Fic pertama, jadi mohon maaf kalo agak gak jelas, jelek, salah ketik dan sebagainya.

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Story By : Ripaza

Rated : T

Genre : Romance, Crime, Adventure, Action

Pairing : NaruSaku, ShikaIno,

Warning : Typo, OOC, OC, MultiChap, GaJe, Bahasa Aneh, Alur Rada Lambat


Chapter I : Beginning

Tedengar suara sirine mobil polisi membuyarkan keheningnya malam kota paling romantis didunia, kota Paris.

Tak jauh dari tempat itu nampak seorang pemuda dengan pakaian full-armor berwarna hitam lengkap dengan sebuah masker berlarian diatap gedung sambil menggendong sebuah tas berwarna hijau tua berisikan sebuah senapan XM500.

Dengan nafas tersengal-sengal pemuda itu terus berlari dan meloncati bangunan-bangunan tinggi layaknya seekor tupai berlari menghindari predatornya.

"Hahh, Hahhh, Hahhh," dengan nafas tersengal pemuda itu meloncat turun dari sebuah apartemen 3 tingkat.

"Brukk," terdengar suara kaki pemuda tersebut menyentuh tanah menandakan ia berhasil jatuh dengan posisi tepat, dengan nafas yang masih memburu, pemuda itu bersembunyi dibalik bayangan sebuah pohon yang lumayan besar.

"Ck, seperti biasa selalu terlambat," gerutu pemuda tersebut.

Tak lama kemudian datang sebuah sedan sport menghampiri pemuda tersebut.

"Oi oi, kenapa lama sekali jii-san," keluh pemuda tersebut.

"Sedikiti ada masalah tadi diperjalanan," jawab seorang lelaki berambut putih berusia sekitar 40 tahun.

Dengan segera pemuda itu masuk ke mobil tersebut lalu menaruh tas berwarna hijau yang sedari tadi ia gendong ke kursi belakang.

"Bagaimana?" tanya pemuda tersebut pada lelaki disebelahnya.


FLASHBACK ON


Semilir angin menerbangkan rambut seseorang yang mengenakan pakaian full-armor dilengkapi sebuah masker yang menutupi setengah mukanya menyisahkan mata yang kini menempel pada sebuah scope pembidik.

"Hah berapa lama lagi," gerutu pemuda tersebut.

"Disini Fox, bagaimana keadaan dibawah, Over,"

"Disini Frog, keadaan masih kondusif, Over,"

Kembali suasana hening menyelimuti pemuda yang bernama Namikaze Naruto, seorang anak pengusaha yang bergerak dibidang keamanan ROOT, walaupun ia bukan anggota militer namun sebagai putra tunggal keluarga Namikaze, Naruto dituntut dapat menguasai keterampilan menggunakan senjata dan beladiri demi keamanan diri sendiri dan masa depannya kedepan.

'Malam yang indah' guman Naruto dalam hati sambil memperhatikan cerahnya malam ini ditemani bintang dan rembulan dimalam ini Naruto mengerjakan salah satu kewajibannya sebagai pewaris keluarga Namikaze dan sebagai salah satu anggota dari NE, salah satu cabang dalam ROOT, yang berisikan pemuda dengan umur 16-20 tahun. Walaupun umur mereka yang tergolong belia namum tanggung jawab mereka sebagai anggota NE sangatlah besar, karena NE hanya berisi 6 orang yang terlatih dalam pertempuran jarak dekat, jauh, tangan kosong, infiltrasi, dan lalin-lain.

"Disini Frog, harap bersiap target segera sampai dititik temu, Over,"

"Affirmative, Over,"

Naruto pun segera bersiap menyiapkan senapan XM500-nya, ia menempelkan matanya pada scope pembidiknya dan jari tangan kananya pada pelatuknya. Tangan kirinya pun menarik kokang pertanda peluru sudah siap, ia lalu melepas pengaman pada pelatuk senapan sniper dengan berat 11.8 kg tersebut. Ia pun bersiap menarik pelatuk setelah perintah dikeluarkan.

