A/N : Ohayo/Konnichiwa/Konbanwa minna :) . Saya newbie dan ini fic pertama saya mohon bantuannya *bungkuk-bungkuk*.

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Warning : Awal ceritanya saya buat sama dengan yang aslinya, minna *plak*.Tapi saya akan usahakan untuk merubah cerita selanjutnya *semangat membara*.

This is SasuHina Don't Like Don't Read.

Sasuke, Hinata dan rookie lainnya : ± 9 tahun

Always with me

Chapter 1: Meeting

Sasuke kecil yang berumur 9 tahun sedang berlari pulang ke rumahnya setelah latihan shuriken di saat hari sudah malam.

Tiba-tiba, dia melihat ada seorang pengguna sharingan berjongkok di tiang dengan bayangan di sekelilingnya. Ketika dia memandang ke atas, tidak ada seorangpun di sana. Kemudian Sasuke menyadari betapa aneh desanya. Lampu di sekeliling desanya mati, meskipun belum waktunya tidur. Lalu Sasuke berlari dan menemukan darah dan senjata di mana-mana. Sasuke menjadi ketakutan dan berlari menuju rumah.

"Okaa-san…." teriak Sasuke setiba di rumah.

"Chichiue…" teriak Sasuke lagi.

Tetapi tidak ada jawaban. Dengan berhati-hati Sasuke memeriksa setiap kamar. Tetapi tidak ada juga ayah dan ibunya.

"Brukk…." suara keras dari ruangan utama rumah Sasuke.

Sasuke berlari menuju arah suara itu dan berhenti tepat di depan pintu itu. Sasuke ingin membuka pintu tersebut tetapi ketakutan dan hatinya berdebar-debar. Dia juga merasakan ada seseorang di sana.

Setelah beberapa saat, Sasuke memberanikan dirinya membuka pintu itu. Dengan perlahan-lahan dia membukanya dan menemukan ibu dan ayahnya terbaring di genangan darah.

Lalu dia melihat kakaknya Itachi melangkah keluar dari bayang-bayang dengan mengenakan pakaian anbunya.

"Apa yang terjadi, kak?" kata Sasuke kepada kakaknya dengan perasaan takut.

"Adik kecil yang bodoh." ejek Itachi dingin dan melemparkan sebuah shuriken ke arah Sasuke, shuriken itu tertancap di pintu, tetapi darah keluar dari bahu Sasuke.

"Itai.." jerit Sasuke meringis kesakitan. Itachi menggunakan Mangekyou Sharingan ke adiknya, Sasuke. Lalu Itachi memperlihatkan kepada Sasuke apa yang dia lakukan ke klannya. Setelah memberikan ilusi kepada adiknya, Sasuke mulai ketakutan.

"Mengapa kakak membunuh semua orang?" kata Sasuke sambil menangis, setelah ilusi itu berakhir.

"Aku hanya ingin mengukur kekuatanku." jawab Itachi.

"….tentang kekuatanku. Aku telah hilang harapan pada klan yang menyedihkan ini." kata Itachi, batin Sasuke ingat.

"Untuk mengukur kekuatanmu?" tanya Sasuke.

"Hanya itu saja, kau membunuh semua orang?" tanya Sasuke lagi.

"Itu penting." jawab Itachi.

"Omong kosong." teriak Sasuke sambil berlari ke arah Itachi , tetapi Itachi memukul Sasuke duluan. Sasuke jatuh dan meringis kesakitan.

'Aku takut.' kata Sasuke dalam hati.

Sasuke berlari ke luar rumah. Sasuke takut kalau dirinya nanti di bunuh sang kakak.

Sasuke berhenti berlari karena Itachi menghalangi Sasuke. Tanpa sadar, Sasuke mengaktifkan Sharingannya pertama kali.

"Kamu bukan kakakku , karena-" belum selesai Sasuke bicara, Itachi mendahuluinya.

"Kakak yang ingin kamu habiskan waktunya bersamamu telah melakukan ini...yaitu mengukur kekuatannya." jawab Itachi dingin.

"?" Sasuke bingung.

"Aku berperan menjadi kakak yang yang kau inginkan dan aku menjadi rekan terbaikmu, untuk melihat jika ada potensi yang tersembunyi." Itachi menjelaskan.

