Chapter 1

Title : proviso in Love

Pairing : Chanbaek ft Kaisoo and hunhan

Genre : Romance

Rate : T

ini fanfic Terinspirasi dari salah satu novel yang saya baca, judul nya "syarat jatuh cinta" karya MARIN JOSI & PURBA SITORUS. pertama kali baca emang udah kebayang cast nya chanbaek hahaha xD

yaudah, kita langsung aja ya^^

happy reading^^

.

.

.

.

.

Warning : this is fanfiction about boys love. if you dont like, just leave this fanfiction. thanks^^

.

.

.

.

.

Kepala baekhyun doyong ke depan. Matanya mengerjap manahan kantuk.

Mau sampai kapan baekhyun harus menunggui sahabat nya ini di tempat terkutuk bernama perpustakaan ini. Dia sudah menunggu selama 1 jam hanya untuk mengajak sahabat nya ini pulang bersama.

Oh ayolah, ini sudah waktu nya pulang sekolah, dan lihat apa yang di lakukan nya. Seharus nya ia sudah duduk di depan tv memakan beberapa cemilan dan melihat Girlband favorite nya tampil. Tapi sekarang, dia hanya memandang jengkel kepada sahabat nya yang tak henti-henti nya membaca buku.

"Ayolah kyungsoo, kau bilang cuma beberapa menit. Tapi buktinya sudah satu jam aku menunggu kau masih saja mengotak-atik rumus-rumus menyebalkan itu. Aku ingin pulang " runtuk baekhyun

"Hey gendut, sebentar lagi kita akan kelulusan, dan akan ada ujian masuk senior high school (?) , kita harus banyak belajar supaya kita mendapatkan sekolah pilihan" tanpa melihat kearah baekhyun, kyungsoo masih membolak-balik buku nya

Apa tadi? Dia bilang baekhyun gendut? Yah.. Tapi memang kenyataan, baekhyun termasuk siswa tergendut di kelas nya. Itu memang kenyataan yang harus diterima nya.

"Ya! Tapi ujian nya masih satu semester lagi! Ayolah.. Aku ingin pulang, kyung" baekhyun mengguncang-guncang bahu kyungsoo. Kyungsoo yang merasa terusik akhir nya memandang baekhyun.

"Kau mau pulang, eoh? Kenapa tidak bilang dari tadi. Ayo pulang" baekhyun menghela nafas. Ternyata kyungsoo memang lupa kalau tujuan baekhyun menghampiri nya untuk mengajak pulang bersama. Bukan nya tadi baekhyun sudah bilang.

"Aish.. Yasudah, ayo kita pulang" baekhyun menekan keinginan nya untuk menjambak rambut kyungsoo. Keinginan untuk pulang lebih besar dari pada menjambak si 'pororo pelupa' seperti kyungsoo.

Kyungsoo pun membereskan buku-buku nya dimasukkan kedalam tas milik nya.

"Ayo pulang" tutur kyungsoo

Baekhyun pun berdiri dari duduk nya.

BRREET (?)

"Suara apa itu baekhyun?" Tanya kyungsoo penasaran. Dia pun melihat bagian belakang celana baekhyun yang menjadi sumber suara tersebut.

"Astaga baekhyun, celana mu!" Teriak kyungsoo terkejut. Baekhyun pun mengikuti arah pandang kyungsoo

"Oh my! Kyungsoo, bagaimana bisa celana ku sobek?" Teriak baekhyun histeris (?)

"Hei! Kenapa kau tanya aku. Mana aku tau" jitak kyungsoo "mungkin paku itu yang membuat celana mu robek" tunjuk kyungsoo di paku kecil yang tertancap di pinggiran kursi itu.

"Bagaimana bisa perpustakaan memiliki kursi yang membuat celana siswa nya sobek" baekhyun menendang pelan kursi tersebut.

"Terus, bagaimana kau pulang hm?" Tanya kyungsoo "apa kau membawa celana olahraga atau celana lain di dalam tas atau loker mu?" Tanya kyungsoo lagi

"Mana mungkin aku membawa celana olahraga di hari tidak ada jam olah raga" jawab baekhyun

Kedua nya terdiam, memikirkan bagaimana cara baekhyun pulang dengan robekan lumayan besar di celana bagian pantat baekhyun.

Sekolah masih lumayan ramai. banyak anak-anak yang mondar-mandir. Mengingat hari ini hari jumat, jadi masih banyak anak-anak yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler nya. Tidak mungkin baekhyun berjalan menuju gerbang dengan orang-orang melihat pantat nya yg terekspos jelas ini.

