Disclaimer : I don't own Naruto
.
Teenage satellites by Blink 182
.
.
.
TEENAGE SATELLITES
.
.
.
Berada di lantai dua rumahnya, malam ini cuaca sangat bagus, langitnya cerah berbintang, tipe langit musim panas. Udara terasa hangat meskipun malam hari. Melihat sekali lagi layar ponselnya yang sialnya masih tidak ada sinyal. Uchiha Sasuke mengumpat entah sudah keberapa kalinya. Padahal dari kamarnya dia bisa melihat dengan jelas rumah gadis itu, bahkan jendela kamarnya yang berseberangan sedang terbuka lebar. Ada apa dengan sinyal ponselnya yang menghilang ini ? dia jadi tidak bisa membalas chat gadis di seberang jendela sana.
I can almost see your house from here,
But the signal seems to disappear
"Adik manis, sedang apa kau ?!", suara ceria kakaknya menerobos masuk.
Sasuke masih bergeming di ranjangnya, tidak mau meladeni kakaknya ini. "Layar ponselmu akan berlubang kalau kau terus menatapnya begitu", Sekarang kakaknya malah cekikikan sendiri.
Uchiha Itachi bergabung dengannya duduk di ranjang.
"Hei, kenapa membuka jendela malam-malam begini?", Itachi bergerak menuju jendela, hampir dia akan menutup jendela itu tetapi menghentikan gerakannya, lalu menyeringai misterius.
"Apa kau sedang main drama jadi Romeo and Julliete, adikku yang manis ?", Ledek Itachi dengan kedua alisnya yang naik turun.
Sasuke yang tadi sedang tiduran di ranjang sekarang beranjak duduk "Apa maksudmu Kak ?" Jawab Sasuke tetapi atensinya jauh menuju jendela kamarnya.
Itachi tersenyum dan hanya mengedikkan bahunya, lalu menutup jendela itu.
"Ah, jangan di tutup !", seru Sasuke tiba-tiba dan membuka kembali jendela.
Itachi menatapnya lama "Tidak ada sinyal kak". Bela Sasuke yang merasa aneh dengan tatapan kakaknya itu.
"Benarkah ?".
"Iya".
"lihat ponselku, sinyalnya penuh !". Ucap Itachi sambil menunjukkan ponselnya di depan Sasuke.
Sasuke membulatkan matanya melihat ponsel Itachi.
"Bagaimana bisa ?", cengangnya tidak percaya.
"Sudahlah adik manis, dia hanya di seberang, keluarlah dan temui dia". Ucap Itachi seraya berjalan keluar kamar Sasuke, dia berhenti di ambang pintu dan menoleh.
"Hentikan drama Friday Night mu ya". Itachi terkekeh lalu menutup pintu kamar Sasuke.
…
Dia hanya di seberang, kata-kata Itachi memang benar, tetapi Sasuke tidak bisa begitu saja langsung menemui gadis itu. Haruno Sakura. Tetanggannya yang baru pindah seminggu yang lalu di sebelah rumahnya. Demi apa dia harus terus penasaran dengan Sakura.
Berawal dari tidak sengaja gadis itu menabrak Sasuke saat sedang berlari mengambil bola basket di depan rumahnya. Kemudian hari berikutnya Sasuke melihat Sakura selalu mengelilingi komplek rumah mereka dengan sepeda BMX hitam miliknya. Terkadang gadis itu mencoba teknik BMXnya di depan rumah yang di perhatikan Sasuke dari jendela kamarnya.
Gadis itu tidak biasa, dia terlihat liar. Oh ayolah, maksud Sasuke liar disini adalah sepertinya gadis itu tipe yang suka memberontak dilihat dari hobi dan cara berpakaiannya, dia juga tipe gadis yang akan melakukan segalanya yang dia inginkan, tipe yang tidak akan memperdulikan pendapat orang lain tentang apa yang dia lakukan.
Bertolak belakang dengan kepribadian Sasuke yang sangat terencana dan disiplin, Sasuke tipe remaja SMA yang patuh dan hati-hati dalam berteman. Sasuke ingin lebih dekat dengan Sakura, tetapi di sisi lain dia takut gadis itu membawa perubahan pada dirinya, Sasuke tipe remaja yang akan menghindari masalah dan hal buruk.
