Disclaimer: Masashi Kishimoto
Enjoy my fic reader :)
Dream Boy
Chapter 1: Meet
"Rambut oke. Baju oke. Celana oke. Sepatu oke. Hn. Sempurna sekali diriku ini. Selera para cewek labil fansku itu memang bagus. Mereka tidak salah mengidolakan diriku yang kelewat tampan dan berbakat ini" ucap seorang pemuda yang kini sedang berdiri didepan cermin dengan narsisnya memuji dirinya sendiri yang kelewat tampan, menurutnya.
Yah tidak salah juga sih, dia memang tampan dan hampir sempurna. Hampir ya. Terbukti dengan berdirinya klub-klub penggemar dirinya yang terdiri dari ratusan fangirl tidak bertanggung jawab yang setiap hari hanya mengejarnya, mengikutinya, meneriaki namanya, dan hal-hal lainnya yang membuat pemuda yang katanya tampan ini sedikit atau bahkan sangat merasa terganggu. Dan pastinya para fangirls yang gak punya kerjaan ini mendirikan klubnya bukan tanpa alasan. Seperti yang kita ketahui bahwa Uchiha Sasuke, siswa kelas XI Konoha High School, cowok tampan,kaya raya, badan proporsional, jenius, jago olahraga, dan sifatnya yang errr dingin mungkin... Yah setidaknya begitulah sosok Sasuke didepan umum yang membuat semua mata tertuju padanya membuat para siswa di KHS iri dan membuat para siswi terpesona, kemudian menjadi fansnya, berlanjut mendirikan sebuah fanclub. Ah dasar cewek ababil. Andai saja mereka tahu sosok asli seorang Sasuke yang selalu bernarsis ria didalam kamarnya, didepan cermin, dan memuji dirinya sendiri tentunya. Dasar cowok narsis. Tapi, yah namanya juga Sasuke, selain narsis, pemuda yang satu ini juga jaim banget. Yah berusaha untuk menutupi semua kekurangan yang ada pada dirinya dengan bersikap dingin. Dari mulai tatapannya yang tajam dan menusuk dan bicaranya yang super duper irit. Tapi itu semua hanya diluarnya saja, hanya didepan umum. Beda lagi kalo udah masuk kamarnya, dia bakalan jadi Sasuke si cowok narsis yang suka memuji diri sendiri. Setelah selesai memandangi dirinya di depan cermin, dia teringat akan sesuatu yang terjadi tadi malam, di dalam mimpinya..
Flashback
"Sasuke-kun..." ucap seseorang memanggil Sasuke. Betapa terperangahnya Sasuke melihat sosok yang memanggil dirinya ini. Cowok berambut kuning seperti durian, berkulit tan, ada tiga garis seperti kumis kucing di masing-masing pipinya, memakai pakaian seperti dewa Yunani atau apalah itu, dan bertopeng.
'Sungguh mengagumkan...' pikir Sasuke.
'Eh tunggu dulu, kenapa aku berpikir seperti itu? Dia cowok kan? Kenapa aku mengaguminya? Dan oh, apakah dia manusia? Atau jangan-jangan dia seorang shinigami yang akan mengambil nyawaku, oh tidak, aku telah berpikir yang macam-macam' pikir Sasuke lagi mulai amburadul.
Lalu cowok berambut pirang itu mendekati Sasuke semakin mengeliminasi jarak yang ada diantara mereka. Dengan jarak sedekat itu Sasuke bisa melihat mata dari pemuda berkulit tan itu berwarna biru. Sebiru samudra luas yang sangat indah.
'Sangat indah? Oh kurasa aku mulai gila' ucap Sasuke masih di dalam hati.
"Siapa kau? Ada perlu apa denganku?" tanya Sasuke kepada cowok berambut kuning yang tidak jelas asal usulnya itu.
"Kau tidak perlu tau siapa aku, teme narsis menyebalkan. Yang jelas mulai sekarang kau tidak bisa lari dariku. Karena kau adalah jodohku" ucap pemuda itu sambil terus mengeliminasi jarak diantara dia dan Sasuke hingga bibir mereka saling bersentuhan. CUP. Mereka telah berciuman. Sasuke membelalakan matanya 'Oh tidak ciuman pertamaku sa-sama cowok?!' Sasuke langsung mendorong pria itu dan berteriak "TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKK!"
