michael dan Azazel sebagai
petinggi.
Dan sekarang terlihatlah Michael yang sedang duduk disebuah
singgah sana yang seharusnya adalah singgahsana Kami-sama
yang ia gantikan posisinya karena Kami-sama telah tewas dan
rumor itu hanya ia, Azazel serta Lucifer yang mengetahuinya
sampai saat ini, dirinya sedikit tersenyum ketika membaca
sebuah tulisan dari secarik kertas yang ia pegang saat ini,
sebuah kertas yang bertuliskan 'Aku percaya dan tidak akan
berubah' yang ditinggalkan Lucifer sebelum ia menghilang
entah kemana.
"Kurasa kau adalah Malaikat yang sesungguhnya meskipun
Sayapmu telah menghitam Lucifer" Ucap Michael pelan sambil
memegang secarik kertas yang Lucifer tinggalkan sebelum
dirinya menghilang tanpa jejak.
.
.
.
.
.
.Lucifer.
Warning: Abal" , geje, typo,alur kecepatan, dll.
Chapter I
(First)
.
.
.
.10.000 years after wars.
Tokyo '07,00'
Kring!
Kring!
Suara alarm jam yang berbunyi dan memasuki pendengaran
sosok pemuda bersurai pirang yang masih terlelap sekarang
diatas ranjang dengan nyenyak namun tidur pemuda tersebut
tidak bertahan lama karena suara jam yang berbunyi itu
semakin nyaring dan akhirnya mau tidak mau pemuda tersebut
membuka kedua matanya dengan malas.
"Ugh! Sudah pagi ternyata" Desis pemuda tersebut sambil
bangkit dari tidurnya kemudian melangkah menuju kamar
mandi yang berada tidak jauh dari tempatnya tertidur.
Tidak sampai tiga puluh menit akhirnya Pemuda tersebut telah
selesai berisap dibuktikan dengan tubuh pemuda tersebut yang
dibalut kemeja putih dan bawahan celana panjang hitam khas
seperti pekerja kantoran, kemudian dengan pelan pemuda
tersebut melangkah menuju pintu dan keluar namun tak lupa
menutupnya kembali.
Pemuda itu sekarang sudah berada disebuah sekolah atau
Academy yang dibagian halamannya tertulis Kuoh Academy
yang menjelaskan bahwa pemuda tersebut bekerja sebagai
guru atau staf disekolah tersebut, kemudian dengan menarik
nafas dalam pemuda tersebut memandang sekali lagi dengan
mantap kearah sekolah tersebut.
"Siapkan mental untuk meraih kesuksessan"Ucap Pemuda
tersebut sambil melangkah memasuki sekolah dan tidak
sampai satu menit memasuki sekolah itu dirinya dapat
mendengar bisik bisik dari para siswa maupun siswi yang
membicarakanya entah tentang apa namun Pemuda tersebut
hanya diam tidak menggubris bisik bisik siswa siswi dan terus
melanjutkan langkahnya menuju ruang guru.
Teng!
Tong!
Suara lonceng yang menandakan masuk sekolah dan
dimulainya pejaran dibuktika oleh siswa yang tadinya
bersantai mulai berlarian kekelasnya masing masing dan juga
terlihatlah pemuda yang tadi pagi menjadi bahan bisikan itu
sekarang sedang berjalan kemudian berhenti didepan sebuah
kelas bertuliskan 'XII A' dan membuka pintu kelas tersebut.
"Ohayou"
"Ohayou Naruto-Sensei!"
Begitulah suara yang dikeluarkan seluruh siswa/siswi kelas 'XIi
A' ketika mendengar pintu kelas terbuka dan menampakan
Sensei mereka yang bernama Naruto tersebut.
Sedangkan Naruto hanya tersenyum sebagai balasan atas
ucapan seluruh murid disana dan dirinya mulai melangkah
kearah meja yang terletak diujung ruangan atau bisa disebut
meja guru, sesampainya Naruto mulai mengeluarkan sebuah
buku berukuran tebal dari dalam tasnya yang terdapat tulisan
judul dibagian depanya 'Fisika' dan hal itu menjelaskan bahwa
Naruto mengajarkan ilmu Fisika disekolah tersebut.
"Baiklah untuk pelajaran pertama mari kalian buka dari buku
paket Fisika halaman 123 dan kalian baca serta pahami apa itu
Kalor dan jika sudah maka kerjakan Essay A sampai C
kemudian kumpulkan" Ucap Datar sambil memandang seluruh
murid yang berada dikelas tersebut.