Keyakinannya untuk tetap menjadi anak baik dan patuh itu datang dan menghilang seperti saat ini, ketika dia keluar rumah dan menemukan gadis berhelaian pink itu sedang menaiki sepedannya di jalan depan rumah mereka. Rambut pink panjangnya tertiup angin. Indah sekali.
"Sasuke-kun . . ". Sakura melambaikan tangan menyadari kehadiran Sasuke yang masih memerhatikannya dari seberang jalan dan tidak berniat mendekat ke tempatnya menaiki BMX hitam miliknya.
Sakura mengayuh BMXnya ke tempat Sasuke, berhenti tepat di depan pemuda itu.
"Sasuke-kun, kau lama sekali membalas pesanku, heh". Sakura selalu berbicara dengan cara yang luar biasa bisa membuat Sasuke tertarik dengan setiap kata yang gadis itu ucapkan.
"Kau tahu, tiga hari ini aku terus belajar teknik baru, kau mau lihat ?", Gadis itu mengatakan hal biasa dengan ekspresi ceria dan matanya memancarkan sejuta imajinasi dunia kecilnya.
Sasuke sejak tadi masih diam belum menanggapi, masih dan selalu tidak tahu mau berbuat apa setiap berada di dekat gadis ini.
"Hm, aku mau lihat". Sasuke mengangguk dengan suara datar khasnya.
Sakura mengayuh BMXnya agak menjauh, dia berdiri dari saddle dan menumpukan salah satu kakinya di peg depan, dan kaki yang lain terletak pada pedal, dia menyeimbangkan gerakannya dengan menggerakkan pedal secara perlahan, kini posisi BMX terangkat bagian belakangnya, Sakura agak condong ke depan seakan sepeda itu di rem dengan sangat keras.
"Lihat Sasuke-kun, keren sekali kan". Gadis itu tersenyum lebar ke arah Sasuke yang terkesima melihat aksinya.
Melihat ekspresi Sasuke yang seperti harapannya gadis itu terus terkekeh.
"Teknik ini namanya Nose Manual hehe. . . akh . . !". Hampir gadis itu jatuh tersungkur ke depan dengan posisinya tetapi dia bisa menyeimbangkan diri lagi.
Sasuke sudah maju beberapa langkah melihat Sakura hampir jatuh, dia kaget bukan main, jantungnya berdetak tidak karuan sekarang, tetapi begitu melihat gadis itu malah tertawa dengan ekspresi terkejut Sasuke membuat pemuda itu tidak jadi mendekat melainkan terpaku dengan wajah tertawa gadis di depannya. Jantung Sasuke bertambah tidak karuan lagi.
Then you hit me like a Friday Night
Like a handgun in a firefight
Dive in slow motion towards the ocean
…
Liburan musim panas masih panjang, tapi Sasuke tidak akan menyiakan waktunya hanya untuk hal-hal tidak berguna lainnya. Contohnya saja pergi nongkrong dengan teman-temannya, pagi ini Naruto mengiriminya pesan.
From Dobe : Teme, kita akan bertanding dengan anak-anak dari Kelas sepuluh, kau harus datang ya :* di tempat biasa. Nanti malam jam 7. Kita habisi anak-anak kecil itu :v
Sasuke tidak membalas pesan itu, dia memang sangat suka basket, tapi kalau untuk ajang pamer dan menjatuhkan yang lainnya dia tidak suka. Sasuke akan tetap berada di jalur yang sudah dia pilih, dia tidak akan kemana-mana dan tidak ada yang bisa merubahnya.
"Selamat pagi Sasu-chan, kau tidak pergi dengan teman-temanmu ?". Tanya ibu Sasuke dari dari dapur begitu melihat putranya ini baru turun dari tangga kemudian duduk di meja makan.
"Selamat pagi bu". Balas Sasuke datar, lalu mengambil tomat di keranjang.
"Aku sedang malas keluar, panas sekali".
"Bohong bu, dia akan pergi kencan dengan tetangga baru kita". Seru Itachi yang baru masuk dengan pakaian jogingya.
Mikoto, wanita cantik itu menoleh seketika mendengar Itachi, matanya menatap Itachi dan Sasuke bergantian lalu tersenyum.
"Maksudmu Sakura-chan ?". Mikoto mendekat dan duduk di meja makan tepat di depan Sasuke.
Sasuke memberikan tatapan tajam ke arah kakaknya yang duduk di sampingnya.
