PRESENT

.

.

.

My Monster Sister

Cast:

. Byun Baekhyun Exo - Baekhyun (Yeoja)

. Do Kyungsoo Exo - Kyungsoo (Yeoja)

. Kim Jongin Exo - Jongin (Namja)

. Park Chanyeol - Chanyeol (Namja)

. Kris Exo - Wu Yifan (Namja)

. Suho Exo - Joonmeyon (Namja)

Rated T

Genre: Family, Hurt/Comfort

Warning: GS (Genderswitch),Typos,alur absurd,Penyusunan kata yang tidak sesuai dengan EYD,Cerita murni dari pikiran si penulis. :D

-Happy Reading XoXo-

Summary: Baekhyun dan Kyungsoo adalah saudara kandung yang saling bertentangan, mereka tidak bisa akur satu sama lain. Hingga suatu ketika, datang seorang malaikat yang akan menyatukan mereka. Tapi bagaimana jika kedua gadis itu mencintai Malaikat itu? Akankah hubungan mereka sebagai saudara kandung akan semakin renggang?

It's Chanbaek, Kaisoo, KrisBaek (Slight), Krissoo (Slight), Chansoo (Slight).

.

.

.

"Jadi maafkan kami Nn. Byun dengan berat hati pihak sekolah memutuskan untuk memberhentikan kegiatan sekolah Byun Kyungsoo."

Perkataan itu terus melayang-layang dipikiran Byun Baekhyun, wanita berusia 35 tahun itu. Ya, Baekhyun adalah kakak dari Byun Kyungsoo yang masih berusia 15 tahun. Usia mereka terpaut sangat jauh, karena mendiang ibunya mendapat kesempatan dari Tuhan untuk mengandung lagi disaat usianya 45 Tahun, namun sayang usia Ny. Byun terbilang cukup rentan untuk mengandung, meski sudah di anjurkan untuk menggugurkan kandungan dengan alasan kesehatan, tapi Ny. Byun bersikeras mempertahankan kandungannya. Saat di tanyai oleh Tn. Byun alasan mengapa ia mempertahankan kandungannya, dengan tenang Ny. Byun menjawab bahwa ia ingin memberikan teman hidup untuk Baekhyun kelak disaat mereka sudah tidak ada di dunia ini. Tn. Byun cukup tertegun mendengarnya. Ia tau sifat sang istri yang lembut namun berpendirian kuat. Tak ada pilihan lain selain mensupport keputusan istrinya, lagipula yg ada didalam kandungan Ny. Byun juga darah dagingnya.

Lantas bagaimana Baekhyun? Ya, seperti kebanyakan anak tunggal yang tiba-tiba merasa marah karena status sebagai anak satu-satunya harus lengser karena sebentar lagi ia akan mendapatkan seorang adik. Selama 20 tahun Byun Baekhyun telah menjadi anak kesayangan, apapun yang ia inginkan selalu di penuhi oleh kedua orang tuanya. Tapi, usia ternyata tak menjamin kedewasaan seseorang. Saat itu, Baekhyun merasa cemburu karena ia khawatir rasa sayang dan perhatian orang tuanya akan terpecah karena kehadiran sang adik yg tinggal beberapa waktu lagi.

Hampir setiap hari dikampus Baekhyun uring-uringan. Bahkan selera makannya berkurang. Ia selalu menghabiskan waktu dikamar dan mendiami kedua orang tuanya. Sifat keras Baekhyun menurun dari ibunya, jika ia sudah mengatakan A, maka tidak ada seorangpun yg sanggup mengubahnya. Kejadian itu berlangsung selama berbulan-bulan, Byun Baekhyun yang ceria dan penuh semangat mendadak berubah menjadi Byun Baekhyun yang Sinis, pendiam dan penuh kemarahan. Tak khayal, jika semua perubahan itu berdampak pada hubungannya dengan Wu Yifan pria keturunan China yang sudah terjalin selama 3 tahun. Hubungan itu kandas di tengah jalan, Wu Yifan tak tahan menghadapi sikap Baekhyun yang seperti Monster itu. Benar-benar saat-saat terberat dalam hidup Baekhyun.

Sejak saat itu, ia bersumpah pada dirinya jika ia akan membenci calon adiknya. Ia tidak menganggap adiknya ada. Apapun yang terjadi Byun Baekhyun tetap menganggap dirinya anak tunggal di keluarga Byun.

Kembali lagi, kini wanita itu dengan penuh kekesalan duduk di Sofa ruang tengahnya. Berkali-kali ia melirik ke arah jam dinding yg sudah menunjukkan pukul 10 malam. Kemana anak itu? Kenapa belum juga kembali? Batin Baekhyun.

Tak lama...

"Aku pulanggggg..."

Suara lembut itu Baekhyun kenal, karena selain suara itu dan dia tak ada lagi penghuni di rumah ini. Tanpa pikir panjang, ia segera menuju ke pintu utama.

"Darimana saja kau?"

"Kenapa baru pulang sekarang?"

Pertanyaan ketus keluar dari mulut sang kakak.

Kyungsoo hanya melirik sebentar, ia sudah terlalu kenyang dengan kecerewetan kakaknya, maka apa yang dikatakan oleh Baekhyun tak pernah ia ambil pusing.

"Aku pergi ke rumah Luhan, dan aku ketiduran disana." Jawab Kyungsoo santai, ia melanjutkan langkahnya.

Baekhyun mendengus kasar sambil berkecak pinggang dengan tatapan mendominasi.

"Tidak usah berbohong, hari ini kepala sekolahmu menghubungiku. Tadi siang aku datang kesana." Teriakan Baekhyun menghentikan langkah gadis bermata besar itu.

"Jadi kau sudah tau? Baguslah..."

