Cerbera Odollam

Oh Sehun x Kim Jongin – Hogwarts AU – Teenage – Fantasy

Seperti Cerbera Odollam, si cantik tapi mematikan. Dia adalah sempurna, namun mendapati dia terluka serasa tertikam dan mematikan…

Sudah ke dua puluh enam kalinya mendapati senyum sinting seorang Oh Sehun di akhir pelajaran Mrs. Trelawney. Ia sedang buru – buru ketika jentikan jari menginterupsi langkahnya. "Semoga sukses Tuan Oh!" Intonasi katanya begitu lembut, dengan kacamata besar dan bola mata yang membulat lebar. Mrs. Trelawney lebih terlihat menakut – nakuti daripada memberi semangat.

Sebenarnya dari awal Sehun tak benar – benar tertarik atau sekedar mempercayai tentang ramalan. Bahkan Mrs. McGonagall saja menganggap wanita nyentrik itu sebagai penipu. Ia secara asal mengikuti kelas ini karena bujuk rayu dan tipu daya si idiot Gryffindor, Park Chanyeol.

"–Kau tak akan menyesal masuk dikelas ini!" Sehun sangsi, dan harusnya ia mempercayai firasat. Mrs. Trelawney selalu terlihat mengada – ngada dan Park idiot Chanyeol itu menjadi semakin gila setelah dua bulan mengikuti kelas ramalan. Mengincar tempat ditengah ruangan hanya demi bertatap punggung dengan si berisik Slytherin, Byun Baekhyun.

"…Ya?" Sehun berbalik, menatap rambut tebal nan kering Trelawney yang menyala - nyala akibat cahaya berkedip dari bola lampu.

"Angin berhembus kencang, dan dia berada di lapangan Qiudditch…" Sehun mengernyit sebelum Mrs. Sibyll Trelawney tersenyum miring sembari menepuk pundak Sehun, kemudian pergi. "…Semoga berhasil Tuan Oh!" Pria itu seketika membola, mengingat hal yang membuatnya terburu – buru dan memutar badan.

Pantofelnya berketuk bising diantara anak tangga memutar, dan Sehun beberapa kali mengumpati tangga super panjang menara bagian utara sekolah ini. Andaikan para siswa diberikan akses bebas dan lisensi menunggangi sapu terbang dalam ruangan.

Sehun berlarian dengan jas panjang yang berkibar, mengabaikan suara – suara bising para Nyonya gemuk didalam lukisan, bahkan mengabaikan sapa dari Prefek Hufflepuff, Kim Joonmyeon. Sehun tengah memendam geraman dan amarah untuk suatu alasan.

Bertemu dengan Profesor Flitwick dan hampir menabraknya. Guru mantra berperawakan super pendek dan humoris itu hampir saja terjungkal ketika sampai di persimpangan koridor, dan hampir mencium paha Sehun. Belum sempat meminta maaf, Profesor Flitwick sudah berkicau tentang anak – anak Slytherin yang masih nekat berlatih Quidditch di musim berangin seperti ini.

"Aku sudah memperingati, bahkan memanggil Prefek Slytherin untuk menghentikan mereka!" Sehun terpaksa mematung ditempatnya ketika Kepala asramanya ini tengah berceloteh ria atas kegeramannya. "Si rambut klimis Snape tak mungkin peduli dengan para badung itu disaat seperti ini…" Memijat dahi, kemudian berputar pendek – pendek didepan Oh Sehun.

"Terlebih lagi Prefek badung mereka malah menjadi kompor!" Mengumpat tiada habis tentang para brandal Slytherin. Profesor Flitwick hanya takut akan sesuatu hal yang buruk terjadi sebenarnya.

"Profesor Flitwick!"

"…Kapten mereka si Kris Wu itu juga luar biasa keras kepala!..."

"Prof…"

"…Aku tidak pernah secemas ini terhadap anak asrama lain sebelumnya!..."

"Profesor Flit…"

"…Tapi Kim Jongin baru saja sembuh dari cideranya!"

