YOho..
ketemu lagi sama saya..
berikut ini merupakan cerita yang paling kilat yang pernah saya tulis.
cerita ini ku buat untuk sohib saya yang bernama ichikawa ami, untuk ultah-nya. udah telat sih. maaf ya ami...
di kesempatan ini, saya juga mau minta maaf atas kesalahan-kesalahan yang akan anda temui di cerita ini. dan juga atas cerita yang tidak bermutu ini.
tidak mau berbahasa basi lagi.
please enjoy
AKULAH DIA
Pairing : Kurosaki Ichigo & Kuchiki Rukia
Rated : K-T
Summary : Tak pernah berhenti mencari cinta, Selalu saja ada yang tak kamu suka. Terlalu jauh engkau melihat. Coba rasakan yang ada di sekitarmu
Disclaimer : Bleach ntu punyanya Tite Kubo-sensei. Lagu " Akulah Dia " itu punya nya " DRIVE ". Anji cuma minjem doank. ga pa pa yaaaa..... *puppy eyes*
Warning : Full of OOC-ness. Anda pasti akan membenci saya setelah membaca cerita ini.
" Sudahlah. Jangan menangis lagi "
" .......... "
" Hentikan tangis mu. Kau bukan sepert dirimu yang kukenal "
" .......... "
" Kumohon "
" Biarkan aku menangis saat ini. Aku janji ini untuk yang terakhir kalinya "
" Baiklah kalau itu yang kau mau. Menangislah. Keluarkan semua kesedihanmu. Aku akan selalu ada disini untukmu. "
" Terima kasih "
1 Years Later
Ichigo POV
" Oi, cepat. Kita sudah terlambat. " teriak ku kearah jendela sebuah rumah besar di dekat rumah ku.
" Sabar sedikit, baka. Aku sedang bersiap-siap " Terdengar suara perempuan dari arah jendela tersebut.
" Berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk bercermin, huh ?" tanya ku dan di jawab dengan sebuah sisir yang mendarat tepat diatas kepalaku.
" Ittai... Dasar kau... "
" Dasar aku apa? " tanya sebuah suara.
" Dasar kau Kerdil " jawabku sambil merintih yang di susul dengan tendangan maut di kaki ku.
" ittai "
" Ayo cepat. Kita sudah terlambat kan? " Katanya sambil melangkahkan kaki menuju pintu gerbang besar rumah itu.
" Baiklah "
Di sepanjang perjalanan, kami tidak berbicara sama sekali. Hanya ada kesunyian yang meliputi.
" Ne, Rukia. " kata ku berusaha memulai pembicaraam
" Hm? "
" Apakah kebiasaan mu untuk keluar rumah dengan melewati jendela itu tidak bisa di ubah ? "
~WHACK~
" Apakah kau selalu melewatkan sarapan pagi dengan Kakak mu itu ? "
~WHACK~
" Apakah kau sangat membenci kakak mu itu ?"
Pukulan ketiga yang kutunggu-tunggu itu tidak kunjung datang.
" Tolong jangan bahas itu lagi, Ichigo." katanya dingin.
" Umm... Maaf Rukia. "
" Tidak apa-apa. Tidak perlu dipikirkan." Katanya. " Ayo cepat. Kita sudah terlambat kan? " lanjutnya sambil mempercepat langkahnya.
" Ok. Err, Rukia. Dimana Ashido? Kenapa kau meminta ku untuk menjemputmu hari ini? " tanyaku
" Aku sudah putus dengannya " Jawabnya santai
" APa?!?!?! Kau Putus dengannya? " tanyaku terheran-heran.
" Yupz. Its over. " katanya lagi masih dengan santai
" Astaga. Kau kan baru jadian dengannya satu minggu. Apa kau bisa mengenal seseorang dengan waktu sesingkat itu?" Tanya ku
" Satu minggu sudah lebih dari cukup bagi ku untuk menilainya. Dia sama sekali tidak ada apa-apanya di banding orang itu. " katanya masih dengan nada santai
" Orang itu? " tanya ku heran. " Jadi kau masih memikirkan orang itu? " tanyaku geram.
" Iya. Kenapa? Ada masalah ?" tanyanya sinis
" Kenapa kau masih memikirkan orang itu? "
" Bukan Urusan mu "
" Jelas itu adalah urusanmu. Kau kan sahabatku. Aku tidak bisa berdiam diri saja melihat sahabatku terus menerus mengingat orang itu. Atas segala perbuatan yang telah dia lakukan padamu "
" Terima kasih atas perhatian mu. Tapi aku tidak membutuhkannya, Ichigo."
" Rukia... "
" Cukup, Ichigo. Berhenti mencampuri urusan ku." katanya dengan nada tinggi
" Tapi, Rukia.... "
" Cukup Ichigo " katanya dan dia pun berlari meninggalkan ku
Aku berusaha mengejarnya. Terima kasih untuk kaki ku yang panjang, aku pun dapat mengejarnya. Aku pun meraih tangannya dan menariknya kedalam pelukan ku.
" Rukia. Kumohon, lupakan orang itu. Aku tidak mau kau selalu menderita kerena mengingatnya. Kumohon Rukia. Lupakan dia " Kata ku sambil memeluknya
" Lepaskan aku, Ichigo. " katanya berusaha melepaskan diri dari pelukan ku.
" Tidak, sampai kau mau melupakan orang itu. " Kata ku sambil memeluknya lebih erat lagi.
" Ichigo. Lepaskan aku. " katanya
" Tidak "
" Hei, Lepaskan dia! " Teriak seseorang dari kejauhan
Aku cukup terkejut mendengar suara itu. Suara yang begitu familiar di telinga. Dan ku rasa Rukia pun terkejut. Karena setelah mendengar suara itu, dia diam dan menghentikan segala upaya untuk meloloskan diri dari dekapan ku yang dia lakukan.
Aku pun melepaskan pelukan ku, dan melihat ke arah datangnya suara tersebut. Dan apa yang aku lihat sangat mengejutkan ku.
Dia....
Ampun...
tobat dah saya
rencana mau bikin oneshot tapi ga pernah kesampaian
Tolooooooong
Soundtrack kali ini:
" Akulah Dia " By DRIVE
" The day u went away " By M2M
" Tsukiakari " By Rie fu
" Alone " By Aqua Times
" Atuki Naifu " By Shuga Shikao
Akhir kata di chapter ini :
HAPPY BIRTHDAY ICHIKAWA AMI