"Disini Frog, target sampai dalam 10, 9 ,8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1,"

DUARRRRR

Naruto pun akhirnya menarik pelatuk senapannya dan,

JLEEBBBBB

Peluru yang ia tembakkan sukses bersarang tepat dikepala target.

'Headshot' gumannya disertai senyuman bahagia.

"Disini Fox, target berhasil tumbang, selanjutnya bergegas meetingpoint,"

Naruto pun segera membereskan perlatannya, karena sebagai anggota NE mereka harus bisa menyelesaikan misi tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Benar saja, tak lama kemudian terdengar suara sirine mobil polisi, Naruto yang baru saja memasukkan Senapan Sniper kedalam tas hijau dan segera berlari menuju titik temu sebelum polisi menemukannya, karena dalam NE mereka diajarkan

'Berhasil mereka tak dapat penghargaan, dan bila tertangkap mereka tidak akan mengakui mereka'


FLASHBACK OFF


"Seperti biasa, target berhasil dilumpuhkan, namun sepertinya kau harus sedikit mengganti kebiasaan tak memakai silencer mu itu," ucap Lelaki yang duduk disampingnya itu.

"Kau tahu kan jiji, senapan ini memang tak bisa ditambahkan silencer,"

"Salah mu sendiri, kan sudah kuperingatkan untuk membawa SSG-P1 bukan XM500,"

'Cih SSG-P1 senapan milik para banci' gumam Naruto dalam hati.

"Baik baik, aku yang salah tapi setidaknya berilah cucumu ini ucapan selamat," jawab pemuda tersebut ditambah sebuah senyuman bukan tapi sebuah seringai.

"Ck, seperti biasa perilaku kekanak-kanakanmu itu belum hilang juga,"

"Ngomong-ngomong Naruto, tentang rencanamu kembali ke jepang,"

"Apa?", jawab Naruto tanpa melihat wajah jiji-nya itu, sedangkan Jiraiya tetap diam tak menjawab pertanyaan Naruto.

"Kita sudah mebicarakannya kan jii, malam ini aku tetap akan terbang ke Tokyo, lagipula sepertinya Tou-san dan Kaa-san sudah tidak sabar melihat anaknya yang Tampan ini," jawab Naruto disertai sebuah serigai.

"Tapi..tapi...kau tau kan bagaimana baa-sanmu itu, kalau tak ada kau disana bisa-bisa setiap malam jiji mu ini keluar masuk rumah sakit,"

"Ya itu urusan jiji," jawab Naruto disertai sebuah Evil Smile seakan mengetahui apa yang akan terjadi bila ia meninggalkan kakeknya itu hanya dari kata-katanya tadi.

BUAGH

"itttaiii...ttebayo, kenapa jiji memukulku?" rutuk Naruto dengan sedikiti mengerucutkan bibirnya.

"Terserah kau lah, oh ya jiji titip salam pada Tou-san dan Kaa-san mu itu, oh dan juga kepada putri mu itu," goda Jiraiya yang sukses mebuat Naruto blusing ria.

"JIJI!" bentak Naruto kepada Jiji-nya yang memang sering menggodanya itu.

Sepanjang perjalanan ke Bandara mereka tetap bertahan dalam keheningan, hingga akhirnya...

"Baiklah kita sudah sampai," ucap Jiraiya

Tanpa berpikir panjang, Naruto lalu berlari keluar mobil itu dan segera berlari menuju pintu masuk bandara.

"Naruto, bagaimana dengan barang dibelakang itu," teriak Jiraiya kepada cucunya itu

"Jiji simpan saja aku sudah tak membutuhkannya," jawab naruto tanpa menatap kakeknya yang masih duduk didalam mobil.