"Profesor Filius Flitwick!" Panggilan Sehun penuh penekanan. Kemudian, berhenti sejenak setelah dirasa Profesor Flitwick mulai memberikan atensi padanya. "…Aku akan mengurusnya!" Rahang Oh Sehun mengeras seketika. Tekadnya sudah bulat dan itulah niatan awalnya. Menghentikan para badung Slytherin untuk berhenti bermain di tengah cuaca berangin. This is not his business, actually. Dia adalah seorang Prefek Ravenclaw dan tak ada sangkut pautnya dengan para anak Slytherin dan tetek bengeknya. Tapi cerita sudah sangat berbeda sekarang karena urusannya dengan si Chaser Slytherin, Kim Jongin belum selesai.

Langkahnya panjang – panjang ketika meninggalkan Profesor Filius Flitwick dengan kerutan di dahi. Tapi kemudian guru pendek itu menghendikkan bahu acuh dan kembali memegangi dahinya stress saat berputar arah menuju ruangannya.

Angin berhembus memuakkan dari kibaran setelan jas panjang Oh Sehun. Laju kakinya tergesa dengan pandangan dingin menusuk. Slytherin adalah asrama perkumpulan anak – anak badung dan sombong. Si kapten club pelempar Golden Snitch bodoh itu juga sama sekali tak mencerminkan seorang Prefek. Kris Wu sukses merusak image keren yang tersemat pada setiap pejabat Prefek asrama. Ia lebih memilih mengikuti rayuan sialan Kim Jongin untuk mengikuti setiap turnamen Quidditch hingga bertarung gila – gilaan dilapangan terbang, daripada mingindahkan suruhan Tuan rambut klimis Snape untuk sekedar mengumpulkan tugas – tugas akhir para siswa tahun pertama. Hei, dude! dia bukan kacung atau pesuruh. Begitu kata Kris.

Jongin tengah tertawa – tawa menyebalkan bersama Kris sambil membawa – bawa Quaffle ditangan kanannya. Apa hebatnya menunggang sapu dengan satu tangan begitu? Sehun sudah menggeram rendah di tempatnya. Ia tak akan menjadi seperti ini jika bukan karena Tuan puteri McGonagall yang terhormat secara langsung memberinya tugas untuk mengawasi Kim Jongin. Mantra yang diucapkan Jongin suka bar – bar dan sebagai si jenius, Sehun justru terjebak untuk selalu memantau Kim Jongin. Si Raja onar Slytherin. Sekali lagi, Slytherin bukan urusannya. Tapi aturan sekolah ini makin lama makin aneh saja.

Sehun masih memantau dari bawah. Melihat dua orang super bar – bar yang sedang berkejaran diatas sana –dua orang yang banyak digilai cewek – cewek Slytherin, bahkan eksistensi mereka sampai mengguncang Ravenclaw, Hufflepuff dan Gryfindor-. Padahal beberapa teman setim lainnya sudah berberes karena hari semakin berangin.

Kris hendak turun dari arena tanding ketika Golden Snitch yang berada antara tangan dan dadanya terbang tak terkendali. Berputar – putar gila untuk beberapa saat sebelum akhirnya menghampiri Jongin dan menatap ujung sapunya. Oleng dan Jongin berusaha untuk mempertahankan keseimbangan, tapi sial! Angin justru berhembus kencang hingga Quaffle ditangannya jatuh dan dirinya ikut – ikutan terbang bebas dari atas sapunya.

"Kim Jongin?" Tanpa disadari, Sehun dan Kris memekik bersamaan. Mata mereka sama – sama membulat ketika melihat tubuh Jongin meluncur bebas dari ketinggian seribu kaki.

Mengacungkan tongkat dan menggoyangkannya "Aresto momentum!" Sehun langsung berlari mendekat arah jatuh Kim Jongin. Tubuh anak itu langsung melayang ringan. Mendarat mulus diatas gendongan Sehun yang dadanya naik turun. Sementara Kris tengah kelimpungan menjinakkan dua bola Quidditch yang menggila.

Rasa kejut dari kejadian barusan sungguh sangat memuakkan. Detak jantung Sehun berdemo besar – besaran. Mengetuk – ngetuk anarkis. Menatap tajam Kim bar – bar Jongin dengan pancaran mata laser. Jongin meringkuk didalam pelukan Sehun. Namun, tak berselang lama, hanya beberapa mili sekon saja, karena setelah itu, Jongin secara serampangan langsung melompat turun dari gendongan koala Oh Sehun.

