Brokeable Promise
Pairing: Shikaino
Disclaimner: character are belongs to masashi kishimoto, but this fic is belongs to Guigui M.I.T and my little brother 137F
Warning: ooc, au,Eyd gak beraturan dan typoo yang selalu menjadi kekasih setia guigui.
Summary: gak sempat bikin, jadi baca aja sendiri. :P
Gendre: friendship and maybe just a little romance
Fic colab with 137F
Read and review ya ... Minna!
Guigui M.I.T
Hari ini aku ingin bercerita tentang satu kisah cinta. Kisah yang akan aku ceritakan ini mungkin adalah kisah cinta yang sudah sangat sering kalian dengar, kisah cinta pasaran yang sudah sering dialami oleh semua orang termasuk aku sendiri. Namaku Ino, lebih lengkapnya Yamanaka Ino dan inilah kisahku.
Dulu, sudah lama sekali. Aku bertemu dengannya, masih teringat dengan jelas bagaimanakah reaksi wajahnya saat pertama kali melihatku.
"Huh ... Mendokusai ne." Itulah kata pertama yang diucapkannya padaku, menyebalkan sekali kan? Sejak saat itu dia sering menyebutku gadis merepotkan. Hm ... Tidak salah sih jika dia menyebutku seperti itu. Kenapa? Karena sejak kami bertemu sampai sekarang akulah yang akan selalu membuat masalah, selalu merusak suasana dan selalu bertindak semaunya yang akhirnya akan membuat mau tidak mau dia harus menekan egonya untuk tidak menghajarku atau menghinaku karena terlalu sering mengganggunya.
Nama pria itu adalah Shikamaru Nara, tapi aku lebih sering menyebutnya dengan panggilan pangeran pemalas. Alasan kenapa aku memanggilnya seperti itu adalah karena dia yang lebih memilih untuk tidur atau merokok dari pada harus mengerjakan PR. Menyebalkan sekali kan? Saat kami kerja kelompok dia akan selalu diam dan memasang tampang bosan, seolah-olah tidak suka satu kelompok denganku. Menyakitkan hati ... Berkali-kali dia membuatku hampir menitikkan air mata hanya karena mendengar kata-katanya yang selalu menusuk hatiku.
"Kau merepotkan sekali."
"Aku sibuk. Jangan menggangguku, Ino "
"Cerewet."
"Jangan mengaturku!"
"Pergilah, aku ingin tidur dan tidak mau diganggu."
"Kenapa kau selalu muncul dihadapanku?"
Rasanya ingin menangis tiap kali mengingat betapa bodohnya diriku yang masih tetap mau berteman dengannya meski dia sudah terlalu sering menyakiti hatiku. Haaah ... Aku tahu aku bodoh, tapi mau bagaimana lagi? Aku begitu menyukai pangeran pemalas itu.
Aku dan Shikamaru sudah berteman sejak kami masih berumur kira-kira 12 tahun, dia temanku sejak sekolah menengah. Kalian tahu? Aku dan dia adalah orang yang masih tidak mau untuk berhubungan serius dengan lawan jenis. Maksudku adalah kami masih belum siap untuk berpacaran, aneh kan? Shikamaru memang bukan pria yang menyenangkan untuk diajak ngobrol atau bergosip, tapi ... Dia adalah pria yang bisa membuatku merasakan sebuah ketenangan. Tau kan? Di dunia ini ada segelintir wanita yang akan merasa tidak enak atau bahkan takut untuk berdekatan dengan orang yang berbeda gender dengannya. Mereka akan bergetar ketakutan dan mungkin akan segera memukul orang itu, mereka juga biasanya memilih untuk menjadi gadis menakutkan agar semua pria tidak berani mendekatinya, atau juga ... Mereka memilih untuk merubah penampilan mereka menjadi seperti gadis culun agar semua pria menatapnya geli dan tidak ada niat untuk mencoba dekat dengannya. Yang perlu diketahui adalah ... Aku termasuk dari segelintir gadis yang seperti itu.