"Ha'i Sensei"
Hanya itu balasan yang dikeluarkan oleh seluruh penghuni
kelas saat mendengar perintah Naruto barusan namun
sebenarnya ada beberapa siswi yang malah bergosip ria
tentang Sensei mereka ini dibagian belakang namun Naruto
hanya diam membiarkanya, toh masa depan mereka berada
ditangan mereka sendiri bukan ditanganya jadi jika mereka
ingin menentukan jalan hidup mereka sendiri Naruto tidak bisa
mengganggu gugatnya.
"Sensei selalu bagitu ya? Padahal ia tampan namun sifatnya
yang cuek itu semakin membuatnya keren"
"Aku malah membayangkan jika Sensei sedang tersenyum"
"Kuharap Sensei akan jadi suamiku suatu hari nanti"
Begitulah suara gosipan yang dibicarakan secara pelan oleh
beberapa siswi dibagian bangku belakang dan Naruto hanya
menatap kegiatan para siswi tersebut dalam diam kemudian
kembali membaca buku fisika yang ada dihadapanya itu dalam
diam.
Teng!
Teng!
Tong!
Suara lonceng bell yang menandakan bahwa sekolah akademi
Kuoh telah memasuki waktu istirahat dimana sekarang Naruto
dapat melihat seluruh siswa berlalu kesana kemari dengan
tujuan yang berbeda beda seperti ada yang kekantin untuk
mengisi perut yang kosong, pergi ketaman untuk
menenangkan pikiran, menuju perpustakaan untuk membaca
sambil diselingi kegiatan lainya dan mengintip?
Naruto sempat sweatdrope ketika melihat tiga orang siswa
yang mempunyai kegiatan anti mainstream dari yang lainya
menurut Naruto yaitu mengintip klub kendo yang sedang
berganti pakaian namun salah seorang dari ketiga siswa itu
membuat kesalahan dengan menjatuhkan suatu benda yang
menghasilkan suara alhasil mereka bertiga tertangkap basah
sedang mengintip dan akhirnya babak belur dihajar masa oleh
kerumunan klub kendo yang membuat Naruto geleng geleng
melihatnya.
"Mungkin aku akan keatap untuk menenangkan diri" Ucap
Naruto pelan kemudian mulai melangkah menuju atap sekolah
guna menenangkan diri.
Cklek!
Suara pintu atap sekolah yang dibuka oleh seseorang yaitu
Naruto yang sekarang sedang melangkah memasuki bagian
atap sekolah mendekati sebuah kursi panjang yang terletak
didekat pagar pembatas dan ketika sudah sampai kemudian
Naruto tiduran diatas kursi tersebut sambil memandang langit
kuoh yang berwarna biru dengan jumlah awan yang tidak
terlalu banyak serta tidak memperdulikan sinar matahari yang
terasa panas.
"Aku rindu padamu" Ucap Naruto pelan entah kepada siapa
sambil memandang langit yang cerah tersebut, dan kemudian
dirinya kembali terdiam menikmati belaian angin yang menerpa
kulit tanya dengan halus.
Cklek!
Suara pintu yang terbuka menampakan seorang siswi bersurai
hitam dengan gaya potongan rambut model bob dan
menggunakan kacamata sedang memandang Naruto yang
sepertinya hanya diam tidak merespon kedatanganya dan
tetap memandang langit dalam diam.
"Sudah kuduga kalau Sensei akan berada disini" Ucap Siswi
tersebut sambil melangkah mendekati Naruto dan kemudian
mengambil tempat duduk disamping Naruto yang masih
tiduran, sedangkan Naruto yang merasa diajak ngomong oleh
siswi disampingnya ini hanya meliriknya sekilas kemudian
kembali memandang langit.
"Dan juga sudah kuduga bahwa kau selalu kesini menemuiku
Sona" Ucap Naruto pelan sambil melirik sekilas kearah wanita
yang bernama Sona tersebut.
"Entahlah Sensei, aku selalu kesini hampir setiap harinya
karena insting mungkin dan juga aku heran apakah Sensei
tidak bosan hampir setiap hari tiduran disini sambil
memandang langit?" Ucap Sona pelan yang juga ikut
memandang langit Kuoh dengan tenang seperti Naruto.
"Bosan?" Ucap Naruto pelan mengulang perkataan Sona
beberapa saat yang lalu, kemudian Naruto kembali
merilekskan tubuhnya dibangku yang ia tiduri tersebut,
"Sepertinya tidak" Sambung Naruto pelan.
