CHAT TIME!

Summary:

Karena sekarang sudah serba canggih, tentu saja Karma harus meyakinkan Okuda Manami kalau hubungan jarak jauh itu tak masalah.

(AU! Karmanami ff. Set after Koro-sensei's death. In this fic, all of them go to high school in the same town and only Karma who stays at Kunugigaoka)

-

-

-

-

-1st Chat-

Akabane Karma added you as a friend

[Add back] [Ignore]

Manami benar-benar tidak mengerti. Seingatnya, semalam dia sudah berdoa sebelum tidur. Sudah mencium kening Ibunya dan mengucapkan selamat malam. Dia juga tidak bermimpi buruk.

Lantas, pagi ini kenapa ia merasa seperti masih bermimpi? Seolah ia melakukan kesalahan di malam kemarin.

Tidak ada angin ataupun hujan, tidak ada badai atau salju yang turun, dan tau-tau ia mendapat notifikasi bahwa Akabane Karma menambahkannya sebagai teman di Line. Reaksi Manami mungkin berlebihan, tapi, sudah setahun lebih sejak mereka lulus dari SMP Kunugigaoka, mereka tidak pernah bertukar kontak sama sekali.

Selain karena handphone Manami rusak sekitar 6 bulan yang lalu, hingga ia kehilangan semua kontak teman-temannya di kelas 3 E dulu, ia juga baru membeli handphone kemarin setelah kerja part-time selama 2 bulan.

Yang mana berarti, handphonenya masih sangat baru dan hanya Kayano--ah, Manami lupa kalau sekarang namanya Akari--dan juga Kanzaki. Dari mana Karma tau?

[Add Back]

Click!

14.20

Karma: yoho~

Read

Manami terkejut. Baru saja ia menekan add back, tau-tau Karma sudah men-chat-nya duluan! Apa yang harus ia lakukan?

Karma: ?

Read

Karma: Okuda-san, mengabaikan chat orang lain itu tidak baik loh.

Manami: K-K-Karma-kun, maaf aku tidak bermaksud

Manami: ﹏

Manami: a-aku terlalu t-terkejut

Karma: hee? sungguh?

Manami: s-s-sungguh (︵,)

Karma: haha

Karma: kamu tidak suka aku kirimi chat?

Karma: hidoi~

Manami: tidak! s-sungguh aku tidak merasa b-begitu

Karma: lucu ketika kau bahkan gagap meski kita sedang menggunakan chat line

Manami: t-tuh kan. malah Karma-kun y-yang jahat :(

Karma: aku tidak jahat.

Karma: aku hanya meledek, Okuda-san :)

Manami: meledek itu tidak baik

Karma: ara?

Karma: lalu, apakah aku harus menggodamu?

Manami: K-Karma-kun!

Karma: haha bercanda~

Manami:

Manami: ano ..

Manami: kau tau nomorku dari mana?

Karma: coba tebak

Manami: Kayano-chan?

Manami: maksudku, Akari-chan?

Karma: nuh-uh.

Karma: setiap tebakan yang salah kau akan mendapat hukuman

Manami: eh?

Manami: sejak kapan kita jadi bertaruh seperti ini?

Karma: sejak kau mulai mengikuti permainan tebak-menebak dan bertaruh ini Okuda-san

Karma: ayo cepat tebak

Karma: kau memiliki 1 kali kesempatan lagi.

Manami: uh.. etto ...

Karma: kalau tidak menjawab hukumannya lebih berat

Manami: a ano, apakah Kanzaki-san?

Karma: teeeeet!

Karma: karena kau dua kali menjawab salah dan melebihi batas waktu,kau dapat hukuman

Manami: kurasa ... ini sedikit tidak adil

Karma: huuuuh?

Manami: e-etto ... kurasa ini c-cukup adil

Karma:

Karma: baiklah, untuk hukumannya ...

Karma: hmm apakah aku harus membuat mu tari perut dengan pakaian renang?

Manami: Karma-kun #@*)£8"!/

Karma: bercanda bercanda~

Karma: reaksimu lucu sekali

Karma: baiklah, kurasa sabtu sore nanti kau harus menemaniku nonton

Manami: e-eh?

Manami terjungkal dari kasurnya hingga ia berguling dan menggelinding seperti boneka daruma di lantai. Ia sudah duduk di tepi kasur, dan pernyataan Karma tadi membuatnya kehilangan keseimbangan dan komposurnya.

Sebelum Manami sempat menjawab tidak, iblis bersurai merah itu sudah lebih dahulu mengeluarkan ultimatum-nya. Membuat Manami tidak berkutik selain nenurutinya.

Karma: aku tidak menerima penolakan.

Manami menghela napasnya. Bukannya ia tak ingin bertemu, alih-alih ia sebenarnya sangat merindukan kehadiran lelaki bersurai merah itu. Hanya saja, tiba-tiba diajak bertemu --apalagi hanya mereka berdua--untuk nonton, itu sangat membuat Manami gugup.

Manami: b-baiklah.

Manami hanya berharap semoga sabtu nanti ia tidak akan berbuat hal yang memalukan dan membuat suasana menjadi canggung.

Sementara itu, di kediaman Akabane ...

"Oi Karma! Kau memaksa aku dan Nagisa datang kemari, tapi kau sendiri malah asik main HP!" ujar Sugino kesal.

Masalahnya, ia baru saja pulang sekolah dengan Nagisa, dan tiba-tiba saja si lelaki jelmaan Iblis merah itu sudah mencegat mereka di depan gerbang sekolah, kemudian tiba-tiba menyeret mereka ke rumahnya!

Ini penculikan!

"Mo~ aku harus mengajar anak teman Ibuku," keluh Nagisa. "Hei, kau sudah memakai ponselku selama dua jam. Apa yang kau lakukan?"

"Hmm?" Karma masih menatap geli layar ponselnya, kemudian melempar ponsel Nagisa yang untungnya berhasil di tangkap. Karma bahkan tak memedulikan teriakan histeris Nagisa.

Toh, setelah Nagisa mengecek Line ponselnya, ia pasti akan berteriak lebih heboh lagi.

"HUAAAAAAAAAAAAAA APA YANG KAU LAKUKAN? MENGECHAT AKARI-SAN PAKAI AKUNKUUU?"

Tuh kan. Karma hanya cengengesan. Sebelum ia sempat menjahili Nagisa lebih jauh, muncul notifikasi dari Line. Senyum culas ia sunggingkan.

Manami: b-baiklah.

Manami: tapi

Manami: aku boleh mengajak Akari-chan dan Kanzaki-san kan?

Syukurlah Karma sudah memperhitungkan hal ini. Saat ia mengetik, tiba-tiba Sugino juga berteriak dengan wajahnya yang memerah malu.

"HUOOOOOOOOOO KAU MENGAJAK KANZAKI PERGI ATAS NAMAKU! APA YANG KAU LAKU--EH? JACKPOTTT, DIA MENERIMANYA! SABTU SORE INI KITA KENCAN?"

Karma: yes sir!

Karma:(͡ ͜ʖ ͡)

TBC