"WARM BREEZE"

Naruto belong to Masashi Kishimoto

Warning : OC, AU, typical, shoujo manga-kun.

.

Chapter 1

First Impressions are the most lasting

.

"Anak sialan! Aku pasti sudah mencingcang-nya jika saja ia bukan putri Sasuke."

"Aku mengerti perasaanmu, Hatsune." Kiyoko hanya bisa menatap iba sahabatnya saat mengingat insiden memalukan di area restaurant mewah beberapa menit yang lalu. Uchiha Sarada, putri dari pria tampan yang menjadi incaran semua wanita, dengan tidak 'sengaja' menyiramkan penuh sup hangat ke tubuh moleknya. Selain itu putri semata wayang Uchiha itu juga tidak 'sengaja' mematahkan sepatu bahkan membuatnya terjun bebas ke dalam kolam yang sialnya menjadi background utama restauran mewah itu.

Hatsune Ayame. Korban ke-49 Uchiha Sarada.

"Anak setan itu, jangan harap aku akan menyerah untuk mendapatkan Sasuke."

Kiyoko menepuk-nepuk pundak sahabatnya. "Sudahlah, sebaiknya kau memang menyerah saja Hatsune. Terlalu mustahil bagi kita untuk hanya sekedar mendekati Presdir. Selain itu, Sasuke bahkan tidak pernah melihat dan membela kita. Dia selalu diam saja saat putrinya itu mengerjai semua wanita yang mendekatinya." Semua orang tahu kalau putri Uchiha itu tak akan pernah membiarkan wanita manapun mendekati ayahnya.

"Tapi Micchin... Anak itu harus membalas semuanya! Aarrgghhh."

"Tenangkan dirimu. Sebaiknya kita cepat pergi sebelum orang lain mulai memerhatikan kita."

Dengan itu mereka berlalu pergi meninggalkan area restaurant. Sementara itu kedua Uchiha, ayah dan anak yang berambut senada sedang menyantap makan malam mereka dengan tenang. Seolah tak memperdulikan insiden yang terjadi sebelumnya.

Sasuke menyelesaikan makan makan malamnya. Dia melirik sekilas putrinya yang sedang tersenyum –lebih tepatnya menyeringai, sambil memainkan makanan di hadapannya.

"Jika kau sudah selesai dengan makananmu, kita akan segera pulang."

"Baik, ayah."

Sudah menjadi rahasia umum kalau Sarada selalu memberi 'pelajaran' kepada semua wanita yang ingin mendekati Sasuke. Putri Uchiha itu sudah menginjak usia remaja dan sedang dalam masa puber atau lebih dikenal dengan istilah ABG. Ia semakin 'sadis' dalam menangani para wanita yang ingin mendekati ayahnya. Sasuke sendiri acuh tak acuh menanggapi semua itu. Pria mapan dan seorang pebisnis sukses itu sibuk di dunia kerjanya, sebut saja –Workholic. Kesibukannya bahkan sering membuat putri semata wayangnya itu selalu kesepian. Makan malam kali ini pun hanya karena alasan kerja saja. Di mana rekan bisnisnya –Sabaku Gaara mengundangnya untuk menghadiri perayaan karena Sabaku's Corp baru saja membuka cabang baru di daerah Shibuya.

Dari tempatnya sekarang, Sarada bisa melihat ayahnya sedang berbincang dengan seorang pria berambut merah bata dengan tatto kanji di jidatnya. Ia disuruh menunggu dan menghabiskan makanan yang sebenarnya sangat ingin Sarada lempar atau diberikan pada anjing milik tetangganya saja. Mata onyx-nya tak sengaja menangkap sesosok wanita dengan gaun biru muda yang sedang duduk bersama seorang pria berambut cokelat dengan tanda segita merah terbalik di kedua pipinya. Pria itu sedari tadi terus saja tertawa terbahak-bahak sedang wanita itu tampak terus mengomel, tapi posisi wanita itu membelakanginya sehingga Sarada tidak bisa melihat rupa wanita itu.

kedua alisnya menukik tajam saat dilihatnya wanita itu bangkit berdiri dan berjalan menuju ke arahnya. Sarada hampir terperangah dibuatnya ketika melihat dengan jelas sosok wanita itu, namun buru-buru ia memasang wajah dingin dan angkuh khas Uchiha.

"Hei gadis manis, apa boleh tante foto bareng bersamamu?"

HAH?

Hening sejenak.