Baekhyun tak percaya kalimat itu yang akan keluar dari adiknya. Saat ini amarahnya benar-benar sudah memuncak, ia berjalan ke arah Kyungsoo lalu meremas kedua bahunya keras-keras kemudian menggoncangnya hingga rambut hitam ikal milik Kyungsoo berantakan.

"Kau sudah gila, hem? Kau pikir kau siapa disini? Jangan hidup seenaknya. Bahkan kau saja masih menggantungkan hidupmu padaku."

Kyungsoo tak membalas tatapan Baekhyun, ia sudah cukup lelah hari ini. Andai Baekhyun tau kesedihan Kyungsoo, tapi sepertinya kebencian Baekhyun lebih besar daripada rasa keingintahuannya terhadap perasaan Kyungsoo selama ini.

"Aku akan mengganti semua biaya yang sudah kau keluarkan untuk menghidupiku."

Lagi lagi dengan santai Kyungsoo membalas ucapan Baekhyun. Mata sipit itu semakin membesar, kini tangan kanannya sibuk memukuli lengan Kyungsoo dengan keras.

BUGH

BUGH

"Kurang ajar! Kau sungguh keterlaluan Kyungsoo. Berani-beraninya kau berbicara seperti itu padaku. Apa kau sadar, selama ini aku sudah bekerja keras hanya untuk menghidupimu, hem?"

Air mata Baekhyun tertumpah saat titik emosinya sudah melampaui batas. Bukan air mata sedih melainkan air mata penyesalan, ia menyesal sudah menjadi seorang kakak dari gadis yang tidak bisa di atur seperti Kyungsoo.

Baekhyun menghempas tubuh Kyungsoo, nafasnya berderu-deru akibat emosi dan kegiatan pukul-memukulnya itu.

"Pergilah! Cepat kau masuk ke kamar. Aku tidak sudih harus berlama-lama melihatmu." Ucap Baekhyun sedikit menurunkan nada bicaranya.

Kyungsoo akhirnya menaikkan kepalanya, melihat ke arah Baekhyun yg sudah lumayan kacau saat ini. Ia berbalik, dan menuju kamarnya yang terletak di lantai 2 itu. Sambil berjalan, kyungsoo berkata,

"Maafkan aku jika aku hanya membebani hidupmu. Tapi bukan salahku, jika aku harus lahir ke dunia ini." Lirih Kyungsoo.

Baekhyun mendengar itu, ia menoleh ke arah kyungsoo yg semakin berlalu dari pandangannya.

.

.

.

Baekhyun terbangun dari tidurnya karena bunyi alarm yang cukup memekik telinganya. Ya, semalam dengan terpaksa Baekhyun harus menelan obat tidur karena ia tidak bisa tidur. Siapa lagi penyebabnya kalau bukan Byun Kyungsoo. Pagi ini Baekhyun sedikit merasa baikan, namun mata sembabnya belum kunjung hilang.

Seperti biasa, Baekhyun beranjak dari ranjangnya. Masih pukul setengah 6 pagi, jadi ia mempunyai waktu 30 menit untuk berleha-leha. Baekhyun keluar dari kamarnya, untuk membuka semua jendela dan mematikan lampu-lampu yang dibiarkan menyala semalam. Kejadian semalam, benar-benar membuat Baekhyun lupa akan segalanya.

Ia menuju ke dapur dan membuat secangkir kopi. Kopi adalah sahabat terbaiknya saat menyambut pagi.

SLURP AHH~

Baekhyun menyesap Kopi itu dengan penuh penghayatan. Aroma kopi perpaduan dengan udara pagi menjadi satu kesatuan yang memberikan energi positive pada wanita yang kini tak muda lagi itu.

Ia memejamkan matanya, menikmati Kicauan Burung gereja yg begitu merdu memanjakan telinganya. Tiba-tiba didalam gelapnya, muncul wajah adiknya. Wajah itu begitu menyebalkan, begitu misterius dan dingin. Tapi ia selalu merasa penasaran dengan tatapan mata besar itu. Ada apa dibalik mata besar itu? Mengapa mata besar itu seolah-olah mengemis perhatian padanya. Tidak! Baekhyun langsung membuka matanya kembali, raut wajah tenangnya kini berubah menjadi masam. Sial! Anak itu menghancurkan pagi indah Baekhyun. Nafsu minum kopinya menghilang, ia meletakan gelas itu di dalam wastafel dengan kasar. Lalu ia memutuskan untuk segera bersiap-siap ke kantor.

Sementara itu..

Dilantai 2, didalam kamar yang bernuansa Hitam Putih terdapat gadis yg masih bergumul di atas ranjang, gadis itu sudah bangun sejak 10 menit yang lalu. Tapi ia masih begitu malas untuk beranjak dari atas kasurnya. Ia melirik ke arah jam di atas meja nakas disamping ranjangnya.

"Pasti dia belum berangkat!" Ujar gadis bermata burung hantu itu.

Saat ini, Kyungsoo tengah menghindari kakaknya karena kejadian semalam. Ia tau, percuma saja karena sehari-hari pun jika mereka sedang bertemu dalam satu meja makan, hanya ada keheningan dan basa-basi saja. Jadi kali ini Kyungsoo memilih untuk menghindar dari Baekhyun.

Baekhyun sudah siap untuk berangkat ke kantor. Wanita berprofesi sebagai public relation itu pun keluar dari kamarnya. Ia memperhatikan ruangan sekitar, tidak ada menandakan keberadaan seseorang.

"Pasti dia masih tidur. Astaga! Haruskah aku naik ke atas dan membangunkannya?" Baekhyun bermonolog.

Baekhyun sejenak berpikir, kemudian ia memutuskan untuk tidak membuang tenaga karena ia sadar ini masih terlalu pagi. Baekhyun dan Kyungsoo jika disatukan hanya akan menghasilkan energi negative. Jadi Baekhyun memilih untuk menghindar. Tanpa mereka sadari, mereka adalah adik kakak yang kompak. Hhe.