Sona yang mengingat bahwa dirinya ada tugas yang masih
belum ia bereskan sebagai Ketua Osis akhirnya bangkit dari
duduknya dan memandang Naruto yang masih tiduran dengan
santainya.
"Sensei aku kembali dulu ya" Pamit Sona yang hanya dibalas
Naruto dengan lambaian tangan.
"Jaa Sensei, terimakasih untuk waktu bersama Sensei" Ucap
Sona kemudian berlalu pergi dari hadapan Naruto yang hanya
diam.
"Sitri dan Gremory" Bisik Naruto pelan sambil diam
memandang langit namun tidak sampai beberapa detik
kemudian Ekspresi Naruto yang tadinya kalem langsung
menjadi mimik datar ketuka melihat dua buah robekan
dimensi yang tercipta dihadapanya dan juga dirinya sudah
mengetahui siapa mahluk yang akan muncul sehabis ini
karena kedua mahluk tersebut sudah mengganggu hidupnya
lama sekali.
Bruk!
"Minggir kau! Dasar baka Red!"
"Kau saja yang minggir dasar dada rata!"
Dan sepertinya perkataan yang dipanggil Baka Red ini sukses
membungkam lawan bicaranya yang sekarang sedang
menatapnya shock dengan menunjuk nunjuk wajah Baka Red
menggunakan jari telunjuknya.
"K-kau! Apa yang kau katakan hah baka! Ini sedang dalam
masa pertumbuhan tau!" Balas sosok yang dipanggil dada rata
itu sengit dan hanya dibalas senyuman ejekan oleh Baka Red.
Sedangkan Naruto yang melihat adegan absrud dihadapanya
ini dan sudah terjadi puluhan bahkan ratusan kali bagaikan
kaset yang rusak ini hanya menghela nafas pelan kemudian
dirinya menatap kedua gadis yang sedang bertengkar
dihadapanya ini.
"Apalagi sekarang Red?Ophis?" Ucap Naruto pelan yang
membuat pertengkaran diantara kedua gadis tersebut buyar
dan memandang Naruto.
"Tidak ada Lucifer-kun, kami hanya kangen kepadamu" jelas
Ophis ceria sedangkat wanita yang bernama Red dan berada
disamping Ophis itu hanya mengangguk sebagai jawaban atas
pertanyaan Naruto barusan.
"Sudah kubilang bahwa namaku yang sekarang adalah Naruto"
Jelas Naruto atau yang lebih akrab dipanggil Lucifer itu
dengan nada datar.
"Tehee~" Hanya juluran lidah yang dutunjukan Ophis ketika
mendengar perkataan Naruto barusan, namun dirinya langsung
melompat kearah Naruto dan merangkulnya mesra bahkan
tindakanya kali ini mendapat delikan tajam dari Red yang
sepertinya cemburu.
"Nee~ Naruto-kun" Desis Ophis manja ditelinga Naruto yang
hanya diam tidak bereaksi apa apa terhadap tingkah Ophis
barusan dan Ophis yang melihat Naruto meliriknya kemudian
kembali membisikan kalimat yang membuat ekspresi Naruto
semakin datar karena perkataan ini sudah didengarnya
berulang kali dari Ophis atau Naga yang dirinya lawan ketika
Great war dulu.
"Bisakah kau kembalikan kekuatanku yang kau segel didalam
tubuh Samael? Nee Naruto-kun?" Bisik Ophis dengan nada
memohon namun jawaban yang Naruto berikan pun sama
seperti jawaban yang dulu ia keluarkan ketika mendengar
permintaan Ophis barusan.
"Belum waktunya Ophis, kau akan mengerti suatu saat nanti"
Ucap Naruto pelan yang membuat Ophis menggembungkan
pipinya karena gagal lagi untuk membujuk Naruto sedangkan
Red atau Great Red yang melihat kegagalan Ophis hanya
tertawa kecil.
"Mou~ sampai kapan aku harus menunggu Naruto-kun? Ini
sudah berlalu sangat lama sejak kejadian waktu itu dan aku
sudah berubah" Ambek Ophis sambil memainkan kedua jari
telunjuknya dan membuat Naruto menghela nafas melihatnya.
"Siapa suruh kau dan si Red mengacau waktu itu" Tanya
Naruto pelan yang membuat Red maupun Ophis bungkam.
"I-itu karena kami tertarik dengan berbagai macam aura yang
mereka keluarkan ketika berperang Naruto-kun" Jawab Ophis
terbata karena dirinya merasa terpojok akan pertanyaan yang
Naruto lontarkan barusan.
Teng!
Teng!
Tong!