"Ck, anak itu selalu saja merepotkan, setidaknya ucapkan selamat tinggal atau apalah," rutuk Jiraiya

Ia lalu memutar mobilnya kembali ke kediamannya disalah satu kompleks perumahan elit dikawasan Eifel Tower.


SKIP TIME 1 Hari


Bandara Internasional Narita [New Tokyo International Airport]

Nampak seorang pemuda berambut kuning dengan warna kulit tan yang baru saja melewati gerbang kedatangan internasional, tak lain tak bukan ia adalah Namikaze Naruto.

Dengan masih didera rasa kantuk dan lelah setelah perjalanan selama 1 hari dari Paris, Perancis ia segera menuju tempat menuggu di Bandara Internasional Narita.

"Ck, dia belum datang juga," rutuknya kesal.

Sebenarnya ia ingin segera pulang dan berisitirahat dirumah, namun keinginannya buyar ketika ia medapat pesan dari Tou-sannya.


FLASHBACK ON


Para penumpang sebentar lagi kita akan sampai di Bandara Internas...

Suara pramugari itupun membangunkan Naruto dari tidur panjangnya, dengan mata yang masih berat ia pun segera memeriksa ponselnya dan menemukan sebuah pesan.

'Dari Tou-san' batinnya dalam hati, dengan sedikit memiringkan alisnya iapun membuka pesan itu.

Dari : Tou-san

Subjek : Tidak ada subjek

Maaf Naruto Tou-san tidak bisa menjemputmu hari ini, Tou-san sedang ada meeting di Osaka, Paman Kakashi yang akan menjemputmu nanti.

'Sial' rutuknya dalam hati, setelah membaca sebuah kalimat KAKASHI iapun berpasrah diri, karena segala hal yang menyangkut pamannya itu pasti berkaitan satu hal yaitu TELAT, segala rencananya ketika tiba di Tokyo yang telah ia rencanakan pun buyar.

'Ini akan menjadi hari yang panjang' batinnya dalam hati,


FLASHBACK OFF


Ia pun menunggu

10 menit...

20 menit...

30 menit...

1 jam...

2 jam...

Dan akhirnya, "Yo Naruto, sudah lama tak bertemu," tanya kakasi dengan wajah innocent, muncul 4 kerutan didahi Naruto ia bersiap menghajar Kakashi namun ia tahu ini tempat umum, dengan segala kekesalan yang ia pendam ia pun menyeringai "Lama tak berjumpa PAMAN KAKASHI!" jawab Naruto dengan sedikit penekanan diakhir kalimat.

"Yo Naruto segeralah ke Toilet," perintah kakashi.

Dengan segala kebingungannya ia bertanya "Untuk apa?"

"tentu saja untuk memakai ini, hari ini kau mulai bersekolah," jawab kakashi sambil menunjukkan sebuah seragam yang tak lain adalah seragam sekolah paling elit di Tokyo, Tokyo International High School.

"APAAAAAAA?" dan akhirnya segala emosi Naruto pun tumpah dengan teriakan yang hampir terdengar di seisi Bandara ia sangat sangat kesal "KENAPA KALAU HARI INI LANGSUNG SEKOLAH KAU DATANG TERLAMBAT BODOH!" bentaknya kepada pamannya itu, Pamannya itu hanya menggaruk-garuk lehernya yang tak gatal sambil menunjukkan senyum tak bersalah yang tertutupi masker yang selalu ia pakai.

"Kunci,"

"Apaa?" tanya Kakashi dengan nada bingung.

"Kunci!,", "Berikan aku kunci mobilmu bodoh," rutuknya kesal.

Kakashi pun memberikan kunci sebuah mobil BMW kepada naruto.

"Kau mau apakan kunci itu Naruto?" tanya Kakashi.

"DIAM," bentak Naruto yang berjalan meninggalkan Kakashi.

"Naruto," Kakashi berjalan mengikuti Naruto.

"Sudah kubilang Diam disitu," bentak Naruto kepada pamannya itu lagi.