.

.

.

Hari ini adalah hari pertama Kyungsoo resmi menjadi Pengangguran, pasalnya kemarin ia dikeluarkan dari sekolah karena terlibat masalah dengan teman sekelasnya, yaitu Oh Sehun. Bocah malang itu harus mendapatkan bogem mentah dari Kyungsoo karena sudah berani menghina Byun Baekhyun yg notabenenya perawan tua. Kini Oh Sehun harus menjalani rawat jalan, karena ia mengalami patah tulang dibagian hidungnya. Orang tua Oh Sehun tidak terima dan meminta Kepala sekolah agar mengeluarkan Byun Kyungsoo. Saat itu Kyungsoo tak sendirian, ia dibantu oleh temannya, Kim Jongin. Bocah laki-laki berkulit hitam dengan rambut jamurnya. Kim Jongin tidak semalang Kyungsoo, ia hanya diberi hukuman Skors selama seminggu.

Kyungsoo memutuskan untuk menyiram tanaman yang ada di pekarangan rumahnya. Pagi itu sungguh cerah, jadi Kyungsoo sedikit bersemangat. Lagipula, tak ada Baekhyun yang cerewet itu. Ia mulai menyirami satu persatu tanaman kesayangan Baekhyun, tiba-tiba ia dikejutkan oleh Batu kerikil yg terlempar ke arahnya.

PLUK!

Batu itu mengenai tepat di kepala Kyungsoo.

"Ya! Siapa disana?" Teriak Kyungsoo mengedarkan pandangannya ke segala arah.

Tiba-tiba dari depan pagar, muncul sosok bocah laki-laki hitam dengan senyum lebar hingga terlihat deretan gigi-gigi putihnya. Ya, dia Kim Jongin. Rumahnya tak terlalu jauh dari rumah Kyungsoo.

"Kau?" Kyungsoo seolah tak percaya.

"Tentu, Kim Jongin." Sahut Jongin mengeluarkan smirknya.

Jongin masuk ke dalam pekarangan Kyungsoo dan duduk di kursi Taman memperhatikan Kyungsoo yg masih berkutat dengan kegiatannya.

"Pagi-pagi begini, kenapa sudah keluar rumah? Apa ayah dan ibumu tidak marah?" Tanya Kyungsoo.

"Aku bosan dirumah, kebetulan mereka sedang ke Busan. Kau tau, Bisnis~" Kim Jongin menyilangkan tangannya didada.

"Kau sendiri, tumben sekali sudah rajin? Apa semalam terjadi keributan lagi? Apa dia menghukummu untuk membersihkan seisi rumah?" Tambah Jongin penasaran.

Kyungsoo mendelik tajam..

"Kau tau! Tak akan ku biarkan dia menyiksaku. Aku melakukan ini hanya untuk mengisi kekosongan waktuku saja."

Jongin mengangguk mengerti.

Sejenak keadaan hening, karena Jongin sibuk dengan ponselnya dan Kyungsoo masih menyiram tanaman.

Sementara itu Baekhyun dikantor tengah berkutat dengan pekerjaannya. Hari ini ia ada pertemuan dengan salah satu perusahaan yang akan bergabung di perusahaannya. Maka ia harus mempersiapkan materi sebaik mungkin, agar ia berhasil dan semakin disayang atasannya.

"Byun Baekhyun, kau dipanggil oleh Tn. Kim Joonmyeon." Ucap Sekretaris melalui saluran telepon.

"Baik, aku akan segera kesana." Jawab Baekhyun.

Setelah menutup telepon itu, ia bergegas menuju ruangan atasannya.

"Kau memanggilku?"

"Ya, masuklah."

Tubuh mungil itu masuk ke dalam ruangan atasannya yang sangat akrab dengannya. Ia duduk di kursi yang berada di depan kursi Joonmyeon, keduanya saling berhadapan.

Joonmyeon memperhatikan mata sipit itu yg masih tersisa unsur-unsur sembabnya. Ia mengerutkan dahinya, merasa penasaran apa yg terjadi dengan pegawai sekaligus sahabatnya semasa SMA.

"Ada apa,hem? Kau bertengkar lagi?" Tanya Joonmyeon.

Baekhyun tak pandai menyembunyikan sesuatu dari Joonmyeon, ia hanya menghela nafas. Matanya tertuju pada pulpen yg ia sibuk mainkan itu.

"Katakan, ada masalah apa lagi?" Tanya Joonmyeon lagi.

"Dia dikeluarkan dari sekolahnya." Jawab Baekhyun singkat.

"Apa? Bagaimana bisa, Baek."

Baekhyun hanya mengendikan bahunya malas. Matanya kini ke arah Joonmyeon yg sudah sangat penasaran.

"Kau tau, dia begitu misterius. Kadang ia pendiam, tapi sewaktu-waktu emosinya bisa meledak-ledak. Ia menghajar temannya disekolah dengan alasan pembelaan diri." Baekhyun menjelaskan.

"Membela diri? Dengan kata lain, bukan dia yang memulainya tetapi temannya itu kan? Kau sudah tanya pada adikmu, apa yang dilakukan temannya sampai-sampai ia menghajarnya."

Baekhyun menggeleng, "Semalam kami bertengkar hebat. Ia tidak menjawab apa yang aku tanya. Aku sungguh tidak mengerti dengannya." Baekhyun mengacak rambut frustasi.

Kim Joonmyeon mengusap kepala kecil yang ada dihadapannya itu. "Sabarlah." Ucap Joonmyeon mencoba menenangkan.

"Yayaya hanya itu yang bisa kau ucapkan, joonmyeon." Sindir Baekhyun.

