Author: HyunjooHan

Main cast: Hyoyeon and girls generation + super junior

Pairing: SuperGeneration

Genre: horror, tragedy, little bit romance

Warning: typos, ooc, BOYxGIRL

Don't like don't read

Happy reading

Part 1

Author POV

Hyoyeon. Yeoja yang cantik sebenarnya. Namun penampilannya sekarang tidak mencerminkan bahwa dia yeoja yang cantik. Dia menggerai rambut blonde nya yang kusut dan berantakan itu. Memakai kaos longgar yang kusut belum di setrika dan celana jeans yang bernasib sama dengan kaos itu.

Hyoyeon berjalan di jalan setapak yang terdapat di taman kampus nya. Berjalan tak tentu arah, hanya menatap dengan tatapan kosong. "Hyo! Awas!" Eunhyuk menarik tangan Hyoyeon yang hampir jatuh ke dalam kolam air mancur.

"ya! Kau ini bagaimana? Untung tidak jatuh". Namun Hyoyeon tidak mempedulikan omongan Eunhyuk dan tetap berjalan dengan tatapan kosong. "ya! Hyo-ah! Aku sedang bicara dengan mu!" bentak Eunhyuk.

Eunhyuk merasa ada yang salah dengan Hyoyeon. Ia menarik Hyoyeon ke taman belakang. Menemui sahabat-sahabat mereka. "Hyuk! Kenapa dengan Hyoyeon?" panggil Kibum. "molla dia begini terus dari tadi, malah tadi hampir jatuh ke kolam" jelas Eunhyuk yang di sambut gelak tawa Kibum dan yang lainnya.

"ishh kok ketawa sih?" rutuk Eunhyuk. Ryeowook menggeser letak duduk nya agar merapat dengan Yesung, memberi space pada Eunhyuk dan Hyoyeon agar duduk dan bergabung dengan mereka.

"Hyo? Sebenaranya ada apa? Ayo ceritakan" Tanya Sungmin lembut. "aku…ngg hanya teringat sahabat-sahabatku.." jawab Hyoyeon dengan nada tercekat, menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. Hening. Semua anak yang sedang berkumpul ini tau benar seperti apa kematian tragis setiap sahabat Hyoyeon.

Mereka semua hanya memperhatikan Hyoyeon menangis. Ah mungkin mereka juga ingin menangis, namun gengsi mengalahkan itu semua.

#Flashback

Seoul International University 17.37 KST

Hyoyeon POV

Aku berjalan beriringan dengan Yuri. Kami biasa pulang bersama karena jarak rumah kami hanya berbeda 2 blok. Ting tiing tiiing. Handphone Yuri berbunyi, kulihat ia mengangkatnya lalu bercengkrama dengan orang di sebrang telpon sana tak lama kemudian menutup telpon itu.

"Hyo-ah mianhae aku diajak pergi sama Yesung oppa, kita pulang barengnya besok aja yah" kata Yuri lalu pergi meninggalkan ku. Ish menyebalkan!

Aku celingak-celinguk seperti orang bodoh. Aku tak biasa pulang sendiri. Kulihat Tiffany baru keluar dari lobby kampus. "Tiff!" panggilku. Namun ia tak mendengar. Ia malah berlari kearah parkiran mobil dan masuk ke dalam sebuah mobil. Ku tahu itu mobil Siwon oppa.

Tak lama Seohyun berlari dan menabrak ku. "maaf! Ah Hyo! Maaf' kata nya lalu berlari lagi. "Seo mau kemana? Pulang bersama ya!" teriakku. "mian! Aku sudah di tunggu Heechul oppa" jawab Seohyun juga berteriak.

Ku lihat Taeyeon berjalan dengan Leeteuk oppa sambil bergandengan tangan. Tak lama Sunny juga lewat dengan Sungmin oppa sambil memakan es krim. Semuanya aja pacaran!

Aku berjalan ke gerbang kampus. Mungkin ada teman pulang disana. Yoona, Jessica dan Sooyoung berjalan menghampiriku. "hai Hyo! Belum pulang?" Tanya Jessica. "gimana mau pulang? Aku ditinggal sama Yuri" jawab ku kesal. "kalo gitu ikut kita aja ke café!" ajak Sooyoung. "café? Yaudah deh ayo! Dari paada ga ada temen pulang"

Kami berjalan sekitar 100 meter lalu sampai lah pada café yang mereka maksud. Makanan dan minumannya cukup enak. Aku harus sering ke sini. Kami menikmati sore ini dengan mengobrol seperti biasa.

