A/N : Halo~, ini fic KakaSaku saya pertama, sekaligus fic pertama saya di fandom naruto ini, jadi mohon bantuannya ya, senpai" sekalian (_ _)

Warning :AU, OOC, gaje, judul nggak nyambung, dsb

Disclaimer: Naruto bukan punya saya, tapi punya Masashi Kishimoto-sensei


Kitchen Romance

A KakaSaku fanfic by Mizumori Fumaira

Naruto©Masashi Kishimoto

Sreng!Sreng!Sreng!

Gesekkan spatula dan wajan terdengar di sebuah gedung berukuran sedang. Seketika itu juga tercium aroma masakan yang wangi, membuat sekelompok murid keluar dari ruangan masing-masing.

Gedung itu adalah sebuah freeschooluntuk anak jalanan. Konoha Gakuen, sebuah yayasan pendidikan untuk anak jalanan yang terdiri dari tingkat SD-SMA. Meskipun hanya sebuah gedung sederhana, namun sangat berharga bagi para anak jalanan. Mereka mendapatkan pendidikan (bahkan ijazah kalau sudah lulus), seragam, dan makan siang. Pendirinya adalah seorang pengusaha kaya raya yang begitu peduli dengan pendidikan.

"Kali ini Sakura masak apa, ya?"

"Dari wanginya, sih nasi goreng!"

"Waah masih lama nggak ya?"

Seorang siswi berambut sebahu, dengan warna seindah bunga sakura. Wajahnya oval, lehernya dihiasi sebuah chocker berbandul batu safir. Tangannya memegang sebuah wajan yang penuh dengan nasi goreng. Ia lalu tersenyum.

"Ayo, antri dan nikmati maskanku!"


Sakura sudah menjadi anak jalanan sejak usianya 2 tahun. Ibunya membuangnya di jalanan, semenjak ayahnya meninggal. Ia lalu diasuh oleh seorang pengemis yang sudah meninggal 6 tahun lalu.

"Kepada Haruno Sakura-san kelas 2-A harap menuju ke ruang kepala sekolah."terdengar panggilan kepada dirinya melalui intercom.

Sakura bangkit dari kursinya, lalu menuju ruang kepala sekolah . Setelah sampai, ia mengetuk pelan pintu ruangan.

"Masuklah!"

Sakura memasuki ruangan dan duduk di kursi setelah lalu fokus pada...kue kering di atas meja.

Sang kepala sekolah sudah tahu sifat muridnya itu, dan segera menawarkan kue kering itu pada gadis itu. Sakura tersenyum dan berterima kasih, lalu mengambil kue itu.

"Sudah lama saya nggak makan kue dari toko harvest," gumam Sakura. Sang kepala sekolah hanya tersenyum kecil.

"Begini, Haruno-san. Ada yang harus bapak bicarakan..."


Sakura berlari mengitari sebuah gedung mewah. Mencari gerbang depan dengan terburu-buru. Saat ia melihat jam tangannya-untuk kesekian kalinya, ia meringis.

"Sial. 3 menit lagi!" rutuknya pelan.

Ia lalu berhenti sebentar, lalu menyeringai. Lalu ia perhatikan ke sekelilingnya- tidak ada siapapun. Ia menaiki pohon di sampingnya, merayap ke dahan, lalu melompat menyebrangi benteng gedung itu, dan..

bruk!

Ia sepertinya menimpa sesuatu.


-flashback-

"Eh, jurusan memasak?" tanya Sakura bingung. Kepala Sekolah hanya mengangguk.

"Rasanya sayang sekali kalau bakat memasakmu dibiarkan saja. Ada sekolah yang membuka pendaftaran bagi siswa baru dan pindahan, untuk mendapatkan beasiswa di jurusan memasak. Kau akan mendapatkan pelajaran memasak 3 kali seminggu, bahkan dapat uang saku dan tinggal di asrama. Namun kau harus lulus seleksi masak minggu depan." jelas Kepala Sekolah.

"Menarik. Izinkan aku mencobanya!"

-end of flashback


"Mau sampai kapan kau menindih badan saya?"

Mendengar suara bariton yang terkesan dingin itu, Sakura sadar kalau yang ia timpa bukan sesuatu melainkan seseorang. Sakura segera meloncat dan membantu orang yang ditimpanya.

"Maaf! A...aku benar-benar minta maaf!" sahut Sakura sambil membungkuk dalam. Sang pria dengan rambut perak yang melawan gravitasi itu, segera mendelik ke arah Sakura dengan mata onyx-nya yang tajam, namun indah.

Lelaki dengan jas yang kusut (gara-gara kejatuhan Sakura) memerhatikan gadis itu dari atas sampai bawah. Saat ia melihat nametag gadis itu, ia buka suara.

"Kamu mau ikut seleksi jurusan masak?" tanyanya.

"Iya!"

Lelaki itu menyeringai. "Aku tak yakin, anak monyet sepertimu bisa lulus."

"Si... SIAPA YANG ANAK MONYET! DASAR NGGAK SOPAN!" Sakura mulai naik pitam. Namun mendengar suara lonceng yang menunjukkan pukul 8, ia segera berlari. namun langkahnya berhenti. Ia berbalik menghadap lelaki tadi.

"Kau tahu letak gedung C?" tanya Sakura enggan. "sialan, bisa-bisanya aku marah-marah terus nanya!"rutuk Sakura dalam hati.

Lelaki itu memberi pandangan iba dan merendahkan, namun tak lama seringainya muncul.

"Bodoh. Ikut aku!"

Sakura mengekor pasrah. Rasanya harga dirinya terjun bebas mendekati nol.

"Sialan lihat saja nanti. Aku pasti bisa lolos!"


gimana? lanjut atau tidak? mohon reviewnya~ (_ _)