"Jangan mencari – cari kesempatan, .Hun!" Ucapan Jongin penuh sekali penekanan. Menatap tajam seorang pemuda yang sangat menyebalkan. Selalu saja mengganggu kesenangannya dan sangat memuakkan. Jongin tak pernah suka dengan Oh Sehun dan terberkatilah Mrs. McGonagall yang mengirim Oh Sehun untuk selalu mencampuri segala urusannya.

Jongin berbalik. Menyibakkan jubah panjang yang dipakainya. Berkibar terbawa angin dan hampir mengenai Oh Sehun. Senyumnya miring dan matanya memincing licik. Jongin berjalan menjauh dengan kaki agak pincang karena keterkejutan. Sebenarnya pinggangnya yang terasa agak nyeri karena mendarat digendongan Oh Sehun dengan agak keras, meski Sehun telah memberinya mantra waktu. Mungkin juga karena cidera kakinya beberapa waktu lalu, lagi – lagi karena permainan bodoh ini.

Oh Sehun tersenyum tipis melihat senyum miring Kim Jongin. Anak itu melepas helm secara serampangan, kemudian "Accio" mengucapkan mantra pemanggil untuk mengambil kacamata bulat serta sapu terbangnya yang jatuh berserakan di pinggir lapangan. Untung saja Sehun seorang cekatan, memberikan mantra pada tiga benda yang jatuh secara bersamaan hingga ketiganya tak hancur secara bersamaan pula. Salah satunya Kim Jongin.

Jantungnya bertalu gila – gilaan akibat kecerobohan seorang Kim juga karena senyum picik seorang Chaser Slytherin ini. Diam – diam, Oh Sehun selalu memperhatikan Kim Jongin. Anak badung itu semakin lama jika diperhatikan semakin manis, diluar sifat super bar – bar dan idiotnya yang melebihi si telinga yoda, Park Chanyeol.

"Aguamenti" Air menyembur deras dari atas kepala Jongin. Membuatnya sangat basah ketika ia sampai dilangkahnya yang kelima. Sehun secara acak mengucapkan mantra. Ia hanya ingin bermain – main.

"Ya! Kau Oh gila Sehun!" Jongin berbalik. Matanya sudah mengilat marah. Oh Sehun selalu mengganggunya. Mengatai dirinya sebagai anak badung, tapi seolah tak berkaca. Oh Sehun sama saja. "Avis" Dan didetik berikutnya, Kim Jongin sudah tertawa – tawa karena Sehun yang kualahan akibat burung – burung keluar dari tongkat Jongin menyerang si wajah vampire dihadapannya. Bahkan Kris sempat berhenti diatas sana dan ikut tertawa, hingga Quaffle yang tadinya berlarian, mengenai bahu Kris, lalu dia meringis kesakitan.

"Jangan bermain – main denganku, Oh Sehun!" Kembali menampakkan senyum miring, namun matanya menatap sedih kearah Sehun. Jongin memandang sebentar sebelum akhirnya berbalik pergi dan mengabaikan Kris yang tengah diributkan oleh Golden Snitch juga Quaffle-nya.

Pantofel berketuk bising saat ribuan murid Hogwarts memasuki ruang makan. Jongin sudah duduk malas di barisan asramanya bersama lelaki cantik Byun Baekhyun dan si ambisius Kim Minseok. Dua orang mungil itu sudah sama – sama heboh di tempatnya, meski Kim Minseok terhitung orang paling kalem dalam sejarah murid asrama Slytherin. Namun, pengaruh Baekhyun sungguh luar biasa. Bahkan si dingin tapi idiot Kris Wu pun juga ikut – ikutan banyak omong jika berdekatan dengan Baekhyun. Jongin hanya tersenyum tipis menanggapi ocehan dua orang di kanan dan kirinya. Omong – omong dia tidak melihat Huang Zi Tao beberapa hari terakhir.