GUBRAAAAKK!
Dengan naasnya Sasuke terjatuh dari tempat tidurnya. "Aduh sakit..." ucap Sasuke sambil mengelus-ngelus pantatnya yang baru saja mencium lantai itu. "Uuh yang tadi itu cuma mimpi ya? Ya untung cuma mimpi" gumamnya lalu menuju kamar mandi. Memangnya kau mengharapkan apa Sasuke?
End Flashback
Sasuke merinding. "Kau tidak perlu tau siapa aku, teme narsis menyebalkan. Yang jelas mulai sekarang kau tidak bisa lari dariku. Karena kau adalah jodohku" Kata-kata dalam mimpinya itu terus mengalun dipikirannya.
"Jodoh? Masa iya cowok gak jelas itu jodohku sih? Dan kenapa dia menyebutku teme? Dan yang lebih penting lagi kenapa dia tau kalau aku narsis? Heh dia gak tau aja kalau aku tuh bukan narsis tapi cool. Cowok cool. Haish, plis deh Sasuke itu kan cuma mimpi, kembang tidur. Kembang tidur doang oke. Sekarang tenangkan diri lo dan buang semua mimpi itu" Ditepisnya potongan-potongan mimpi itu dari pikirannya dengan lebay sambil tetap bernarsis ria. Ia langsung melesat keluar dari kamarnya, menuruni anak tangga dan sampai diruang makan untuk sarapan bersama ayah, ibu, dan kakaknya yang sudah menunggunya di meja makan.
"Lama amat sih Sas, ngapain dulu sih?" gerutu kakaknya yang tidak lain dan tidak bukan adalah Uchiha Itachi.
"Hn. Tadi aku kesiangan kak, lagian itu juga bukan urusanmu kan" jawab Sasuke. Bohong tentu saja. Dia kan lama didepan cermin, berdandan dan mengagumi diri sendiri. Oh...
"Tentu saja itu urusanku, aku kan kakakmu. Ah paling-paling kamu lama gara-gara gak bisa buang air besar ya? Terus kamu sibuk benerin rambut kamu biar berdiri tegak kayak pantat ayam gitu? Pasti benar kan? Hahahaha" Yak tebakanmu benar sekali Itachi, tapi soal BAB yang tidak lancar saya tidak tahu Sasuke punya urusan semacam itu atau tidak... Tapi yang namanya manusia wajar-wajar saja kan bila hal seperti itu terjadi, tapi mengakui hal seperti itu didepan keluarganya bukan Sasuke banget deh
"Enggak! Jangan sok tau kak, lagian aku juga makan makanan yang berserat kok, jadi BAB ku lancar-lancar saja" jawab Sasuke kesal.
"Sudah-sudah, Sasuke cepat habiskan sarapanmu dan Itachi jangan ganggu adikmu" sang Ibu dari Uchiha bersaudara ini pun menengahi adu mulut kakak beradik di pagi hari ini yang langsung di lanjutkan dengan tatapan mematikan Uchiha Fugaku, sang kepala keluarga kepada kedua anaknya itu dan di ikuti dengan Sasuke yang memakan sarapannya dengan tenang dan Itachi yang berhenti meledek adiknya tercinta. Tentu saja, mereka tidak mau disemprot pagi-pagi begini oleh sang ayah yang terkenal dengan ketegasannya dalam mengatasi suatu masalah, dengan kata lain si Fugaku ini GALAK loh. Setelah selesai sarapan, keluarga Uchiha ini memulai untuk menjalani aktifitasnya masing-masing.
Sasuke berjalan melewati koridor-koridor sekolahnya, tak lupa disambut oleh para fansnya yang mengerubunginya, namun segera setelah Sasuke memberikan death glare kepada para fansnya itu mereka segera memberi jalan pada Sasuke. Takut? Bukan, tapi mereka terpesona. Katanya itu keren. Cih dasar remaja ababil. Sasuke terus berjalan dengan wajahnya yang datar dan dingin yang seolah tak peduli dengan teriakan para fangirlsnya dan tatapan-tatapan iri dari para siswa disepanjang koridor itu.