Kalau mau nekat, baekhyun bisa berlari menuju gerbang tanpa memikirkan celana nya dan menahan malu kemudian naik taxi lalu pulang ke rumah. Tapi rasa takut akan menjadi bahan perbincangan lebih besar dari pada rasa 'nekat' tersebut.

Badan nya yang terkenal gendut, pipinya yang chubi pun mudah di kenal seluruh penjuru sekolah dan apabila baekhyun nekat, mungkin berita mengenai celana nya yang sobek akan cepat menyebar luas di seluruh penjuru sekolah besok.

"Kalau kau mau pakai ini saja" lamunan baekhyun dan kyungsoo pun terpecahkan setelah mendengar suara seseorang

"Eh?" Baekhyun kaget ketika namja tersebut memberikan jaket nya kepada baekhyun.

"Tutupi robekan mu itu dengan ini" ujar nya sambil mengalungkan lengan jaket di sekitar pinggang baekhyun dan mengikatnya. robekan itu pun tertutupi oleh bagian badan jaket yang menggantung.

Baekhyun dan kyungsoo masih melongo (?). Namja itu pun tertawa.

"Tadi aku duduk di belakang kalian dan tanpa sengaja mendengar..." Namja itu tertawa kembali. Melihatkan gigi-gigi rapih dan putih miliknya. "Tentang situasi celana mu" terlihat namja itu tengah menahan tawa.

Mendengar penjelasan namja itu muka baekhyun pun memerah, malu.

"Oh hehe" kyungsoo melirik baekhyun "bagaimana, baekhyun?" Tanya kyungsoo

Baekhyun masih memandangi namja itu. Oh ayolah, lihat namja ini, dia perfect! Tinggi, mancung, kulitnya putih, senyum nya menawan. Siapa yang takterpesona oleh nya.

"Baek!" Kyungsoo menyikut perut baekhyun

"Aw.. Sakit !" Keluh baekhyun

"Hey, aku bertanya tadi. Bagaimana dengan jaket nya. Mau di bawa pulang atau tidak?" Tanya kyungsoo sekali lagi

"E-eh? I-iya, trimakasih" baekhyun menunduk tidak berani menatap namja itu.

"Iya sama-sama. Kalau begitu aku pulang dulu. Sudah sore. Bye" ujar nya kemudian pergi dari perpustakaan.

"Baekhyun, Dia Keren" celetuk kyungsoo sambil melihat baekhyun

"Iya... Dia keren" baekhyun merasa pipinya panas, dan jantungnya berdetak tak normal. Baekhyun memegang jaket yang di lingkarkan namja itu di pinggang baekhyun tadi.

"Ayo pulang, masalah sudah selesai kan?" Ujar kyungsoo menarik tangan baekhyun yang sedari tadi tak kunjung bergerak.

"Kyung, besok kita harus menemuinya lagi" sadar baekhyun dari lamunan nya

"Hm" angguk kyungsoo

.

.

.

.

.

Mentari tengah menampak kan sinar nya. Para burung-burung telah meninggalkan sarang nya untuk mencari makanan. Tetapi masih ada manusia yang bergemul dengan selimut nya.

.

.

Kringg~

.

.

Terdengar nyaring suara alarm jam waker berbentuk bola itu, sudah menjerit membangunkan sang pemilik nya. Tetapi sang pemilik tidak kunjung bangun.

5 menit terlewati, dia tak kunjung bangun. Sebuah ketukan di pintu pun tak di gubris oleh nya. Dia tetap terlelap.

35 menit terlewati setelah jam waker berbunyi, dia belum bangun juga.

.

.

.

Brak~

.

.

.

Suara pintu terdobrak dan menampak kan wanita parubaya tengah memegang sapu nya.

"Hei! BYUN BAEKHYUN! Bangun!" Teriak wanita paru baya itu sambil memukul-mukulkan gagang sapu ke orang yang sedang terlelap tidur -baekhyun-

"Aish.. Eomma, ini masih pagi. Jangan memukuli ku seperti itu" baekhyun mendudukkan diri nya dan memandang kesal wanita parubaya itu yang di panggil ibu.

"Hah? Pagi? Kau tak mau sekolah lagi, eoh? Liat jam ini, Byun-ssi" ibu baekhyun mengambil jam waker baekhyun dan melihatkan nya kepada anak nya. "Ini yang di sebut pagi, hm?"

Baekhyun tersentak dan langsung berdiri dan mengambil handuk nya. Kemudian masuk kamar mandi.