Kakashi pun diam, ia tahu ia bersalah, ia hanya melihat punggung Naruto yang mulai menjauh.

"Yare-yare, sepertinya aku harus mencari taksi," ucap Kakashi.

-Silence Kills-

Naruto dengan segala kekesalannya pun segera masuk ke sebuah mobil BMW milik pamannya yang baru saja ia tinggalkan. Ia sangat sebal setelah kemarin ia melakukan misi sepanjang malam, mendengarkan celotehan Jiraiya selaku kakeknya selam perjalanan ke Bandara, sesampainya ia di Bandara ia dibuat menunggu selam 2 jam, dan yan paling menyebalkan ia harus langsung sekolah dan parahnya lagi dihari pertamanya ia sekolah ia harus dibuat terlambat gara-gara pamannya yang terkenal akan ketepatan waktunya itu.

Dengan segala kekesalannya iapun merogoh ponsel yang ada didalam kantung celananya, dengan segera ia mencari satu nama yaitu Namikaze Kushina karena ia tahu ide ini pasti ide Namikaze Kushina yang tak lain tak bukan selaku Kaa-sannya.

"Kaa-san, kenapa aku langsung sekolah?" tanpa bertele-tele ia langsung bertanya kepada Ibunya.

"Tidak ada alasan Naruto, pendidikan itu penting," jawab Kushina.

"Tapi.. ,"

"Tidak ada tapi-tapian Naruto, lagipula kau pasti senang disana, disana banyak wanita cantiknya," jawab Kushina.

'Cih dasar orang tua, mau mencoba menggodaku,' rutuknya dalam hati ia pun menyerah karena ia tak akan menang bila berdebat melawan ibunya itu.

"Wakatta...Wakatta," ia pun segera memutuskan teleponnya karena ia tahu jika ia terus melanjutkan perdebatan yang tak berguna ini, ia akan berakhir diceramahi sampai ia sampai disekolah.

Dengan tetap menyetir mobilnya, ia sedikit merapikan dasi dan kemeja sekolahnya.

Tak lama kemudian ia berbelok kesebuah gerbang besar bertuliskan Tokyo International High School. Ia pun segera memarkirkan mobilnya lalu beranjak menuju ruang kepala sekolah. Dengan tetap mengacuhkan bisikan-bisikan seperti 'Tampan', 'Kaya', 'Murid Baru' dari gadis-gadis yang ia balas dengan senyuman yang sukses mebuat para gadis-gadis ber 'Kyaaaa''Kyaaaa' ria.

Ia pun akhirnya sampai didepan pintu ruang kepala sekolah.

"Tok...tok..."

"Masuk,"

Sesampainya ia di kantor Kepala Sekolah ia pun terkejut karena yang berada dihapannya adalah Shizune istri paman Kakashi yang ia tinggalkan di Bandara tadi.

"Loh Naruto bukannya kau dijemput paman Kakashi?"

"Ehhehehe... paman Kakashi ya," dengan reaksi cepat ia pun segera mempraktekkan teknik pengambilan keputusan dengan cepat yang ia pelajari selama pelatihan oleh anggota ROOT ia pun segera mepraktekkannya,

"Paman Kakashi tadi mampir ke Toko bunga katanya mau membeli beberapa bunga untuk bibi Shizune,"

Kebohongan yang Naruto lontarkan pun sukses membuat Shizune blushing.

'Hahh untung kemampuan ini bisa berguna,' gumam dalam hati.

"Baik karena kau sudah sampai kau boleh langsung kekelasmu kau di kelas XII-2,"

'Kelas XII-2, kau tak bisa macam-macam disana Naruto,' gumam Shizune dalam hati sambil mengeluarkan Evil Smiley.

"Baik bibi,"

Dengan segera Shizune mengeluarkan Deathglare yang sukses membuat Naruto bergidik ngeri.