Mood Jongin benar – benar hancur selama beberapa hari karena cideranya. Ia sama sekali tak tertarik akan obrolan bodoh yang dibawa – bawa Baekhyun hingga ke meja makan. Ia benar – benar sangat bosan dan ketika menengok ke belakang, pada deret meja para Ravenclaw, nafsu makannya sukses menguap tak bersisa ketika melihat Oh Sehun dengan gaya sok gantengnya berbincang dengan si kulit pucat lainnya, Luna Lovegood. Jongin tak pernah suka akan keberadaan Sehun yang selalu mengganggunya, tapi juga sangat – sangat tidak suka ketika melihat si wajah vampire itu tertawa – tawa bersama orang lain. Aneh!

Sehun sempat melihat wajah sebal Kim Jongin ketika Yixing datang dan memeluk pundaknya serta pundak Luna secara bersamaan, kemudian mencuri tempat ditengah – tengah antara dirinya dan Luna. Sehun tak tahu apa penyebabnya, hanya saja entah kenapa wajah Jongin terlihat jauh lebih menggemaskan ketika ia merengut memajukan bibir. Sehun hampir tak berkedip ketika memerhatikan Jongin dari balik punggung pemuda itu. Ia mendapati bahwa dirinya tertarik akan pesona si badung Slytherin. Hingga di satu waktu, Sehun sempat mengernyit ketika mendapati Jongin memiringkan kepala serta mulut berkomat – kamit lirih dan menggerakkan tongkatnya kearah piring Luna. "…Confringo" dan Boom! Chanyeol di deret Griffyndor serta beberapa murid lainnya langsung menjerit tertahan sedang Zi Tao yang baru saja datang berteriak heboh dan mematung di tempat. Piring Luna secara mengejutkan meledak dan terbakar.

"Aguamenti" Secara cekatan Sehun kembali mengucapkan mantra dan menyemburkan air dari tongkatnya. Dapat ia lihat bahwa Jongin tengah tersenyum licik sekali lagi dari tempatnya.

"Siapa yang berani menggunakan sihir saat makan berlangsung?" Setelah ketukan secara memuakkan beberapa kali dari Sang Minerva McGonagall. Semua murid terdiam. Bahkan Zi Tao serta Joonmyeon yang baru saja datang, sampai tak berani melangkahkan kakinya untuk sekedar mengambil duduk pada tempat mereka.

"Aku melihat Jongin mengacungkan tongkatnya, Madam!" Vincent Crabbe. Berada di barisan paling ujung, tengah berdiri sambil menunjuk – nunjuk Jongin yang memasang wajah datar di tempatnya. Sedang Baekhyun dan Minseok menunjukkan ekspresi keterkejutan secara berlebihan. Crabbe sungguh terlihat seperti orang yang sangat – sangat bodoh sekarang. Dengan mengadukan Jongin pada Mrs. McGonagall, sama halnya bunuh diri. Seisi Slytherin akan kena imbasnya.

"Aku yang telah bermain – main dengan tongkat sihir dan mantra!" Sehun berdiri dan mengaku, mengejutkan semua orang termasuk Jongin. Bahkan Luna dan Yixing ikut terperanjat dan mengumpatinya bodoh. Sementara Dumbledore terlihat mengangguk pelan dan pandangannya masih tertuju pada Jongin.

Entah bagaimana ceritanya sampai Madam Dolores Jane memuakkan Umbridge-lah yang memberikan Sehun hukuman. Setelah diiterogasi di ruangan Madam McGonagall yang terlihat sekali kecewa padanya. Mrs. Umbridge langsung membawanya ke dalam ruangan penuh kucing tempatnya bekerja. Memberinya sebuah pena setan dan menulis kalimat sepanjang kertas perkamen sepanjang Sembilan puluh satu senti meter. Sungguh hukuman yang menyakitkan dan sangat kejam, karenanya tangan sampai berdarah – darah dan membekas membentuk tulisannya diatas kertas.

Sehun keluar dari rumah kucing itu tiga jam kemudian. Rasa sakit yang luar biasa membuatnya menjadi sangat lama mendekam didalam sana.