"Ini sudah jam 6.45 Kenapa ibu baru membangunkan ku!" Teriak baekhyun dari dalam kamar mandi.

"Ibu dan jam waker mu ini sudah mati-matian membangun kan mu, sayang" ujar nyonya byun sambil menyiapkan pakaian sekolah anak nya.

"Setelah mandi turun lah, dan sarapan" setelah menyiapkan pakaian sekolah anak nya, nyonya byun pun keluar dari kamar baekhyun.

"Ne"

.

.

.

.

.

Baekhyun tergesa-gesa menuruni tangga rumah nya yang sejak kapan menurut nya bertambah panjang ini.

"Bu, kenapa tangga kita bertambah panjang" ujar baekhyun meminum susu yang sudah di siapkan oleh ibu nya dan mengambil selembar roti bakar buatan ibu nya.

"Kau ini ada-ada saja, mana mungkin tangga bertambah panjang. Makan yang pelan, baekhyun" tegur nyonya byun.

"Tidak ada waktu lagi, bu. Aku pergi dulu" baekhyun berlari menghampiri ibu nya dan mencium pipi orang yg telah melahirkan nya itu.

"Bye" baekhyun pun meninggalkan rumah nya sambil berlari.

"Ne, hati-hati di jalan. Jangan berlari, baekhyun! Nanti kau bisa kurus" kemudian nyonya byun terkekeh

"Kya! Eomma!" Rajuk baekhyun yang masih dapat di dengar oleh nyonya byun

.

.

.

.

.

"Hey. Tumben sekali kau telat, gendut?" Tanya kyungsoo setalah baekhyun duduk di kursi nya. Untung guru kim belum masuk, jadi baekhyun bisa masuk di jam pertama ini.

"Aku kesiangan" jawab baekhyun seada nya.

"Kau ingin mengembalikan jaket orang yang kemarin?" Tanya kyungsoo lagi

"Iya" jawab baekhyun semeringah setelah mendengar apa yg dimaksud kyungsoo dengan kata 'orang yang kemarin'. Baekhyun mencari jaket tersebut di dalam tas nya. Seketika raut wajah baekhyun berubah.

"Ada apa?" Tanya kyungsoo

"Do kyungsoo" ujar baekhyun menatap kyungsoo

"Ne?"

"Jaket nya tak ada"

"Mwo? Bagaimana bisa?" Kyungsoo pun ikut sibuk mencari jaket tersebut di dalam tas baekhyun

"Pasti ketinggalan" tebak baekhyun dan di setujui oleh kyungsoo berupa anggukan

Seketika baekhyun berdiri.

"Hey, kau mau kemana?" Tanya kyungsoo kaget melihat baekhyun yang tiba-tiba berdiri

"Pulang" jawab baekhyun kemudian melangkah menuju pintu kelas. Belum sampai di depan pintu, baekhyun telah di hadang oleh seseorang.

"Mau kemana, byun-ssi?" Tanya sesosok lelaki parubaya itu

"Jam belajar sudah di mulai, silahkan kau duduk kembali" lanjut lelaki parubaya itu yang diduga adalah guru kim -guru nya baekhyun-

"Ne" baekhyun pun mengurungkan niat nya untuk pulang, setelah melihat guru nya sudah masuk ke kelas dan memulai pelajaran

.

.

.

.

.

"Ok, sampai disini pelajaran kita. Jangan lupa kerjakan tugas dari saya, dan di kumpul besok."Ujar jung seonsaengnim di depan kelas

"Ne"

"Ok, kalian boleh pulang" jung seonsaengnim pun keluar dari kelas dan diikuti oleh siswa-siswa yang lain.

Kelas sudah mulai kosong tetapi masih ada dua sosok namja yang duduk di sana. Kyungsoo dan baekhyun.

"Hei! Gendut! Besok juga bisa kau kembalikan jaket itu" ujar kyungsoo menepuk pundak baekhyun. Orang yang ditepuk masih saja menampak kan muka sedih nya

"Ayolah, dia masih satu sekolah dengan kita. Dia masih dapat dicari besok" mendengar perkataan kyungsoo baekhyun pun menghela napas

"Iya, benar. Ayo kita pulang" baekhyun pun menenteng tas nya dengan malas.

Mereka pun pulang bersama. Setelah melewati lapangan, baekhyun sontak berhenti.

"Ada apa?" Tanya kyungsoo bingung

Baekhyun tidak menjawab pertanyaan nya. Kyungsoo pun mengikuti arah pandang baekhyun, dan kyungsoo sekarang tau jawaban nya.

