A/N. Alur ceritanya canon banget. Sebelumnya aku nyari tau line up asli BTS itu gimana, terus grup grup di bawah Bighit itu apa aja.

Setelah aku perhatiin, ternyata BTS ini ajaib banget kebentuknya:') bayangin nasib baik apa coba yg bikin itu ketujuh tujuhnya bisa ngumpul di agensi kecil kaya BigHit.

Terus ngelihat Namjun, aku jadi ngebayangin. Sebagai leader, pasti dia ngalamin kesulitan yang lebih daripada membernya.

Jadi bisa dibilang ini tuh appreciate fic buat uri leader:')Dan juga, di sini underated ship bertebaran:') jadi kalau kalian hardcore ship famous tertentu, dan gasuka ship lain, mending langsung tinggalin aja deh:') aku ikhlas.

Typo everywhere, because i am passionate writer lolReviewnya diharapkan banget :') ini pertama kalinya aku nge publish ff soalnya.

Enjoy!~

Nara.

Intro : Kim Namjoon

Namjoon ragu - ragu mendorong pintu hingga terkuak lebar. Memperlihatkan sosok tambun yang sangat Namjoon kenal. Bang Si Hyuk, calon CEO barunya. Ya, hanya calon. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan? Ada terlalu banyak kemungkinan.

"Permisi, PD-Nim."

"Ah, Namjoon - ah. Kau datang." Bang Si Hyuk menunjuk satu - satunya kursi yang terletak di ruangan itu. Bukan ruangan yang besar. Juga bukan ruangan yang bagus.

Tapi Namjoon masih ingat. Sejak ia menginjakkan kakinya di ruangan ini, sejak itulah ia mulai berani bermimpi. Bermimpi lebih, dan lebih banyak. Terlalu banyak, sampai ke titik di mana ia takut akan tersakiti oleh mimpinya sendiri.

Namjoon mengangguk. Membungkuk singkat sebelum duduk di tempat yang dimaksud calon CEO nya.

"Apa kabar?"

Sebuah pertanyaan basa - basi. Tapi Namjoon menjawabnya lebih dari sungguh - sungguh, "Buruk."

Bang Si Hyuk tertawa hambar. "Kau benar. Hunchul mengirimkan surat pengunduran dirinya padaku pagi ini, sayang sekali."

"Hunchul hyung meninggalkan agensi?" Tanpa Namjoon sadari, matanya berkilat marah. Walau ada jauh lebih banyak kekecewaan dan luka yang tersirat di sana.

Dia dan Hunchul memang pernah membicarakan ini beberapa kali. Mereka mencintai musik, itu benar. Tapi sepertinya mereka punya pemahaman yang sedikit berbeda.

'Hyung. Ini satu tahun yang melelahkan. Apa kita akan benar - benar debut?'

'Hyung selalu memikirkan hal yang sama, Joon ah. Tapi, bukankah jika kita debut sebagai duo dengan genre hip hop.. Perbedaannya akan terlalu ekstrem jika dibandingkan dengan 2AM sunbaenim?'

'Kurasa ini tidak ada urusannya dengan itu hyung. Aku lebih takut kepada... Ini akan terdengar menyedihkan. Apakah kita cukup pantas untuk debut? Maksudku, hyung. Debut membutuhkan uang yang sangat banyak.'

'Mereka punya cukup uang jika mereka mau, Joon ah. Jangan bercanda. Itulah kenapa mereka menajadikan kita trainee. Hanya saja, aku masih belum percaya mereka cukup nekat mendebutkan kita dengan, kau tahu? Genre sejenis ini bukan genre yang populer.

Aku mengerti ketakutanmu. Tapi kita bukannya tidak akan debut karena kita tidak pantas. Tapi karena jika kita debut, kita hanya menghabiskan uang.

Hah, rasanya menjadi rapper underground terdengar lebih menyenangkan. Bagaimana menurutmu?'

Namjoon menggeleng tidak setuju. 'Aku tetap ingin musikku didengar lebih banyak orang, hyung.'

'Terserah kau saja.'

"Ya, mereka menolak untuk didebutkan sebagai idol grup."

"Mereka?"

"Mereka. Shin Donghyuk juga baru baru ini mengatakan padaku. Dia lebih nyaman sebagai rapper underground saja. Tapi dia berjanji untuk bergabung dengan tim produser. Maafkan aku, Namjoon ah. Aku harus memulai dari nol untuk rencana debutmu."

Namjoon menunduk. Matanya terasa perih.

"Kau sungguh ingin debut, Namjoon - ah?"

Ia menangis. Demi semua rasa cintanya untuk musik - yang sangat banyak -, debut adalah mimpi terbesarnya yang pernah ada. Tapi lihat? Ia bahkan tidak memiliki apa - apa. Dia bahkan belum genap enam belas tahun.

Ditawari kontrak oleh seorang CEO dari agensi musik adalah anugrah besar yang sangat patut ia syukuri.

"Dengar. Aku pernah menjanjikan debut untukmu. Aku bersumpah tidak akan mengingkarinya. Ketika aku mengatakan kau bertalenta, aku bersungguh - sungguh. Tapi ini mungkin memakan waktu yang lebih lama. Aku juga menjanjikan debut untuk Jiyeon dan yang lain."

Benar. Mimpi mereka semua sama. Hanya saja, mungkin Jiyeon nuna dan grupnya lebih beruntung. Dahee bilang mereka bahkan sedang mempersiapkan lagu debut.

Ah, tapi bukankah ia, Donghyuk, dan Hunchul hyung juga sudah pernah mencoba mempersiapkan lagu debut?*

Takdir memang kejam.

"Fokuslah lebih dulu dengan pendidikanmu, Namjoon ah. Kita tidak pernah tahu apa yang mungkin akan kita sesali di masa depan."

Namjoon mengangguk sekali lagi. Air matanya belum mengering, dia bahkan terlihat semakin menyedihkan.

Bang Si Hyuk mengangkat alisnya. Melirik calon artisnya yang sudah ia anggap sebagai adik, atau mungkin anak sendiri.

"Hei, tersenyumlah. Ini semua tidak akan selesai dengan tangisan. Dua trainee baru akan bergabung dengan kita besok. Aku percaya kau akan berteman baik dengan mereka.

Aku memang masih belum terlalu yakin untuk menempatkan keduanya di grup yang sama denganmu. Terutama Min Yoongi. Kemampuan rapnya bukan yang terbaik. Tapi aku bisa melihat kalau ia mencintai musik sebesar kau dan Hunchul melakukannya.

Yang jelas, kita akan kedatangan anggota baru. Entah dia akan bergabung denganmu, atau tim produser, kuharap kau menerimanya dengan baik, Namjoon Ah."

Namjoon mengangguk patah - patah. Ia sepenuhnya paham kalau CEO nya mencoba untuk menanam harapan baru. Tapi ia tidak mau bermimpi terlalu besar. Tidak lagi dalam waktu dekat.

We ARE Bulletproof*