"Kamu membenciku dan kau ingin melebihiku. Karena itu aku akan membiarkanmu hidup. Untuk tujuanku." jawab Itachi yang sama persis dengan perasaan Sasuke terhadapnya.

"…" Sasuke diam terpaku.

"Kamu bisa membangkitkan Mangekyo Sharingan sama sepertiku. Bagaimanapun ini adalah syarat." kata Itachi tanpa ada ekspresi yang terlihat dengan jelas di mata Sasuke.

"Kamu harus membunuh teman terdekatmu." kata Itachi dengan mata Mangekyou Sharingannya.

'membunuh teman terdekatmu?' kata Sasuke dalam hati.

"Untuk menjadi sepertiku." jawab Itachi tanpa ekspresi.

Flashback

"ini tentang pembunuhan diri di sungai Nakano yang melibatkan Uchiha Shisui" kata salah satu teman Itachi.

End of Flasback

"Aku berpikir Shisui-san seperti saudara di mata kakak." batin Sasuke ingat ketika berbicara ke kakaknya.

"Kakak membunuh Shisui-san?" kata Sasuke gugup.

"Aku berterima kasih kepadanya, karena dialah aku mandapatkan mata ini." jawab Itachi sadis.

"Kau dapat menemukan rahasia Sharingan di kuil utama dari Kuil Nakano. Di bawah tikar tatami ke 7 di sisi paling kanan terletak di tempat pertemuan rahasia klan. Di sana, kau akan menemukan sejarah Doujutsu klan Uchiha" Itachi melanjutkan pembicaraannya.

"rahasia yang sebenarnya tertulis di sana." kata Itachi.

'rahasia yang sebenarnya.' kata Sasuke dalam hati.

"Jika kau membuka matamu , termasuk aku akan ada tiga orang yang menggunakan mata ini jika kau mengaktifkannya." jawab Itachi dengan bangga.

"Sekarang" kata Itachi sambil melangkah hingga membuat Sasuke terkejut.

"hanya akan sia-sia saja jika aku membunuhmu sekarang. Adikku yang bodoh, jika kamu ingin membunuhku, bunuhlah aku!…kutuklah aku, bencilah aku!" kata Itachi

"dan hiduplah dengan kebencian. Lari dan tetaplah hidup. Kemudian, suatu hari ketika kau sudah memiliki mata itu, datanglah kepadaku!" kata terakhir Itachi kepada adiknya sambil memandangnya Sasuke dengan tajam.


Di Rumah Sakit

Pagi harinya Sasuke terbangun di rumah sakit.

'Mimpi.' batin Sasuke.

"Itai" Sasuke tersentak kaget dan meringis kesakitan. Lalu melihat ke arah bahunya yang di perban.

Sasuke berusaha bangkit dan dia mendengar dua suster berbicara.

"hanya satu yang selamat dari pembantaian itu." kata suster yang pertama.

"ya, kasihan sekali dia. Kakaknya tidak di temukan." kata suster yang kedua dan habislah pembicaraan tersebut.

Sasuke berjalan melalui jalan konoha untuk mencari pintu masuk ke bagian klan-nya yang tertutup.

Tiba-tiba, hujan mulai turun.

Flashback

"Sasuke-chan. Apa yang akan kamu lakukan.?" tanya seorang perempuan tua kepada Sasuke.

"Aku ingin berlatih, Oba-san." kata Sasuke girang.

"Kau akan jadi pewaris klan Uchiha yang hebat, Sasuke. Bahkan mungkin lebih hebat dari Itachi,kakakmu." kata paman Sasuke.

Sasuke terlihat bahagia dan wajahnya meemerah

"Arigato, Oji-san." kata Sasuke lalu pergi untuk berlatih.

End of flashback

Sasuke kemudian berjalan ke rumahnya. Darah dan pita menandai tempat di mana tubuh orangtuanya terletak. Sasuke meratapi tempat ibu dan ayahnya di bunuh sambil menangis tersedu-sedu.

Akhirnya, Sasuke memasuki tempat pertemuan rahasia klan dan belajar tentang rahasia Uchiha.


Di akademi

Keesokan harinya, ketika Sasuke kembali ke sekolah, semua orang berbisik-bisik tentang pembantaian tersebut tetapi tidak ada seorangpun yang berbicara langsung kepadanya atau prihatin kepadanya.