Sampai akhirnya 3 orang namja tampan memasuki café ini dan menghancurkan kesenangan ku. Namja itu adalah Donghae oppa, Ryeowook oppa dan Kyuhyun oppa. Mereka menyadari kehadiran kami lalu duduk disamping yeoja mereka masing-masing.

Aku hanya bisa menonton adegan mesra Wook-Yoona, Kyu-Soo dan Hae-Jess ini. "eumh guys, oppa, aku duluan yah. Ada perlu" kata ku karena merasa bodoh di tengah-tengah 3 pasangan ini. "wae Hyo? Kok mendadak?" Tanya Yoona. "ah gwenchana, tadi eomma tiba-tiba menelpon" jawabku asal. "berani pulang sendiri? Sudah malam loh. Apa perlu Donghae oppa mengantar mu?" Tanya Jessica. "ah gwenchana, aku bisa sendiri" jawab ku lalu pergi meninggalkan café dan 3 couple sialan itu.

Author POV

Hyoyeon tengah berlari dari pintu café menuju halte terdekat. Sesungguhnya ia sangat takut. Hyoyeon memang tipikal yeoja ceria, namun ia sangat penakut. Terutama dengan hal-hal mistik. Sesampainya di halte ia segera duduk, menunggu bis nya datang. "ahh terkutuklah mereka semua! Masa mereka tega aku hanya jadi benalu seperti ini? Teman seperti apa mereka? hanya lebih mementingkan kekasih masing-masing dibanding sahabat. Persetan dengan wajah mereka yang jau lebih cantik dari..."

DUARRRR

Suara petir yang disusul hujan deras tersebut membuat Hyoyeon mengatupkan mulutnya dan menghentikan sumpah serapahnya.

Seorang yeoja cantik duduk di sebelahnya. Postur tubuh yang ramping dan tinggi semampai serta kulit yang sangat putih bersinar di kegelapan malam, membuat Hyoyeon iri.

Namun tattoo yeoja ini yang menarik perhatian Hyoyeon. Tattoo berbentuk kupu-kupu biru yang besar dan elegan menghiasi leher jenjang yeoja ini.

Mungkin karena merasa diperhatikan, yeoja tersebut menoleh. "ah mian Agassi" kata Hyoyeon. Yeoja itu hanya tersenyum. "kau memperhatikan ini?" Tanya yeoja itu menunjuk tattoo nya. Hyoyeon hanya mengangguk.

"kau akan mendapatkan yang lebih menarik dari ini, Agassi" kata yeoja itu lalu pergi meninggalkan Hyoyeon sendirian di halte. Seekor kucing hitam tiba-tiba menyerang Hyoyeon dari belakang. Kucing itu mencakar leher Hyoyeon hingga mengeluarkan sedikit darah. "Ah! Appo! Dasar kucing sialan"

Hyoyeon POV

Aku bangun dari tidurku karena hiruk pikuk orang-orang diluar yang mulai mengusik ketenanganku. Aku bergegas ke kamar mandi setelah ingat bahwa aku ada kelas pagi hari ini. Tiba-taba leherku terasa panas di bagian yang dicakar kucing kemarin.

Panas sekali seperti dibakar. Aku terjatuh di depan westafel. Menyiram air banyak-banyak ke daerah leherku. Tapi rasa panas ini tak berkurang sedikit pun. Oh! Ini kenapa?!

5 menit kemudian rasa panas itu berangsur menghilang. Aku kembali berdiri dan melanjutkan mandiku. Namun saat berkaca, aku sadar. Di leherku terdapat sebuah tattoo bergambar seorang namja dan tulisan 'I Got A Boy'. Dari mana ini? Ah molla. Mungkin setelah munculunya tattoo ini aku akan mendapat namjachingu haha. Aku segera berangkat ke kampus.

Pagi ini aku berangkat ke kampus dengan lebih ceria dari kemarin. Entahlah karena unsure apa. Aku segera berlari ke taman belakang untuk menemui member snsd lainnya. Sebenarny hanya aku, Yuri dan Yoona yang ada kelas hari ini. Namun kami memang sering berkumpul walaupun tak ada kelas. "hey guys!" sapaku. "eh udah senyum-senyum aja, kenapa nih?" Tanya Yuri. "look! Aku punya tattoo baru" kataku sambil menjenjangkan leherku.