Setidaknya, Baekhyun sudah merasa lebih baik setelah bercerita dengan sahabatnya itu. Tapi Baekhyun sadar, ia tidak bisa secara terus menerus mencurahkan segala keluh kesahnya pada Joonmyeon, karena sahabatnya sudah menikah. Meskipun Yixing kenal baik dengannya, tetapi tetap saja Baekhyun tau batasan-batasannya.

Kembali lagi ke Kyungsoo dan Kim Jongin. Kini keduanya baru saja menyelesaikan kegiatan masaknya, mereka memasak nasi goreng kimchi.

"Yeayyy~ sudah jadi." Ujar Kim Jongin senang. Sesekali ia mengusap-usap perutnya yang sudah lapar.

Kyungsoo menyajikan nasi goreng itu ke dalam piring masing-masing. Ia sengaja memberikan porsi yang lebih banyak ke dalam piring Jongin, karena Kyungsoo pikir tubuh Jongin terlalu kurus.

"Astaga! Apa aku tidak salah lihat? Kau terlalu banyak memberiku nasi goreng." Jongin terngaga melihat ribuan butir nasi diatas piringnya itu.

"Tidak, dengar kkamjong! Kau harus makan yang banyak, karena kau sangat kurus. Tubuhmu itu tak ada bedanya dengan lempengan baja."

Jongin mendecih, ia benci dibilang kurus. Menurutnya, tubuh kurus ini sudah sangat ideal dengan tinggi badannya.

"Ya! Awas kau ya.. Perlu kau tau, aku hanya harus rutin berolahraga untuk membentuk otot-ototku." Jawab Jongin memamerkan lengan kurusnya itu.

"Oh ya? buktikan padaku jika kau memang bisa memiliki Abs." Ledek Kyungsoo.

"Kau meragukanku?" Kim Jongin memastikan.

Kyungsoo dengan santai menganggukan kepalanya, ia sibuk menikmati nasi goreng kimchi yang sangat enak itu. Tanpa ia sadari, Kim Jongin menatapnya dengan tajam. Ia kesal dengan sikap acuhnya Kyungsoo, apalagi Kyungsoo sering mengejeknya. Benar-benar membuat Kim Jongin kesal, namun ada sesuatu yang membuat Jongin tak tega untuk memarahi Kyungsoo. Perasaan asing yang membuat Jongin ingin melindungi temannya itu. Lebih dari rasa Kasihan, itu yang ia tau.

"Baiklah, aku akan membuktikannya padamu. Kelak, jika aku sudah berhasil aku akan datang padamu." Timpal Jongin.

Mendengar itu, Kyungsoo melirik ke arah jongin dengan wajah meremehkannya.

"Aku akan menunggunya, Kim Jongin!" Sahut Kyungsoo.

Jongin tak habis pikir dengan Kyungsoo, mengapa ia begitu dingin padanya. Tapi Jongin tak peduli, karena dibalik itu semua ia tau bahwa gadis yang ada dihadapannya itu tak lebih dari gadis malang yang kesepian. Sama sepertinya..

.

.

.

CITTTT...

Suara rem mobil berdecit, itu adalah mobil Joonmyeon yang berhenti tepat di depan rumah Baekhyun. Hari ini mereka habis mengadakan beberapa pertemuan penting di sejumlah tempat, itulah kenapa Baekhyun dan Joonmyeon baru kembali pukul 9 malam.

"Sudah sampai Nn. Byun sekarang kau boleh turun dari mobilku." Ucap pria berusia 36 tahun itu.

"Hoamsss.. Aku sangat lelah, rasanya tubuhku pegal-pegal semua." Keluh Baekhyun, ia memijat-mijat betis kecilnya.

"Kau sangat bagus hari ini Baek. Kau bekerja dengan baik." Puji Joonmyeon.

"Tentu, karena aku memang yg terbaik." Baekhyun begitu narsis.

"Aisshh, aku menyesal sudah memujimu."

"Terserah, memang itu kenyataannya." Baekhyun menjulurkan lidahnya. Ia turun dari mobil.

"Baiklah, sampai bertemu besok dikantor." Joonmyeon pamit dan dibalas dengan lambaian tangan Baekhyun.

.

.

.

Baekhyun masuk ke dalam rumahnya, Ia mendapati Kyungsoo yang masih menonton Tv, jika di dengar dari suaranya tampaknya Kyungsoo sedang menonton serial kartun.

Baekhyun melintasi ruangan itu tanpa menyapa adiknya, tapi langkahnya berhenti saat matanya tak sengaja melirik ke arah meja yang terletak di depan Kyungsoo. Meja itu begitu berantakan, penuh dengan piring kotor, gelas kotor bahkan tumpahan-tumpahan dari sisa makanan yang dimakan Kyungsoo. Apa-apaan ini? Umpat Baekhyun dalam hati.

Sejatinya Baekhyun adalah pecinta kebersihan dan kerapian, sudah bisa dibayangkan bagaimana reaksi Baekhyun saat ia sedang merasa lelah karena aktivitasnya seharian dikantor tapi ia harus melihat kondisi rumahnya yang jauh dari kata bersih dan rapi.

"Apa-apaan ini?" Ujar Baekhyun berdiri agak serong dari posisi Kyungsoo.

Kyungsoo hanya melirik sebentar ke arah kakaknya, ia melanjutkan aksi menonton tvnya. Kyungsoo sudah tau, jika yang dimaksud oleh Baekhyun adalah segala kekacauan yang ada di atas meja. Ia tidak peduli, karena pikirnya setelah acara tv selesai, ia baru akan membersihkannya.

"Aku sedang tanggung, setelah ini aku akan membereskannya." Jawab Kyungsoo santai.

Rahang Baekhyun mengeras, ia memicingkan matanya.

"Cepat kau bereskan atau aku akan..."

"Kau mau apa? Mau memukulku seperti yang sudah-sudah,hem?" Potong Kyungsoo kini membalas tatapan sang kakak.