"Iya itu dia, baekhyun besok saja kau pulangkan jaket- hei! Baekhyun kau mau kemana?" Belum selesai kyungsoo berbicara, baekhyun telah berlari meninggalkan nya.

"Kau pulang sendirian saja kyungsoo" teriak baekhyun yang masih berlari. Kyungsoo hanya bisa menghela napas.

.

.

.

.

.

"Dimana? Dimana jaket itu" ujar baekhyun yang masih terengah-engah sambil mencari jaket yang dia cari.

"Ada apa baekhyun? Kenapa kau berkeringat seperti itu" tanya nyonya byun bingung melihat anak nya yang pulang dari sekolah tanpa memberi sapaan dan langsung berlari menuju kamar.

"Apa ibu melihat jaket berwarna hijau tosca di kamar ini?" Bukan nya menjawab pertanyaan ibu nya dia malah balik bertanya

"Oh.. Jaket itu, ibu cuci"

"Apa?!" Teriak baekhyun

"Hei! Jangan berteriak dengan ibu mu, bodoh!" Nyonya byun menjitak kepala baekhyun karena anak nya sudah tak sopan.

"Itu jaket harus ku kembalikan sekarang bu. Itu bukan punya ku" keluh baekhyun

"Yasudah, kau mandi dulu. Nanti ibu setrika jaket itu. Siapa tau jaket itu sudah kering.

Nyonya byun pun keluar dari kamar baekhyun.

"Ishh" baekhyun pun menuju kamar mandi dan mandi secepat mungkin.

Setelah mengganti baju nya dengan baju terbaik nya, baekhyun pun turun dari kamar nya dan menuju dapur. Mencari ibu nya.

"Bu, mana jaket itu?" Tanya baekhyun pada ibu nya yg tengah memasak.

"Itu di meja tamu" jawab ibu nya yang masih fokus mengaduk masakan nya

Baekhyun langsung menuju ruang tamu dan mengambil jaket itu.

"Bu aku pergi dulu"

"Tunggu, kenapa kau mau pergi lagi?" Tanya nyonya byun keluar dari dapur

"Aku ingin mengembalikan jaket ini" jawab baekhyun seadanya

"Begitu pentingkah orang itu sehingga kau tergesah-gesah ingin mengembalikan nya?"

.

.

.

Deg

.

.

.

Baekhyun merasakan pipinya memanas.

"Astaga haha yasudah, sana pergi. Kau tidak mau kan orang itu pergi" kekeh nyonya byun melihat ekspresi anak nya

"Eh? I-iya. Aku pergi dulu bu" baekhyun langsung berlari menuju halte meninggalkan ibu nya yang masih terkekeh

.

.

.

.

Setelah sampai di depan sekolah, baekhyun semeringah. Dilihat nya jam yang melingkar di pergelangan tangan nya.

4.30 pm

Apakah masih namja itu di sana?

Baekhyun memandang langit yang mulai berwarna abu-abu pekat.

"Sebentar lagi hujan" gumam nya

Baekhyun pun berlari menuju tempat dimana dia tadi melihat namja itu.

Dia tidak mau acara nya mengembalikan jaket di gagalkan oleh hujan.

Setelah sampai di lapangan, ternyata benar. Orang itu masih disana. Dia tengah bercengkrama dengan teman-teman nya.

Baekhyun pun menghampiri 'orang itu' dan teman-teman nya.

"Hai" sapa baekhyun. Merasa ada yang datang dan menyapa mereka, 'orang itu' dan teman-teman nya pun menoleh ke sumber suara -baekhyun-.

"Ohh.. Hai" saut mereka bersamaan

"Hm.. Sudah mau hujan, aku pergi dulu" ujar salah satu teman 'orang itu' sambil memberesi buku-buku nya. Sepertinya mereka sedang membuat sebuah lagu, terlihat dari mereka yang membawa gitar dan beberapa buku berserakan.

"Oh, ok. Apa kau juga akan pulang, lay?" Tanya orang itu.

"Ne, kau tau kan aku tak bawa motor. Aku di jemput dan di antar oleh sehun. Kalau dia pulang aku juga" ujar namja berwajah chinese itu

"Oke, sampai jumpa besok" ujar 'orang itu' melambai ke arah teman-teman nya yang mulai meninggalkan nya

'Orang itu' pun membereskan buku-buku nya, dan di masukkan kedalam tas. Merasa masih ada orang di sekitar nya, 'orang itu' pun menoleh kearah baekhyun.

