SUREDDO

スレッド

.

A SasuSaku Fanfiction

.

Masashi Kishimoto's

.

It's rated mature but the author is 15

.

Sureddo ; Benang

.

Chapter I

.

Romance & Hurts

.

"Tuhan membenci hubungan mereka, tetapi terus melilit mereka dengan benang takdir. Mereka tidak akan pernah berjauhan satu sama lain."

.

Reminder ; there will be a lot of tears, so

.

Happy reading, love. Xx

Sakura sudah rusak. Kusarankan, jangan jatuh cinta padanya.

Mata emerald cantiknya sudah tidak menarik lagi. Lingkaran hitam, mata yang nyaris tidak pernah berseri lagi. Bibir pucat dibalik warna gincu yang selalu dipuja oleh para lelaki, serta lekuk tubuhnya yang bukan lagi sebuah rahasia.

Menyedihkan.

Kecantikannya konstan, abadi. Tidak pernah berubah, Sakura memang tetap terlihat cantik bagaimanapun keadaan hidupnya. Namun, satu yang hilang darinya,

Cinta.

"Cinta sudah mati, Ino." Sakura meletakkan daun surga dimeja. Sedikit merobek dan meremas daun itu, kemudian memasukkannya kedalam gelasnya.

"Berhenti merusak dirimu, Sakura. Ini tidak ada gunanya!" Sakura hendak minum dari gelas itu, tapi apa daya Ino langsung menumpahkan gelas tersebut. Dia hendak menampar Sakura, tetapi tidak pernah sanggup. Rasanya Sakura sudah kebas dengan rasa sakit.

"Ino?" Sakura menatap sahabatnya murka. Dia memungut daun yang berjatuhan di karpet dan meletakannya kembali. Sakura terhenti sejenak, kemudian menunduk.

"Sakura, maaf aku agak kasar-"

"Aku lelah.."

Kalimat jujur dari hati kecilnya. Sakura lelah hidup seperti ini. Gaya hidupnya benar-benar berubah 180 derajat. Minum minuman keras, merokok, melayani pria dan 'bersenang-senang' di bar sepanjang malam. Untuk apa? Berbohong pada dirinya bahwa Ia bisa merasa bahagia dan melupakan semuanya.

"Kalau Tuhan membenci hubungan kami, mengapa tidak pisahkan kami saja?" Sakura bersandar pada sofanya dan mulai meneteskan air mata.

Ino hanya bisa meringis pilu mendengar penuturan sahabatnya. Dia beranjak dan memeluk saudari tanpa hubungan darahnya itu.

"Menangislah, Sakura, sampai hatimu puas.."

..

..

..

..

..

Kau kebingungan? Baiklah, akan kuceritakan semuanya padamu. Ada apa dengan gadis cantik kita, Haruno Sakura.

Uchiha Sasuke, sumber luka Sakura. Menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih selama 7 tahun dengan begitu indah. Sakura yang periang, begitu penyayang dan cerewet sangat kontras dengan Sasuke yang dingin, introvert, dan tak banyak berbicara. Hubungan mereka begitu privat. Mereka menyelesaikan masalah mereka hanya berdua, berbagi cerita pribadi satu sama lain, saling mencintai tentunya. Hanya kepada Sakura-lah, Sasuke menunjukkan semua sisi dalam dirinya. Posesif namun memiliki kehangatan pada orang yang dicintainya. Hubungan mereka terjalin tanpa putus dan pertengkaran yang berarti, tanpa sepengetahuan orang tua.

Haruno Sakura seorang gadis biasa, dengan kepandaian berbicara dan persuasif. Hidup dalam keluarga sederhana yang penuh kehangatan dan kedekatan yang intim. Sementara kekasihnya? Keluarga penuh adat istiadat, moral, dan tata cara. Sasuke dibesarkan begitu disiplin dan berpendidikan. Seluruh hidupnya dipusatkan pada satu puncak, memimpin perusahaan ayahnya.

Begitu berbeda, seperti musim semi dan musim dingin.

Kemudian, apa yang terjadi pada hubungan mereka selanjutnya adalah kandas.

Mimpi buruk bagi kedua sejoli, pada tahun ke 7 tepat satu bulan sebelum genap berusia 8 tahun lamanya, ayah Sasuke mengetahui hubungan keduanya.

"Kau bukan pasangan yang pantas untuknya, sekarang pergilah."

Ucapan telak nan menyayat hati menyambar Sakura. Ayah Sasuke benar-benar tidak memiliki keinginan untuk menatap Sakura.

"Sakura-san, kami mohon." Air mata Sakura sudah menumpuk ketika menatap Ibu Sasuke, Uchiha Mikoto. Sedikit iba dengan Sakura, dia menggunakan padangan lembut dan menenangkan.

"Sasuke sudah memiliki pendamping yang seharusnya dan pantas untuknya. Bukankah begitu, Sasuke?"