Nafas Baekhyun mulai berderu, ia begitu menahan amarahnya. Mengapa dalam keadaan lelah sekalipun, ia harus dibuat kesal? Baekhyun sungguh tidak tahan.

Baekhyun segera meraih remote tv yang ada di atas meja, bahkan ia sangat jijik ketika mengambil remote tv di antara sampah-sampah yang ada disana. Baekhyun mematikan Tv sontak membuat Kyungsoo ikut merasa kesal. Kini atmosfer ruangan itu berubah menjadi memanas.

"Sudah ku katakan cepat kau bereskan semuanya!"

Mendengar itu Kyungsoo memutar bola matanya malas, ia menyilangkan tangannya didada.

"Berikan remote Tv itu, aku tidak akan membereskannya sebelum acara Tv ku selesai."

Amarah Baekhyun kini sudah berada di pucuk kepalanya, ia siap meledak. Seperti kehilangan kendali, Baekhyun melempar remote tv itu ke arah Kyungsoo. Tepat mengenai pelipis mata gadis itu.

"Ahhh~"

Kyungsoo merasakan sakit disana, ia menyentuh bagian itu dan didapati darah segar mengalir dari sana.

Baekhyun tak peduli, sekalipun remote Tv itu mengenai kepala adiknya dan membuat geger otak. Karena baginya Kyungsoo hanyalah adik pembawa ketidakberuntungan dalam hidupnya.

"Sudah ku bilang, Cepat bereskan! Atau kau akan mendapatkan yang lebih dari itu." Perintah Baekhyun.

Tanpa menunggu balasan dari Kyungsoo, ia berbalik dan bergegas menuju kamarnya yang berada persis disamping ruang Tv itu.

Mata bulat itu memerah, seperti sudah siap menjatuhkan bulir-bulir bening. Tapi ia bersumpah tidak akan sudih mengeluarkan air mata hanya karena Baekhyun, si wanita kejam. Ia berdiri dari duduknya, dan pergi ke dalam toilet untuk memastikan luka yang kini terdapat di pelipis matanya.

"Ssssttttthhhh..."

Kyungsoo mendesis saat ia mengoleskan alkohol ke lukanya. Setelah itu ia menutup lukanya dengan Plester. Ia berdiri di depan cermin, tangannya mengepal keras seperti menahan sesuatu dalam hatinya.

.

.

.

Keesokan harinya, Kyungsoo dan Kim Jongin sedang menonton Tv di rumah Kyungsoo. Kali ini mereka menonton film komedi, sedari tadi Bocah laki-laki berkulit tan itu memperhatikan gadis yang ada disampingnya. Menurut Jongin, senyum Kyungsoo begitu lepas dan indah meskipun tertempel sebuah plester dipelipisnya namun tak mengurangi kadar kemanisan Kyungsoo. Seperti tak ada beban hidup yang melanda didiri gadis itu. Tanpa sadar lamunan Jongin di pergoki oleh Kyungsoo,

"Hem, ada apa dengannya? Mengapa menatapku seperti itu." Kyungsoo bertanya-tanya.

Ia melambaikan tangannya di depan Jongin tapi tak ada reaksi, Jongin benar-benar terhanyut pada senyuman Kyungsoo. Muncul ide bagus untuk menyadarkan Jongin, yaitu dengan cara..

"Kyaaaaa!"

Kyungsoo berteriak di kuping Jongin sontak membuat bocah laki-laki itu terkejut setengah mati. Ia hampir jatuh ke lantai, kupingnya berdengung akibat teriakan gadis mungil itu.

"Hahahahahaha~" Kyungsoo terpingkal-pingkal.

"Sial! Apa yang kau lakukan, kyungsoo?"

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu, apa yang kau lakukan? Mengapa kau melamun ke arah ku?" Tanya Kyungsoo disela-sela terkekehnya.

Wajah Kim Jongin memerah, ia merasa malu karena aksinya berhasil dipergoki oleh gadis itu, tapi untungnya Kyungsoo tidak tau alasan sebenarnya.

"Tidak, aku hanya sedang~"

"Sedang memperhatikanku, hem?" Potong Kyungsoo menggoda Kim Jongin.

Mendengar itu Jongin semakin malu, ia sibuk menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kini bocah laki-laki itu hanya menyengir, lagi-lagi memamerkan gigi putihnya.

"Bodoh!" Seru Kyungsoo.

"..."

"Jongin, aku bosan! Aku ingin keluar rumah.." Kyungsoo mengerucutkan bibirnya.

Ekspresi itu.. Begitu manja layaknya seorang adik kecil yang tengah merengek pada sang kakak. Kim Jongin sangat menyukai ekspresi Kyungsoo saat seperti itu.

"Kau mau kemana?" Tanya Jongin dengan bernada bicara seperti orang dewasa.

"Ajak aku jalan-jalan kemanapun yang kau tau. Eh tapi tunggu, aku tau aku ingin kemana..."

Kyungsoo menatap dalam mata Jongin. Dalam hati Jongin bertanya-tanya kemana Kyungsoo akan membawanya.

.

.

.

"Ayooo cepat bodoh, kenapa kau lambat sekali menggowes pedalmu itu!"

Kyungsoo duduk di batang sepeda Jongin, kini keduanya tengah berada di sebuah perjalanan. Sudah setengah jam yang lalu Jongin menggowes sepeda tanpa istirahat. Keringat Jongin sudah membanjiri tubuhnya.

"Kau sungguh tidak tau diri, tubuhmu begitu berat, Kyungsoo!" Sahut Jongin ditengah-tengah nafas yang menderu.

"Sudah ku katakan makanlah yang banyak supaya kau tidak kurus. Ini semua salahmu karena tubuhmu terlalu kurus."

Kim Jongin begitu kesal kenapa dengan seenaknya gadis itu memerintahnya tanpa peduli keadaannya yang sedang lelah ini.

