Halo!

Tanpa banyak basa-basi. Silahkan membaca. Jika tidak suka, tidak usah membaca.

Disclaimer : Hetalia milik Himaruya Hidekaz

Cerita ini berasal dari pemikiran saya yang secara tiba-tiba*ping* ya begitu saja. Begitu juga dengan Soul Shuffle. Jadi, jika ada persamaan ide, mohon dimaafkan...

-Emillia Kartika di Jakarta


As Long Im with You

This World Isn't That Boring As Long Im with You Guys

Dunia ini tidak begitu membosankan selama aku bersama kalian.

Welcome to Our World of Magic


Iris onyxnya terlihat sedang mencari-cari. 'Ah! Ada! Syukurlah' batinnya ketika ia menemukan apa yang ia cari. Sektor 'Magic and Supernatural' di perpustakaan sekolah. Ia berjalan ke arah sektor itu dan mengambil buku yang menarik. Hanya satu buku, karena gadis ini bukanlah kutu buku. Bisa dikatakan, ia sedikit membenci buku. Terutama buku dengan hitungan laknat. Lagi-lagi, iris onyxnya terlihat mencari-cari lagi. Kali ini mencari sebuah ruangan yang pas untuk membaca dengan tenang dan untuk berbicara dengan kawan-kawannya yang tidak dapat dilihat oleh orang normal. Err...bukan menyindir bahwa dia tidak normal, tetapi ia dapat melihat makhluk mistis tak kasat mata. Di sudut ruangan yang sepi, ia menemukan tempat didekat jendela, lengkap dengan meja dan dua sofa.

Perfect. Batinnya

Sang gadis duduk. Membiarkan kawan-kawannya duduk bersamanya.

Siapa sang gadis ini, tanyamu?

Gadis ini adalah gadis ayu dari Indonesia, Kirana Nesia Maharani. Ia sering dipanggil dengan nama Kirana atau Nesia. Gadis ini memiliki iris onyx dan surai hitam mengkilat selembut sutra yang kini ia ikat menjadi ponytail dan dihiasi oleh jepit anggrek mini membuatnya tampak anggun. Gadis ayu ini adalah salah satu murid kelas 1 dari Heta World Academy. Baru beberapa hari kegiatan belajar mengajar dimulai. Sungguh, gadis ini senang bersekolah disini. Teman-temannya ramah, dan juga ia memiliki kawanan pecinta yaoi.

Itu adalah salah satu faktor mengapa ia mencintai sekolah ini selain betapa luas, lebar, indahnya sekolah itu. Mengapa? Karena saat sekolah di kampung halamannya, ia hanya dapat berbicara tentang sinetron, drama, drama korea, dan soap opera lainnya. Bukannya ia tidak suka, ia cinta semua hal tersebut, termasuk yaoi dan anime. Teman-teman di kampung halamannya memang ramah kok. Ramah, cheerful, baik hati, suka menolong adalah sifat kebanyakan penduduk di sana, termasuk dirinya yang penuh dengan energi.

Teman-teman di sekolah barunya di luar negeri ini juga banyak yang baik kok. Banyak faktor yang membuatnya menyukai sekolah ini. Tak sedikit pula sahabatnya. Tapi ada juga hal yang membuatnya menyesal di sekolah ini. Dan hal ini membuat dirinya sekarang galau. Jika ia sedang galau, ia lebih suka menyendiri bersama kawan-kawan tak kasat matanya. Yaah, walau terkadang ia juga suka bergila-gilaan bersama sahabatnya yang fujoshi dan fudanshi untuk menghilangkan pikirannya. Tetapi sekarang ia memilih untuk menyendiri bersama kawan-kawan tak kasat matanya.

Oh, ingin tau hal apa yang membuatnya galau dan menyesal di sekolah ini? Hal itu adalah, kenalannya sejak ia di Indonesia yang ia benci ternyata mendaftarkan diri disekolah itu juga, sebagai murid baru. Yang tentu saja diterima oleh sekolah. Abel van Mogens. Abel, sang kepala tulip dari Belanda. Itulah julukan Abel dari Kirana. Ia membencinya. Mengapa? Bayangkan, ada maniak tulip yang berlari ke arahmu dengan wajah datar yang ingin memelukmu di awal LOS. Dan hampir setiap hari Kirana bertemu dengannya. Membuat Kirana berpikir, bahwa Tiada-hari-tanpa-kepala-tulip.

Ugh.

Kirana membuka jendela dibelakangnya, membiarkan angin memasuki ruangan itu. Dan ia memulai membaca bukunya, tentang makhluk mistis dari negeri lain. Perlahan, matanya tertutup. Angin sepoi-sepoi dan suasana yang damai mengantarkannya ke mimpinya. Ia tertidur pulas.


Iris crimsonnya menatap kesana dan kesini bersama kepalanya. Otomatis pita yang menggantung ditopi mini yang dipakai di surai strawberry blonde nya sekarang ikut terayun-ayun. Tak jarang juga tangannya yang dibalut oleh sarung tangan berwarna hitam itu menyentuh benda-benda yang ada di koridor sekolah itu. Sang pemilik sepertinya tampak kebosanan. Ia berjalan mengelilingi sekolah sendirian. Sebenarnya ia tadi ingin mengajak sahabatnya, tetapi sahabatnya itu sudah menghilang entah kemana.