"Selama di sekolah panggil aku Sensei,"

"Baik, bi-, Baik Sensei,"

'Semua perempuan memang menakutkan,' gumam Naruto sambil membayangkan Ibunya, Neneknya, Bibinya, dan tentu saja Pacarnya yang tak kalah menyeramkan dari ketiga wanita sebelumnya.

Naruto pun segera melanjutkan perjalanan kekelas XII-2, ia pun langsung mengetuk pintu ketika ia sampai didepan pintu.

"Tok..Tok,"

"Ya masuk," ucap Anko

Seketika ia memasuki ruangan kelas, ia bisa mendengar teriakan beberapa gadis, namun belum ia berjalan terlalu jauh ia tiba-tiba diam membatu,

Naruto yang melihat siapa gerangan wanita yang duduk disamping jendela, hanya bisa meneguk ludahnya.

'Gluk,'

Masih dengan perasaan ketakutan ia sedikit mengalihkan pandangannya dari salah 1 dari 4 perempuan yang menghantui para laki-laki dalam keluarga Namikaze, yah walaupun masih calon Nona Namikaze.

"Murid-murid hari ini kita kedatangan murid baru, silahkan memperkenalkan diri Namikaze-san," Anko memberi pengumuman singkat.

"Namikaze-san," panggil Anko kembali.

'ini pasti rencana Kaa-san,' gumam naruto sambil mengepalkan tangan, ibunya tahu kalau ia tak akan macam-macam kalau ada sang Cherry-hime sekelas dengannya.

-Silence Kills-

SEMENATARA ITU DI RUANG KEPALA SEKOLAH

"Tok...tok,"

"Masuk,"

"Shizune apa Naruto sudah sampai?" tanya Kakashi tanpa berbasa-basi.

"Iya, dia sudah masuk kekelas," jawab Shizune masih tetap memeriksa dokumen yang Tsunade pasrahkan kepadanya, karena ia kembali ke Perancis.

"Syukurlah, dengan begini aku tidak dimarahi Kushina-san," ucap Kakashi dengan nafas lega.

"Ngomong-ngomong, Kakashi katanya kau membelikanku bunga, mana?" tanya Shizune.

"Bunga?" tanya Kakashi dengan nada penasaran.

"Jangan bilang kaulupa," tatap Shizune dengan Deathglare khas keluarga Namikaze, yang ia sertai dengan mengambil jarum beracun.

"HI-hi-hime," ucap Kakashi ketakutan, ia perlahan berjalan mundur kebelakang, kebelakan dan terus kebelakang, hingga akhirnya ia sudah menabrak tembok dibelakangnya, dan tanpa aba-aba Shizune pun melepaskan jarum-jarumnya tepat mengenai perutnya.

"ARRRRRGGGGGGGHHHHHHHHHHHH," teriak Kakashi yang terdengar hingga kepelosok sekolah.

Mendengar sebuah teriakan kesakitan Naruto pun mengeluarkan Evil Smiley disertai gumaman dalam hati 'Rasakan pembalasanku paman kakashi,'.

-Silence Kills-

KEMBALI KE NARUTO

"Namikaze-san?" panggil Anko kembali.

Panggilan terakhir itu mebuyarkan segala lamunannya terhadap 4 wanita penjaga Namikaze.

"Haiii-Haiikkk Sensei,"

Naruto pun naik berdiri ditengah kelas dan mencoba memperkenalkan diri.

"Ore-no namae Nami-ka-ze..." Belum sempat ia menyelesaikan perkenalannya ia sudah diserobot.

"Naruto" ucap seorang gadis salah satu dari empat penjaga Namikaze yang sedari tadi Naruto coba hindari, yang tak ayal membuat gadis itu menjadi perhatian dikelas termasuk sahabatnya Ino.