Chouji kecil dan Shikamaru kecil duduk di depan Sasuke. Dan mereka sedang berbicara.

"Hai, Shikamaru maukah ke toko permen bersamaku sepulang sekolah nanti?" kata chouji kecil.

"Tidak..tidak mungkin , tetapi kau tidak apa-apa karena kau mempunyai ibu yang baik." kata Shikamaru malas.

"tetapi jika ibuku mengetahui aku menghabiskan uangku, ibuku pasti akan memarahiku." kata Shikamaru takut.

Di belakang Sasuke ada dua anak laki-laki yang berbicara tentang klan Sasuke.

"apa kamu dengar, sepertinya semua orang di klan Uchiha terbunuh." kata anak laki-laki yang pertama.

"ya, ayahku juga berbicara tentang itu." kata anak yang satunya lagi menjawab.

"Sepertinya hanya dia yang selamat dari pembantaian tersebut." kata anak yang pertama lagi sambil memandang ke arah Sasuke.

Sasuke yang mendengarnya hanya bisa diam dan kesal.

Setelah pulang sekolah. Sasuke duduk sendirian di tepi danau, hilang dalam pikirannya. Kemudian Sasuke melihat refleksi kakaknya di permukaaan air.

'kakak, tak peduli betapa dalamnya aku terjun dalam kegelapan, tak peduli apa yang terjadi aku akan mendapatkan kekuatan itu.' Sasuke bersumpah dalam hati.


Hinata's POV

Aku berjalan menyusuri jalan Konoha. Dan tibalah aku di danau yang aku sukai.

Aku duduk di tepi danau itu, kemudian aku melihat ada seorang laki-laki seumuranku menyelam di danau. Aku diam saja karena aku tau dia tidak tenggelam. Tak tau mengapa aku ingin menunggunya, aku ingin sekali berbicara dengannya.

'mungkin karena aku tidak punya teman.' batinku.

Setelah beberapa menit menunggu dia belum juga keluar dari danau.

'dia tahan berapa menit di danau itu?' batinku bertanya-tanya.

'atau dia tenggelam di dalam danau ini.' batinku lagi bertanya-tanya.

'ah, tidak mungkin..tidak mungkin, Pikir positif Hinata, Pikir Positif.' kataku dalam hati sambil menggelengkan kepalaku.

Tiba-tiba laki-laki itu menepi dan tangannya ingin mencapai kayu tempat yang aku duduki. Lalu aku menjulurkan tanganku dan menangkap tangannya. Sekuat tenagaku aku menarik laki-laki itu. Sampai aku berdiri dan akhirnya kami tersungkur karena kelelahan.

"hah…hah…hah" kata kami bersamaan.

Mungkin dia belum tau kalau aku melihatnya dan menolongnya tadi, karena setelah mendengar suaraku. Dia langsung melihat ke arah aku berada dan aku melihatnya juga.

Matanya Merah darah menatap mataku yang berwarna Lavender ini. Di matanya terlihat sekali bahwa dia sedih, sakit, marah dan dendam. Apa aku tadi megatakan "dendam". Kami hanya diam, tak ada satupun dari kami yang memulai pembicaraan.

Tiba-tiba matanya berubah menjadi hitam. Hitam Onyx. Mata itu menunjukkan kebingungan.

"Kau siapa?" kata laki-laki itu.

"A-aku H-hinata." kataku gugup.

"Kau yang membantuku sampai ke sini" kata laki-laki itu.

"I-iya." kataku gugup dan menunjukkan senyumku.

"Hn." katanya.

Aku tidak mengerti katanya.

"Apa?" kataku tanpa gugup.

"Terima Kasih." katanya lagi.

"O-oh s-sama-sama." kataku gugup sambil menundukkan wajahku malu.

Kami diam lagi, kemudian dia duduk menghadap danau dan sepertinya dia tenggelam dalam pikirannya. Aku melihat baju belakangnya ada tanda kipas berwarna putih dan merah, Kemudian aku baru sadar kalau dia Uchiha. Aku merasa prihatin apa yang terjadi dengan klannya.

Lalu tanpa sadar aku duduk di sebelahnya dan mengucapkan kata "tidak apa-apa semua akan baik-baik saja." tanpa gugup.