Hm ... Jangan tanya apa yang menyebabkan aku mempunyai sifat itu karena aku tidak akan pernah memberitahukan apa-apa. Tapi jangan berfikiran macam-macam atau negative terlebih dahulu, aku bukanlah gadis yang berubah seperti itu karena pernah mengalami hal buruk yang melibatkan pria atau pun apa. Tidak ... Aku tidak pernah mempunyai masalah seperti itu, penyakit itu datang tiba-tiba, penyakit yang aneh dan sulit untuk dicari penyebabnya karena semuanya tergantung pada sikap gadis yang memiliki penyakit itu sendiri. Aku hanya bisa tenang bergaul dengan pria yang tidak akan mungkin menganggapku lebih dari sahabat, lebih tepatnya pria yang tidak akan mungkin mencintaiku. Dan perlu diketahui adalah, Shikamaru adalah bagian dari pria yang tidak akan mungkin jatuh cinta padaku. Dia sudah berjanji, kami membuat perjanjian untuk tidak akan pernah jatuh cinta pada satu sama lain, aku yang menciptakan ide untuk membuat perjanjian bodoh seperti itu.
"Shikamaru, diantara kita tidak akan ada yang namanya cinta kan?" tanyaku pada pangeran pemalas yang terlihat sedang asyik dengan rokok yang selalu dihisap dan dibawanya kemana-mana itu.
"Hn ..." Shikamaru hanya memberiku sebuah jawaban singkat yang tidak mempunyai arti jelas, pria itu memalingkan wajahnya menghembuskan asap rokok busuknya kearah yang bertentangan aku tidak pernah bisa mencium bau rokok yang terlalu menyengat. Sungguh mengherankan bukan? Padahal ayahku juga termasuk orang yang kuat merokok, padahal sahabatku satu ini juga orang yang tidak bisa lepas dari rokok. Tapi ... Tetap aja, sesering apapun aku mencium bau rokok mereka tetap aja aku tidak suka. Aku benci, rokok akan membuat dadaku sesak dan sulit bernafas.
"Shikamaru! Jawab pertanyaanku ... Kita tidak akan jatuh cinta pada satu sama lain kan?" tanyaku memaksa untuk meminta kepastian.
"Hn ..." Jawabannya tetap sama, dua patah kata yang selalu membuat amarahku meledak. Yah ... Aku tahu, aku adalah orang yang termasuk dalam katagori gadis paling egois. Aku tahu itu, jadi kalian tidak perlu memperingatkanku tentang sikap yang tidak pernah bisa aku ubah ini.
"Shikamaru!" Aku bangkit dari tempat dudukku dan berdiri menghadapnya. Kusilangkan kedua tanganku di bawah pinggang dan langsung menatapnya tajam.
"Ckk ... Troublesome!" Aku langsung cemberut saat jawaban menyebalkan kembali terdengar.
"Shikamaru, jawab pertanyaanku atau rokok busukmu itu akan kubuang ke tong sampah!"
"Ck ... Kau benar-benar gadis merepotkan," Shikamaru telihat lelah mendengar kata-kataku. Bagus ... Dengan begini aku yakin seratus persen bahwa si pangeran pemalas ini akan langsung membalas pertanyaanku, hahahahahahaha
"Shikamaru ..."
"Ino, perasaan itu adalah suatu hal yang tidak bisa dikendalikan, seberapa besarpun kita mencoba kita tidak akan mampu untuk mengendalikan hal yang memang tidak pernah bisa untuk dikendalikan." Shikamaru telihat seperti pria dewasa saat ini, dia memberikan penjelasan yang benar-benar bisa membuat orang terpaku. Tidak heran dia memiliki kecerdasan otak yang lebih dari 200. Aku menunduk, masih berdiri dihadapannya.
"Tapi aku tetap ingin mencoba, ne ... Shikamaru!" Ku tatap wajah tampannya, memperlihatkan ekspresi sedih dan putus asa agar dia mau mengucapkan satu janji bodoh. Kulihat wajah Shikamaru langsung berubah, aku tidak tahu dan tidak dapat membaca arti tersirat dari ekspresi wajahnya yang jarang atau bahkan tidak pernah aku lihat.
"Huh ... Baiklah. Aku berjanji, aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu. Ino ... Sekarang kau puas?" Senyumanku langsung melebar saat janji itu terucap langsung dari mulutnya. Rasanya waktu itu aku senang sekali, dengan begitu aku bisa berada didekatnya tanpa ada ketakutan sedikitpun. Dengan begitu aku bisa bebas berbicara dan bercerita dengannya. Lihat sendirikan? aku benar-benar egois.
