Taraaaa~~! Satu lagi fic persembahan dari Kingi (apaan sih). Fic ini ternspirasi dari imajinasi Kingi sendiri. Padahal Kingi belum pernah ke acara Cosplay, sih T.T jadi mungkin deskripsi tentang Cosplaynya kurang, mohon maaf sebelumnya! Kingi cuma baca-baca di majalah, yang Kingi tau tentang event-event kayak gitu cuma ramainya aja *di tabok*
Oke, sebenernya Kingi bukan berasal dari Jakarta, tapi emang suka banget sama itu kota, engga tau kenapa. Jadi Kingi ambil setting Jakarta buat fic ini, walaupun Jakarta cuma kebagian nama jadi Prologue-nya aja. Dikit, kok.
Fic ini bakalan ber-chapter, yang Kingi belum bisa prediksi bakalan sampe chapter berapa, mudah-mudahan update-nya bisa teratur, ya. Kingi berdoa supaya banyak waktu nganggur buat nulis fic (?)
Oke,
Disclaimer: Jigoku Shoujo punya Miyuki Eto, Final Fantasy punya Square Enix, dan Naruto punya Masashi Kishimoto! *fic ini enggak nyampur, nama-nama selain Naruto itu cuma muncul sekilas saja*
Warning: Belum ada OOC di Chapter ini *jelaslah, wong tokoh tokoh Naruto belum pada bener bener nongol* *di bunuh* XDD. AU plus CANON (jadi gimana?) XDD. NON-YAOI. Tapi tidak menutup kemungkinan bakal ada romance, supaya ceritanya enggak datar. Oh iya, ini sudut pandang dari OC. OC di jamin bukan Mary Sue, kok.
.
Phantasm
By Kingi Dawn, 2010
Prologue
.
Jakarta.
Satu kata yang cukup menggambarkan sebuah kota yang ruwet, rusuh, penuh kriminalitas, kemacetan, udara panas, dan lainnya. Di kota inilah semua bermula.
Namaku Aya. Mirip nama Jepang, bukan? Naya sih, sebenarnya. Tapi aku lebih suka di panggil Aya, lebih imut kedengarannya. Aku seorang pelajar kelas 12 di salah satu SMA Negeri di kota ini. Aku juga seorang otaku—bukan, seorang fans segala hal yang berbau-bau Jepang. Aku suka musik Jepang, dorama, fashion, artis-artisnya, dan sebagainya. Yah—kuakui, di sekolah pun aku mengikuti ekskul yang bernama Nippon Club, dimana semua orang yang suka Jepang berkumpul jadi satu. Dan kuakui itu sangat mengasyikkan, berteman dengan banyak orang yang mempunyai hobi yang sama.
Jakarta.
Panas.
Aku baru saja pindah ke sini dalam rangka mutasi pekerjaan orangtua, mungkin itu juga salah satu sebabnya mengapa bahasaku itu masih menggunakan 'aku' dan 'kamu', bukan 'gue' dan 'lo', karena aku bukan berasal dari kota megapolitan, tapi orang-orang di sini rupanya tidak mempermasalahkan hal itu.
Tidak kusangka memang sepanas ini udaranya. Sudahlah. Boleh bangga tinggal di kota besar—walaupun penuh dengan berbagai hal penyimpangan sosial setiap harinya.
"Gila ya, hari ini panas banget!" ujar temanku, Tisa. Dia adalah seorang remaja perempuan biasa yang berambut hitam legam dengan potongan semi-panjang sebahu, dan sering memakai bando putih kesukaannya. Kami berdua duduk di salah satu tempat duduk peron Busway, menunggu Busway jalur kami datang.
"Emang biasanya enggak sepanas ini?" tanyaku, agak bingung. Biasanya kan memang panas banget, tapi baru kali ini Tisa misuh-misuh.
"Panas juga, sih. Tapi rasanya baru kali ini yang benar-benar menyengat. Ayo dong, bus-nya suka ngaret nih.." Tisa melongok ke jendela besar peron tersebut, berharap di ujung sana busway telah datang. Ia melihat kembali jam tangannya, yang sedari tadi jarum panjangnya rasanya bergerak lambat sekali.
