yo minna ~ saya newbie yang mau ikut nimbrung buat fic untuk SASUSAKU FD ^^

semoga ceritanya tidak mengecewakan, mungkin sedikit pasaran, tapi jujur ini asli karya saya ^^


Disclaimer : Always Masashi Kishimoto

Pairing : SasuSaku

Warning : ga jelas, typos (don't like don't read)

Rating : T

Life


"Minggu depan kau akan menikah sakura, persiapakanlah dirimu" ucap ayahku ketika aku baru pulang dari tempatku bekerja

"tapi aku tidak tahu apa-apa, kenapa tiba-tiba aku harus menikah?!" pekik ku frustasi

"kami sudah memutuskan semuanya, sebagai anak yang baik kau harus menuruti perkataan orang tuamu sakura" ucap ayah tegas

Kulihat ibuku hanya menatapku diam. Kalau ayah sudah memutuskan maka aku tak bisa melakukan apa-apa lagi.

.

.

.

Sudah satu minggu setelah percakapan yang tak bisa kumenangkan itu berlangsung. Dan sekarang, upacara pernikahan hanya tinggal menghitung jam saja.

"berhenti bermuka masam sakura! Kau merusak riasanku!" seru gadis, yang juga sahabatku Ino

"kau berisik pig! Tinggal merias saja cerewet sekali sih" cibirku

"dasar forehead tidak tahu terimakasih" desis Ino

Aku hanya bisa menghela napas melihat tingkah sahabatku ini. Aku sudah menceritakan segalanya pada Ino, tapi dia malah mendukung rencana orang tua ku, setelah aku mengatakan dengan siapa aku akan menikah. Bahkan Ino sangat antusias ingin melihatku menikah dengan pria yang dia katakan sangat tampan. Dari mana dia tahu pemuda itu tampan, tentu saja karena pemuda itu merupakan salah satu pengusaha sukses di konoha, dan merupakan putra bungsu dari keluarga terkaya dikonoha, bahkan mungkin didunia. Keluarga bangsawan yang sangat terkenal karena kekayaan, kecerdasan, dan tentu saja ketampanannya yang mendarah daging.

Uchiha Sasuke, siapa yang tidak mengenal nama itu. wajah tampan, otak jenius dan kekayaan yang melimpah. Itulah tiga kata yang selalu melekat pada nama Uchiha. Dan beberapa jam lagi aku akan menikah dengannya. Terimakasih kepada orang tua ku yang sudah berbaik hati menjodohkanku dengannya. Hanya karena dulu aku pernah satu SMA dengannya, bukan berarti aku mengenalnya. Dan perjodohan atas nama bisnis ini sangat konyol untuk ku.

"Oi! Jangan melamun! Aku sudah selesai!" seru ino didepan wajahku

Aku terkesiap dan hanya mengangguk padanya. Kulihat pantulan dirikuu didepan kaca, aku mengenakan gaun pengantin berwarna putih tanpa lengan yang sangat pas dengan badanku. Make-up tipis menghiasi wajahku, membuatku semakin cantik. Menghilangkan muka lelahku yang tidak tidur semalaman, terimakasih pada ino yang sangat handal dalam hal make-up.

"bagaimana hasil karyaku?" tanya ino sambil mengembangkan senyum terbaiknya

Aku membalas senyumnya dan memeluknya dengan erat. Mencari ketenangan dari pelukannya, seperti tahu dengan kegelisahanku ino balas memeluk ku.

"arigatou" ucapku lirih

Ino mengangguk "kalau kau butuh teman, aku selalu ada untukmu sakura"

End sakura POV

Disebuah gedung yang megah terdapat banyak orang yang berkumpul menghadiri sebuah acara resepsi dari pernikahan. Terlihat gadis berambut sewarna bunga sakura tersenyum menyalami tamu yang mengucapkan selamat padanya. Sedangkan pemuda disampingnya tetap memasang wajah stoicnya dan berucap 'Hn' pada tamu yang memberinya selamat.

Acara berjalan lancar, dan sekarang sepasang pengantin baru itu sedang berada dirumah baru mereka. Tanpa orang tua, hanya mereka berdua. Sakura baru keluar dari kamar mandi ketika melihat sasuke sedang membereskan kertas-kertas kedalam tas kerjanya.

"aku ada pekerjaan, jadi tidak akan pulang dalam seminggu" ucap sasuke dingin

Sakura hanya memandang sasuke yang berjalan pergi meninggalkan kamar mereka.

.

.

.

Satu minggu berlalu dan sasuke belum juga pulang. Dan selama satu minggu, kegiatan sakura dirumah hanya membereskan barang-barangnya. Tapi sakura lebih banyak tidak melakukan apa-apa dan sering melamun. Dalam lamunannya dia sering berpikir untuk apa dia menikah dengan orang yang sama sekali tak mencintainya. Dia sendiri tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk masuk kerja kembali.

"selamat pagi dokter sakura" sapa seorang perawat yang berpapasan denganku

"pagi" jawabku

Benar juga, aku belum memperkenalkan diriku, namaku Haruno Sakura. Tapi sejak satu minggu yang lalu namaku menjadi Uchiha Sakura. Baru saja satu minggu aku menikah dengan pengusaha terkenal bernama Uchiha Sasuke. Kami menikah karena perjodohan yang dilakukan oleh orang tua kami, atas dasar bisnis. Aku merupakan anak tunggal dari keluarga yang bisa dibilang kaya raya. Ayahku merupakan seorang pengusaha sukses yang memiliki pengaruh bersar terhadap perekonomian di konoha, kota kelahiranku. Sedangkan ibuku adalah seorang designer terkenal, yang karyanya sering dipamerkan di paris. Sedangkan aku sendiri lebih tertarik dibidang kedokteran, menjalankan rumah sakit terbesar di konoha, yang merupakan warisan dari nenek ku.