Bukannya Sarada tidak paham dengan kalimat wanita itu, tapi dia tak habis fikir untuk apa coba wanita ini minta foto bareng? Memang ia seorang aktris? Atau wanita di hadapannya itu sedang menjalankan modus untuk mendapatkan perhatiannya agar bisa mendapatkan ayahnya? Atau wanita itu sudah gila?

Sarada yang hanya diam saja tak merespon atau bahkan menjawab pertanyaan tadi membuat wanita itu sedikit menelengkan kepalanya seraya menggerak-gerakan tangan lentiknya di depan wajah datar Sarada, berharap agar gadis manis itu mau merespon atau bahkan mengijinnkan permintaanya tadi.

Namun sayang, detik berikutnya kalimat yang dilontarkan Sarada hampir saja membuat wanita itu tersungkur bagai tertimpa batu besar, "Tante menor, modus seperti itu tak akan mempan padaku."

"Hah? A-apa maksudnya itu? Aku hanya ingin foto bersamamu saja, aku tidak paham yang kau bicarakan."

Sarada bisa melihat wajah wanita itu berubah menjadi kesal dan memerah menahan emosi. Bagus. Sekali lagi ia mengeluarkan kata-kata sarkastis seperti tadi, Sarada yakin kalau wanita dihadapnya akan langsung mengeluarkan sifat aslinya.

"Ayah tak akan pernah tergoda dengan wanita jelek dan gendut sepertimu"

JEDEERRR!

Kata 'jelek' dan 'gendut' bagai menghantam Wanita itu ke dasar jurang, hampir saja hilang kendali dan hendak menghadiahi Sarada dengan 'Hujan lokal-nya' namun ia urungkan begitu ia dapat kembali menahan emosinya. Dengan senyum yang ia paksakan kemudian ia berkata, "Jaga baik-baik ayahmu itu, jangan sampai ia jatuh cinta pada wanita jelek dan gendut sepertiku."

Setelah mengatakan demikian, wanita itu langsung berbalik menuju tempat duduknya. Pria berambut cokelat tadi tertawa terbahak-bahak bahkan hampir terjungkal, sedang wanita itu misuh-misuh sendiri masih tak terima dengan kata-kata Sarada tadi.

"Berhenti tertawa Kiba sialan! Semua ini gara-gara permainan konyolmu!"

Pria yang dipanggil Kiba tadi terus tertawa tak mempedulikan tatapan membunuh dari wanita di depannya. Sampai saat Gaara menghampiri meja mereka, barulah ke-duanya langsung terdiam dan berdiri memberi salam kepada bos besar mereka, "Selamat malam Sabaku-san"

"Hn." Ucap Gaara singkat, bersamaan dengan itu muncul siluet pria tampan dari arah belakang Gaara yang nampak sedikit terkejut saat melihat wanita berambut pirang di depannya.

"Kau..."

"Ah, aku Yamanaka Ino. Salam kenal." kata gadis itu memperkenalkan diri sembari membungkukan badannya sopan.

"Mereka berdua adalah karyawan terbaikku. Dan pria di sampingnya adalah Inuzuka Kiba." kata Gaara menjelaskan. Disusul dengan kiba yang kemudian memberi salam sopan.

"Hn. Aku Uchiha Sasuke" Ino mengernyitkan sebelah alisnya, bukankah pria di depannya ini sangat mirip sekali dengan Gaara? Irit bicara, dengan nada terkesan dingin.

Satu es batu panda (sebutan Ino untuk Gaara) kini muncul es batu ayam(?) yang terlihat lebih dingin dari bosnya itu. Ino menggelengkan kepalanya dramatis.

Sementara itu, sepasang mata onyx memincing tajam saat dilihatnya sang ayah sedang berdiri berhadapan dengan wanita pirang tadi. Sinyal tanda bahaya bagai sirine tak kasat mata dalam kepalanya terus berbunyi, ia hendak mendekat ke sana tapi diurungkan niatnya ketika tadi sang ayah mengingatkan untuk tidak 'berulah' lagi.

Yamanaka Ino adalah jenis wanita yang harus ia hindari dan harus ia jauhkan dari ayahnya tersebut. Pikirnya. Langsing, cantik, berkulit putih, dan pirang. Sekali lihat orang akan mengira kalau wanita itu adalah jelamaan boneka barbie.

Sarada bahkan sempat dibuat terperangah saat melihat ia pertama kali. Dan hal yang paling mengganggu baginya adalah saat ini wanita itu sedang berbincang dengan ayahnya, yang bisa ia tebak kalau mereka akan menjadi rekan bisnis nantinya.

.