Belum ada bus. Kami menunggu lagi.
"Ngomong-ngomong, udah tahu kabar terbaru dari ekskul kita?" tanyanya, wajahnya yang bete, memulai pembicaraan.
"Belum. Kamu kan tahu, hari ini aku kan ada kegiatan paduan suara, jadi enggak ke Nippon Club. Memang ada apaan?" jawabku.
"Itu, lho. Ada acara Cosplay di Mall Taman Anggrek, sekitar 2 minggu lagi. Lo mau ikut? Kalau lo ikut, gue juga ikut soalnya, hehehe.." Tisa nyengir, lesung pipitnya kelihatan.
Aku berpikir sejenak. Aku belum pernah ikut lomba atau acara Cosplay. Tentu saja aku juga tidak punya bajunya. Lagipula biasanya baju-baju untuk Cosplay kan mahal sekali.
"Eng.. Kalau cuma sekedar datang, bagaimana? Aku enggak punya kostum.." ujarku ragu.
"Enggak apa-apa! Temenin gue aja, ya! Gue mau Cosplay jadi Yuna, dari Final Fantasy. Emang cuma punya kostum itu aja sih, kemarin malah di marahin nyokap karena udah beli, padahal itu kan dari uang tabungan gue sendiri" Tisa memonyongkan bibirnya. Mau tak mau aku tertawa.
"Oke kalo gitu!" aku menepuk bahunya pelan.
Tisa menoleh lagi, kesana kemari. Matanya berbinar begitu melihat bus jalur kami telah datang.
"Horeee..! Gue udah laper banget, kira-kira nyokap masak apa ya di rumah?" Tisa berdiri di pembatas antara jalur busway dengan peron. Aku berdiri di belakangnya. Bus berhenti, dan kami berdua masuk, buru-buru mengambil tempat duduk, dan bernafas dengan lega, karena keadaan bus yang full AC.
XDXDXD
Two Weeks Later~
"...Ada yang aneh enggak sama penampilan gue?" tanya Tisa. Kuakui, Tisa klop banget sama kostumnya yang tampil sebagai Yuna. Warna dan model rambutnya udah ngedukung.
"Enggak ada. Udah oke semua, kok." komentarku. Kayaknya Tisa juga puas.
"Oi, pada ngapain sih? Lama banget. Ntar kalo telat ke lombanya gimana?" sebuah suara muncul di belakang kami. Kami berdua menoleh.
"Uwaaaa~! Jigoku Shoujo! Hush, hush! Aku enggak manggil kamu!" kataku sambil tertawa. Temanku yang bernama Olla—sebenarnya namanya Fabiolla, tapi entah kenapa dia minta di panggil Olla saja—yang saat ini berseragam sailor hitam dengan dasi merah, persis seperti Ai Enma di dalam anime Jigoku Shoujo.
"Enak saja. Kalo gue beneran Jigoku Shoujo ye, dari kemaren-kemaren udah gue tarik tuh tali warna merah dari boneka Voodoo kalian, hahahaha," Olla benar-benar tertawa, seolah dia memang ada dendam pribadi pada kami. Aku dan Tisa hanya mendengus.
Kami bertiga berangkat menggunakan mobil Olla. Kalau boleh jujur, aku sudah merasa akan aneh karena hanya berpakaian bebas dan berada di antara orang-orang yang berkostum. Aku hanya mengenakan t-shirt putih dengan jaket kulit hitam, celana jeans pendek, kaus kaki hitam di atas lutut dan memakai sepatu Sneakers putih yang tingginya hanya sedikit di atas mata kaki.
Mudah-mudahan disana nanti, aku tidak satu-satunya orang yang memakai pakaian bebas.
XDXDXD
Banyak orang!
Jelaslah, namanya juga Cosplayers Event. Dimana-mana orang berpakaian anime maupun manga bertebaran. Sampai-sampai Bishounen (cowok cantik) juga ada. Mau mau saja ya ternyata, mereka memakai pakaian wanita? Salut.
