Aku suka penasaran ketika melihat seseorang yang berbeda, mencolok, dan menjadi panutan bagi orang lain.
Semisal saja, Boo Seungkwan, tetanggaku yang cerewet minta ampun. Kalau bicara memang suka pedas dan menyebalkan, tetapi dia punya sesuatu yang orang lain menginginkannya. Badannya itu, kalau menurutku bohay sekali. Apalagi bokongnya, mirip bantal yang sangat empuk. Pipinya pun tembam. Namun, tubuhnya tidak gendut, justru ideal.
Lalu aku coba bertanya pada Seungkwan, "Bagaimana caranya agar punya tubuh seperti itu?"
Namun jawabannya tidak sesuai ekspektasiku, ia hanya menjawab, "Takdir, mungkin?"
Setelah itu aku memasukkan bohay pada blacklistku. Tidak ingin aku penasaran lagi bagaimana rasanya dan caranya bohay.
Belakangan ini ada pegawai baru di kafe langgananku. Tepatnya kafe milik Seungcheol hyung. Disana ada wanita berambut blonde yang berdiri didepan mesin kasir. Di balik celemek putih tulangnya itu, aku bisa melihat bajunya yang nampak mahal dan keluaran terbaru.
Sumpah dia badai!
Aku ini punya rasa penasaran yang besar, maka aku langsung menghampirinya dan bertanya banyak padanya.
"Noona, namamu siapa? Umurmu berapa? Tinggal dimana? Bagaimana caranya agar bisa badai sepertimu?"
"Lee Mijoo. Lebih dari setahun. Di Korea Utara, kau akan percaya kalau kau bodoh. Dan semua ini tidak penting, mau pesan apa? Aku tidak punya waktu banyak untukmu maka cepatlah."
Jawabannya sama saja, tidak sesuai ekspektasiku. Dia lebih dingin dibanding yang aku kira. Tidak cocok dengan wajah cantiknya, sebenarnya. Namun, aku sudah terlanjur kesal. Badai juga masuk blacklistku.
Tidak lama setelah kejadian menyebalkan itu, aku mendapat teman baru di sekolahku. Orangnya boncel, terlihat lucu sekali. Aku tahu ia sengaja membuat datar wajahnya agar terlihat sangat, walaupun sejujurnya, itu percuma. Ia tetap terlihat lucu, bahkan semakin lucu.
Aku tentu penasaran, maka aku tanyakan hal yang sama dengan Seungkwan dan Mijoo noona pada Lee Jihoon.
Lee Jihoon menjawab tanpa menatapku, masih fokus pada novel karangan Rick Yancey, "Tanyakan pada kakakku, Lee Soojung. Dia ada di kelas 12-IPS."
Awalnya aku ingin memasukkan boncel dalam blacklistku, tapi kutunda. Karena kelas itu adalah satu-satunya jurusan sosial, maka aku dengan mudah menemukannya. Lee Soojung sunbae, yang badannya paling kecil dan berwajah sedatar Jihoon.
Dan kali ini benar-benar ingin kumasukan boncel dalam blacklistku. Lee Jihoon atau Lee Soojung itu sama saja jawabannya.
"Tanyakan saja pada kakakku, Lee Soojung." -Lee Jihoon.
"Tanyakan saja pada adikku, Lee Jihoon." -Lee Soojung
Aku tidak ingin menjadi penasaran lagi, aku trauma. Semua orang menjengkelkan, atau aku yang menyebalkan ya?
Yang jelas aku sudah curhat ke Mingyu, uh..., pacarku sejak setengah tahun lalu. Mingyu hanya tertawa, membuat moodku makin hilang. Bahkan dia menawarkan sesuatu yang menyebalkan.
"Tidak ingin tanya Hyungwon sunbae atau Kim Jiyeon sunbae?" Mingyu ini bertanya masih sambil tertawa.
"Bodoh! Kami ini sejenis!"
Kulihat Mingyu mengernyit, "Jadi, Kei sunbae itu laki-laki?"
Aku menyadari satu hal yang ternyata mencolok ketika bicara dengan Mingyu.
"Bodoh!"
Ya apa harus aku membuat geng kekurangan gizi yang beranggotakan aku, Hyungwon sunbae, dan Jiyeon sunbae? Kim Mingyu itu menjengkelkan dan bodoh. Itu sesuatu yang mencolok yang dimiliki Mingyu, tapi aku tidak ingin penasaran.
Jadi, aku penasaran bagaimana cara menghilangkan rasa penasaran?
SELE사이.
aku lagi edan, gakdeng. tiap hari udah edan. tapi beneran aku lagi edan.
maaf ni bikin wonu kebanyakan penasaran, habisnya aku penasaran gimana bentuknya wonu tanya2 orang karena terlalu penasaran (":