Lihat sendirikan? aku benar-benar egois. Sejak janji itu terucap aku dan Shikamaru mulai terlihat semakin akrab, apapun akan kuceritakan padanya bahkan hal yang paling tidak penting ataupun hal yang paling privasi sekalipun. Shikamaru, meskipun dia selalu menyebutku merepotkan tapi dia adalah orang yang paling tahan dan sudi mendengarkan ceritaku. Aku egois ... Tidak pernah memikirkan perasaannya, dia bahkan tidak pernah bercerita padaku,lebih tepatnya tidak mau bercerita sedikitpun padaku. Tapi, Hm... Meskipun demikan, aku masih bisa sedikit mengerti dia. Meskipun hal itu diam-diam kulakukan tapi aku bisa sedikit mengetahui bagaimana perasaannya, yah ... Meskipun hanya secuil biji jangung sih.
Setelah hampir tiga tahun persahabatan kami terjalin, akhirnya kami harus berpisah. Setelah kami lulus sekolah menengah pertama, kami memilih sekolah menengah atas yang berbeda. Aku memilih sekolah menengah atas putri dan dia memilih sekolah menengah atas umum. Sejak saat itu hubungan kami tidak lagi sama seperti waktu masih satu sekolah, meskipun masih sering berhubungan tapi ... Kami sama-sama sibuk dengan aktivitas masing-masing, aku masuk ke asrama dan itu membuat waktu untuk kami bertemu semakin tidak ada. Kami hanya berhubungan lewat sms atau jejaring sosial lainnya. Meski tidak lagi bertemu, aku masih tetap sering curhat dengannya. Dia memang sahabat yang baik kan?
Enam bulan setelah kami lulus dia bilang dia sudah punya pacar, Sangat sulit dipercaya. Shikamaru yang paling anti berpacaran kini sudah memiliki pacar? Saat itu aku senang sekali. karena dengan begitu janji bodoh itu tidak akan pernah dilanggar. Nama pacarnya adalah Temari, gadisnya cantik meski sedikit tomboy dan dia lebih tua setahun diatas Shikamaru. Pangeran pemalas itu pernah mengajaknya bertemu denganku saat kami ada acara reuni kecil-kecilan dengan teman-teman sekelas yang dulu. Hm ... Shikamaru benar-benar beruntung bisa mendapatkan pacar sesempurna Temari. Sementara aku? Aku masih tetap saja menutup hatiku untuk semua pria, aku akan langsung menangis seperti anak kecil saat ada orang yang menyatakan cinta padaku, bahkan aku juga sempat jatuh sakit hanya karena tidak tahu harus memberikan jawaban apa, aku bukanlah tipe gadis yang dengan gampang menolak permintaan seseorang. Benar-benar aneh dan sulit dipercaya kan? Tapi kalian benar-benar harus percaya karena itu memang benar-benar terjadi padaku. Dari pada harus menolak sebuah pernyataan cinta aku lebih memilih menjadi gadis jahat atau berbuat sesuatu yang akan membuat orang itu berbalik membenciku. Benar-benar hal yang egois.
Sejak Shikamaru dan Temari mulai berpacaran, berlahan-lahan mulai terbuka sebuah jarak antara kami. Kami mulai jarang berhubungan, dia tidak pernah lagi mengirimiku sms. Dan aku ... Aku sudah lelah untuk terlebih dahulu menghubunginya, akhirnya hubungan kami berlahan-lahan terputus. Shikamaru melupakanku dan mungkin tidak lagi ingin mengenaliku. Sejak saat itu aku merasa kehilangan ... Benar-benar kehilangan.
Tahun pun mulai berganti, tidak terasa waktu itu sudah setahun aku tidak lagi berhubungan dengan pangeran pemalas yang hobi tidur itu. Saat itu aku berfikir bahwa kami tidak akan mungkin bisa bertemu lagi, tapi ... Ternyata Tuhan berkata lain, kami kembali dipertemukan.
"Gosip apa lagi? Aku sudah tau hampir semua gosip tentang apa yang terjadi di sekolah buruk kita ini, jadi ... Kau tidak perlu susah-sudah memberitahu ulang semuanya padaku. Si Jidat lebar!" Kulihat Sakura langsung cemberut, hm ... Benar-benar lucu, ekspresi anehnya bisa membuat siapa saja yang melihatnya akan tertawa.
"Ino, kau mau dengar gosip tidak?" Kutatap malas gadis mungil yang duduk disebelahku, gadis itu Haruno Sakura atau sering ku panggil dengan sebutan si jidat lebar. Sakura adalah teman baikku, selama satu setengah tahun ini dia adalah orang yang paling setia menjadi teman curhatku. Dia gadis yang sangat baik kan? Meskipun kami adalah sahabat akrab tapi kami adalah saingan berat dalam hal mencari gosip yang hangat dan pantas untuk dipublikasikan. Hebat kan? Jangan tertawa, aku tahu kalau kami bersaing untuk hal yang tidak penting.