"bagus~ bikin dimana?" Tanya Tiffany. "molla tadi pagi leherku terasa panas. Kemudian tattoo ini mucul" jawabku. "kok bisa gitu?" Tanya Sooyoung heran. "jangan mengada-ngada Hyo. Tak mungkin ada hal seperti itu" kata Taeyeon. "jeongmalyo. Mungkin aku punya kekuatan super haha"sehutku. "tak usah sombong Hyo, bahkan aku bisa bikin yang lebih baik"seru Taeyeon tanpa menoleh kearahku sedikitpun. Suasana hening tercipta setelah nada sinis Taeyeon itu keluar. "yasudah Bye~ aku ada kelas pagi" kata Yuri lalu berjalan diikuti aku dan Yoona.

Dikelas hari ini sangat membosankan. Aku bosan. Kulirik Yuri, hedehh di sedang tidur ternyata. Pandangan ku beralih kepada Yoona, tak jauh berbeda-_-. Aku berencana mengikuti jejak mereka. Namun tiba-tiba leherku terasa panas, tepatnya di bagian bawah tattoo ku. Dadaku sesak, keringat terus turun dari pelipis ku. Ige wae?!

Aku terjatuh dari bangku sambil terus memegangi leherku. "ahhhh appo!" teriak ku. Semua orang yang ada dikelas melihat kearahku dengan tatapan bingung. Jiyoo seongsaenim berlari kearahku.

"waeyo Hyo-ah? Gwenchanayo?" Tanya Jiyoo seongsaenim khawatir. "aniyo seongsaenim. Ini disini panas sekali. Perih. Seperti dibakar" jawabku sambil menunjuk leherku. "omo! Ayo kita ke ruang kesehatan!" seongsaenim dan beberapa teman sekelasku langsung membawaku ke ruang kesehatan.

"Hyo-ah, bagaimana bisa begini?" Tanya Jiyoo saenim. "mollayo saenim, ini juga terjadi tadi pagi. " jawabku. Jiyoo seongsaenim hanya terdiam tak mengerti. Aku ingat! Tadi pagi setelah seperti ini, muncul tattoo di leherku.

Aku langsung bangkit dan berjalan menuju cermin. Ku jenjangkan leherku. Tattoo ku bertambah. Bukan gambar, melainkan tulisan. Tulisan yang aku sendiri tak mengerti. 'Taeyeon'. Apa maksud nya? Aku benar-benar bingung.

Aku punya firasat buruk. Aku segera keluar ruang kesehatan. Aku bergegas keluar kampus dan berjalan menuju rumah Taeyeon. Hari ini Taeyeon tidak ada kelas. Biasanya ia ada di rumah atau membantu Leeteuk oppa di galeri musiknya.

Aku mengetuk pintu rumah Taeyeon. Eomma nya yang membuka pintu. "annyeonghaseo Kim ahjumma, Taeyeonnya ada?" Tanyaku. "oh mian Hyo, Taeyeon sedang tidak di rumah" jawab Kim ahjumma. "oh ne, kamsahamnida ahjumma". Aku segera menaiki bus menuju galeri Leeteuk oppa.

Galeri nya tutup, namun pintunya tak dikunci. Aku masuk kedalam. Gelap dan sedikit berdebu. Mungkin Leeteuk oppa belum sempat membersihkan galeri yang cukup besar ini.

Bruk

Aku terpeleset karena sebuah genangan air. celana jeans ku basah oleh genangan air ini. Aku bangkit dan menghindar dari genangan ini. Bau yang tak asing menyeruak dalam hidungku. Seperti bau besi karatan. Aku memencet asal tombol handphoneku agar layarnya menyala dan menyorotkan cahaya ini menuju genangan tadi. Dugaanku benar. Darah.

Ku ikuti alur darah itu mengalir. Sebuah ruangan yang ku ketahui adalah ruang kerja Leeteuk oppa. Ku buka pintu itu. Oh God. Ku lihat Leeteuk oppa sedang memegang pisau dan menusukkannya pada perutnya sendiri. Aku berusaha mendekati Leeteuk oppa dan menghentikannya. Namun ia malah menusuk jantungnya. Aku mengedarkan pandangan ku menuju Taeyeon eonnie yang sudah terbujur kaku di ujung ruangan dengan isi perut yang terburai kemana-mana. Kulihat seonggok daging di dekat Taeyeon eonnie. Bukan seonggok daging biasa. Aku tau bahwa itu adalah janin.