Ia menghentikan sepedanya di pinggir jalan yang ramai. Saat itu masih pukul 11 siang, matahari sudah mulai bergeser ke arah tengah-tengah. Bisa dibayangkan terik matahari saat itu..

"Kenapa kau berhenti?" Tanya Kyungsoo dengan polosnya.

"Turun!" Titah Jongin sedikit ketus.

Kyungsoo tak mengerti apa maksud sahabatnya itu. Ia pun tanpa berpikir panjang menuruti perintah Jongin.

Jongin mendelik tajam ke arah Kyungsoo yang berdiri disampingnya itu. Namun gadis itu mengerjap dengan lucunya, sial! Jongin harus mengakui kekalahannya lagi. Ia tidak tega melihat wajah lugu itu..

"Ada apa jongin?"

Jongin tak bergeming, ia mempertahankan tatapan sinisnya ke arah gadis yang tidak peka akan dirinya itu.

"Apa aku salah?" Kyungsoo memastikan.

Mendengar itu, Jongin hanya menghembuskan nafasnya panjang-panjang. Ia harus benar-benar sabar menghadapi Kyungsoo.

Tatapan sinis itu mulai memudar.

"Tidak, kau tidak salah. Naiklah! Maaf aku hanya merasa sedikit lelah." Jongin terpaksa harus berbohong, dan melupakan kekesalannya itu.

Kyungsoo melirik ke arah dahi Bocah laki-laki itu, benar saja. Rambut jamur itu kini sedikit basah. Segera Kyungsoo mengeluarkan sapu tangan dari tas kecilnya. Tanpa meminta izin, Kyungsoo mengusap keringat demi keringat di sekitaran wajah hingga leher bocah laki-laki kurus itu.

DEG

Kim Jongin terharu menerima perlakuan Kyungsoo, ini adalah kali pertama gadis itu memperlakukannya dengan manis. Meski hanya kegiatan mengelap keringat, tapi sangat berkesan bagi Jongin.

Setelah dirasa cukup kering, Kyungsoo kembali memasukan sapu tangan itu ke dalam tasnya. Ia tersenyum ke arah Jongin, senyum yang begitu tulus dan manis.

"Maafkan aku jika kau menjadi kelelahan, aku berjanji pulang nanti aku akan mentraktirmu makan es krim?"

Jongin menggeleng kepalanya sambil tertawa.

"Bodoh! Untuk apa meminta maaf. Simpan saja uangmu itu karena aku tidak begitu menyukai es krim."

"Lantas apa yang kau sukai?" Kyungsoo mengerucutkan bibirnya.

"Kau ingin tau apa yang ku sukai?" Tanya Jongin dan dibalas anggukan oleh Kyungsoo.

Sejenak Jongin diam, ia terus memandang wajah Kyungsoo. Sungguh membuat Kyungsoo kebingungan, karena akhir-akhir ini ia sering memergoki perilaku Jongin, yaitu menatapnya.

"Jawab aku, jongin!"

"Nanti kau juga akan tau, sudahlah lupakan. Ayo kita lanjutkan perjalanan, hari sudah siang." Jongin mengalihkan pembicaraan. Kyungsoo tak terlalu memikirkan hal itu, lalu kembali naik ke sepeda milik Jongin.

.

.

.

Setelah menghabiskan waktu 1 jam perjalanan, akhirnya sampailah mereka disuatu tempat. Tempat yang di penuhi dengan rumput-rumput hijau dan beberapa pohon rindang, disekitarnya terdapat gundukan-gundukan tanah dan tertancap batu nisan. Ya, saat ini Kyungsoo dan Jongin sedang berada di makam orang tua Kyungsoo.

Jongin berdiri disamping Kyungsoo, ia melihat mata gadis itu berkaca-kaca. Kyungsoo mematung sambil memandang batu nisan yang bertuliskan nama Tn dan Ny Byun, kedua makam itu terletak bersebelahan.

Keadaan yang cukup hening. Akhirnya Jongin memutuskan untuk kembali ke tempat dimana ia memarkirkan sepedanya yg tak jauh dari letak makam orang tua Kyungsoo. Jongin ingin memberikan waktu gadis itu untuk melepas rindu, ia bisa merasakan saat ini Kyungsoo sangat merindukan orang tuanya.

Sementara itu di tempat yang berbeda...

"Apakah aku yakin?"

Berkali-kali Baekhyun mencoba untuk meyakinkan dirinya sendiri. Saat ini ia sedang bersama Joonmyeon di sebuah restaurant yang tak jauh dari kantornya.

"Ada apa Baek? Apa kau ragu?" Tanya Joonmyeon.

Baekhyun tak menjawab, karena ia sendiri tidak tau harus menjawab apa pada sahabatnya.

"Relax Baek, kita tidak sedang dalam pertemuan penting yang mempertaruhkan perusahaanku. Ini hanya sebuah perkenalan saja.."

Benar, setidaknya apa yang dikatakan Joonmyeon ada benarnya. Untuk apa Baekhyun harus merasa gerogi atau ragu. Lagipula atas dasar apa ia harus gerogi, sebagai wanita Baekhyun bisa dikatakan wanita cantik, bertubuh mungil dan cukup mapan. Laki-laki pasti akan tertarik melihatnya.

Tak lama kemudian, datang dari kejauhan sesosok tinggi, bertubuh tegap dengan kepala sedikit botak. Sosok yang begitu sempurna menurut kacamata gadis-gadis.

Saat itu Baekhyun tengah menunduk ke arah menu makanan, karena kopi yang ia pesan tadi sudah habis. Jadi ia tidak melihat kehadiran sosok itu.

"Hey sobat, apa kabar?" Sapa Joonmyeon.

"Aku baik, bagaimana denganmu." Sahut pria tampan itu.