Dengan segera gadis berdiri untuk maju kedepan kelas, dengan memancarkan aura membunuh membuat seisi kelas bergidik ngeri menyaksikan salah satu cewek populer di TIHS, dengan tangan mengepal gadis itu menghampiri Naruto dengan hati-hati. Anko yang sedari tadi hanya diam hanya bergumam dalam hati 'Oh jadi ini salah satu wanita penjaga Namikaze, pantas saja kuperhatikan ia selalu menolak pernyataan cinta siswa lain' yang diiringi senyuman pertanda persetujuan gadis itu untuk maju, hampir semua siswa dikelas merasa merinding melihat kejadian ini.

"Sa-Sakura-chan," ucap Naruto dengan nada ketakutan, ia sudah menduga hal apa yang selanjutnya terjadi paling kalau tidak berakhir di UKS ia pasti berakhir di Rumah Sakit.

Dengan aura membunuh Sakura terus mendekati Naruto yang hampir tidak bisa bergerak, semakin mendekat, tinggal beberapa meter lagi dan,

GREPPP

Hampir semua penghuni kelas melongo melihat peristiwa yang ada didepan mereka, yaitu Sakura yang tiba-tiba menerjang Naruto, awal mereka mereka menduga Sakura akan menghabisi hidup siswa pindahan itu, namum semua dugaan mereka meleset, Sakura dengan erat memeluk tubuh Naruto.

Sakura memeluk Naruto dengan erat, seakan tidak ada hari esok, ia pun terus mengeratkan pelukannya, pelukan yang ia rindukan selama 3 tahun ini, Naruto pun membalas pelukannya, ia juga sangat rindu dengan kehangatan yang tak ia rasakan 3 tahun ini, Naruto pun melirik teman-teman sakura yang hanya diam membatu dengan segala tanda tanya yang muncul diwajahnya. Naruto pun melirik Sakura yang masih memeluknya dengan erat.

"Sakura-chan," Naruto berusaha memecah keheningan, "Bisakah kau lepaskan aku?"

Ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya pertanda ia tak setuju, namun Naruto terkejut ketika tiba-tiba cairan asin mulai membasahi dadanya.

"Kau menangis Sakura-chan?" tanya Naruto, sebenarnya ia tak kuat melihat seseorang yang dicintainya menangis, namum apa boleh buat hanya ini caranya untuk melepas segala kerinduan mereka selama ini.

Sakura pun menganggat kepalanya,

"Naruto no Baka," ucapnya lirih sambil menghapus airmatanya, Naruto hanya tersenyum mendengarnya.

"Ehheeem" terdengar deheman dari Anko.

"Bisakah kalian lanjutkan drama suami-istri kalian nanti," perintah Anko yang sukses membuat mereka berdua blushing.

"Baik Sakura, tolong kembali ketempat duduk anda,", "Dan anda Namikaze-san, silahkan duduk ditempat yang kosong," perintah Anko kepada mereka berdua yang langsung mereka indahkan.

Ketika Sakura sampai ditempat duduk ia bisa melihat muka penasaran oleh sahabatnya yang juga sang ratu gosip di TIHS, Ino.

"Kau harus menjelaskan semua ini," ucap Ino yang hanya dibalas senyuman tanda Sakura setuju.

"Baik anak-anak mari kita lanjutkan pelajaran, sekarang buka buku halaman 107," perintah Anko.


SAKURA POV


Hari ini seperti hari-hari biasa lainnya, pagi hari diawali dengan pelajaran Kimia oleh sensei paling killer seantero Tokyo International High School Ibiki-sensei lalu dilanjutan pelajaran Matematika oleh Iruka-sensei, dan saat ini tengah berlangsung pelajaran biologi oleh Anko-sensei. Sebenarnya hari ini adalah hari yang spesial untukku karena tepat hari ini adalah hari pertunanganku dengan pacarku, ia adalah satu-satunya pewaris keluarga Namikaze dan juga ia adalah rekanku di Team 7 selama pendidikan bersenjata kami dibawah salah satu inspektur khusus dalam keanggotaan ROOT Namikaze Kakashi yang juga suami dari wakil kepala sekolah Namikaze Shizune.