'Orang ganteng pagi-pagi udah disambut meriah gini sama cewek-cewek, terus cowok-cowok itu iri ya sama gue? Makanya punya muka tuh yang ganteng kaya gue, kasian deh loooo'pikir Sasuke narsis. Sangat bertolak belakang sekali dengan sikapnya saat ini. Setelah menemukan kelasnya cowok dingin di luar narsis di dalam ini memasuki kelasnya dengan gayanya yang tetap cool. Diiringi dengan teriakan para gadis ababil didalam kelasnya tentunya.
"Kyaaaaa Sasuke-kun datang!" teriak gadis berambut pink sebahu dengan mata yang berbinar-binar.
"Kyaaaaa dia keren sekali!" sambung gadis berambut pirang yang dikuncir kuda. Sasuke sih tetap jalan dengan sok coolnya menuju kursinya tanpa memperdulikan para gadis centil nan ababil dikelasnya itu. Toh nanti juga mereka berhenti sendiri kan.
"Selamat pagi anak-anak!" ucap seorang guru bermasker yang tentu saja membuat kondisi kelas yang tadinya ramai udah mirip pasar itu langsung hening.
"Selamat pagi Kakashi-sensei!" balas seluruh siswa dikelas itu.
"Kurang keras anak-anak!" perintah Kakasi-sensei.
"Selamat pagi Kakashi-senseeeiiiiiiii!" balas seluruh siswa dengan lebih keras.
"Kurang keras anak-anak!" perintah Kakashi-sensei lagi
"SELAMAT PAGI KAKASHI-SENSEIIIIIIII!" balas seluruh siswa dengan sangat keras.
"Uh santai dong jangan keras-keras gitu ngomongnya, pagi-pagi gini kalian udah mau bunuh saya ya dengan suara kalian itu?" ujar guru nyentrik satu itu. Lah, padahal kan tadi dia yang nyuruh buat balas salamnya keras-keras. Sasuke memutar kedua bola matanya malas, Kiba teman sekelas sasuke si pecinta anjing mulai naik darah, Chouji si gen- maksud saya si penyuka kripik kentang mulai kelaparan, Neji si pemuda berambut panjang mengetuk-ngetukkan pulpennya diatas meja, Gaara hanya duduk diam ditempatnya tanpa ekspresi, dan Shikamaru si pemuda pemalas hanya menguap. Sedangkan siswa-siswi yang lain hanya terbengong-bengong seperti ayam tetangga yang sekarat.
"Hei-hei kenapa kalian semua begitu? Uh oke saya kan hanya bercanda. Hahahahaha" ujar sensei nyentrik satu itu.
Krik. Krik. Krik
Tak ada seorang siswa atau siswi pun yang menanggapi omongan Kakashi. Garing tau gak sih?
"Uh baiklah, sebelum kita memulai pelajaran kita hari ini saya ingin memperkenalkan seorang murid baru pindahan dari Uzu High School, nah Naruto silakan masuk dan perkenalkan dirimu" ujar Kakashi kikuk. Malu kali pagi-pagi udah jayus gitu.
Seorang pemuda dengan tinggi rata-rata, berambut kuning jabrik, bermata biru, berkulit tan ada tiga garis dimasing-masing pipinya itu, dengan senyumnya yang lebar memperkenalkan diri kepada semua siswa dan siswi di depannya.
"Selamat pagi semua, perkenalkan saya Namikaze Naruto. Saya murid pindahan dari Uzu High School. Mohon bantuannya" Naruto membungkukkan badannya dan kembali tersenyum lebar. Cocok sekali anak ini untuk membintangi iklan pasta gigi.
"Nah Naruto silahkan duduk di kursi kosong disebelah Uchiha Sasuke itu" ucap Kakashi sambil menunjuk sebuah kursi kosong disamping Sasuke. Naruto hanya mengangguk seraya berjalan ke tempat yang sudah ditunjuk oleh Kakashi untuk dirinya.