"Seperti yang kau lihat, seperti inilah aku.. Oh ya, kenalkan ini temanku."

Joonmyeon melihat ke arah Baekhyun yang sibuk dengan menu makanannya pun berdeham agar menyadarkan Baekhyun.

"Ehemmm, Baek."

Mendengar nama itu, pria tampan itu mengerutkan dahinya. Sementara Baekhyun tersadar karena dehaman Joonmyeon, ia mulai mendongakkan kepalanya. Melihat ke arah sahabatnya yang kini tengah berdiri bersama temannya yang baru datang dari kanada.

Dia adalah... Wu Yifan.

Keduanya terbelalak, astaga! Mantan kekasih yang sudah 15 tahun lamanya itu tidak pernah ditemui kini harus dipertemukan dalam keadaan yang tidak terduga.

"BYUN BAEKHYUN!"

"WU YIFAN!"

Mereka saling menyebutkan nama secara bersamaan.

Melihat pemandangan itu, Joonmyeon ikut terkejut. Ternyata mereka sudah saling kenal satu lain.

"Jadi kalian sudah saling kenal?" Tanya Joonmyeon.

Kedua sahabatnya itu tak menjawab karena sibuk saling bertatap pandang. Joonmyeon tidak tahan akan rasa penasarannya. Ia pun terpaksa harus menggebrak meja, agar dua manusia di hadapannya mau bereaksi.

BRUK!

Baekhyun yang lebih dulu mengakhiri acara bertatapan itu, ia menoleh ke arah Joonmyeon.

"Maaf Joonmyeon, tapi aku harus pergi sekarang."

Baekhyun segera mengambil tasnya dan bergegas pergi meninggalkan Joonmyeon dan Wu Yifan yang masih mematung itu.

"Baek, kau mau kemana?" Teriak Joonmyeon.

Baekhyun tak menjawab, karena ia terburu-buru harus pergi dari situ. Bagaimanapun juga Ia harus menghindari Wu Yifan.

Yifan tersenyum miris, diotaknya banyak sekali pertanyaan-pertanyaan soal Baekhyun. Sungguh sesuatu yang tak terduga. Ia bisa kembali bertemu dengan gadis gila itu. Batin Yifan.

Kembali ke Makam Tn dan Ny Byun...

Kyungsoo sudah merasa puas karena bisa melepas rindu, meski tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya tapi ia yakin orang tuanya disana tau bagaimana perasaan Kyungsoo sebenarnya.

Kyungsoo memutuskan untuk kembali dan berjalan ke arah dimana Jongin sudah menunggunya. Dilihatnya bocah hitam itu sedang asik mengutak-atik sepedanya.

Saat Kyungsoo berjalan, tiba-tiba ia berpapasan dengan seorang pria tinggi kurus dengan wajah baby face. Pria itu berjalan berlawanan arah, tampaknya pria itu sedang sedih. Ia mengenakan satu setel pakaian hitam. Mungkin ia baru saja menghadiri upacara pemakaman. Entahlah, ada sesuatu yg menarik Kyungsoo untuk terus tetap melihat pria itu, meski kini hanya pemandangan punggung lebar pria itu tapi ia berhasil mencuri perhatian gadis yg bisa dibilang cukup acuh itu.

"Hei Bodoh! Apa yang kau lakukan?"

Akhirnya Kyungsoo sampai di belakang Jongin. Bocah itu menghentikan kegiatannya, ia berbalik ke arah Kyungsoo.

"Oh kau sudah selesai, bagaimana? Apa kau merasa sudah lebih baik?" Jongin memastikan, ia tidak mau perjalanannya sia-sia.

"Tentu, terima kasih ya sudah mau mengantarku." Kyungsoo tersenyum.

Senyum itu berhasil membuat Jongin melupakan segala rasa lelah, haus atau apapun itu. Ia benar-benar meleleh dengan senyum manis milik Kyungsoo.

.

.

.

Baekhyun memutuskan untuk pulang lebih awal, konsentrasinya buyar. Benar-benar buyar. Setelah mendengar penjelasan Wu Yifan, Joonmyeon mengerti mengapa Baekhyun bersikap seperti tadi. Joonmyeon memaklumi keadaan Baekhyun saat ini, ia pun memberi izin Baekhyun untuk pulang.

Dengan gontai, Baekhyun masuk ke dalam rumahnya. Tatapannya kosong, sehingga ia tidak memperhatikan ada sepeda yang terparkir di halaman rumahnya. Saat itu masih pukul 3 sore, Kyungsoo membiarkan Jongin beristirahat di rumahnya karena ia kasihan bocah itu sungguh kelelahan, terbukti dari nyenyaknya tidur Kim Jongin.

Baekhyun kini sudah masuk ke dalam rumahnya, ia hanya melihat Tv yang menyala. Tanpa disadari ada sebujur pria berusia 15 tahun tengah tertidur dengan nyenyaknya di atas sofa.

Baekhyun dengan santainya mendaratkan tubuhnya di atas sofa. Hingga tiba-tiba..

"Ouuuchhhh!"

Baekhyun terkejut mendengar teriakan itu, ia juga sadar kini tubuhnya tengah menduduki kaki seseorang. Tapi jika di dengar dari teriakannya, itu bukan suara adiknya. Itu suara seorang laki-laki. Perlahan-lahan Baekhyun menoleh ke arah sumber suara itu, begitu terkejutnya ia melihat ada seorang bocah laki-laki asing yang ada didalam rumahnya.

Baekhyun sontak berdiri, ia menjauh dari sofa itu agar bisa melihat siapa gerangan yg ada di rumahnya itu. Sementara Kim Jongin yang merasa jika itu bukanlah Kyungsoo, ia segera membuka matanya. Benar saja, itu adalah Byun Baekhyun.

"Si-si-apa kau?" Tanya Baekhyun dengan wajah penuh ketakutan.