"Ibu suka dia kok, dia gadis yang pemberani dan luar biasa". Seru Mikoto tiba-tiba.
Sasuke mengalihkan tatapanya pada keranjang tomat di hadapannya.
"She's a rebel lebih tepatnya. Cocok untukmu yang biasa-biasa saja ini adik manis". Goda Itachi mencubit pipi Sasuke sebelum beranjak menuju lantai dua. Dia berhenti di anak tangga kedua dan menoleh.
"Ngomong-ngomong". Sasuke menatap Itachi, menunggunya berbicara.
"Tadi aku pergi jogging dengan si gadis rebel". Itachi lagi-lagi menyeringai ke arah Sasuke. Membulatkan kedua matanya mendegar apa yang Itachi ucapkan, lalu Sasuke menunduk memikirkan entah apa.
…
Naruto terus menerus mengiriminya pesan, anak itu tidak akan pernah meyerah sebelum Sasuke membalas pesannya. Setengah jam lagi pukul tujuh yang dijanjikan oleh Naruto. Sasuke tidak peduli dengan pertandingan konyol yang Naruto lakukan, team mereka tetap akan menang tanpa kehadiran Sasuke.
Lupakan saja, dia tidak akan pergi. Tidak akan pernah.
"Adik manis !".
Sasuke menoleh dan menangkap sesuatu yang di lemparkan Itachi, kunci motor ?
"Pergilah, Naruto merindukanmuuu ". Sial Itachi. Naruto memang tidak menyerah, si pengadu itu.
"Aku tidak pergi kak". Sasuke menatap tajam Itachi, tapi bukan Itachi namanya kalau terpengaruh dengan tatapan adiknya.
"Tapi gadis rebel sudah menunggumu di luar". Itachi tersenyum dan menggerakkan kedua alisnya naik turun. Sasuke bersumpah akan melempar Itachi dengan kunci motor itu kalau saja dia tidak segera berlari keluar kamarnya.
Sasuke keluar dari rumahnya dan melihat sekitar, tidak ada siapa-siapa, Itachi bodoh. Motor Ninja hitam itu sudah terparkir keren di depan, sejak kapan Itachi melakukannya.
Baru Sasuke akan mendorong motor itu kembali masuk ke garasi, seseorang yang dari tadi dia cari meghampiri dari rumah sebelah, gadis itu seperti biasanya, celana jeans selutut , kaos hitam yang di lapisi kemeja keodoran serta sepatu kets.
"Sasuke-kun".
"Sakura". Mereka saling menyapa, saling menatap selama beberapa detik.
"Kau mau pergi ?". Tanya gadis itu memecah keheningan.
"Tidak".
Sakura mengernyitkan dahinya.
"Kak Itachi menelponku tadi, dia bilang kau mau bertanding basket".
"Wah, padahal aku mau lihat kau bermain basket". Kekeh Sakura sambal memasang wajah kecewa.
Sasuke berhenti dan memerhatikan Sakura sebentar.
"Hn".
"Kau bisa mengendarai motor itu Sasuke-kun ?".Tanya Sakura lagi.
"Bisa". Sasuke mengangguk dan tetap menatap Sakura.
"Mau mengajariku ?". Ucapan gadis itu membuat Sasuke terkejut.
"Hehe, hanya bercanda kok". Melihat wajah terseyum itu. Sesuatu entah apa bergerak secara cepat, jantung Sasuke berdetak tidak seperti biasanya. Dia tahu ini apa, bergerak cepat tapi akhirnya merusak diri sendiri.
"Ikutlah".
Sakura menghentikan tawanya dan menatap Sasuke.
"Kau harus melihatku bermain basket." Suara datar Sasuke disertai senyum tipisnya yang bisa dibilang seringai tipis itu membuat mata Sakura bergetar. Gadis itu tersenyum lagi kemudian mengangguk kepada Sasuke.
Mereka pergi dengan mengendarai Ninja hitam Itachi. Memerhatikan dari jendela lantai dua membuat Itachi tersenyum tipis.
Entah apa yang membuat Sasuke mengurungkan niatnya, dia mulai tidak yakin dengan dirinya sendiri. Hanya karena melihat mata yang penuh antusias dan rasa penasaran dari gadis yang sedang mendekapnya di belakang ini. Motor mereka melaju kencang menembus jalanan Konoha.