Sedangkan yang namanya tadi ikut disebut oleh Kakashi hanya terbengong-bengong melihat sosok didepannya saat ini. "Hai aku Naruto, kau Sasuke kan? Senang bertemu denganmu" sapa Naruto seraya mengulurkan tangannya didepan Sasuke sambil tetap dengan cengirannya.
Sasuke teringat akan mimpinya yang semalam. Pemuda ini mirip sekali dengan mimpinya semalam.
'Jangan-jangan dia ini orang yang semalam itu, dan apa-apaan tangan itu ingin menyentuhku?' pikir Sasuke sambil menepis tangan Naruto.
"Ya, aku Sasuke. Kau jangan berani-beraninya menyentuhku, dobe" ucap Sasuke sinis.
Cengiran Naruto langsung pudar. Sakit hati rasanya jabatan tangannya ditepis begitu dan apa-apaan panggilan itu kepada orang yang baru ditemuinya? Tidak sopan sekali orang ini.
"Heh sombong sekali kau teme. Kau Uchiha ya? Oh pantas kau sombong begitu. Aku telah mendengar dari banyak orang katanya Uchiha itu dingin dan sombong. Tadinya aku tidak mempercayainya. Tapi sekarang aku percaya dengan sepenuhnya. Aku tarik kata-kataku sebelumnya. Aku amat sangat tidak senang bertemu denganmu teme" ucap Naruto panjang lebar. Kesal? Banget.
"Kau berisik sekali, dasar dobe" balas Sasuke yang tidak suka dengan penuturan Naruto tadi.
Seorang Sasuke sombong? Bukan, tapi narsis.
"Dasar teme menyebalkaaaaan!" balas Naruto yang diakhiri dengan lemparan penghapus dari Kakashi-sensei karena berteriak-teriak di jam pelajarannya. Meski guru yang satu ini nyentrik dan aneh tapi kalau sedang mengajar dia tegas juga. Dia tak akan segan-segan menghukum muridnya yang melanggar aturannya dengan hal-hal mengerikan. Kalau cuma dilempar penghapus sih itu masih hal yang kecil dan terlalu biasa.
Jam istirahat pun tiba. Di hari pertamanya di KHS ini dengan mudahnya Naruto mendapatkan banyak teman karena pribadi Naruto yang menyenangkan membuat siapapun akan merasa nyaman berteman dengannya. Seperti sekarang Naruto tengah duduk di kantin bersama Gaara, Kiba, dan Chouji.
"Huh apa-apaan si Uchiha teme itu. Dia benar-benar menyebalkan" gerutu Naruto kepada teman-teman barunya itu.
"Yang kau maksud itu Sasuke ya, Nar? Gaaah dia memang begitu. Angkuh banget orangnya. Aku yakin kalau dirumah pasti dia orangnya kelewat narsis dan dalam hatinya pasti suka memuji dirinya sendiri. Hahahahaha" balas Kiba.
"Serius Kib? Hahahahaha bisa jadi begitu juga ya. Aku jadi penasaran deh" balas Naruto.
"Hei kalian tidak boleh berprasangka buruk seperti itu kepada orang lain" ucap Gaara dengan datarnya.
"Oh jadi kau berpihak pada Sasuke teme itu ya Gaara? Kau jahat sekali padaku" ucap Naruto sambil mengerucutkan bibirnya.
"Aku tidak memihak siapapun. Aku hanya memperingatkan saja, berprasangka buruk kepada orang lain itu tidak baik" tutur Gaara dengan bijak.
"Yah Gaara ada benarnya juga sih, tapi ngomong-ngomong sejak kapan kau jadi bijak begitu Gaar?" ucap Kiba membenarkan Gaara.
"Tidak biasa saja. Aku bukan orang bijak. Kemarin aku menonton mamah dedeh di tv. Dia bilang begitu" dan penuturan dari Gaara ini membuat Naruto dan Kiba sweatdrop. Chouji? Dia masih makan dengan santainya tuh tanpa memperdulikan apapun di sekelilingnya.
