CHOOSE ME, BEYBEH !

.

.

.

"Yah ! Ini bangku milikku !"

"Tapi aku yang lebih dulu duduk disini !"

"Aku duduk disini sejak pertama kali masuk ! Cari saja tempat lain !"

"Yah ! Jangan mendorongku, hitam !"

"Mwo ?! Kau bilang apa ? Hitam ?! Ini eksotis bodoh !"

"Kau yang bodoh !"

"YAH ! KAU !"

"KAU !"

.

.

"YAH ! Hitam, itu bokserku tau !"

"Ani ! Ini milikku, bodoh !"

"MILIKKU !"

"ANIYA ! MILIKKU !"

.

.

"Hahahaha ... Lihatlah milikmu, Kim ! Begitu pendek, bahkan hanya sepanjang jari kelingkingku ! HAHAHA ...!"

"MWO ?! YAH ! Milikku panjang, dasar bodoh ! Kau saja yang kecil ! Tuh liat, bahkan lebih besar jempolku !"

"Punyaku ini besar tau !"

"Punyaku lebih besar !"

"Aku yang paling besar, dasar hitam !"

"Ani punyaku yang lebih besar, dasar bodoh !"

"Punyaku !"

"Punyaku !"

.

.

Pertengkaran seperti di atas sudah sering terjadi. Entah apa yang diributkan setiap hari tidak ada habisnya. Mulai dari rebutan mainan saat mereka kecil, rebutan bangku saat di sekolah yang berujung dengan adu jotos, bahkan ukuran penis saja mereka ributkan. Ejekkan dan teriakan itu saling bersahutan di kedua rumah yang saling bersebelahan. Rumah keluarga Kim dan rumah keluarga Wen. Kedua anak sulung mereka selalu bertengkar setiap harinya, anehnya kedua orang tua mereka adalah sahabat baik. Entah apa yang membuat kedua remaja tampan itu bermusuhan yang jelas kedua orang tuanya sudah angkat tangan mengurusi pertengkaran mereka yang tidak ada habisnya.

Kim Mingyu, si hitam. Sebenarnya kulit Mingyu tidaklah hitam hanya saja kulitnya tidaklah seputih orang lain. Kulitnya condong ke arah maskulin, tan, eksotis, hanya saja mengejek Mingyu hitam begitu menyenangkan. Mingyu akan meledak-ledak tak terima dengan wajahnya yang memerah. Mingyu adalah putra tunggal di keluarganya, maka tidak heran kalau sifatnya agak egois dan cuek. Mingyu adalah tipe orang yang posesif terhadap apa yang menjadi miliknya, ia tak segan-segan menyakiti orang yang mengambil properti miliknya. Mingyu itu tinggi, tampan, apalagi dengan gigi taringnya yang terlihat tajam saat ia tersenyum, kemudian badannya yang terbentuk sempurna tidak terlalu kurus dan tidak terlalu berotot, benar-benar tipe pacar idaman. Hanya satu sih kelemahannya, Mingyu itu mesum. Ia memiliki berpuluh-puluh bahkan ratusan mungkin video porno di komputernya. Semua mantan Mingyu memiliki tubuh yang montok, sebut saja Hyuna, Sunny, Jessica, tidak hanya perempuan Mingyu juga pernah berpacaran dengan beberapa laki-laki, Baekhyun, Jeonghan, Jihoon. Pokoknya tipe-tipe Mingyu itu yang badannya montok, memiliki paras yang tidak hanya cantik tapi menggairahkan di saat yang bersamaan kemudian pacar Mingyu haruslah orang yang berpengalaman di atas ranjang.

Wen Junhui, si bodoh. Sesuai dengan julukannya, otak Jun memang sedikit bermasalah. Dalam waktu satu minggu lelaki tampan itu bisa berkali-kali ganti tutor. Alasannya selalu sama, kalau bukan Jun menggoda tutornya maka tutornya pasti sudah lelah mengajari Jun. Perawakan tubuh Jun memang hampir sama dengan Mingyu hanya saja kulit Jun lebih putih dibanding dengan Mingyu. Si tampan yang satu ini memiliki tipe idaman yang jauh berbeda dengan Mingyu, ia lebih menyukai yang manis-manis dan lugu seperti Minghao, Jihoon. Karena menurut Jun yang manis dan lugu itu gampang ditipu dengan begitu dalam sekali pacaran Jun bisa memacari lima orang sekaligus. Jun memang tidak kalah mesum dan brengsek dibandingkan dengan Mingyu.

.

.

Kediaman Kim

"Mingyu-ah !"

Shit!

Mingyu mengumpat dalam hati, padahal klimaksnya sebentar lagi. Mingyu sebenarnya sedang onani di kamarnya. Penis besarnya sudah mulai bangun dari tidurnya, tangannya sejak tadi tak bisa diam karena mengelus penisnya dari luar celana dan dengan mata yang tertuju pada layar laptopnya yang menampilkan seorang namja cantik yang tak Mingyu kenali sedang mengulum penis namja yang lebih tinggi darinya. Padahal sebentar lagi mereka pasti sodok menyodok tapi tiba-tiba eomma-nya tanpa pengertian berteriak memanggil namanya dari dapur.

"KIM MINGYUUU !"

Mingyu mendesah lelah. Dengan langkah malas-malasan ia bangkit dari duduknya dan berjalan malas-malasan ke dapur. Ia lihat ibunya sedang sibuk jalan kesana-kemari seperti setrikaan.