Let's run away
Let's go and waste another year
Let's spin apart while racing through the atmosphere
We tumble through the night
We burn so bright
We're teenage satellites
…
Sakura berjalan di sampingnya setelah mereka memarkirkan Ninja keren itu. Saat ini mereka tengah berada di sport centre, tepatnya halaman samping yang terdapat lapangan basket. Team basket Sasuke sering berlatih di tempat ini.
"Temeeeee !". Seru cowok pirang dari tengah lapangan begitu melihat Sasuke berjalan masuk. Sakura heran melihatnya tapi dia diam saja.
"Kau datang juga, kau memang paling tidak bisa mengabaikanku". Cengiran itu sangat menyilaukan mata.
"Hn". Mereka melakukan tos ala anak muda. Naruto tersadar akan sesuatu, tepatnya seseorang yang berdiri di samping Sasuke. Mata Naruto memberi isyarat aneh ke Sasuke.
Sakura tentu sadar dengan isyarat Naruto lalu tersenyum kepadanya.
Naruto terkejut. Jelas saja, jangankan Naruto. Sasuke yang sudah hampir tiga minggu mengenal Sakura masih sering terkejut dengan senyum menawan itu.
"Jadi, siapa ini teme ?". Naruto menyenggol pinggang Sasuke.
Sasuke mendecak dengan tingkah sahabat pirangnya ini.
"Dia Haruno Sakura".
"Hai, aku tetangga Sasuke". Ucap Sakura kepada Naruto.
Entah kenapa mendengar kata tetangga membuat Sasuke merasakan sesuatu. Apa itu Sasuke ?
"Oh, pantas saja musim panas ini teme betah sekali di rumah, hahahah". Seru Naruto, tawanya itu bisa meruntuhkan ring basket.
"Aku Uzumaki Naruto, sahabat si Teme dari lahir dan aku kapten team basket SMA Konoha, salam kenal Sakura-chan". Panjang dan tidak perlu sama sekali, Sasuke diam saja.
"Salam Kenal Naruto !". Sasuke terkejut begitu melihat mereka bersalaman dan tos seperti yang dia lakukan dengan Naruto tadi.
Cengiran Naruto pudar tepat ketika dia melihat tatapan tajam Sasuke.
"Ehm, baiklah ayo kita mulai pertandingannya sebelum seseorang membunuhku !". Seru Naruto berlari ke tengah lapangan.
Sakura duduk di pingir lapangan memerhatikan pertandingan yang membuatnya penasaran sejak tadi. Team Sasuke bermain dengan bagus, kerjasama mereka sangat kuat, Naruto yang paling bersemangat diantara mereka, sselanjutnya cowok dengan rambut seperti nanas itu sangat jago strategi, ada enam orang di team Sasuke termasuk dia dan Naruto. Ada cowok berambut merah dengan tato aneh di wajahnya, kemudian satu lagi rambutnya jabrik hitam dan punya taring aneh.
Sesekali Sasuke menatap ke arah Sakura. Tentu saja dia tidak tinggal diam, dari awal pertandingan dia sudah berteriak memberikan semangat untuk team Sasuke.
"Hei teme, konsentrasilah".
"Aku tidak mau kalah melawan adik kelas". Naruto berbisik kepada Sasuke, tetapi gerakan alisnya yang naik turun seperti Itachi membuatnya ingin melempar bola basket tepat di wajah Naruto.
…
"Keren sekali tadi ya !". Seru Sakura di belakang Sasuke, mereka tengah melaju dengan Ninja Hitam Itachi.
"Kita bisa bermain basket kapan-kapan Sasuke-kun !". Gadis ini selalu bersemangat dan berteriak dimanapun dia berada.
Suara angin kencang bahkan tidak mengalahkan suaranya.
Sasuke hanya tersenyum tipis di balik helm fullfacenya. Tetapi tangannya menggapai tangan Sakura di pingganya untuk lebih mengeratkan pegangannya.
…
"Tumben kau tersenyum seperti manusia normal adik manis". Itachi lagi-lagi mengangetkan Sasuke yang kini tengah berada ditengah tangga menuju kamarnya, Itachi mencegatnya di ujung tangga.
Sasuke memasang wajah datar kembali lalu melemparkan kunci motornya.
"Untuk apa mengembalikannya ?".
"Kau akan sering menggunakannya sekarang". Goda Itachi dan berlalu pergi disertai tawanya yang mengisi lorong lantai dua itu.