Berpacaran dengan anggota keluarga Namikaze tak lah mudah apalagi seorang anggota NE, sebuah kesatuan khusus yang bertugas menjalankan misi-misi khusus yang diberikan ROOT selaku induk perusahaan dari kesatuan NE.


FLASHBACK ON


"Ne...Sakura-chan aku harus pergi," ucap Naruto kepada Sakura yang masih terus memelukknya.

"Sakura-chan, biarkan Naru-kun pergi, ia pasti akan kembali." sambung Ibu Sakura.

"Sakura-chan, aku berjanji aku akan menghubungimu," lanjut Naruto.

Sakura yang mendengar itu, semakin mengeratkan pelukannya.

Lalu tiba tiba pundak Sakura disentuh oleh tangan seseorang.

"Sakura-chan, Naru-kun pasti kembali, Bibi jamin ia tak bisa macam-macam disana," ucap Kushina yang sukses mengambil perhatian Sakura, dengan wajah terisak ia mencoba membalas perkataan ibu kekasihnya itu.

"Ta...hiks...tapi... hiks... kalau Naru pergi dengan wanita hiks lain gimana? hiks" balas Sakura masih dengan wajah terisak.

"Bibi jamin, Naru-kun tidak akan macam-macam disana, lagipula disana ada Jiraiya-jiji dan Tsunade-baasan yang menjaga Naru-kun, mereka juga sudah bibi beritahu supaya Naru-kun tidak berpacaran dengan wanita lain, kan disini sudah ada Sakura-chan yang cantik,"

Ucapan Kushina sukses membuat sakura blushing.

"Itu benar Sakura-chan, aku tidak akan macam-macam disana, kan Naru sudah punya Sakura-chan," bujuk Naruto.

"Janji,"

"Janji," ucap Naruto.

CUP

Sebuah ciuman mendarat dibibir Naruto, bukan ciuman nafsu, melainkan ciuman yang penuh kasih sayang.


FLASHBACK OFF


Ku hampir tertawa mengingat kejadian 3 tahun yang lalu, kejadian yang sangat lucu menurutku, dengan segala kepolosan kami diwaktu kecil hingga menginjak pertunangan kami nanti malam, tak terasa waktu berjalan sangat cepat, memang selama 3 tahun di Perancis ia selalu menghubungiku namun yang namanya rindu tetaplah rindu, tak dapat diselesaian dengan bertukar e-mail atau bertatap muka melalu webcam.

"Forehead...Forehead!" panggilan yang menjijikan itu membuyarkan lamunanku, tak perlu kulirik pun aku tahu siapa yang yang memangilku sahabat terdekatku, Ino.

"Ada apa Ino-pig?"

"Seharusnya aku yang bertanya begitu Forehead, dari tadi kau senyum-senyum sendiri?"

"Ahh... Bukan apa-apa hanya mengingat kejadian masa lalu," jawabku singkat, ku tahu kalau ku layani sang ratu gosip di sampingku ini maka tidak akan pernah berakhir.

"Ne... Forehead, kita kedatangan murid baru tuh," ucap Ino.

Seketika au melirik siapa gerangan murid baru itu, terlihat seorang pemuda berambut kuning jabrik, berkulit tan, dan tentunya sebuah Iris Blue Saphire yang begitu menyejukkan itu.

"Ore-no namae Nami-ka-ze..." ucap pemuda didepan.

"Naruto," ucapku memotong perkataan pemuda didepan yang sukses membuatku menjadi pusat perhatian dikelas.