"Aku tahu kau itu selalu menang dariku," kata Sakura tetap dengan wajah dan ekspresi lucunya.
"Jadi?" tanyaku pura-pura tidak peduli.
"Ino! Dengarkan aku!" Sakura berteriak meminta perhatian dariku. Hahahahhaha benar-benar melucukan.
"Ada apa sih? aku mendengarkanmu sekarang, jadi ... Cepat katakan apa yang ingin kau katakan forehead."
"Ino liburan seminggu ini aku akan mengajakmu berlibur ke kampung halamanku!"
"Ha?"
Kali ini Sakura menang, dia benar-benar memberi informasi tentang hal yang sama sekali tidak aku ketahui. Ya iya lah ... Bagaimana bisa aku mengetahui hal yang ternyata bersumber dari pikirannya sendiri tidak mungkin kan? Hari itu aku menyetujui permintaannya, liburan panjang waktu itu kuhabiskan di sebuah perkampungan yang sangat indah dan damai, jauh dari keramain kota yang membuat kepala sakit memikirkannya.
Saat berada disana, satu hal yang tidak pernah disangka terjadi. Aku bertemu Shikamaru yang ternyata juga ikut berlibur. Sunagaukure adalah tempat dimana kami kembali berhubungan.
"Sudah lama kita tidak bertemu, apa kabar?"
"Seperti yang kau lihat sendiri."
"Kau sama sekali tidak pernah berubah."
"Hn ..."
"Aku merindukanmu!"
Setelah setahun tidak bertemu, Shikamaru masih terlihat sama tidak berubah sedikitpun. Dia tetap saja terlihat jelek dan selalu telihat malas, hehehehehe aku bercanda. Maksudku dia masih terlihat keren, dia benar-benar tipe cowok yang tidak bisa berubah. Aku tidak tahu kenapa Temari bisa tahan untuk berpacaran dengannya.
"Bagaimana hubunganmu dengan Temari-neechan?" waktu itu aku tidak tahu kenapa pertanyaan ini terlontar begitu saja dengan mulusnya. Tapi ... Dulu aku benar-benar penasaran dengan hubungan mereka berdua. Aku ingin tahu apakah mereka masih berhubungan atau sudah putus, aku benar-benar ingin tahu perkembangan mereka. Aku tahu aku sama sekali tidak punya hak untuk itu, tapi ... Mau bagaimana lagi?
"Kami putus,"
Jawaban singkatnya waktu itu mampu membuatku berdiri kaku ditempat, aku tidak tahu harus menunjukkan ekspresi seperti apa. Aku tahu, aku bukanlah orang yang ahli dalam berbohong. saat itu aku tidak bisa atau mungkin tidak mau menutupi rasa senang yang tiba-tiba muncul tanpa tahu penyebabnya, tapi aku juga tidak menyangkal kalau aku tidak rela melihat Shikamaru dikecewakan seperti itu. Dia adalah sahabat terbaikku, aku tidak mau dan tidak akan pernah mau melihat dia bersedih. Tidak mau ...
"Kenapa?"
"Bukan urusanmu ... Huh ... Aku benar-benar mengantuk."
Sampai sekarang aku tidak pernah tahu alasan sebenar kenapa mereka bisa putus, Shikamaru terlalu tertutup hanya untuk bercerita tentang hubungan percintaannya. Aku heran ... Selama ini dia meluahkan perasaannya pada siapa? Mustahil dia tidak punya teman curhat kan? Tapi kalau dipikir-pikir itu bukanlah hal yang aneh, dia kan laki-laki.
Hubungan kami terus berlanjut dan waktu itu aku sama sekali tidak pernah memikirkan apapun, bagiku dia adalah sahabat yang paling berharga. Suatu hari, pertengkaran terjadi saat kami bertemu dan menghabiskan waktu bersama di atau rumahku. Yah ... Atap rumahku merupakan tempat rahasia kami berdua.
"Shikamaru, kau adalah sahabatku."
"Hn ... Kita teman kan?"
"Aku menganggapmu sahabat,"
"Aku juga menganggapmu teman."
Teman dan Sahabat adalah sumber pertengkaran kami waktu itu, benar-benar melucukan dan sedikti memalukan. Aku berisi keras mengatakan bahwa arti teman dan sahabat itu berbeda, dan Shikamaru yang ternyata sangat amat keras kepala tersebut terus menekankan kalau arti kedua kata itu sama tidak ada perbedaan sama sekali.
