Newton III : Gaya Aksi Reaksi
Aomine x reader
"Ahomine! Kalau kamu nggak segera kesini, majalah mu bakal KUHANCURIN!" [name] kemudian mematikan teleponnya, dan tidak lama kemudian pintu gym pun terbuka.
"[Name]! Jangan diapa-apain majalahku! Aku udah dateng nih!" Aomine langsung nyerobot masuk dan ngerebut majalah bokep nya dari tangan [name]. [Name] hanya memandangnya bosan.
"Jones amat dirimu nak, baca majalah kayak gitu." Ucap [name] dengan nada meremehkan. "Nggak ada pelampiasan lagi. Jones sekalee."
Aomine malah matapnya dengan tatapan bingung. "Aku nggak jones! Buktinya aku punya pacar kamu kan?" dia mendekat ke [name]. Dekat sekali sehingga [name] harus menengadahkan wajahnya ke atas hanya untuk matap wajah lawan biacaranya.
"Dan untuk pelampiasan, aku punya kamu kan?" mendengar kalimat terakhir Aomine, hati [name] sakit. Ingin nangis rasanya. Tapi [name] bertahan dengan tatapan malasnya.
"Heee, jadi aku hanya jadi pelampiasan ya?" [name] menatap tajam Aomine. "Oh gitu?" dan dengan gevleknya, si dim itu malah berkata, "meskipun kamu jadi pelampiasan, kayaknya masih ada yang kurang deh. Mungkin karena dadamu yang nggak segede Mai-chan." Ukh. Rasanya [name] kena critical hit or big damage or something else. Rasanya, kata-kata nya Aomine barusan itu.. nohok banget ke kokoro.
Banget.
"Sorry ya! Aku mau jadi pacar kamu bukan buat jadi pelampiasan! Dan maaf aja kalo dadaku nggak segede Mai-chan mu itu!" name marah-marah sambil berkacak pinggang, kemudian pergi ke arah Momoi. Yang ditinggal pun tersenyum puas.
Akhirnya Aomine pun mengikuti latihan. Dan saat break..
"Oi [name]! Handuk sama minum ku mana?" Aomine berkata begitu sambil duduk di bench. Capek vroh.
"Minta tolong aja sama Mai-chan mu itu!" [name] malah membagikan handuk dan minuman ke pemain lain. "Oi [name]!" [name] mengerlingkan mata bosan sambil tetap melanjutkan kegiatannya. Tapi si dim itu tetap memanggil-manggil namany. Dengan kesal, [name] akhirnya memberikan handuk dan botol minum kepada Aomine dengan cara dilempar. Dan sayangnya tidak mengenai kepala Aomine.
Akhirnya, jam istirahat selesai dan mereka mulai latihan lagi. [Name] hanya duduk diam memperhatikan Aomine. Masih sakit hati dengan ucapan Aomine.
"[Name]-chan? Doustano?"Momoi bertanya dengan nada cemas melihat sahabatnya itu. Name menatap Momoi kemudian tersenyum. "Nandemonai." Momoi masih tidak yakin dengan jawaban name. "Honto?" [name] hanya mengangguk sambil tersenyum kecil. Dan beberapa saat kemudian, latihan hari itu pun selesai.
"[Name]! Ayo pulang!" ajak Aomine. [Name] mengangguk. Saat diperjalanan pulang, mereka hanya diam. Biasanya mereka akan membecirakan apapun.
Karena bosan dalam diam, akhirnya Aomine berniat untuk menjaili [name]. Dia menelusuri leher jenjang [name] dengan jari telunjuknya. Memberikan kesan geli pada yang digelitik.
"Daiki!" [name] menepis tangan Aomine dengan kasar.
"Hari ini kau aneh [name]." Ucap Aomine. [Name] malah mendelik sambil menggerutu dalam hati.
Siapa yang tidak sebal ketika dia hanya dijadikan pelampiasan?
Dan hujan pun jatuh dengan cepat dan derasnya, hingga mereka basah kuyup.
"[Name]! Kau tidak bawa payung?" tanya Aomine sambil berlari mencari tempat berteduh. [Name] menggeleng pelan sambil tetap tidak bersuara apapun.
Dan mereka pun berhenti di depan toko yang masih tutup. Aomine memperhatikan [name] yang basah kuyup. Dia perhatikan, tatapannya memandang ke depan dengan tatapan sendu. Kemudian dia turun memperhatikan ujung rambutnya yang basah dan butiran air yang mengalir di lehernya. Butiran itu turun, dan kemudian menghilang dibalik seragam [name].
Aomine meneguk ludahnya dan segera memalingkan mukanya yang memerah itu. "[Name]," panggil Aomine. Yang dipanggil Cuma meliriknya sekilas. "kamu marah ya gara-gara aku bilang kamu Cuma sebagai pelampiasan doang." Tanya Aomine sambil nyengir. Name tetap diam membisu.
"Aku berkata seperti itu," Aomine mendekap tubuh name yang menggigil. "Karena aku ingin tahu reaksi apa yang kau berikan padaku [name]." Bisikan seduktif mengalun di telinga [name].
"A-aho! Aku jadi tambah basah kan?!" name menggeliat tidak nyaman di dalam pelukan Aomine. Aomine malah mengeratkan pelukannya.
"Gomen, name. Kalau aku sudah menyakiti mu dengan kata-kataku tadi." Name mendelik. Tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Daiki, kau tidak apa-apa kan?" name menyentuh leher Aomine. Dingin. Name mengerutkan keningnya. Karena pertanyaan name, Aomine melepaskan pelukannya. "Aku masih waras oi."
Dan hujan pun berhenti.
"Chotto! Daiki! Ngapain?!" Aomine langsung menggendong name ala bridal style. "Membawa mu pulang." Aomine tersenyum misterius. Alarm bahaya milik name berbunyi.
"Daiki!"
Fin
Nyohoho~~ bertemu lagi dengan author~~ yap! Sekarang author buat ff baru lagi! Reader x chara!
Jeng jeng jeng~~
Dan ff the knight and his fallen angel, di discontinue~~
Bagi yang mau author melanjutkan cerita itu.. review author yaa~~
Sekian AoRe ini~~
See you in next story,
HikarinRin23