Dan suamiku, Uchiha Sasuke, jangan tanya dia siapa. Semua orang di konoha, bahkan diseluruh dunia mengenalnya. Pemuda dengan karir cemerlang, otak jenius dan dianugrahi wajah tampan yang selalu menghiasi majalah ekonomi dan layar televisi tidak mungkin tidak dikenal. Dari keluarga yang terpandang, bangsawan, dan terkaya di dunia. Setiap wanita yang melihatnya pasti akan jatuh cinta. Tapi aku sendiri tidak merasakan hal apapun padanya, meski sekarang dia adalah suamiku.

Tok tok tok

"masuk" ucapku

"permisi dokter, ada yang ingin bertemu" seorang perawat memberi tahuku

"persilahkan dia masuk" ucap ku

"baik dok"

Aku menunggu cukup lama sebelum orang itu sampai dan masuk keruanganku.

Tok tok tok

"masuk" seruku

"permisi dokter sakura" ucap seorang pemuda tampan dengan senyum mengembang diwajahnya

Aku terbelalak kaget menatap pemuda itu, dan detik berikutnya aku sudah berlari lalu memeluk pemuda berambut merah di depanku itu.

"gaara!" seruku

"hi sakura? Apa kabar?" jawab gara yang balas memeluk ku

"sedang apa kau disini?" tanya ku yang kemudian melepas pelukan ku

"seperti yang kau lihat? Aku dipindah tugaskan kemari" ucapnya singkat

Aku tersenyum padanya dan kami mulai mengobrol hingga lupa waktu.

.

.

.

Aku pulang dengan diantar oleh gaara dan sampai dirumah lebih cepat. Jika tidak aku pasti sudah kehujanan. Karena setelah aku sampai dirumah hujan tiba-tiba turun dan semakin deras. Aku berjalan menuju dapur dan membuat teh untuk menghangatkan tubuh disuhu yang mulai dingin.

Sudah berjam-jam sejak hujan turun dan aku menghabiskan waktu didepan televisi. Sesekali ku pandangi hujan diluar sana dari jendela. Aku mulai kedinginan karena hanya memakai kaos tipis lengan pendek. Ketika aku mulai beranjak menuju kamar untuk menghangatkan diri, terdengan suara pintu dibanting. Spontan aku menuju pintu untuk memastikan siapa yang datang.

Setelah sampai didepan pintu, kulihat sasuke dalam keadaan basah kuyup. Air menetes dari rambutnya, membasahi wajah tampannya. Untuk beberapa detik aku hanya bisa memperhatikan sasuke yang sedang melepas sepatunya.

"okaeri sasuke-kun" ucapku

"hn" gumam sasuke

Sadar dengan keadaan sasuke yang basah kuyup seperti itu, aku berinisiatif mengambil handuk dan saat aku kembali kulihat sasuke sedang melepas jasnya dan melonggarkan dasinya. Wajahnya tetap datr, tapi entah kenapa aku bisa tahu kalau sebenarnya dia lelah.

"keringkan dulu rambutmu sasuke, kau bisa sakit kalau seperti itu" ucapku santai lalu memberikan handuk padanya

Sasuke terlihat ragu-ragu namun tetap mengambil handuk dari tanganku "hn"

Sasuke mengeringkan rambutnya dalam diam dan berjalan melewatiku menuju ruang tengah. Aku mengikutinya dari belakang dan menuju dapur untuk membuatkan the hangat untuk sasuke. Aku tidak ingin dianggap sebagai istri yang tidak bertanggung jawab pada suaminya.

Aku keluar dari dapur dengan secangkir the hangat ditanganku. Ku lihat sasuke sedang duduk di sofa yang tadi baru saja kutinggalkan. Dia duduk dengan menyandarkan kepalanya pada kepala sofa dan memejamkan matanya. Terlihat dia memijit pangkal hidungnya, ini pertama kalinya sasuke terlihat sangat lelah.

"minumlah sasuke" ucapku pelan dan menaruh gelas yang kupegang dimeja didepan sasuke.

Sasuke hanya meliriku sebentar dan kembali memejamkan matanya.

"kalau kau sudah minum tehnya, pergilah mandi, akan kusiapkan air hangat untukmu" lanjutku

Aku mulai beranjak meninggalkannya duduk sendiri, dan sebuah suara menghentikan langkahku.

"sakura…" ucap sasuke agak ragu

Aku menghentikan langkahku dan berbalik menhadapnya yang masih dalam posisi yang sama.

"ya" jawabku

Tapi bukannya menjawab, sasuke malah terus terdiam tanpa mengeluarkan suaranya sama sekali. Cukup lama aku menunggunya berbicara hingga aku mulai tidak sabar.

Aku menghela napas dan berkata padanya "sama-sama sasuke, tenang saja, mala mini aku akan tidur di kamar tamu, kau bisa tidur dikamar utama dengan tenang" ucapku dalam satu tarikan napas lalu berjalan pergi.

Aku merasa sasuke memandangku dari sudut matanya ketika aku mulai menjauh darinya.


saya akui fic ini jauh dari kata bagus, maka dari itu saya berharap readers mau memberikan masukan yang membangun untuk saya dengan memberi review ^^ dan apakah fic ini perlu dilanjutkan? mohon beri saya masukan :)

flame juga tidak saya tolak (asalkan membangun) *yg ga membangun ya saya terima juga #plak

dan saya mengucapkan terimakasih banyak bagi kalian yang sudah mau membaca fic gaje ini T^T *terharu

sekali lagi arigatou dan jgn lupa RnR ^^/