"Teman dan sahabat itu artinya beda, Shikamaru!"
"Bagiku tetap sama, mereka tetap adalah orang yang dekat dengan kita. Dan kau adalah temanku,"
"Tidak, bagiku sahabat punya arti yang lebih penting penting dari teman."
"Terserah, aku malas mengurus gadis merepotkan sepertimu. Perlu kau ketahui kalau teman dan sahabat adalah dua kata berbeda yang mempunyai arti yang sama, mengerti?"
Waktu itu, Shikamaru langsung pergi setelah mengatakan kalimat panjang itu padaku. Dia pergi meninggalkanku yang entah kenapa langsung menitikkan air mata. Sampai sekarang pengertianku tentang sahabat dan teman itu masih tetap berbeda. Teman dan sahabat itu adalah dua kata berbeda dengan arti yang sedikit berbeda. Bagiku, seorang sahabat lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan seorang teman. Aku tidak akan memberitahu kenapa aku mempunyai pandangan seperti itu, aku tahu aku aneh ... Jadi kalian tidak perlu mengatakan hal itu padaku, karena itu bisa menyakiti hatiku.
Setelah kejadian itu kami tidak bicara dan tidak berhubungan kurang lebih setengah bulan, lagi-lagi aku harus mengalah. Tepat dihari peringatan ulang tahunnya yang ke 16 tahun, aku datang kerumahnya dengan wajah ceria sambil membawa kek ulang tahun yang kubuat sendiri. Meskipun kue yang kubuat bisa dibilang kue yang paling aneh tapi ... Dengan penuh percaya diri aku tetap datang ke rumahnya untuk memberikan kue rasa cokelat yang sangat disukainya. Aku tahu ... Shikamaru sangat menyukai cokelat dan ice cream. Hm ... Benar-benar kekanak-kanakan. Malam itu kami kembali berbaikan dan hubungan kami mulai bertambah erat. Dua bulan setelah kejadian itu aku mulai menyadari satu hal yang sangat penting, ternyata aku sudah melanggar janji yang kubuat sendiri. Huh ... Aku benar-benar gadis egois.
Waktu terus bergulir dengan cepat, tidak terasa sekarang kami sudah lulus sekolah dan akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Hm ... ceritaku tenang masa lalu kami berakhir disini, sekarang yang akan kalian baca adalah kisah kami yang sedang berlangsung.
Aku berdiri di bawah pohon Sakura yang sedang berbunga, ya ... Sekarang sedang musim semi, pohon Sakura mulai berbunga dengan indahnya. Kulihat ke atas pohon untuk melihat kelopak bunga-bunga itu. Hm ... Warna kelopaknya mengingatkanku pada Haruno Sakura, sahabatku yang setahun lebih cepat lulus dariku meski kami satu angkatan. Tidak heran ... Sakura adalah gadis pintar, malah kepintarannya bisa melebihi kepintaran Shikamaru, bahkan sekarang aku dengar kalau setahun lagi dia akan selesai kuliah. Wah! Dia benar-benar gadis yang hebat.
Saat ini aku masih menunggu Shikamaru yang berjanji untuk datang menemuiku, yah ... Aku mengajaknya untuk bertemu disini. Kali ini aku ingin mengucapkan satu hal padanya dan aku harus berhasil.
"Maaf aku telat!" Shikamaru dengan keringat yang membasahi seluruh tubuhnya berlari mendekatiku dan langsung mengucapkan kata maaf. Dasar Shikamaru ...
"Kau telat sepuluh menit, Shikamaru!"
"Ahh ... Gomen ... Gomen!" Aku hanya bisa tersenyum melihat wajah pucatnya karena habis berlari. Hm ... Kasihan sekali Shikamaru.
"Daijoubu ... Shika-chan!" Kulihat wajah Shikamaru lansung berubah cemberut saat aku memanggilnya dengan panggilan khusus yang paling dibencinya. Aku masih ingat, dia pasti akan langsung marah besar saat aku ngotot untuk memanggilnya dengan sebutan seperti itu. Hah ... Kejadiannya udah lama sekali, aku malas untuk menceritakannya.
"Ino!"
"Hahahahhhahahaha" Aku langsung tertawa. Rasanya senang sekali, Shikamaru mengacak pelan rambut pirangku dan itu membuatku semakin bertambah suka padanya. Hey ... Aku seorang gadis kan? Jadi sudah sepantasnya aku senang diperlakukan seperti ini. Perlakukan Shikamaru mengingatkanku pada sikap ayah yang sangat aku sayangi, mereka berdua benar-benar mirip. Shikamarau lebih tua satu tahun dariku, cocoklah untuk disebut sebagai ayah mudah. Hahahaha sepertinya aku sudah mulai gila.