"Kau? Ada apa? Mencari ku?" Tanya nya bingung. Merasa ditanya, baekhyun hanya menjawab dengan anggukan.

"Ada apa?" Tanya nya lagi

"Ini" baekhyun memberikan jaket hijau tosca kepada 'orang itu'

"Eoh? Ini kan- ah.. Aku ingat, celana itu kan?" Terlihat orang itu tengah menahan tertawa

"Kalau mau tertawa, tertawa saja" ingin sekali baekhyun menampar orang ini mengingat bahwa dia kemarin telah menolongnya, jadi diurungkan niat nya.

"Bfftt... Hahahahah" dan ketawa menggelegar (?) Itu pun keluar dari mulut 'orang itu'

"Menyebalkan" baekhyun merengut.

.

.

Tik

.

.

Baekhyun mendongak ke atas. Setitik air jatuh ke wajah nya.

.

.

Byur~

.

.

seketika rintik hujan berubah menjadi hujan lebat hanya beberapa detik

"Astaga, hujan" ujar 'orang itu' kemudian berlari menggandeng tangan baekhyun berteduh di gedung sekolah.

"Sebaik nya kita berteduh disini" gumam nya

"Hm... Itu.." Baekhyun menepuk pundak 'orang itu'

"Apa?" Merasa di panggil 'orang itu' menatap baekhyun.

"Hm... Ta-tangan mu" baekhyun menunduk. Merasa bingung 'orang itu' pun melihat tangan nya. Ternyata tangan nya masih menggenggam tangan baekhyun.

"Ah.. Maaf. Aku tidak sengaja" ujar 'orang itu' melepas genggaman nya dari tangan baekhyun

"Tak apa, ini.." Baekhyun kembali memberikan jaket milik 'orang itu' yang kemarin dia pinjam

"Ohh.. " 'Orang itu' pun mengambil jaket tersebut dan memasuk kan nya dalam tas.

Melihat ada bangku panjang di sana, mereka pun duduk di bangku itu.

"Aku chanyeol, kau?" 'Orang itu' menjulurkan tangan nya ke arah baekhyun

"Byun baekhyun" baekhyun membalas jabatan tangan 'orang itu' yang ternyata bernama chanyeol

"Apa kau lapar? Aku punya ini" chanyeol membuka tas nya dan mengambil kotak di dalam sana. Kotak makanan.

"Kau membawa bekal?" Tanya baekhyun

"Tidak, ini tadi aku di kasih oleh salah satu siswi yang aku tak tau nama nya" jawab nya sambil membuka kotak makanan itu. Dan menampakkan puding stawberry yang berbentuk hati.

"Waa... Stawberry" celetuk baekhyun

"Kau suka? Makan saja ini." Ujar chanyeol menyodorkan kotak makan itu ke arah baekhyun.

"Tapi ini punya mu" baekhyun menunduk tak mau melihat chanyeol. Bagaimana tidak, berdua dengan nya membuat jantung nya sedari tadi berdetak tak normal. Berasa ada ribuan kupu-kupu di dalam perut nya.

"Tak apa, aku punya satu lagi" chanyeol meletak kan kotak makan puding tadi dan mengeluarkan satu kotak yang berisi puding. Tetapi berwarna coklat.

"Ini" ujar nya memberikan sendok plastik kearah baekhyun

Jujur, sehabis lari-lari tadi baekhyun memang lapar. Jadi mau tak mau dia pun harus makan, bisa-bisa dia mati kelaparan.

"Gomawo" baekhyun pun melahap puding pemberian chanyeol itu.

.

.

.

Tin..tin

.

.

.

Sebuah mobil masuk ke halaman sekolah dan berhenti di depan baekhyun dan chanyeol.

"Hm.. Aku sudah di jemput, aku harus pergi..hm.."

"Baekhyun" saut baekhyun yang menyadari bahwa chanyeol lupa nama nya

"Iya, baekhyun. Bye" ujar nya meletakkan kotak makan puding dan berlari masuk ke dalam mobil yang menjemput nya.

Mobil itu pun melesat keluar dari halaman sekolah.

"Bahkan dia belum menghabiskan pudingnya" baekhyun menghela napas

.

.

.

"Tuan muda, tumben sekali anda bergaul dengan orang yang..."

"Orang yang jelek maksud mu?" Perkataan supir pribadi keluarga park di putus oleh chanyeol

"N-ne" supir Kim -supir keluarga park- pun membenarkan

"Hahah, dia tadi hanya mengembalikan jaket ku. Ini.." Chanyeol melempar jaket itu ke bangku belakang mobil.