Sepertinya dia tau apa yang aku bicarakan karena dia menjawab seakan tidak perlu di kasihani "itu bukan urusanmu!". Di balik suaranya itu aku bisa merasakan betapa sakitnya kehilangan semua orang yang di cintainya.

"aku juga merasakan apa yang kamu rasakan." kataku pelan.

"Hyuuga, apakah kamu kehilangan semua orang yang kau cintai, kehilangan klanmu" tanya laki-laki Uchiha itu sambil menatap ke arahku. Aku sangat kaget sekali karena matanya. Matanya menunjukkan sedih yang mendalam. Dan dia tau bahwa aku Hyuuga. Mungkin dari mataku dia bisa melihatnya.

"aku kehilangan orang yang kucintai , tetapi aku tidak kehilangan klanku" kataku sedih.

"Setidaknya kau tidak kehilangan klanmu tidak sepertiku aku kehilangan orang yang kucintai, klanku, semuanya." katanya dengan keras.

"Kau tidak tau bagaimana perasaanku. Di dunia ninja yang kejam ini aku hanya sendirian." jawabnya pelan.

Tanpa sadar aku menangis dan memeluknya. Sepertinya dia kaget tetapi aku tidak melepaskannya seakan aku bisa mempercayainya. Aku merasakan bahwa nasibku sama seperti dirinya yaitu 'sendirian di dunia ninja yang kejam ini'. Aku melepaskan beban yang selalu kupendam ini.

"Walaupun aku tidak kehilangan klanku, aku telah kehilangan ibuku yang selalu membuatku tertawa karena ayahku hanya ingin anak yang kuat, aku selalu berusaha menjadi kuat yang ayah inginkan tetapi ayahku bilang itu tidaklah cukup karena aku akan mewarisi Hyuuga." kataku menangis tersendu-sendu.

"Karena aku tidak mempunyai teman aku jadi ingin mempunyai adik yang bisa menemaniku dan ketika itulah aku harus menghadapi kenyataan bahwa ibuku harus meninggal untuk melahirkan adikku yang sama sekali tidak menganggapku kakaknya." lanjutku.

"Sepupuku yang dulu sangat peduli kepadaku dan pelindungku setelah ibuku tiada di di dunia ini, benci denganku karena ayahnya yang juga pamanku menyerahkan hidupnya hanya karena untuk melindungiku." kataku menangis dan mengeratkan pelukanku.

"Aku di anggap lemah oleh ayahku sendiri. Adikku tak menganggap aku sebagai kakaknya. Sepupuku yang sayang padaku sekarang menganggap aku musuhnya. Aku tidak mempunyai teman karena aku perempuan yang pemalu padahal aku ingin sekali menyapa tapi aku malu, seakan dia akan menggigitku jika aku memanggilnya. Hehe..betapa meyedihkan menjadi diriku ini." kataku sedih sambil tertawa.

"A-aku..a-aku.." sampai aku tidak bisa berbicara apa-apa lagi.

Aku mengeluarkan semua bebanku kepadanya. Padahal aku tau dia yang sedih tapi malah aku yang bersedih di hadapannya, aku merasa bersalah.

"Apakah kau sudah selesai mengomel?" katanya.

Aku tak mengerti katanya.

Aku hanya menjawab "hah?"

"Aku bilang apakah kau sudah selesai mengomel?" katanya lagi.

"A-ah I-iya" aku mendapati suara gugupku lagi.

Dia menepuk kepalaku pelan.

"Tenanglah" katanya lembut.

Aku kaget, tetapi hanya diam dan mendapati diriku nyaman sekali ketika aku bersamanya. Walaupun dia tak membalas pelukanku.

"Hmmph…aku yang kehilangan klanku, tapi malah kamu yang menangis" katanya sambil menarik napas.

"G-gomennasai." kataku malu dan meminta maaf.

"Harusnya aku yang minta maaf." katanya jujur.

'Kenapa dia yang minta maaf, bukannya aku yang menangis menganak sungai di hadapannya.' tanyaku dalam hati kaget.

"Pertama aku tidak mengucapkan terima kasih kepadamu karena sudah menolongku." katanya lembut.