"Sekarang apa yang akan kita lakukan?"
"Ayo jalan-jalan!"
Hari ini, kami berjalan sepuasnya taman permainan adalah tempat yang paling pas untuk acara kencan kan? Kami menghabiskan waktu seharian kami disana. Sekarang jam sudah menunjukkan angka 08.30 malam, sudah saatnya aku mengatakan hal 'itu' padanya. Saat ini kami berdiri di depan pintu rumahku.
"Shikamaru," panggilku pelan.
"Hn ..." Seperti biasa, hanya dua patah kata yang akan terucap.
"Shika ... Aku ... A-aku ..."
"Hn?"
"AKU MENYUKAIMU!"
"Ee?"
"Aku tidak tahu kenapa perasaan ini bisa muncul, aku juga tidak ingin tahu kenapa hal ini bisa terjadi. Aku hanya ingin bilang kalau aku ... AKU BENAR-BENAR MENYUKAIMU!" Aku menunduk, tidak berani menatap wajahnya. Aku takut ...
"Ino, Kau ... Janji kita?" Yah ... Janji itu, aku tahu ... Tidak mungkin Shikamaru akan balas menyukaiku.
"Hm ... Lupakan saja, ne ... Besok aku akan berangkat kuliah ke london."
"Ee?"
"Em ... Mendadak sekali kan? Tou-san memintaku untuk kuliah disana menyusul Dei-niichan, jadi ..."
"Kau ingin pergi?"
"Iya, Hm ..."
Aku tidak melihat wajah Shikamaru saat ini, aku masih menunduk. Jujur aku tidak bisa melihat wajahnya, aku terlalu takut.
"Aku masuk dulu."
"I-Ino?"
Brakkk ...
Tanpa mendengar kata-katanya lagi aku langsung membuka pintu, masuk ke dalam rumah dan langsung menutupnya dengan cepat. saat ini aku aku tidak mau mengetahui bagaimana perasaan Shikamaru padaku. Tidak mau ...
Keesokan harinya aku benar-benar pergi, hah ... Setelah ini, kami tidak mungkin akan berhubungan lagi, untuk kedua kalinya kami akan berpisah. Begitu sampai di london nanti aku akan mengganti no hanphone-ku, dia tidak akan bisa menghubungiku lagi ... Biarlah memang itu yang terbaik. Aku yakin ... Saat aku kembali nanti, dia pasti sudah memiliki pacar atau lebih parahnya lagi mempunyai seorang istri dan anak, Aku tidak peduli, yang penting adalah aku sudah menggungkapkan perasaanku. Aku tidak peduli lagi dengan janji konyol yang kubuat saat masih kanak-kanak. Aku juga yakin ... Di london nanti aku juga akan bertemu dengan banyak pria yang mungkin jauh lebih tampan darinya, apalagi aku mengambil jurusan yang sangat jarang dimasuki oleh seorang perempuan. yah ... Di tempat kuliah nanti aku akan terus dikelilingi oleh pria, aku yakin salah satu diantara mereka pasti akan berhasil mencuri hatiku. Masuk ke jurusan itu merupakan tantangan yang sengaja aku hadapi untuk menghilangkan penyakit aneh yang ada padaku.
'Sayonara ... Shikamaru!'
Tbc?
Adegan di cerita ini banyak guigui ambil dari pengalaman pribadi yang dibuat sedikit lebay. Cielah ... Ya, namanya juga cerita kan? Endingnya menggantung? Inilah masalah guigui yang paling utama.
Ini adalah fic colab pertama guigui, 137F bukan seorang author di sini. Tapi dia juga seorang penulis kok, hm ... Guigui beruntung bisa diberi kesempatan untuk membuat fic colab seperti ini. Chapter dua atau lebih tepatnya chapter terakhir akan dibuat sepenunya oleh 137F, guigui gak akan ikut campur. Guigui gak mau nanti malah bikin fic yang berantakan endingnya. Hehehehhehehe
Oh ya? ada yang udah baca my diary? Maaf fic itu dan fic lainnya terpaksa dihapus! Tapi guigui bakal buat fic baru yang berlatar belakang fic itu kok, tapi gak akan banyak-banyak chapter mungkin cuman one shot atau maybe two or three shot.
Akhir kata, mind to review?