"Tidak. Aku tidak setuju." Seru Sarada dingin sambil memalingkan wajahnya keluar jendela mobil. Kini mereka sedang dalam perjalanan pulang. Sarada langsung mengimintimidasi Sasuke dengan beberapa pertanyaan tentang apa yang ayahnya bicarakan dengan orang-orang tadi. –wanita pirang tadi tepatnya, setelah mereka masuk ke dalam mobil.

"Kenapa? Tidak biasanya kau ikut campur urusan pekerjaan ayah."

Selama ini Sarada memang selalu 'overprotektive' jika menyangkut urusan wanita yang berusaha mendekatinya, tetapi kali ini Sasuke harus dibuat bertanya juga pada akhirnya.

"Aku hanya tidak suka dengan paman berambut merah dan berwajah seram itu." Bohongnya. Karena jika Sarada mengucapkan bahwa ia tidak mau wanita pirang tadi dekat-dekat dengan ayahnya, maka detik itu juga ayahnya pasti tidak akan mendengarkan alasan konyol darinya lagi.

Sasuke hampir melongo mendengar jawaban putrinya, "Berwajah seram? maksudmu Gaara?"

Sarada hanya mengangguk malas ketika ia harus berbohong sekonyol ini, "Nanti mata pandanya bisa menular dan bersemayam di wajah tampan ayah."

Gadis Uchiha itu tidak sadar bahwa ayahnya detik itu hampir tersedak ludahnya sendiri ketika mendengar alasan konyol putrinya tersebut, "Ayah pikir kau sudah cukup dewasa, Sarada."

Sarada hanya memutar mata jengah.

"Baiklah, aku tidak peduli." Sarada menghela napas, "Sepenting apapun rekan bisnis ayah itu, pokoknya aku tidak setuju jika ayah bekerja sama dengannya"

Komentar tersebut membuat Sasuke akhirnya menoleh dan berkata, " Kau tidak berhak mengatur urusan ayah." Pandangnya kembali fokus ke depan, "Kau hanya perlu konsentrasi belajar untuk sekolahmu"

Dan inilah yang paling Sarada benci. Ayahnya hanya peduli soal urusan pekerjaan dan menyuruhnya berkonsentrasi belajar saja. Tidak pernah ada waktu untuk dirinya, yang ayahnya pikirkan hanya masalah pekerjaan dan pekerjaan. Sekalipun ada, ayahnya tak bisa lagi seperti ayahnya yang dulu ia kenal. Semua telah burubah, dan semua ini terjadi setelah kepergian Nyonya Uchiha...

.

Yamanaka Ino selalu dibuat heran dengan pria di sampingnya itu. Pernah ia membayangkan kalau bosnya itu mungkin memiliki perasaan pada dirinya, namun dugaan itu langsung ia tepis jauh-jauh ketika pada suatu hari dalam acara berita pagi kesayangnnya menampilkan kabar bahwa keluarga besar Sabaku mendeklarasikan Hubungan putra bungsu mereka, Sabaku Gaara dengan wanita cantik bermarga Hyuuga. Keduannya sudah resmi bertunangan dan akan segera melangsungkan pernikahan.

Sabaku Gaara merupakan mahluk yang penurut. Tidak suka dibantah dan juga tegas. Bosnya itu ia akui sangat tampan dan mempesona. Tidak sedikit wanita mengantri di luar sana yang ingin menjadi istrinya. Sikapnya yang pendiam menjadi daya tarik tersendiri saat pertama kali Ino mulai bekerja di perusahaan Sabaku itu. Tetapi sebaliknya bagi orang lain yang berusaha 'dekat' dengan Gaara, siapapun pasti tidak suka dengan orang yang pendiam dan cuek bak es batu.

Oke, mungkin tidak seberlebihan itu. Tapi tetap saja, semua orang juga tahu kalau bosnya itu adalah tipikal orang yang 'pasif'. Maka menjadi suatu keanehan ketika Gaara ternyata bisa bersikap seperti ini padanya.

Atau begitulah hasil pengamatan Ino selama ini.

"Besok kau ada waktu?" tanya Gaara membuyarkan lamunan Ino.

Ino yang tersadar spontan menjawab dengan sedikit terbata, "Eh? Ah, kurasa... Ada"

"Bagus. Besok sepulang dari kantor antar aku ambil resep obat"

Ino hanya mengangguk ragu.

Benarkan? Bosnya ini memang tidak pernah bisa ia tebak. Setiap harinya hanya meminta Ino menemaninya untuk hal-hal sepele. Padahalkan ia bisa sendiri mengambil resep obat untuk menghilangkan penyakit insomnia yang ia akui adalah penyakit yang dideritanya.