Naruto segera bangkit dari acara tiduranya ketika mendengar
suara lonceng sekolah yang berbunyi menandakan bahwa
waktu istirahat telah usai,kemudian dirinya melangkah menuju
pintu keluar namun sebelum itu ia menatap kearah Ophis dan
juga Red yang juga sedang menatapnya.
Puk!
"Belum saatnya Ophis dan juga kekuatanmu yang tersisa
sekarang sudah cukup untuk melindungi dirimu dan juga
sebenarnya aku sering tidak percaya melihat sifat kalian
berdua sekarang yang bertolak belakang ketika saat Great war
dulu namun aku percaya bahwa ayah menciptakan mahluknya
dengan tujuan yang berbeda dan rahasia yang tidak diketahui
oleh siapapun, jadi berjuanglah Red,Ophis" Ucap Naruto
sambil mengelus pucuk kepala Ophis dan Red kemudian
berlalu pergi meninggalkan kedua Naga penghancur tersebut
dalam diam.
"Kurasa benar apa yang dikatakan Lucifer-kun" Ucap Red
sambil memasuki robekan dimensi yang ia buat.
"Yah~ kurasa benar" Balas Ophis pelan yang juga sedang
melakukan hal yang sama seperti Red yaitu membuka
Robekan dimensi.
Sore harinya selepas dari aktivitas mengajarnya Naruto
sekarang sedang berjalan dalam diam hingga dirinya melewati
daerah sungai yang terletak dipinggiran kuoh dan juga dirinya
melihat seorang pria berjambul priang yang sedang asik
memancing meskipun tidak pernah mendapatkan ikan
seekorpun dan kenapa ia bisa tahu karena memang dirinya
bersahabat dengan pria tersebut atau lebih tepatnya pria
tersebut tahu siapa sosok Naruto sebenarnya karena
pertemuan yang tidak terduga beberapa tahun silam,
kemudian dengan langkah pelan Naruto menghampiri pria
tersebut.
"Yo! Azazel" Panggil Naruto pelan yang membuat Azazel
mengalihkan pandanganya kearah sumber suara dan dirinya
dapat melihat pemuda bersurai pirang yang menjadi
sahabatnya ini sedang mendekat kearahnya sambil
melambaikan tangan.
"Naruto, kemarilah dan duduklah" Balas pria yang bernama
Azazel tersebut sambil tersenyum dan mempersilahkan Naruto
duduk disampingnya.
"Bagaimana kabarmu Naruto?" Ucap Azazel ketika melihat
Naruto yang sudah duduk disampingnya dan hanya dibalas
anggukan oleh Naruto pertanda baik.
"Kudengar bahwa Kokabiel sudah memberontak? Apakah itu
benar Azazel?" Tanya Naruto dengan suara datar membuat
Azazel yang mendengarnya hanya tertawa pelan.
"Benar seperti dugaanmu Naruto, namun aku sudah menyuruh
Vali untuk membereskanya, jadi tenang saja" Jelas Azazel
sambil tertawa pelan.
"Vali? Sang pemegang Albion kah?" Ucap Naruto yang
sepertinya pernah mendengar nama Vali dari Ophis dan juga
Red sedangkan Azazel yang mendengar pertanyaan Naruto
barusan hanya mengangguk.
"Benar, Vali adalah salah satu pemegang Longinus Albion"
Ucap Azazel menjelaskan salah satu muridnya itu kepada
Naruto yang hanya diam sambil mendengarkan perkataan
Azazel barusan.
"Baiklah jika begitu aku akan kembali kerumah" Ucap Naruto
sambil bangkit dari duduknya kemudian mulai melangkah
menjauh dari Azazel.
"Oi, secepat itukah kau akan pergi? Temani aku sebentar saja
Naruto" Ucap Azazel dengan nada yang dibuat buat.
"Aku masih normal Azazel, jaane" Balas Naruto sambil berlalu
pergi meninggalkan Azazel yang terdiam mencerna perkataan
Naruto barusan dan ketika dirinya sadar akan perkataan
Naruto barusan.
"Sialan kau Naruto!" Teriak Azazel kesal kepada Naruto yang
sudah hilang entah kemana meninggalkan dirinya seorang diri,
kemudian dirinya kembali melanjutkan aktivitas memancingnya
kembali sambil tersenyum kecil entah karena apa.
