Halo halo! Karin-chan datang lagi dengan fic baru. Jangan lupa review biar Karin bersemangat '-')9
Disclaimer
Fairy Tail milik Hiro Mashima
Remember Me
.
Genre : Romance
.
Pair : NatsuXLucy
.
Maaf bila gaje, OOC, typo(s), dan kekurangan lainnya
.
.
.
"Hah...hah...hah..." Gadis berambut pirang itu terengah-engah, hampir kehabisan napas. Tenaganya hampir habis setelah mengeluarkan beberapa roh bintangnya sekaligus. Namun musuhnya terlalu kuat. Bahkan untuk timnya, yang juga hampir kehabisan tenaga.
"N... Natsu..." Bibirnya bergetar saat mengucapkan sebuah nama, memanggil nakamanya yang sudah lama ia cintai. Ia melihat ke sekelilingnya, ruangan kelam itu sudah hancur, puing puing tembok hampir memenuhi ruangan itu. Sepi... Mencekam... Tidak ada siapa-siapa lagi kecuali dirinya, Natsu dan wanita jahat itu. Gray yang sudah terluka parah dibawa pergi oleh Wendy, Happy dan Charle. Sementara Erza sedang melawan anak buah si nenek sihir. Dan sampai sekarang belum kembali.
"Karyuu no tekken!" Natsu menghantam musuhnya dengan tonjokkan apinya. Namun usahanya nampak tak berhasil karena sang musuh segera menghindar dan menyerang balik dari belakang Natsu, "Shadows Blow!" Dengan tiupan kecil namun mematikan, Natsu terhempas ke dinding. Mulutnya mengeluarkan darah. Badannya penuh luka. Namun Natsu tak menghiraukannya.
"Fire's Dragon ROAR!" Natsu kembali meniup dengan semburan apinya.
"Secret Shadows Technique : Night of Terrors!" Ratusan kelelawar terbang menuju Natsu, diikuti lautan bayangan hitam yang menenggelamkan si raungan api.
"hah..h..hh..." Natsu kembali menabrak dinding. Ia mulai kehabisan napas.
"Sudah kehabisan energi eh Salamander?" Tanya sang penyihir dengan rambut hitam bergelombang, meledek Natsu yang sudah lemas.
"Dragon Slayer's Secret Art : Crimson Lotus, Exploding Flame Blade!" Natsu memutar badannya, menghasilkan api dahsyat yang penuh amarah.
"Shadow Shield!" Bayangan hitam nampak menutupi tubuh wanita yang bernama Atra Mallory, melindungi dirinya dari serangan Natsu. Yang hanya membuatnya mundur dan terjatuh ke lantai. "Huh, kau lumayan juga yah." Ucap Atra lagi-lagi meledek.
"Shadows Bashes!" Wanita itu meluncurkan serangannya lagi dengan cepat, sehingga tak bisa di tangkis Natsu. Ia terjatuh lagi, namun segera bangkit. Setidaknya ia masih bisa bangkit.
Bulir air mata jatuh menuruni pipi Lucy yang juga penuh luka. Ia sangat ingin membantu Natsu, ia ingin merasa berguna. Namun ia tak bisa memanggil roh-roh bintangnya lagi.
"Loke!" Sahut Lucy lemas, melihat salah satu celestial spiritnya muncul dengan sendirinya. "Tolong aku, bantu Natsu! Aku mohon." Kali ini Lucy tak kuat menahan tangisnya, ia menangis sangat deras.
"As you wish, my princess." Loke kemudian berlari menuju wanita jahat itu.
"Lion Brilliance!" Seberkas cahaya terang menutupi penglihatan Lucy. Namun tak lama, karena cahaya dari Loke segera dimusnahkan oleh serangan Atra.
"Fire Dragon's Brilliant Flame!"
"Shadow Clypeus!" Api Natsu tak bisa menembus tameng Atra!
"Clangentibus umbra!" Bayangan hitam berlari dan meledak hebat di sekitar Natsu dan Loke. Natsu terpelanting ke belakang.
"Gomenne, Hime..." Loke pun kembali ke Celestial Realm.
"Shadows Gladio!" Sebuah pedang besar dikelilingi aura kegelapan menghantam Natsu. Menusuk perutnya, mengucurkan darah seperti air mancur.
"NATSU!" Teriak Lucy. Kali ini ia tak bisa diam.
Natsu terjatuh, hampir tak sadarkan diri. Walau begitu ia bisa melihat Lucy mengeluarkan kunci Gemini, dan memanggil roh kembar itu. Dan semuanya menggelap.
"Gate of the Twins Key, I open thee, Gemi and Mini!"
"Eh gadis kecil ini masih mau bermain denganku?" Ucap Atra meledek, memiringkan kepalanya dan tersenyum licik.
"Gemi, Mini, berubahlah jadi aku!" Perintah Lucy pada kedua roh bintangnya itu. Gemi dan Mini menunduk, seraya berubah menjadi Lucy versi 2.0 (?)
"Survey the Heaven, Open the Heaven..."
"Eh?" Atra nampak kaget dengan mantra yang diucapkan Lucy dan kembaran sementaranya.
"All the stars, far and wide... Show me thy appearance..."