Sebenarnya Ino tidak keberatan sih... Toh ia akhirnya dapat tumpangan gratis untuk pulang. Seperti sekarang ini, Ino baru saja mengatar Gaara untuk membeli beberapa tangkai bunga di toko sebrang stasiun. Gaara memintanya tepat setelah acara tadi selesai.

Tapi perlakuan Gaara yang seperti inilah yang membuatnya sedikit risih. Tentu saja ia tidak mau kalau sampai timbul gosip tidak sedap(?) mengenai ia dan bosnya yang notabene sudah punya tunangan itu.

Dan seharusnya juga saat ini dirinya sedang berada di mobil milik Inazuka. Pasalnya tadi ia kalah dalam 'permainan' konyol pria berambut cokelat tersebut.

Kiba sialan!

Ino mengingat kejadian di restaurant tadi. Gara-gara pria itulah dirinya harus melakukan hal konyol yang akhirnya membuat Ino harus bertemu dengan anak yang mengejeknya 'jelek' dan 'gendut'. Ia pikir jika ia meminta foto bersama dengan anak manis seperti itu maka hukuman dari permainan konyol kiba akan terselesaikan dengan mudah dan cepat, daripada harus minta foto dengan tamu pria atau wanita lainnya. Namun dirinya telah keliru. Anak itu sama tidak terlihat manis seperti kelihatannya. Dan ucapannya lebih tajam daripada silet.

Oh kami-sama...

Jangan pernah ia pertemukan lagi dengan mahluk sepertinya. Ratap Ino dalam hati.

Mobil merah maroon milik Gaara berhenti tepat di depan sebuah apartement sederhana. Ino melepas sabuk pengaman dan hendak membuka pintu mobil, namun terhenti ketika Gaara tiba-tiba berkata, "Bukankah aku sudah menyarankanmu untuk cepat pindah dari apartemen ini?"

Ino tak lantas menjawab, pikirannya melayang mengingat ucapan Gaara barusan. Dan akhirnya ia ingat betul minggu lalu Gaara pernah berkata bahwa apatemen miliknya terlihat terlalu tua dan sepi.

Ino memasang wajah kecut, "Haha soal itu... Aku sudah terlalu nyaman dengan apartemen ini, Sabaku-san."

"..."

Tidak ada tanggapan dari pria berusia 24 tahun itu. Kemudian ia membiarkan Ino keluar dari mobilnya, setelah sempat mengucapkan selamat malam, akhirnya Gaara melesat pergi bersama mobil mewahnya.

Mungkin... Mungkin Gaara mengantarnya pulang selama ini karena... kasihan padanya?

Ino menunduk lesu dan bergumam pelan, "Mungkin sudah waktunya aku menabung untuk beli mobil sendiri" dengan itu ia langsung melenggang pergi ke apartemennya di lantai dua.

.

.

.

.

Hallo minna-san^ saya kembali dengan fanfic baru :D *watados* XD

Setelah akhirnya memutuskan untuk ganti penname dari 'L. Lawliet22' menjadi nama Zohsan46 :D karena terinspirasi dari dua tokoh kesayangan ZoroxSanji wakakaka dan 46 untuk nomor dari abang Vale tercintah :* (plis apa banget deh, penting apa? Cepet skip!)

Yosh, bagaimana SasuInoSara pertama saya? Suka? Ga suka? Curahkan segala sesuatunya di review yaa. Btw, awalnya saya mau bikin ini cerita pair SasuIno aja. Tapi tiba-tiba Sarada nyempil dipikiranku wkwk. Yaa pasti banyak yang mikir 'apaan ceritanya garing' yak? Well selanjutnya saya bakal nambahin konflik dan mengahdirkan chara yang lain XD. Gak banyak yang bisa saya bilang, cuman mohon bantuannya untuk perbaikan di sana-sini. :"))

*Hatsune Ayame(OC) : Rambut hitam sebahu, poni belah tengah, warna mata abu-abu. Height 166. Weight 63 kg

*Kiyoko Michi (OC) : Rambut cokelat tua sepunggung, poni belah samping, warna mata cokelat tua. Height 169. Weight 66 kg

Mereka berdua bekerja di perusahan Uchiha, dan sering memanggil Sasuke dengan sebutan Presdir. keduanya mengincar Sasuke seperti halnya wanita2 lain.

Well, hopefully my writing didn't go rusty. Leave a review if you love this story. :"))

-Zohsan46-