"Banyak Naruto.." gumam Olla. Aku mengedarkan pandanganku. Kata-kata Olla benar. Memang banyak Naruto. Manga sekaligus Anime Naruto itu memang sedang beken. Sampai-sampai Sharingan—salah satu jurus karakter 'Naruto', di buat soft lensesnya. Aku sendiri juga salah satu fans berat manga Naruto, terutama karakter yang bernama Gaara. Aku selalu mengikuti perkembangannya, walaupun komiknya selalu terlambat terbit, membuat banyak orang beralih membaca secara online.
Aku berjalan, melihat-lihat ke sekeliling. Ada yang menjadi cosplayer Sakura Haruno, cantik sekali. Rambutnya pendek, berwarna pink, terlihat halus dan—asli. Itu wig kan? Pasti kualitas tinggi. Tidak pernah ada wig sebagus itu, biasanya kan rambut palsu itu kaku. Orang yang menjadi Sakura Haruno itu duduk di undakan tangga panggung, sendirian. Saat aku mulai melihat-lihat yang lain lagi, aku merasa ia memperhatikanku. Aku balas memperhatikannya, mengerutkan alis (karena aku tidak biasa di perhatikan).
Tiba-tiba ia tersenyum, membuat wajahnya semakin manis. Aku balas tersenyum. Ternyata orang-orang di sini ramah-ramah juga, ya.
Aku mulai memutari ruangan. Olla dan Tisa sudah sibuk dengan teman-teman sesama Cosplayer mereka. Lagipula aku tidak mungkin tersesat di sini, kan? Kalaupun tersesat, kan ada handphone. Jaman sekarang ngapain aja udah gampang.
"Yoooo..! Semua Cosplayer, selamat datang di Cosplayers Event 2010! Gila, gue enggak nyangka ya, peserta event tahun ini banyak banget, hehehe.. Kita mulai acaranya aja ya? Seperti yang udah kalian pada tahu, event ini nih banyak banget hadiah yang bisa di menangin. Selain itu kita juga undang bla bla bla,.." MC udah mulai cuap cuap di panggung. Saat aku berdiri mendengarkannya, aku tidak melihat orang yang menjadi Sakura Haruno itu lagi. Mungkin ia sudah pergi entah kemana, yang jelas masih berbaur di sini, di antara lautan manusia ini. Padahal aku ingin berfoto dulu dengannya. Aku membuka tas, memastikan membawa kamera digital. Ternyata memang bawa. Aku kembali melihat panggung dengan MC-nya yang bergaya dengan tema Visual Kei.
Tiba-tiba aku melihat Cosplayer Sasuke Uchiha yang berdiri tepat di sebelahku. Ia mengeluarkan devil smirk-nya.
Aku agak terkejut.
Benar-benar seperti Sasuke yang nyata. Sasuke yang sombong, yang ada di dalam komik. Keren sekali Cosplayer satu ini, berbeda dengan Cosplayer lainnya, yang walaupun memakai kostum Gaara, Sasuke, Naruto dan lain lain, masih saja tertawa-tawa. Memang sih, ada juga Gaara yang berusaha tetap stay cool dan menjawab seperlunya jika di tanya oleh orang orang di sekitarnya. Pasti susah, ya, berakting seperti itu.
MC bergaya Visual Kei itu masih bercuap-cuap di panggung depan, tiba tiba pandangan mataku agak kabur. Mataku tidak minus, aku juga tidak anemia, dan pastinya sudah makan. Kenapa rasanya tiba-tiba pusing seperti ini?
Langit-langit mall tampak berputar-putar, seolah aku berada di atas tower tertinggi di dunia. Benar-benar aneh. Aku semakin pusing. Suara-suara yang tadinya riuh menanggapi sambutan MC di sekelilingku, tiba tiba menghilang. Aku seolah tertarik ke dunia lain, suara-suara lain bergema di dalam kepalaku.
Benar-benar ada sesuatu yang ganjil di dalam Cosplayers Event ini.
Tapi pertanyaannya, apa?
:: To Be Continued ::
Oke, Prologue yang cukup pendek. Atau sangat pendek? Yah, pokoknya itulah. Salah satu hobiku kan, membuat Prologue *di tendang*.
Di mohon reviewnya, masukan, kritik dan saran untuk melanjutkan ke chapter selanjutnya! Di usahakan update dalam waktu yang tidak terlalu lama :))
Onegai~