"Maaf Nn. Byun.. Aku adalah..." Jongin beranjak dari tidurnya dan membetulkan posisinya menjadi berdiri, dengan keadaan yang super berantakan karena baru saja bangun tidur.

"Pencuri! Ya, kau adalah pencuri. Apa yg sudah kau curi?" Baekhyun mengedarkan pandangannya, memeriksa isi rumahnya.

"Nn. Byun aku bukan seorang..." Jongin memajukan langkahnya..

"Jangan bergerak, berhenti disana!" Baekhyun menunjuk satu titik agar Jongin tidak melanjutkan langkahnya dan berhenti disana.

Mendengar keributan yang terjadi dibawah, Kyungsoo sungguh penasaran. Ia yangg baru saja menyelesaikan mandinya dalam keadaan masih memakai handuk pun turun ke bawah memastikan apa yg terjadi.

"A-da Ap...?"

Mata bulat itu membesar saat ia mendapati kakaknya tengah mengangkat tinggi tasnya siap untuk memukul Jongin. Tapi niat Baekhyun terhenti mendengar suara Kyungsoo. Ia menoleh ke arah adiknya yang berdiri di salah satu anak tangga hanya mengenakan handuk dan rambut yg basah.

Mata sipit itu makin mengecil, timbul pikiran macam-macam. Jangan-jangan Jongin adalah kekasih Kyungsoo, dan selama ini Jongin sering datang ke rumah dan melakukan hal-hal yang tidak-tidak di rumah itu selama Baekhyun sedang berada di kantor.

"Cepat kau turun kemari!" Ketus Baekhyun.

Jongin baru kali ini benar-benar mendengarkan secara langsung suara Baekhyun yang terdengar sinis dan dingin itu, biasanya ia hanya mendengar dari penuturan Kyungsoo saja.

Dengan santai Kyungsoo menuruni anak tangga dan berjalan ke arah Baekhyun, tatapan datar itu disalah artikan oleh Baekhyun, ia mengartikan jika Kyungsoo sedang menantangnya.

"Ada apa ribut-ribut?" Tanya Kyungsoo melirik sebentar ke arah Jongin.

"Kakakmu mengiraku pencuri, aku sudah mencoba menjelaskannya tapi.." Sahut Jongin.

Kini Kyungsoo dan Baekhyun saling berhadapan, lagi-lagi dengan tatapan sinis.

"Dia adalah sahabatku. Kim Jongin."

Baekhyun berdecih, menurutnya itu adalah alasan klise yang dibuat-buat adiknya untuk menutupi kesalahannya.

"Kau kira aku adalah anak kecil yang bisa kau bodoh-bodohi? Katakan, dimana saja kalian sudah melakukannya? Aku tidak menyangka, kau sungguh jalang!"

DEG

Kim Jongin terkejut mendengar pernyataan Baekhyun, sebuah pernyataan yang tidak pantas ia dengar.

Ia memutuskan untuk melerai kesalahpahaman yang terjadi diantara kakak beradik itu.

"Nn. Byun aku bisa jelaskan, benar yang dikatakan oleh adikmu. Kami hanya berteman, kami baru saja dari luar dan aku kelelahan maka itu aku tertidur disini. Maaf jika aku sudah lancang tidur di atas sofa mu."

Baekhyun mendelik tajam yang membuat Jongin takut dan menundukkan kepalanya.

"Kalian sudah mengotori rumahku dengan kelakuan nista kalian. Hey anak muda! Katakan dimana rumahmu? Aku harus menemui orang tuamu."

Mendengar itu Jongin kembali menaikkan kepalanya, kali ini ia benar-benar percaya apa yang dikatakan sahabatnya itu bahwa ia mempunyai kakak yang seperti monster.

"Jangan berlebihan. Jongin-ku tidak salah! Kami tidak melakukan apapun di rumah ini." Bela Kyungsoo.

"Kau!" Bentak Baekhyun

"Pukul saja aku jika itu bisa membuatmu lebih baik, bukankah hanya itu yang bisa kau lakukan agar amarahmu meredam?"

Mata Jongin kini berkaca-kaca. Astaga! Apa Kyungsoo gadis mungil super acuh itu sebegitu malangnya. Ini benar-benar seperti di film-film, bedanya Kyungsoo dan Baekhyun adalah saudara kandung.

"Jongin, kau pulanglah. Aku tidak ingin kau menyaksikan pertunjukkan sirkus ini." Sindir Kyungsoo membuat Baekhyun mendengus kasar.

"Tapi Kyung..."

"Cepat!" Potong Kyungsoo.

Dengan berat hati dan penuh dengan kecemasan Jongin meninggalkan ruangan itu, ia merasa gagal menjadi pelindung Kyungsoo. Ia menempelkan tubuhnya di balik pintu luar.

Tak lama terdengar..

BUGH

PLAK

BRUK

"Mau jadi apa kau kelak? Berani-beraninya kau membawa masuk teman pria ke dalam rumah? Katakan padaku, sudah sejauh mana kalian melakukannya?"

Tubuh Jongin bergetar hebat, ia merosotkan tubuhnya dan mengacak rambutnya frustasi. Telinganya terfocus dengan suara gaduh yang berasal dari dalam rumah sahabatnya.

"Maafkan aku Kyungsoo.. Hixs." Lirih Kim Jongin.

TBC

Halo, kenalin aku Rara. Ini Ff pertama aku, jadi mohon maaf ya kalau agak kurang memuaskan. Gimana menurut kalian Baekhyun udah cukup kejam belum jadi seorang kakak? Aku pengen buat Baekhyun terlibat Cinta entah segi berapa sama Kyungsoo, tapi tenang aja ini Official pair kok. Hhe..

Gimana Chingu, kira-kira Ff ku ini bisa dilanjut gak? Review sebanyak-banyaknya.

Gomawo XoXo