"Ada apa ?" tanya Mingyu.

"Antarkan ini ke rumah depan, mereka baru saja pindah kesini." Ucap Ibu Mingyu sambil menyerahkan sepiring penuh cake yang baru saja matang, tangan Mingyu bahkan masih bisa merasakan rasa panas.

"SANA CEPAT !" teriak Ibu Mingyu seperti nenek sihir kena flu pada Mingyu yang masih bengong di tempatnya.

"Iya iya. Tidak usah berteriak, ini bukan hutan Mom." Gumam Mingyu pelan.

"Kau mengatai mommy tinggal di hutan, eoh ?!" kesal Ibu Mingyu tak terima.

"Ani ! Siapa yang bilang begitu ? Aku cuma bilang aku mau pergi sekarang." Sanggah Mingyu.

"Kalau begitu sana pergi cepat !" usir Ibu Mingyu seperti mengusir anak tiri.

.

.

"Jun sayang, tolong bunda sebentar nak !" teriak Ibu Jun dari arah dapur.

"Yep bunda i'm coming !" balas Jun dari dalam kamarnya.

Tak lama kemudian muncullah pemuda tampan ke dapur, "Tolong antarkan ini ke tetangga yang baru pindah di depan rumah ya." pinta Ibu Jun dengan lembut.

"Kenapa harus diantar ?" tanya Jun.

"Ini sebagai ucapan selamat datang, sekaligus sebagai symbol kalau kita menerima baik keluarga itu, sayang." Tutur Ibu Jun.

"Kenapa harus kue ?" tanya Jun lagi.

"Karena memang biasanya seperti itu, nak."

"Kenapa tidak yang lain ? Kenapa tidak es krim ? Bibimbap ? Kimchi ? Kenapa tidak–"

"Antarkan saja kue itu, sayang."

"Bagaimana kalau mereka-"

"ANTAR SEKARANG !" teriak Ibu Jun penuh emosi.

Anak aing yawlaaaa –Ibu Jun

.

.

Sementara itu seorang pemuda cantik sedang sibuk menata sofa di ruang tamunya. Ia berkali-kali menggeser sofanya ke kanan ke kiri depan belakang kemudian kembali lagi ke posisi semula. Lelah dia tuh.

Ting tong

Ting tong

Pemuda itu meringis mendengar bel rumahnya yang terdengar membosankan. Besok mungkin ia akan mengganti bel rumahnya dengan yang lebih baik. Lagu Buka Dikit Jos sepertinya cocok untuk bel rumahnya. Lelah dia tuh.

Ting tong

Ting tong

"IYA ! TUNGGU SEBENTAR !" teriaknya.

Kemudian kaki jenjangnya melangkah ke pintu rumahnya. Sebelum membuka pintu ia sempatkan untuk merapikan poni rambutnya yang agak berantakan. Kemudian ia membuka pintu. Hal pertama yang ia lihat adalah makhluk gelap yang berdiri di depan pintunya sambil membawa piring. Pertama ia mengira kalau makluk gelap ini minta makan, tapi ia tepis pikiran itu saat ia mengintip bahwa pemuda ini membawa sepiring penuh cake.

Makluk gelap dipikiran pemuda cantik itu ternyata Mingyu. Matanya membelalak lebar hampir lepas saat melihat makhluk cantik di depannya, lumayan buat cuci matanya. Rejeki anak soleh emang ngga kemana. Mingyu menatap pemuda di depannya dengan tatapan intens. Ia benar-benar suka dengan mata tajam pemuda cantik itu yang terlihat menggoda dan kulit putih bersinarnya. Turun lagi hidung bangir pemuda itu membuat Mingyu ingin menggigitnya dan pipinya yang agak kemerahan benar-benar menggoda Mingyu. Belum lagi ditambah dengan bibir tipis menggoda itu. Terlihat berkilau basah dan merona pink.

"Kau siapa ?" tanya pemuda cantik itu.

"E-eh, Aku Kim Mingyu. Tetangga kamu, itu rumah aku yang catnya putih sama hijau." Jawab Mingyu.

"Aku Jeon Wonwoo, aku baru pindah pagi ini. Masuk aja dulu, Mingyu-ah." Ajak Wonwoo masuk.

Mingyu melangkahkan kakinya memasuki rumah Wonwoo. Berantakan banget busyed, kamarnya aja kalah berantakan. Tapi wajar sih Wonwoo kan baru aja pindah jadi belum sempet beres-beres.

"Mau minum apa, Gyu ?" tanya Wonwoo.

"Hah ? Apa, ya ? Air putih aja deh." Jawab Mingyu.

"Air putih aja ? Ngga mau susu gitu ?" tanya Wonwoo lagi.

"Susu apa ya ?" tanya Mingyu ambigu.

"Susu sapi lah, masa susu aku." Jawab Wonwoo bercanda.

"Hehehehehehe susu kamu juga boleh kok."

"Beneran mau ?"

Rejeki anak soleh emang ngga kemana -kmg

.

.

Hehehehe. Gak sadar diri banget gue ya, ff yang satu belom kelar malah updet ini ff. Maafkan daku, rencananya sih ini cumin selingan gitu, greget pengen apdet soalnya. Konfliknya juga ngga mau aku buat berat-berat lah. Maapkan daku yang nge buat Wonu rada gatel-gatel pengen di garuk gitu. Butuh respon kalian nih tentang ff ini. Gimana ? Bagus ngga ? Mengecewakankah ?