Sakura menyadari Sasuke yang sedaritadi membisu. Menunggu Sasuke membuka mulutnya, Sakura menunduk dan menggengam jemarinya kuat-kuat.

"Ya, Ayah." Sakura membelalak. Rasa ingin menangis meraung-raung dan menampar pipi Sasuke sekuat yang ia bisa.

"Dengar, nona Sakura. Sasuke akan bertunangan dengan Putri Hyuuga Hinata. Sekarang pergilah dan lupakan Sasuke.

Telak. Tamparan keras untuk Sakura dan mimpi indahnya membina rumah tangga bersama Sasuke. Sakura menguatkan dirinya untuk bangkit, lututnya lemas.. Menyediakan waktunya untuk menoleh sejenak, kemudian berkata.

"Tujuh tahun yang tidak akan pernah kusesali, Sasuke. Aku mencintaimu."

Kemudian berjalan keluar dari kediaman Uchiha dengan hati yang hancur.

..

..

..

..

..

Sakura itu wanita yang tegar, tidak perlu mengasihaninya.

Dia berjalan dengan anggun menuju ruangan pemilik perusahaan. Kemeja putih, blazer hitam, rok span selutut. Sempurna, begitulah Sakura saat ini.

"Tuan Uchiha Sasuke, aku ada janji dengan beliau." Ucap Sakura pada seorang wanita yang menjaga pintu masuk ruangan pemimpin perusahaan ini.

"Haruno Sakura? Tak kusangka kau sudah mengetahui nama beliau. Apa sebelumnya kalian pernah saling kenal?"

"I know him, really well." Sakura tersenyum manis. Sang sekretaris membukakan pintu.

"Tuan, ada tamu untuk anda." Sasuke hanya diam tidak merespon. Sang sekretaris mempersilakan Sakura masuk dengan senyumnya.

"Kau begitu ramah, kita belum berkenalan. Siapa namamu?" Tanya Sakura.

"Yamanaka Ino, senang mengenalmu, Sakura." Dia memegang pundak Sakura dan tersenyum sebelum kembali keluar melanjutkan tugas-tugasnya.

Sakura melangkah mendekati meja Sasuke dan duduk tepat didepannya. Sasuke mengalihkan padangan dan menatap lurus pada Sakura.

"Sasuke," sapa Sakura santun namun tetap terlihat elegan. "..lama tidak berjumpa." Sambungnya dengan senyuman manis.

"Uchiha-san." Sasuke membenarkan panggilan Sakura kepadanya.

"Untuk apa? Kita sudah lama kenal." Sakura menekankan pada kata kenal.

"Aku atasanmu disini, kuperlakukan kau seperti pegawai yang lain." Jawab Sasuke tegas. Sakura mengangkat alisnya dan tersenyum lagi.

"Asisten pribadimu, itu artinya aku akan berada satu ruangan denganmu seharian, Sa-su-ke." Sakura meletakkan dokumen yang Ia bawa.

"Aku belum menerimamu."

"Kau akan menerimaku, Sasuke. Aku percaya itu." Sasuke tidak menghiraukan tuturan Sakura dan membuka dokumen yang Sakura bawa. Cukup lama Sasuke membolak-balik lembar demi lembar, Sakura hanya sibuk menatap sekeliling.

"Kau diterima." Sakura menatap Sasuke cukup lama.

"Kau akan suka keberadaanku disini, Sasuke." Sakura mencondongkan tubuhnya kemudian tersenyum lebar. Dia bisa melihat senyuman tipis di bibir Sasuke, hanya dia seorang yang dapat melihatnya.

"Hn, mulai bekerja hari ini. Tanyakan yang tidak kau ketahui, bicara seperlunya dan selebihnya jangan bersuara." Sasuke membereskan dokumen Sakura dan mengembalikannya.

Sakura bangkit dari kursinya dan berjalan memutari meja, mendekati Sasuke. Sasuke memutar bangkunya menghadap Sakura kemudian mendongak.

Cup

Satu kecupan menempel di pipi sang pemilik perusahaan. Sakura tersenyum, Sasuke menyeringai. Dia menarik Sakura ke pangkuannya, kemudian segera mengunci bibir Sakura dengan ciumannya. Ciuman rindu, lama dan dalam. Sakura memejamkan matanya, menikmati permainan Sasuke.

"Apa ini bagian dari tugasku, Sasuke?" Goda Sakura setelah Sasuke melepas ciumannya. Wajah mereka masih begitu dekat dan Sakura dapat merasakan hangatnya deru nafas Sasuke menerpa wajahnya.

"Semua perintahku, itulah tugasmu. Tidak ada penolakan."

Sasuke kembali menarik Sakura kedalam ciumannya. Kali ini lebih panas, namun satu yang membuat Sakura tak menghentikan Sasuke atau merasa murahan karenanya, Sakura dapat merasakkan cinta di setiap kuluman Sasuke. Cinta yang sama seperti dirinya, cinta yang sama seperti 8 tahun yang lalu.

..

..

..

..

..

TO BE CONTINUED