"Kedua aku belum memperkenalkan namaku, namaku Sasuke, Uchiha Sasuke." katanya sambil merasakan wajahku panas hanya karena senyumannya yang menawan.

"O-oh I-iya Uchi-" kataku belum selesai tetapi Sasuke mendahuluiku.

"panggil saja aku Sasuke." katanya.

"I-iya Uchi- maksudku Sasuke, p-pangil s-saja a-aku H-hinata" kataku sambil menutupi wajahku.

"Ok, Hinata. Tak perlu malu denganku" kata Sasuke sambil menjauhkan tanganku dari wajahku.

"Ketiga, maaf kalau aku kasar denganmu. Aku tidak tau perasaanmu. Ternyata bukan aku saja yang sendirian di dunia ninja yang kejam ini..hehe" kata Sasuke lega.

"Kamu tidak akan sendirian lagi" kataku spontan.

"Hn." kata Sasuke, tapi aku tidak mengerti.

'Mungkin dia kira aku berbohong padanya' kataku dalam hati.

"Aku tidak berbohong, aku janji" kataku lagi.

"Hn." kata Sasuke lagi.

'Apa sih artinyai Hn?, aku sama sekali gak ngerti maksudnya apa?' batinku sedikit kesal.

"Aku berjanji, Aku Hyuuga Hinata berjanji kepada Uchiha Sasuke bahwa aku akan selalu bersama Uchiha Sasuke selama hidupku." kataku sambil janji kelinking dengan Sasuke.

Sasuke terlihat menahan ketawa. Aku cemberut. Sepertinya dia anggap aku main-main kali ya. Tetapi dia menyambut jari kelingkingku.

"Janji." kata Sasuke.

"Janji." kataku senang.

Dan kami tertawa bersama. Di danau inilah kami bertemu pertama kali dan di tempat ini juga kami berjanji agar selalu bersama selamanya. Ini akan menjadi danau yang spesial bagi kami.


No POV

Setelah Hinata dan Sasuke membuat janji. Mereka diam sejenak dan memandang betapa indahnya langit. Merasakan betapa sejuknya angin berhembus. Tak terasa hari sudah petang.

"Sasuke, aku ingin pulang ke rumah!" kata Hinata setelah matahari tenggelam.

'aku tidak merasa gugup lagi dengan Sasuke.' batin Hinata.

"Hn..aku akan mengantarkanmu pulang." kata Sasuke langsung terasa baju Sasuke sudah kering karena menyelam di danau tadi.

'Berapa lama aku berdiam diri di sini sampai-sampai aku tidak memperhatikan bajuku sudah kering?' tanya Sasuke dalam hati.

Hinata masih duduk melihat Sasuke dengan dengan wajah sedih. Merasa bersalah karena dia ingin pulang.

"Kau akan kemana Sasuke?" tanya Hinata bingung.

"Aku akan ke rumahku yang pasti. Tidak mungkinkan aku akan tinggal di danau ini." canda Sasuke.

"Tapi-" kata Hinata terpotong.

"Ayo aku akan mengantarkanmu pulang, nanti ayahmu akan marah kepadamu bila kau tidak cepat pulang." kata Sasuke memperingatkan dan menjulurkan tangannya kepada Hinata. Sasuke sangat mengetahui klan Hyuuga, karena klan Uchiha dan klan Hyuuga adalah klan yang terkuat di Konohagakure.

'Chichiue, chichiue akan marah padaku karena aku tidak langsung pulang setelah sekolah.' batin Hinata sedih.

Hinata meraih tangan Sasuke, lalu berdiri dan mereka pulang ke rumah sambil berpegangan tangan.

Di jalan Konoha terlihat sepi sekali karena biasanya orang tua mengingatkan anaknya agar pulang sebelum petang. Itu memang sudah tradisi warga Konoha.


Kediaman Hyuuga

Tak berapa lama kemudian mereka sudah sampai di kediaman Hyuuga. Lalu Sasuke melepaskan tangan Hinata.

'Aku takut sekali chichiue akan marah padaku.' kata Hinata dalam hati hatinya berdegup-degup kencang.

"Ja-" kata Sasuke terpotong karena Hinata memegang tangan Sasuke lagi dengat erat seakan tidak mau di tinggalkan.

"Aku takut.." kata Hinata pelan kepada Sasuke.