Sasuke masih terpaku di tempat duduknya. Dia tidak menyangka bahwa orang yang ada di mimpinya semalam sekarang ada di sekitarnya.
'Kenapa orang itu benar-benar ada? Bagaimana kalau dia benar-benar jodohku? Ah tidak-tidak pokoknya tidak mungkin. Aku seratus persen masih normal dan kalau dia menggodaku aku pasti tidak akan tergoda. Ya pasti. Mulai sekarang aku harus benar-benar melindungi diriku dari dia' pikir Sasuke lebay. Jam istirahat telah berakhir. Semua siwa dan siswi KHS kembali ke kelasnya masing-masing. Begitu juga Naruto dkk. Sasuke pun dengan siap siaga duduk sambil terus mengawasi pemuda disampingnya kalau-kalau ada sesuatu yang mencurigakan terjadi.
TRAAAAK.
"Yaaah pensilku patah" ucap Naruto sambil memegang pensilnya yang patah melirik ke Sasuke yang sedang menggambar dengan tenang. Merasa diperhatikan, Sasuke pun berkata dengan ketusnya kepada Naruto
" Apa lihat-lihat?" Naruto hanya nyengir, "Umm teme pensilku patah apa kau punya pensil lagi? Aku mau pinjam hehehe" Naruto menyadari betapa bodohnya dirinya karena meminjam pensil kepada Sasuke yang diyakini pasti Sasuke yang sombong ini tidak akan mau meminjamkannya pensil. Huh dasar dobe.
"Hn. Ambil saja sendiri" ucap Sasuke sambil terus menggambar.
Betapa terkejutnya Naruto, ternyata Sasuke ini baik juga menurutnya. Senyum Naruto langsung mengembang dan segera mengambil pensil Sasuke.
"Terima kasih ya teme, tak kusangka kau baik juga hehehe" ucap Naruto.
"Hn. Awas jangan sampai patah. Dan kalau sampai patah aku tidak segan-segan mematahkan tanganmu itu dobe" ancam Sasuke, masih dengan tenangnya.
Naruto bergidik ngeri "Teme, aku tarik kembali perkataanku tadi, ternyata selain sombong kau juga jahat sekali" ucap Naruto sambil menggembungkan pipinya.
Sasuke yang melihat itu langsung berpikir 'Ah menggemaskan sekali pemuda ini' Sasuke tersadar akan pikirannya yang refleks barusan langsung menepis pikirannya itu jauh-jauh. 'Ah apa-apaan. Rasa-rasanya aku mulai gila. Tidak tidak tidak' pikir Sasuke sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kenapa kau menggeleng-gelengkan kepalamu begitu dobe? Ah aku tau kau pasti sedang berpikir yang macam-macam ya?" goda Naruto.
'Bawel banget nih anak' pikir Sasuke. "Berisik kau dobe. Diam atau kutendang kau keluar jendela" ucap Sasuke.
"Huh aku kan cuma bercanda teme" ujar Naruto kesal lalu menambahkan "Kau sentimen sekali ya, atau jangan-jangan kau sedang datang bulan?"
Sasuke menggeram kesal "Berisik sekali kau dobe, diam atau kutendang" Sasuke mulai mengambil ancang-ancang untuk menendang Naruto.
"Iya-iya aku diam. Hahahaha mukamu aneh sekali teme" ucap Naruto yang cemberut lalu tertawa lagi karena melihat muka Sasuke yang sedang menahan amarah itu.
"Dasar dobe sialan" gumam Sasuke kesal.
TBC
A/N
Entah mengapa saya jadi ingin menulis sebuah fic berchapter. Ini pengalaman pertama saya dalam membuat fic berchapter. Jadi saya tau masih banyak kekurangan-kekurangan dalam fic ini. Mungkin ide saya agak pasaran, tapi ini murni buatan saya. Jadi mohon bantuannya ya para readers dan para senior sekalian. Kalau saya mendapat respon yang baik saya akan melanjutkan fic ini. Terima kasih sudah membaca fic ini ^^
Review?