"Memang dia tidak berubah dan aku penasaran bagaimana
reaksi Michael serta Gabriel ketika melihat sosoknya nanti"
Ucap Azazel pelan dan juga sebenarnya dirinya masih
menyembunyikan berita dirinya bertemu Naruto atau Lucifer
kepada Michael dan Gabriel karena permintaan Naruto itu
sendiri yang melarangnya untuk menyebarkan berita tersebut
entah karena apa.
Malam harinya dikota kouh atau lebih tepatnya diakademi
Kuoh sekarang telah tertutupi oleh sebuah kubah transparan
yang menutupi seluruh sekolah tersebut dan didalam kubah
tersebut dapat terlihat beberapa mahluk yang memiliki sayap
kelelawar atau lebih dikenal dengan istilah iblis sedang dalam
keadaan terpojok karena melawan sosok mahluk bersayap
gagak atau juga lebih dikenal dengan istilah Datenshi yang
sekarang sedang membuat sebuah partikel cahaya raksasa
dihadapanya dan sukses membuat para Iblis disana
menatapnya takut.
"Beginikah kekuatan kalian? Menyedihkan" Ucap Datenshi
tersebut remeh dan tidak ia ketahui bahwa ada kehadiran
sosok lain yang menyaksikan kejadian tersebut dalam diam
dari atas atap sekolah dan ciri sosok tersebut mempunyai
surai pirang spike yang ketika dirinya melihat Datenshi tersebut
melemparkan partikel cahayanya kearah sekumpulan Iblis yang
merasa bahwa mereka akan musnah saat itu kemudian
sosoknya melompat terjun kearah sekumpulan Iblis tersebut.
"Cih Kokabiel sialan!" Desis pemuda bersurai coklat yang
sedang dalam kondisi terluka parah itu sambil menatap nanar
kearah partikel cahaya atau yang lebih ia kenal dengan nama
Lightspear itu mengarah kepada dirinya dan juga teman
temanya yang lain.
"Inikah akhirnya?" Desis wanita bersurai merah yang juga
berada disamping pemuda yang sedang terluka parah tersebut.
"Hahaha Matilah dan perang akan menjadi pilihan terakhirnya!"
Tawa Kokabeil sambil melemparkan Lightspear raksasanya.
Wussh!
Blaaar!
Semua Iblis disana menutup matanya ketika merasakan bahwa
kematian mereka akan segera tiba karena memang sejak dari
awal mereka tahu melawan Datenshi sekelas Kokabeil yang
rumornya adalah Malaikat perang dulunya sebelum jatuh
membuat mereka yang belum terlalu terlatih kesusahan dan
akhirnya kalah telak, namun rasa sakit yang mereka tunggu
dari lightspear Kokabeil tidak pernah tiba dan akhirnya salah
satu Iblis yang ada disana membuka kedua matanya dan
dirinya dapat melihat bahwa ada sosok yang telah melindungi
mereka semua yaitu seorang Pria bersurai pirang jabrik dengan
kedua sayap gagak yang sama persis seperti milik Kokabiel
membentang lebar dan juga sosok yang sangat mereka kenali
karena sosok tersebut adalah Sensei mereka.
"Kalian tidak apa?" Tanya sosok yang menyelamatkan
kelompok Iblis tersebut datar namun sebenarnya dalam
hatinya ia sedang kesal karena keterlambatan pemegang
Albion untuk menghentikan amukan Kokabeil ini, sedangkan
para Iblis disana hanya shock melihat siapa yang
menyelamatkan mereka.
"N-naruto Sensei!" jerit semua Iblis disana Kaget dan Kokabeil
yang melihat serangannya digagalkan seseorang yang masih
tertutupi debu itu kemudian menggeram kesal.
"Cih! Siapa kau brengsek!" Hardik Kokabeil sambil menatap
tajam kearah Naruto yang masih tertutupi oleh debu dan
Naruto yang mendengar teriakan Kokabeil barusan hanya
menatapnya datar.
"Hisashiburi Kokabeil tidak kusangka kau menjadi seperti ini"
Ucap Naruto pelan yang membuat Kokabeil terdiam karena
sepertinya mengenal suara siapa ini dulu namun entah
mengapa dirinya susah sekali mengingat siapa pemilik suara
ini san ketika debu yang menghalangi Naruto mulai menipis
Kokabeilpun melebarkan matanya karena tau bahkan sangat
hapal siapa sosok yang menggagalkan seranganya beberapa
saat yang lalu itu dan tergagap ia berbicara kearah Naruto.
"L-lucifer!"
*TBC or END*
Saya seorang author baru jadi mohon kritik dan sarannya untuk fic ini apakah bagus? Karena saran dari kalian semua sangat membantu :D
See next later.
Newszeland out!