"Seperti nya aku harus beli jaket baru, pak" ujar chanyeol pelan

"Saya akan mengantarkan anda ke mall" supir kim pun memutar balik arah mobil menuju ke mall

"Siapa tadi nama nya.. Hm... Baekmyun? Baekkyung? Baeksun? Baek... Agh.. Entahlah" gumam chanyeol yang tak dapat mengingat nama baekhyun.

"Kau memang selalu tak mudah ingat nama orang jelek, tuan" kekeh supir kim

.

.

.

.

.

.

"Baekhyun, sepulang sekolah temani aku mendaftar di kirin senior high school ya?" Kyungsoo merangkul pundak baekhyun sambil berjalan menuju kantin.

"Ne? Kau akan mendaftar disana? Kau gila! Ah.. Tidak, kau memang mencakupi persyaratan masuk sekolah itu. Pintar dan kaya." Cibir baekhyun

"Ayolah baekhyun, aku ingin mencoba peruntungan ku di sekolah bergengsi seperti itu. Kau juga harus mencoba" tutur kyungsoo

"Lupakan saja aku yang akan mendaftar ke sana, impossible" celetuk baekhyun

Begitu sampai di kantin mereka langsung mengantri untuk mengambil makanan. Setelah selesai mereka duduk di salah satu meja di pojok kantin.

Mereka pun makan dengan hikmat nya.

"Hey chanyeol! Sini!" Mendengar ada yang menyebut nama chanyeol, baekhyun pun menoleh ke sumber suara. Ternyata di samping mereka adalah teman-teman chanyeol kemarin.

"Baekhyun, itu kan..." kyungsoo menatap baekhyun dan orang di samping sana dengan bergantian.

"Iya, itu dia. Nama nya chanyeol" belum selesai kyungsoo berbicara sudah di potong oleh baekhyun.

"Chanyeol, kenapa tadi ibu mu menjemput mu tiba-tiba di kelas?" Celetuk salah satu teman chanyeol yang berwajah chinese itu

Merasa topik nya menarik, baekhyun dan kyungsoo pun menguping pembicaraan tersebut.

"Ibu ku mendaftarkan ku ke sekolah akademi" ujar chanyeol sambil melahap makanan nya

"Kau tidak jadi daftar di sekolah seni?" Tanya teman chanyeol berwajah chinese lagi

"Tidak, ibu ku tidak memperbolehkan ku." Jawab nya singkat

"Hahah bagus, aku juga di daftarkan di sekolah akademi" celetuk teman chanyeol berkulit putih

"Yah... Sangat di sayangkan. Emang kau di daftarkan di sekolah mana?"

"Kirin senior high school" ujar chanyeol malas

Baekhyun dan luhan kaget bukan main.

Berarti... Chanyeol...

"Kyungsoo, aku ikut mendaftar bersama mu ya?"

.

.

.

.

"Kyungsoo! Tunggu!" Baekhyun membetulkan letak tas nya

Kyungsoo bergerak tidak sabar "baekhyun, cepatlah sedikit! Di hari pertama saja sudah telat"

"Sebentar" baekhyun ngos-ngosan. Melihat itu kyungsoo geram dan menarik baekhyun agar lebih cepat.

"Kau harus diet"

Baekhyun tidak membalas. Bernapas saja sudah sulit. Ini adalah hari yang diimpikan nya. Hari pertama di Kirin Senior High School. Cita-cita kyungsoo terwujud. 6 bulan bergulat dengan rumus membuahkan hasil.

Lapangan sekolah penuh dengan murid-murid baru. Wajah-wajah baru. Kyungsoo hampir meledak kegirangan.

"Aku.." Baekhyun duduk di tepi lapangan "tidak mungkin... Hhh.. Diet"

"Kalau kau mau pasti bisa" kata kyungsoo "contoh nya sudah jelas kan?"

Baekhyun tau apa yang kyungsoo maksud.

Dulu baekhyun tidak sama sekali melirik sekolah ini. Sampai dia mendengar kalau chanyeol juga mendaftar ke sekolah bergengsi ini.