Sasuke menepuk punggung Hinata lembut dengan tangannya yang tidak di pegang Hinata.

"Semuanya akan baik-baik saja. Aku selalu bersamamu." kata Sasuke menenangkan Hinata.

Hinata kaget sekali karena kata-katanya yang sebelumnya dia ucapkan untuk Sasuke, kini malah Sasuke yang mengembalikan kata-kata Hinata.

"Sasuke." kataku menatap matanya mencari kebenaran. Dia tidak berbohong denganku. Lalu aku melepaskan tanganku darinya.

"Ja.." kata Sasuke sambil memasukkan kedua tangannya di kantong celananya.

"Ja.." kata Hinata pelan sekali sambil melihat Sasuke berjalan lalu menghilang dari penglihatannya.

Hinata berjalan dengan hati-hati menuju pintu rumahnya. Mengumpulkan keberaniannya dan membuka perlahan pintu tersebut. Hinata melihat ayahnya berdiri di depannya dengan wajah tanpa ekspresi.

"Darimana saja kau Hinata?" tanya Hiashi, ayah Hinata.

"C-chichiue." kata Hinata gugup tak menjawab pertanyaan ayahnya.

"Hinata, kau darimana saja?" tanya ayahnya lagi dengan keras.

"A-aku t-tadi k-ke d-danau, C-chichiue." jawab Hinata gugup.

Hiashi tampak marah dengan kelakuan Hinata yang diulang-ulang.

"Hinata, kau harus pulang ke rumah setelah pulang sekolah. Apakah syarat itu bisa di mengerti Hyuuga Hinata." kata Hiashi marah kepada Hinata.

"h-hai." kata Hinata pelan sekali.

"Apa yang kau bilang tadi, Hyuuga Hinata?" tanya Hiashi seolah-olah tidak mendengar kata Hinata.

"M-mengerti C-chichiue." kata Hinata sambil menahan nangis.

"Sekarang kau kembali ke kamarmu, Hinata." kata Hiashi selesai.

"…" Hinata tidak mengucapkan kata-kata. Dia langsung pergi ke kamarnya sambil menahan tangisannya.

Hinata menutup pintu kamarnya pelan dan menguncinya. Dia hanya ingin sendirian sekarang.

"Hinata.." kata suara yang familiar di telinga Hinata.

"S-sasuke, k-kaukah i-itu?" jawab Hinata.

"Iya, tolong bukakan jendelanya!" pinta Sasuke kepada Hinata.

"S-sebentar." Kata Hinata langsung menuju jendelanya dan membukanya agar Sasuke bisa masuk.

Setelah Sasuke masuk ke kamar Hinata. Sasuke langsung merentangkan tangannya. Agar Hinata bisa menangis di pelukannya.

"kau tidak pu-" kata Hinata terpotong.

"Aku telah berjanjikan, aku akan selalu bersamamu." kata Sasuke dengan senyumnya.

Hinata terkejut sekali. Tetapi dia langsung memeluk Sasuke dengan erat.

"Hiks..hiks" tangis Hinata di pelukan Sasuke.

"menangislah sepuasnya, aku akan selalu di sini. Jika kau sudah selesai menagis berjanjilah kepadaku agar tidak menangis lagi" kata Sasuke lembut.

Hinata sekali terkejut dengan kata-kata Sasuke. Tanpa sadar Hinata mengucapkan "Iya".

Tanpa terasa Hinata menghabiskan waktunya untuk menangis. Dan Hinata tidur terlelap di pelukan Sasuke.


Sasuke's POV

Setelah Hinata menghabiskan tangisannya. Dia tertidur di pelukanku. Wajahnya terlihat sangat damai. Lalu aku menyapu air matanya dengan tanganku. Aku mengangkatnya ke tempat tidurnya dan menidurkannya disana. Aku mencium keningnya.

"Oyasuminasai, Hinata" kataku pelan agar Hinata tidak bangun dari tidurnya yang damai.

Setelah mengatakan kata itu. Aku pergi melewati jendela Hinata.

TBC

A/N : Bagaimana menurut anda. Saya minta review, saran , kritik para Sensei dan Senpai sekalian. Untuk yang nge-flame boleh tapi saya minta jangan terlalu kasar. Read and Review.