Plaaakkk…

Namun nasib baik menghampiri. Jongin telah menunggunya diluar ruangan Mrs. Umbridge dan menamparnya. Jika berbicara soal cinta itu tak punya mata, atau cinta itu buta. Memang benar adanya. Karena kini Sehun sadari bahwa ia telah jatuh cinta pada seorang pria super bar – bar dan idiot macam Kim Jongin. Selalu ada rasa menggelitik menyenangkan ketika ia melihat Jongin melintas dihadapannya. Mrs. Trelawney-lah yang menyadarinya pertama kali, jauh sebelum Sehun sendiri sadar bahwa perasaan dimana ia selalu ingin melihat Jongin itu ia sadari.

Tapi di menit berikutnya, Jongin langsung meraih tangan Sehun dan membawanya berlari menuruni tangga berputar. Sehun melipat dahinya dan mengikuti. Cara berlarinya penuh ketergesa – gesaan dan genggaman tangan Jongin pada tangan Sehun terasa sangat erat dan hangat. Tak tahu saja bahwa Sehun jantungnya sudah berdentum gila – gilaan didalam rongga dadanya.

"Kim Jong…dae!" Suara Jongin terputus akibat nafasnya yang memburu dan sebuah isakan tertahan? Hei, Jongin menangis?

"Kim Jongin?" Sangat mudah untuk menemukan pemuda berambut kekuningan ini di area laboratorium kelas herbology. Menjadi anak emas Profesor Pomona Sprout, Jongdae dikenal sebagai siswa Hufflepuff yang jago dalam meracik obat. "Ada apa?" Jongdae melanjutkan setelah melihat wajah Jongin yang memerah dan menahan isak.

"Bisakah kau racikkan obat untuk menyembuhkan lukanya?" Ada satu keterkejutan yang sedikit berlebihan dari Jongdae ketika melihat luka tertulis di atas kulit Sehun. Jongdae tahu, luka ini pasti dihasilkan oleh pena setan milih Mrs. Umbridge gila dari kementrian sihir itu.

"Kau mendapatkan hukuman gila ini, Oh Sehun?" Kini Jongdae meraih tangan Sehun dan melihatnya sekilas. "Aku baru saja mendapatkan sebuah Dittany kemarin sore. Kau beruntung, Sehun!" Kemudian mengambil satu botol kecil cairan kecoklatan dari dalam kantong obatnya. Jongdae memberikannya pada Sehun.

"Biar aku saja yang meneteskannya!" Jongin meraih botol dari Jongdae. Wajahnya kini telah basah oleh air mata ketika ia menarik tangan kiri Sehun. Cetakan merah bak dipahat menggunakan paku diatas kulit itu pasti sangat menyakitkan, dan Oh Sehun dengan bodohnya mengorbankan diri demi menyelamatkan Jongin.

Sensasi rasa dingin, nyeri dan kebas tak Sehun hiraukan. Ia hanya terfokus pada wajah sembab Jongin. Air matanya tetap menetes deras disela umpatan kata bodoh Jongin layangkan pada Oh Sehun. Dibalik sifat tak mau diaturnya, Jongin sebenarnya memiliki hati yang sangat perasa. Membawa Sehun pada satu asumsi berbeda tentang anak – anak Slytherin yang terlalu badung.

Beberapa kali Sehun melihat Jongin mendesis, matanya menyipit ketika mengobati luka Sehun. Kalau begini caranya, Sehun akan bersedia menerima seribu hukuman sekalipun jika pada akhirnya ia bisa sedekat ini dengan Kim Jongin. Sehun jadi tahu bahwa Kim Jongin sebenarnya khawatir padanya.

"Kau itu bodoh apa sangat bodoh sebenarnya, Oh Sehun?" Isakannya semakin jelas dengan air mata berantakan. Jongin melepas kacamata bulatnya lalu ia letakkan pada meja sebelah. Mengusap air mata secara serampangan menggunakan punggung tangan. Sehun jadi gemas melihatnya. "Manerima hukuman yang bukan kesalahanmu? What an idiot you are?"

Tepat setelah Jongin menyelesaikan kalimatnya, Sehun langsung menarik tengkuk Jongin dan mencium bibir pemuda dihadapannya. Mata bulat Jongin membola sempurna. Isakannya tercekat ketika Sehun menyentuh bibirnya dengan bibir lelaki pucat itu secara brutal. Bahkan Sehun sudah mengabaikan rasa nyeri pada lengan serta punggung tangannya. Ia meraup bibir Jongin dengan keras.