Segera ku berdiri menuju kedepan kelas yang hanya diikuti senyuman ringan dari Anko-sensei pertanda ia setuju, ku berjalan ringan menuju kedepan kelas, kupancarkan aura membunuhku yang selama 3 tahun sengaja kupadamkan, bisa kutebak seluruh isi kelas pasti ketakutan semua termasuk anggota NE didepan kelas ini ia yang hanya berkata "Sa-Sakura-chan," itupun dengan wajah ketakutan dan nada terbata-bata, memang tak sia-sia ku simpan aura ini untuk pemuda didepan ku ini, pemuda yang 3 tahun lalu begitu saja meninggalkanku.

Segera kusiapkan tangan yang sengaja kusiapkan untuk menyambut kepulangannya.

Namun ketika ku tatap matanya, 'Emerald bertemu Saphire, itulah yang aku pikirkan' tiba-tiba serasa kekuatanku menghilang, tak bisa mengeluarkan sebauh tinju yang 3 tahun telah kuasah seakan kulemah didepannya. Yah memang sebenarnya ku selalu lemah ketika didepannya, tak peduli betapa kuatnya diriku, ku selalu lemah ketika berada didekatnya.

Langsung kupeluk dia, kulepaskan kerinduankku selama 3 tahu ini,

"Sakura-chan," Naruto berusaha memecah keheningan.

"Bisakah kau lepaskan aku?" ujarnya, ku hanya mengeleng pertanda tak setuju,sedikit ku mendengar ia menghelakan nafasnya.

Perlahan kurasakan tangannya menyentuh pinggulku dan sedikit menarikku, berusaha untuk mengeratkan pelukanku, seketika airmata ku pun tumpah didada pemuda ini, dada yang begitu kurindukan, kehanggatan yang begitu kurindukan.

"Kau menangis Sakura-chan?" sebuah pertanyaan yang sangat bodoh mungkin namun kusadari kekasihku ini memang tak paham perempuan.

"Naruto no Baka," ucapku lirih sambil menghapus airmata ini.

"Ehemmm" kudengar suara deheman, "Bisakah kalian lanjutkan drama suami-istri kalian nanti!" ucap Anko-sensei yang sukses membuat rona merah di pipiku, bisa kulihat Naruto juga nampak menahan malu.

"Baik Sakura, tolong kembali ketempat duduk anda,", "Dan anda Namikaze-san, silahkan duduk ditempat yang kosong," perintah Anko-sensei yang langsung kuiindahkan.

ku tak mau nanti malam, kami ditertawakan keluarga besar kami hanya karena laporan Anko-sensei kepada keluarga kami.

Sesampainya ditempat duduk bisa kutebak reaksi sahabatku terkejut? Tentu saja siapa orang yang tak terkejut melihat murid baru basah dengan airmata seorang gadis populer disekolah.

"Kau harus menjelaskan semumanya nanti," ucap ino yang hanya kubalas sebuah Senyuman pertanda aku setuju, senyuman yang 3 tahun selalu kupalsukan, senyuman yang begitu tulus mungkin karena hari ini, entahlah hanya tuhan yang tahu.

"Baik anak-anak mari kita lanjutkan pelajaran, sekarang buka buku halaman 107," ucap Anko-sensei.

Begitulah siangku hari ini semoga harihari kedepannya selalu seperti ini, namun kurasa itu mustahil , namun kupercaya hari-hariku kedepan akan semakin indah dengan kehadirannya.

- Chapter I : Beginning End -


Author Note

Fic pertama Author di fandom Naruto dan di FanFiction ini sendiri, jadi mohon maaf kalo agak gak jelas, jelek, salah ketik dan sebagainya. Karena ini fic pertama Author, Author mohon koreksinya dari pembaca kalau ada kesalahan dalam tata bahasa , ketik dan sebagainya, oh dan Author menerima Flame dengan syarat Flame itu berdasar Flame tidak berdasar tidak akan ditanggapi. Sampaikan kritik & saran readers sekalian di review ya. Author minta maaf karena di chapter awal ini belum banyak Actionnya tapi Author janji chapter depan komposisinya 75% Action :D

Ripaza Out.