Sasuke merebahkan dirinya di ranjangnya setelah bersih-bersih. Dia mengingat kejadian di lapangan basket tadi, Suara Sakura bahkan masih terngiang-ngiang di kepalanya, wajah gadis itu, semuanya.
Berjalan ke arah jendela kamarnya, lampu kamar Sakura mati. Apa gadis itu sudah tidur ? Tapi Sasuke terkejut melihat gadis itu dengan sepeda BMXnya di depan rumah. Dia tidak punya rasa lelah atau bagaimana ?
"Kau insomnia?". Sasuke berjalan mendekat ke arah Sakura setelah berdebat dengan dirinya sendiri menghampiri gadis ini atau tidak.
Sakura menghentikan aktifitasnya dan duduk di rerumputan pinggir jalan.
"Tidak, aku hanya sedang bosan Sasuke-kun".
Sasuke meyusul duduk di sampingnya.
"Kau sendiri kenapa belum tidur ? tidak lelah habis main basket ?".
Sasuke diam saja, Sakura tahu tentang Sasuke setelah mereka saling mengenal selama hampir tiga minggu ini. Sasuke pendiam dan berpendirian. Sangat berbeda dengannya yang melakukan segalanya berdasarkan kesenangan.
"Ayahmu belum pulang ?". Pertanyaan Sasuke membuatnya menoleh seketika.
Sakura merebahkan dirinya di rumput hijau "Belum, kepolisian sepertinya sedang sangat sibuk sekali ya Sasuke-kun".
"Hn".
"Ayahmu bagaimana ?". Tanya Sakura.
"Sebagai kepala polisi Konoha pasti sangat sibuk".
Sasuke menoleh ke arahnya.
"Aku sudah terbiasa".
"Ayah sudah pindah tugas sebanyak lima kali, dan aku terpaksa ikut dengannya". Lanjut Sakura.
Jeda sebentar diantara mereka , merasakan hembusan angin malam musim panas.
"Aku tidak punya teman karena sering pindah tempat.". Dia terkekeh dia akhir kalimatnya.
Sasuke masih diam mendengarkan.
"Kau tahu, aku suka BMX karena kakakku". Kali ini Sasuke menoleh ke arahnya.
"Kau punya kakak ?".
"Iya, tapi dia ikut dengan ibu. Orang tuaku bercerai sejak aku berumur tiga tahun".
Sasuke sedikit terkejut tapi masih memasang wajah datar.
"Dulu kakak masih tinggal bersama aku dan ayah sampai usianya lima belas tahun, kami beda tujuh tahun". Sakura menerawang di langit malam mengingat kakaknya.
"Ah, aku merindukannya". Ucap Sakura tanpa sadar.
Sasuke menatap Sakura cukup lama, gadis ini, apa dia sedang terluka ?
Sakura yang tadi menatap lurus ke arah langit malam kini mengalihkan atensinya pada Sasuke yang juga menatapnya. Cukup lama mereka hanya saling menatap tanpa ada yang bersuara, seakan menyampaikan sesuatu tanpa kata.
"Ehm, Aku ingin bermain trampoline !". Seru Sakura seraya berdiri. Dia tersenyum lebar ke arah Sasuke yang masih duduk.
"Trampolin ?". Tanya Sasuke memastikan.
"Iya ! kau mau ikut ?".
"Di mana ?".
Sakura tersenyum misterius dan menarik tangan Sasuke untuk berdiri menyusulnya.
"Sakura, kita mau ke mana ?". Tanya Sasuke bingung yang masih di seret Sakura untuk mengikutinya.
Mereka berjalan menjauh dari rumah dan berhenti di dekat pagar tinggi sebelah tanah kosong. Sasuke masih diam menunggu apa yang akan dilakukan gadis ini. Dia melepaskan tangan Sasuke dan berjalan mendekat ke arah pohon di dekat pagar.
"Sakura ?!".
"Sasuke-kun". Sakura menatap Sasuke "Ada trampoline di balik pagar ini, kau percaya padaku ?".
"Ini rumah Orochimaru". Balas Sasuke datar.
"Aku tidak tahu siapa pemiliknya, yang jelas aku sudah sering malam-malam bermain tarmpolin di sini". Sakura cekikikan sendiri.
Sakura tidak menghiraukan Sasuke dan memanjat pohon lalu melompat dari pagar. Terdengar suara berdebum cukup keras yang membuat Sasuke gemetar membayangkan apa yang terjadi.