"A… aku… sepertinya Madam Sprout tengah mencariku. Aku permisi!" Jongdae yang sempat terabaikan keberadaannya oleh dua orang itu, akhirnya memilih untuk lari terbirit – birit keluar ruangan. Ia sebenarnya tahu bahwa Oh Sehun telah menyukai Kim Jongin sejak dulu. Sejak mereka menjadi siswa ditahun pertama saat topi seleksi memilih Sehun sebagai Ravenclaw, dan Jongin sebagai Slytherin.

Wajah Sehun samapai ikut basah akibat air mata Jongin yang tak berhenti menetes. Semakin lama ciumannya semakin lembut dan menghanyutkan. Bibir Jongin serasa Tequila ringan yang menyejukkan. Merilexsasikan pikiran saat dipesta dansa. Sehun mendamba akan sebuah kesempurnaan Kim Jongin. Sehun menyadari bahwa ia tak pernah menekan perasaannya, justru membiarkan rasanya semakin besar dan menumpuk dari hari kehari.

"Aku mampu menjalani seribu hukuman demimu, Kim Jongin!" Menatap mata Jongin yang mendongak menatapnya. Sehun menghapus air mata Jongin kemudian. Melihat bahwa hanya bayang dirinya sebagai satu – satunya obyek visualisasi Jongin, membuat degupan jantung Sehun berketuk secara anarkis dan hangat disaat bersamaan. Ia sangat menyukai perasaan ini.

"Can you be mine?" Dan kalimat Sehun selanjutnya mampu membuat Jongin semakin membola. Orang yang selama ini menyebalkan dan selalu mengganggu hidupnya tiba – tiba saja menyatakan perasaan padanya. Jongin menatap mata biru Sehun. Seperti tak ada kebohongan disana, dan Jongin dibuat bingung luar biasa.

Jongin menggeleng pelan. Membuat Sehun menahan nafas dan menegang sempurna. "Aku tidak tahu!" Kemudian menunduk.

"Jongin?" Sehun meraih dagu Jongin, membawa arah mata pemuda itu untuk melihatnya. "Hei, aku hanya menyatakan perasaanku. Hah! Lega rasanya, akhirnya kau tahu juga!" Mengacak surai lembut Jongin kemudian berbalik pergi.

"Hei, Oh Sehun!" Berlari kearah Sehun. Jongin meraih sisian wajah si Prefek Ravenclaw tersebut. Sedikit berjinjit dan mencium bibir Sehun sebentar. Bahkan ia sudah lupa bahwa sempat menangis sesenggukan tadi. "Jangan harap harimu akan tenang setelah ini!" Lalu menyerahkan botol kecil berisi cairan Dittany pada Sehun.

"Ya! Aku menunggunya!" Kemudian mereka kembali berciuman ditengah – tengah ruangan laboratorium Herbology di sore hari.

"Dasar anak muda!" Madam Sprout mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam. Ia kira Jongdae ada disana. Tapi bukannya menemukan anak Hufflepuff berambut kuning itu. Justru mendapati si Prefek Ravenclaw tengah berciuman dengan si badung Slytherin. What a life?

_fin_

OMAYGGAAATTTTT… Finally… I can write story with more than 2k words XD

Haha welcome my holidaayyyyyy… XD

Maaf, bukannya lanjutin cerita, tapi malah bikin cerita baru XD

Ini semua salah TemeKoi yang meracuniku dengan rekomendasi ff DraRry-nya -_-

I can't help, but my freakin fantasies push me to wrote this kind of fiction XD

Aaaaa… kangen banget rasanya menulis, lol apalagi sama tema – tema Hogwarts gini tu XD

Haha, maaf kalau makin hari makin gak jelas gini tulisanku XD

Btw… Takobal minallaha waminkum…

Minal aidzin wal faizin! Mohon maaf lahir dan batin atas semua kesalahanku yang disengaja maupun tidak ya teman – teman

Happy Ied Mubarak XD

(Pssttt… end or next this story?)

(Best Regards… Caesarinn)