Iris crimsonnya menemukan sebuah figur makhluk mungil tak kasat mata yang dikenalinya sebagai Flying Mint Bunny itu terbang disebelah pemuda beriris emerald dengan alis tidak normal. Sungguh, alisnya tidak normal. Pemuda beriris crimson itu tadi menyeringai, menunjukkan taringnya yang sangat runcing itu. Karena ia bosan, ia memutuskan untuk bermain dengan makhluk mungil tersebut. Ia berjalan ke arah kelinci tersebut seperti orang yang sedang dikejar-kejar. Membiarkan fakta jika ia melakukan itu, ia dikira gila, ia tidak peduli. Ketika sudah dekat, ia mengulurkan kedua tangannya, dan...

GREB. DUAK

Ia berhasil menangkap makhluk mungil tersebut dalam pelukkannya dan terjatuh. Pemuda beralis tidak normal yang berjalan bersama Flying Mint Bunny itu berbalik kebelakang, mengetahui fakta bila temannya tidak ada di sampingnya. Ternyata temannya berada didalam pelukan seorang pemuda bersurai strawberry blonde(Yang sempat dikiranya gila) yang sedang berguling-guling di lantai. Tidak suka bila temannya diambil, ia berlari ke arahnya.

"Hei! Apa yang kau lakukan! Kembalikan Mint ku!" sahut pemuda beralis tidak normal tersebut

"Hei! Relax! Aku hanya kebosanan dan menemukan Flying Mint Bunny ini dan—" pemuda beriris crimson tersebut tidak menyelesaikan perkataannya. Ia bermain tatap-tatapan dengan iris emerald di hadapannya dengan tatapan 'Eh?'.

"Tunggu dulu, kau dapat melihatnya?"


Iris violetnya menatap bosan kedua pemuda asing didepannya yang sedang berdebat tentang entah apa. Merasa tidak penting, ia melanjutkan acara jalan entak ke mananya, diikuti oleh troll dibelakangnya. Tiba-tiba, ia melihat sosok Flying Mint Bunny yang seharusnya tak kasat mata. Bunny. Ia berhenti di sebelah pemuda bersurai strawberry blonde yang sedang terduduk membelakanginya, dan pemuda tersebut berdiri secara tiba-tiba. Membuat sang iris violet terdorong jatuh ke belakang secara tak sengaja.

GREB.

Sebelum si iris violet jatuh, troll yang mengikutinya tadi menangkapnya.

"A-ah! Maaf kan aku—"

"Eh, troll?"

"..."


Ketiga pemuda tersebut berjalan ke arah yang sama, entah kemana, diikuti oleh makhluk mistis mereka.

"Namaku Vladimir Popescu! Kalian dapat memanggilku Vlad! Ternyata ada orang lain yang dapat melihat selain diriku ya! Ahaha! Senang bertemu dengan kalian!"

"Namaku Arthur Kirkland, dan ini Mint, temanku. Apakah itu taring? Jika iya,itu tidak mungkin. Keruncingannya melebihi kenormalan. Hanya vampir yang memilikinya..."

"Hei! Ini memang taring, dan memang hanya vampir yang memiliki taring seistimewa ini. Dan, bukankah alismu juga melebihi kenormalan?Pfft—"

"H-Hei!"

"Namaku Lukas Bondevik, dan ini troll. Jadi, intinya kau adalah vampir?"

"Err..ya! Bisa dibilang begitu!"

Inilah kumpulan ketiga orang pemuda yang memiliki kekuatan untuk melihat makhluk ghaib. Dan mereka dapat melakukan ilmu sihir dan ilmu hitam.

"Heh, menarik juga. Dengan begini kita adalah Magic Trio, eh?"

"Hmm"

"Oh yeah! You bet'cha!Dan tentu saja aku paling awesome!"

"Deja vu...Hei! Tidak ada tingkatan! Aku juga awesome!"

"..."

Itulah awal mula Magic Trio.


Namun, ketiga pemuda tersebut tidak mengetahui fakta bahwa ada seseorang yang dapat melakukan ilmu hitam di sekolah itu. Dan tentu saja, ilmu hitamnya kuat. Sihirnya dapat menyembuhkan, tetapi juga dapat menyakiti—bahkan membunuh. Yah, begitulah, tetapi orang ini baik hati dan ramah kok. Hatinya saja suci. Dan orang ini sedang tertidur pulas.
.

.

.


TBC

.

Kirana belum jadi anggota mereka~ Ya, kalian tau dukun kan? Sebutannya adalah The Master of Black Magic :3 .

Saya sepertinya pernah kena efek semacamnya. Melalui sebuah makanan. Sehari, diare. Inget bau menyan di tempat makannya. Kecium banget.

.

Vladimir : Psst-Nesia, authornya kamu apain neh?

Nesia : Karena Abel di bawa-bawa, aku beri sedikit bumbu untuk~ Ya itu lah~

Author : Kau kejam Nesia. Gue ga bawa-bawa kepala tulip sambil muter-muter di Jakarta!

Nesia : *Facepalm*

.

Review akan sangat membantu! Err... Tapi No Flame, Please!