cerita hanya fanfiksi semata, Bungou Stray Dogs tetap akan menjadi milik Asagiri Kaf(u)ka dan Harukawa sango sensei. tidak ada keuntungan apa-apa dari cerita ini, semua demi kesenangan dan asupan yang belum terpenuhi.
H O P E Y O U L I K E I T
_
Sebagian percaya reinkarnasi, sebagian juga tidak.
Tapi fakta pada kejadian sama yang terus berulang tidak bisa dijelaskan hanya dengan logika seseorang.
Dulu saat Jerman memerangi Inggris, mereka memberikan kunci sebuah Enigma yang membuat seorang jenius matematika Alan Turning tertarik serta mencoba memecahkannya. Dan sekarang, Edogawa Ranpo seorang detektif jenius—Wujud nyata dari tokoh fiktif Sir Arthur—menemukan Enigmanya.
Dua orang jenius yang di hadapkan pada sebuah Enigma besar—yang mungkin saja jika dipecahkan membawa perubahan pada dunia mendatang, benarkah?
Ia sendiri tidak dapat memahami kejadian yang berulang ini dengan otak jeniusnya, kebetulankah atau takdir?
Jelas semua tidak berjalan pada satu garis lurus seperti sebelumnya. Alan Turning, memecahkan Enigma dengan sebuah alat besar yang ia ciptakan, Christopher—yang jika kalian tahu adalah nama dari orang yang di sukainya dulu. Seorang homoseksual.
Sedangkan Edogawa Ranpo memecahkan Enigma dengan Enigma itu sendiri. Mulutnya kadang tidak tahan ketika memikirkan itu dan mengunyah berkali-kali lebih cepat.
Enigma.
Atau yang kita lebih kenal sebuah teka-teki tidak terpecahkan, adalah hal yang paling disukai, serta paling dibenci oleh seserang jenius sepertinya.
Ah, ketika Ranpo kusyuk dengan cemilan di mejanya, Enigma itu melewati meja detektif muda ini.
Tanpa perlu mencari-cari Enigma itu selalu hadir di sekitarnya, atau selama ia berada dalam lingkungan ADA.
Enigma yang mengganti kode setiap jam 12, dengan Enigma yang sejak awal tidak dapat di tebak pikirannya, mana yang lebih sulit?
Mungkin satu perbedaan adalah fakta bahwa jenius perang dunia dulu adalah seorang homoseksual, dan Edogawa Ranpo—ia yakin masih dalam garis lurus yang dinamakan kewarasan. Mungkin juga tidak.
"Ranpo-san, menurutmu bagaimana? Ada kasus menarik yang tidak bisa dipecahkan oleh mereka."
Kini Enigma itu berbicara padanya.
"Dazai-kun, seharusnya kasus sepele ini tidak perlu ku tangani kan." Bibir reflek menyeringai kecil.
Lebih dari kasus apapun ia lebih menyukai Enigma di hadapannya. Enigma yang tidak perlu ia cari pun sudah setiap hari menghampirinya.
Enigma yang bahkan bisa membuat detektif itu hilang kewarasan—bukan dalam artian dalam hal itu.
Ah, ia tidak perlu lagi memikirkan lainnya.
Hanya satu yang ia butuhkan, Enigma itu hadir setiap saat, di mana pun, kapanpun, karena Edogawa Ranpo akan menemukan kunci dari Enigma seorang Dazai Osamu.
E N D