"Sakura ?!".
Tidak ada jawaban, Sasuke mendekat di bawah pohon kemudian memanjatnya.
"Sakura ? kau baik-baik saja ?" Sasuke sudah panik sekarang.
Ini adalah rumah Orochimaru yang dikenal warga sekitar kompleks ini sebagai ilmuwan gila. Sakura baru saja memasuki wilayah yang tidak terjamah siapapun.
"Sasuke-kun, ayo cepat turun !". Seru Sakura dari balik pagar. Sasuke bernapas lega sekarang, dia turun melompat pagar menyusul Sakura.
"Selamat datang !". Seru Sakura sambil terkekeh.
Sasuke sudah memasang tampang waspada dengan sekitar, siapa tahu. Siapa tahu apa Sasuke ?
"Ayo !". Sakura lagi-lagi menyerat pergelangan tangannya.
Benar, di depan sana terdapat taman cukup luas dan ada trampoline bulat di tengahnya. Sakura berlari dan langsung melompat di tengahnya. Gadis itu melompat seperti kelinci. Sasuke yang masih berdiri di luar trampoline memerhatikan dengan diam.
"Kemarilah Sasuke-kun !".
"Kyaaa ! ". Seru Sakura setiap dia melompat. Sasuke tersenyum tipis melihatnya.
Baru Sasuke akan bergabung dengan Sakura terdengar suara anjing.
"Guk !".
Keduanya menoleh, Sakura sudah tidak melompat lagi. Suasana seolah membeku. Anjing itu mendekat, berwarna hitam dan masih menggonggong.
"Sasuke-kun, dalam hitungan ketiga, kita harus lari 1,2 . . ". Tetapi Sakura menghianati kata-katanya, dia berlari bahkan sebelum kalimatnya selesai.
Sasuke yang melihat itu ikut berlari menyusulnya, mereka berlari secepat yang mereka bisa, Sakura yang dengan ajaibnya sudah memanjat pagar dengan cepat, kemudian Sasuke menyusul di belakang.
Mereka kehabisan napas, untunglah sudah keluar dari sana. Punggung mereka naik turun. Sakura jatuh terduduk di sebelah Sasuke.
"Kau tidak apa-apa ?". Tanya Sasuke mendekati Sakura. Sedetik kemudian Sakura tertawa dengan keras.
"Luar biasa sekali ! ". Gadis ini terus tertawa "Sasuke-kun tadi menyenangkan sekali kan ?".
Sasuke menatap Sakura, kenapa gadis ini gampang sekali merasa senang dengan hal-hal yang tidak pernah Sasuke bayangkan sebelumnya. Tanpa Sadar Sasuke ikut tersenyum, kali ini dia benar-benar tersenyum. Bukan senyum tipis seperti biasanya tetapi senyum yang mampu membuat Sakura terpaku.
…
"Selamat malam Sasuke-kun". Ucap Sakura pelan.
Mereka sudah kembali, dan berada di depan rumah mereka.
"Hn, selamat malam Sakura". Balas Sasuke, dia mengawasi Sampai gadis itu masuk ke dalam rumah.
Sasuke masih diam di sana, memikirkan sesuatu. Dia sudah melakukan hal-hal yang diluar jalurnya, terpengaruh dengan orang lain, ada sisi Sasuke yang merasa ini semua tidak benar. Malam ini adalah malam musim panas terpanjang yang pernah ada untuk Sasuke.
I'm kind of nervous of the consequence
As we climb over neighbor's fence
The longest summer's nights are numbered.
Tbc or Fin ?
Kangen sama aktifitas SMA, its been two years since I graduate from high school T-T.
Niatnya mau bikin oneshoot, eh tapi kok males ngelanjutin ya, two shoot mungkin :v
Sasuke disini tuh kayak anak baik-baik banget, nggak mau ngambil resiko yang membahayakan dirinya, nggak mau keluar dari jalur hidupnya. Intinya dia suka dengan comfort zone lagu blink 182 ini tuh maksudnya Teenage satellites adalah cinta masa muda yang bergerak cepat tetapi merusak diri sendiri lol, Habis nonton Paper Towns ya jadinya baper gini lah, sebenernya aku juga rada mirip sih sama Sasu, aku nggak pernah berani keluar dari comfort zone ku T-T udah ah malah curhat gini jatohnya.
Review ?