"Nomor 3 dari belakang" sahut baekhyun "lebih kearah kebetulan"

"Tetap saja" kyungsoo mengedikan bahu "ini sekolah bergengsi. Usaha mu untuk masuk sekolah ini sangat luar biasa"

Itulah saat-saat baekhyun berjuang paling keras dalam hidup nya. Berjuang supaya di terima di sekolah yang sama dengan chanyeol. Ya, baekhyun terobsesi dengan chanyeol. Demi itu, baekhyun kurang tidur selama enam bulan. Tiba-tiba baekhyun gila belajar. Dia bahkan lebih rajin latihan soal-soal dari pada kyungsoo. Setiap malam hingga menjelang pagi, baekhyun merangkum. Tentu saja di temani cemilan dan kopi.

Hasilnya, baekhyun berhasil mengejar pujaannya dengan bonus berat badan yang bertambah.

Dia sekarang sudah sangat mirip dengan bakpao berjalan.

Kyungsoo mengulum senyum "kau sudah menemukan apa yang kau cari hm?"

Baekhyun menggeleng. Napas nya sudah mulai normal. Mata baekhyun berkeliaran mencari sosok jangkung berkuping mirip salah satu tokoh di film harry photter itu. Namun nihil, dia tak melihat orang itu.

"Kalau ternyata dia tidak lolos?" Goda kyungsoo. Penerimaan siswa kirin senior high school diumumkan lewat nomor peserta, bukan nama. Jadi baekhyun tidak tau kalau chanyeol lolos atau tidak.

"Dia pasti masuk" baekhyun terus mencari "aku yakin dia masuk"

"Perhatian, rapikan barisan. Upacara akan segera di mulai" suara dari speaker memberhentikan pencarian baekhyun.

"Dia dimana" baekhyun menggigit bibirnya.

Sekali lagi, baekhyun mencari dengan melihat dari ujung lapang. Kali ini lebih lambat. Perlahan, dipandang nya satu persatu sosok yang memenuhi lapangan

Tidak ada

"Apa dia benar tidak lolos?" Kyungsoo yang tadi nya tersenyum ikut melongo mendengar perkataan baekhyun.

"Dia benar tidak ada?" Baekhyun menggeleng. Buyar sudah harapan baekhyun.

Mimpi baekhyun selama enam bulan ke belakang hilang. Orang yang di puja nya selama ini tidak lulus sekolah ini.

Kyungsoo menepuk pundak baekhyun "jangan sedih, setidak nya kau masuk sekolah bagus ini dan membuat ibu mu bangga"

Baekhyun mendesah. Tidak ada chanyeol, tidak ada motivasi. Sekolah bagus pun rasanya percuma.

"Ayo kita berbaris" kyungsoo masuk kedalam barisan. Baekhyun mengikuti dari belakang.

"Selamat datang siswa-siswa terbaik..." Suara kepala sekolah terdengar samar di telinga baekhyun. Baekhyun sibuk dengan pikiran nya. Air mata menggantung di pelupuk mata baekhyun.

Ya... Hidup tidak seindah dongeng. Tidak ada yang nama nya hidup bahagia selama nya seperti di buku cerita anak-anak.

"Hhah.." Entah sudah berapa kali helaan napas yang dia keluarkan.

"Apa yang kau lakukan disini, byun baekhyun" gumam baekhyun.

Baekhyun menggetok kepala nya sendiri.

Saat pengumuman bahwa dia masuk ke sekolah ini baekhyun merasa senang, tetapi saat memikirkan biaya nya baekhyun merubah keinginan nya untuk bersekolah di sekolahan yang sama dengan chanyeol. Mana mungkin ibu nya sanggup membiayai sekolah nya, ibu nya hanya seorang pemilik restoran. Sedangkan sekolah ini adalah sekolah yang berisi anak-anak pengusaha dan orang terpandang. Kyungsoo contoh nya, anak pengusaha salah satu merk handphone ternama. Tapi kyungsoo tidak mau di manja oleh orang tua nya. Dia lebih memilih naik bus dari pada naik mobil pribadi milik nya. Hemat bahan bakar kata nya.

Dan saat ibu nya bilang bahwa ia harus meminta tolong kepada ayah nya, baekhyun semula tak mau karena malu. Ya, orang tua nya bercerai dan ayah nya menikah lagi memiliki keluarga baru lagi. Tapi ketika ayah nya bilang, 'tak apa nak, aku tetap ayah mu. Kau masih tanggung jawab ku' baekhyun pun langsung memeluk ayah nya dan mengucapkan terimakasih berulang kali. Dan sekarang, setelah dia membuat malu ibu nya yang harus meminta bantuan dengan mantan suami nya -ayah baekhyun- , apa yang dia harapkan tak ada!

Dimana chanyeol?!

Ya, semua yang kita ingin kan tak mungkin selalu kita dapat kan.