"Urano... Urano Metria ne?" Ucap Atra nampak ragu, mengingat-ingat mantra itu.
"With such shine. O Tetrabiblos..."
"Oh Deus tenebras... Ut Demonstra mihi tenebras delebit..." Atra memejamkan matanya dan mengucapkan deretan mantra. Natsu perlahan membuka matanya, ia melihat aura kegelapan di sekeliling Atra.
Lucy tak gentar dan meneruskan Urano Metrianya. Air matanya mengalir namun ia tetap berkonsentrasi. "I am the ruler of the stars... Aspect became complete..."
"Omne delere anima... Quod est in corde..."
'Ah! Tunggu... sepertinya aku tahu mantra ini...' Pikir Natsu.
"Open thy malevolent gate. O 88 Stars of the heaven..."
"O Deus umbra..."
Natsu melebarkan matanya, ia tidak akan membiarkan Lucy terkena mantra jahat itu. Tidak akan.
"Demonstra mihi vestram tenebras!"
"LUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUCE!" Natsu berlari mendorong Lucy dan Lucy yang sebenarnya adalah Gemi dan Mini. Lucy terjatuh, tak sempat menyelesaikan Urano Metria. Gemi dan Mini kembali ke alamnya.
Namun mantra mematikan Atra telah mengenai Natsu. Membuatnya terjatuh dan diselimuti kegelapan.
"NATSUUU!" Lucy berteriak melihat partnernya terkapar tak berdaya. "KAU! TAK AKAN KUBIARKAN KAU HIDUP!" Lucy mengeluarkan fleuve d'étoiles-nya, berharap masih ada energi sihirnya yang tersisa. Air matanya terus mengalir, kali ini lebih deras. Sorot mata coklatnya sayu, namun penuh dengan amarah. Ia berjalan tertatih tatih menuju Atra, yang kini tersenyum penuh puas.
"Kau bahkan tak bisa berjalan dengan benar, gadis kecil! Hahahaha!" Ledek Atra, kemudian tertawa keras.
Lucy pun berusaha berlari dan mencambuk Atra dengan segala tenaga yang ia punya. Sayangnya usahanya sia-sia karena Atra dengan mudah menghindari dari cambukan Lucy.
Lucy terus mencambuk. Dan Atra terus menghindar. Lucy mulai merasa tenaganya akan habis sekian detik lagi.
"Kurasa tugasku disini selesai, gadis lemah! Sebaiknya kau urus si dragon slayer tak berguna itu! Jaa~" Atra kemudian menghilang. Meninggalkan kabut yang gelap yang memusingkan penglihatan. (?)
Lucy terbatuk-batuk, kemudian berlari menuju nakamanya yang 'tertidur lelap' dengan banyak luka dan darah di tubuhnya.
"Natsu! Natsu! Bangunlah!" Lucy memeluk Natsu. Kemudian menggoyang-goyangkan tubuhnya, berharap pria pangkuannya itu langsung terbangun dan menyunggingkan cengiran bodohnya. Air mata Lucy terus mengalir, membasahi wajah Natsu yang pucat dan penuh darah.
"Natsu! Bodoh! Bangunlah! Buka matamu bodoh!" Lucy berteriak, suaranya bergetar. Bahunya naik turun. Ia menyentuh pipi Natsu dengan tangannya yang gemetar. Berusaha membersihkan darah dan luka yang menempel di wajahnya.
"BAKA! BANGUNLAH! MANA CENGIRAN BODOHMU ITU?! JIKA KAU MATI SIAPA YANG AKAN MASUK KE APARTEMENKU DENGAN SEMBARANGAN LAGI?! SIAPA YANG AKAN BERTENGKAR DENGAN GRAY LAGI?! SIAPA YANG AKAN DIMARAHI ERZA LAGI?! Hah... hah... hh.." Gadis itu mulai kehabisan energi. Ia membuka mulutnya untuk menghirup udara. Makin lama semakin susah. Dadanya begitu sesak. Ia berusaha untuk menghentikan tangisannya. Namun ia justru malah menangis lebih deras, namun tak bersuara. Perasaannya begitu sedih, hatinya tersayat, melihat orang yang begitu ia cintai, tak berdaya di pangkuannya, dan ia tak bisa menolongnya.
"N...natsu..." Ucap Lucy dengan suara yang sangat pelan. Pandangannya mulai kabur. "Ji... ka... kau... mati..." Ia bersusah payah melanjutkan kalimatnya. "Lalu... siapa... yang... akan... membuat...ku... ter... senyum..."
"A.. aku... mencintaimu... Natsu... Drag... neel..." Bisik Lucy di telinga Natsu. Ia tersenyum tulus, masih berharap Natsu membuka matanya. Namun pandangannya semakin tak jelas. Telinganya berdengung, napasnya sudah tak karuan.
"NATSU! LUCY!" Panggilan dari Erza adalah kalimat terakhir yang Lucy dengar, sebelum semuanya menghitam.
Yosh! Bagaimana minna? Awalnya terlalu pendek ya? Jujur aja Karin-chan gak terlalu mahir buat adegan berantem huweee T-T Menurut kalian, dilanjutin atau dihapus? Review yaa! Aku sangat butuh pendapat kalian ;)
Jaa nee~