Ah..

Mungkin chanyeol terlambat. Bisa saja dia ditahan di depan gerbang. Dia tidak boleh masuk ke dalam sekolah. Mengapa tidak terpikir dari tadi. Masih ada harapan.

Tersenyum sesopan mungkin, baekhyun keluar dari barisan. Dia berjalan ke belakang. Saat bertemu dengan guru, baekhyun mengatakan dia ingin ke kamar mandi.

"Itu, dari sini belok kanan. Dekat tangga di samping laboratorium"

"Terimakasih pak"

Di ujung lapangan, bukan nya belok kanan malah baekhyun belok kiri menuju gerbang sekolah.

.

.

.

.

.

"Ada apa nak?"

Baekhyun melihat ke deretan siswa yang telat. Emosi mengaduk-aduk perutnya.

'Semoga ada.. Tuhan, tolong biarkan satu permintaan ini terwujud' ujar baekhyun dalam hati

Baekhyun menggigit bibirnya.

"Ada apa? Kenapa kesini?" Ulang penjaga gerbang sekolah "ada yang ketinggalan?"

Tidak ada. Dia tidak ada.

Baekhyun lemas. "Saya nyasar, pak" kalau begini, malas rasanya kembali ke barisan upacara. "Kalau UKS di mana, pak?"

.

.

.

.

.

Baekhyun berjalan lemas menuju UKS. Pikiran nya penuh dengan chanyeol. Chanyeol tidak ada di sekolahan ini, dan dia masuk ke sekolah terkutuk ini. Biaya selangit dan banyak anak cerdas disini. Walaupun sekolah di bayar oleh ayah nya, tapi baekhyun merasa malu karena merepoti ayah nya yang sudah memiliki keluarga lain.

'Tak apa, nak. Kau selama nya masih tanggung jawab ku' itu ujar ayah baekhyun saat baekhyun bilang kalau dia tidak ingin merepoti ayah nya dengan bersekolah di kirin senior high school.

Mungkin kalau dia bisa melacak dimana sekolah chanyeol sekarang, ibu nya mungkin bisa memindahkannya ke sekolah yang sama dengan chanyeol. Itu juga kalau ibu nya tidak stroke mendadak. Anaknya yang baru saja masuk sekolah terbaik meminta pindah entah kemana.

Begitu sampai di depan pintu UKS, baekhyun pun masuk ke dalam.

"Permisi" baekhyun masuk. Tidak ada guru jaga.

"Permisi" baekhyun lebih keras.

Terdengar suara erangan yang berasal dari atas kasur rawat. Seseorang tidur hingga menutupi seluruh tubuh nya dengan selimut. Membentuk gundukan.

"Saya mau ikut istirahat" sekali lagi gundukan itu mengerang. Baekhyun bergumam "tidak ada kasur lagi"

"Ah, aku duduk saja kalau begitu" baekhyun mengambil kursi

"Kamu sakit?" Gundukan itu mengambil posisi duduk. Selimut turun. "Pakai saja kasurnya"

Baekhyun pucat. Ia bengong. Ini bukan mimpi, kan?

"Aku pura-pura sakit, jangan bilang-bilang, ok?" Orang itu menyeringai. Menampakkan gigi putih nya. Ia merapikan rambut nya yang berantakan. Cengiran jail nya lebih menawan dari dulu.

Ia.. Yang sedari di cari oleh baekhyun.

.

.

.

Chanyeol

.

.

.

Baekhyun hampir meloncat ke kasur untuk memeluk chanyeol. Dia menahan diri. Bisa-bisa chanyeol pingsan di tubruk badan besar nya. Dan juga rasa nya tidak bijak main peluk-peluk di pertemuan pertama.

"Hei ada apa?" Tanya chanyeol lembut. Tatapan nya bertuju tepat di manik mata baekhyun.

Baekhyun hanya menggeleng. Bahagia merayap di dada nya.

'Tuhan memang baik!' Teriak baekhyun dalam hati

.

.

.

.

To be Continued~

or

End

.

.

.

.

gimana-gimana hm? fanfic gue keren dong ya kan ? ya iya lah #plak .

okey, bagaimana kisah selanjut nya ? apakah baekhyun dan chanyeol akan pdkt dan saling cinta satu sama lain? atau cinta baekhyun akan bertepuk sebelah tangan ?

kalo mau di lanjutin harus ada review nya dong :* gak review gak lanjut :)

se enggak nya di fav in lah hahaha #maksa

yaudah deh, sekian cuap2 dari saya.

bye~