CHAPTER 1
Hermione melirik kedalam tas yang tergeletak di sampingnya. Sepucuk surat menyembul dari dalamnya. Matanya menatap liar pada kertas itu. Itu adalah surat ke sepeluh yang di terimanya setengah hari ini. Surat yang mampu membuat degup jantungnya bekerja lebih cepat, surat yang bisa membuat lututnya bergetar, dan membuat tubuhnya lemas.
Surat berwarna krim berlabel Sekolah Sihir Hogwarts membayangi kepalanya.
"Hermione. Mione. Kau okey?" Hentakan seseorang pada pundaknya menyadarkan lamunannya.
"Ah, iya. Ada apa?"
"Akhir-akhir ini kau sering tidak fokus, ada sesuatu?" tanya Rebbeca. Gadis yg duduk di hadapannya.
Hermione menggelengkan kepalanya.
"Kau ingin cerita?" bujuk Rebbeca lagi.
Hermione menghela nafas. " Tidak ada yg perlu di ceritakan, biasa hanya masalah pekerjaan."
Pembicaraan mereka tentang pekerjaan pun dilanjutkan Rebbeca sangat bersemngat menceritakan inovasi-inovasi apa saja yang akan di gunakannya untuk menaikkan pasaran. Hermione mendengarkan dengan seksama laporan sekaligus curhatan sahabat yang merangkap menjadi anak buah, kaki tangan, orang terpercaya, apapun sebutan untuk gadis super bersemangat di depannya ini.
"Bisa kita lanjutkam di kantor saja." Potong Hermione sambil melirik jam tangannya. Ini sudah lewat setengah jam dari waktu istirahat siang mereka.
Rebbeca melirik jamnya juga, ia memasang wajah menyesal pada Hermione.
"Maafkan aku, seperti biasa aku tak bisa menahannya." ia memasang wajah seperti anak anjing membuat Hermione tertawa.
"Ayo cepatlah, aku tidak mau di anggap sebagai bos yang semena-mena. Kita harus disiplin ingat"
"Kau bos terbaik yang pernah ku punya Hermione." Rebbeca tersenyum nakal padanya.
Hermione memutar bola matanya. Berdiri dari kursi dan melangkahkan kakinya.
"Tunggu." Teriak Rebbeca. Membuat Hermione berhenti bejalan. Rebbeca berjalan di sampingnya. "Biar aku yang bayar tagihannya, bosku yang baik hati memberiku kenaikan gajih, Ohh tuhan dia sangat baik dan sangat cantik." ucapnya sambil berjalan mendahului Hermione menuju meja kasir tempat mereka makan siang saat ini. Hermione hanya menggelengkan kepala kehabisan kata-kata menanggapi gadis ini. Kelakuannya mirip seperti Ron, sahabat rambut merahnya yang ada di Inggris.
"Aku merindukanmu Ron." bisik Hermione.
"AYOO.." Rebbeca menggamit tangan Hermione dan membawanya keluar dari restoran.
-oOo-
"Aku tunggu laporannya sore nanti, sampai jumpa." Hermione berpisah dari Rebbeca dan melangkahkan kakinya melewati jembatan menuju kantornya.
"Miss. Granger, salinan document telah ku siapkan di dalam." Sapa Angelica saat Hermione melewati mejanya menuju ruangannya. "Terima kasih." balas Hermione.
Baru saja ia membuka pintu, ia di kejutkan dengan suara menggelegar dari ujung ruangan. Sepucuk surat melayang di hadapannya setinggi dada. Nampak sebuah bibir berkedut menempel di tengah-tengah surat seperti sebuah pin. Suara Dehaman seorang wanita menggelegar keluar dari bibir di tengah surat membuat Hermione terlonjak. Terburu-buru Hermione menyebrang ruangan menuju mejanya, membuka laci dan mengambil sebatang tongkat.
"Mufliato." Rapal Hermione.
"Kepada Miss. Hermione Granger, bertempat di Avenue Street blok 9, Gedung A-B, Los Angeles, Amerika serikat. Diberitahukan kepada anda untuk segera membalas kiriman surat yang kami kirimkan. Tertanda kepala sekolah The School of Magic Hogwarts." suara teriakan bibir di surat memenuhi ruangan, beruntung Hermione sempat merapalkan mantra peredam suara, takut teriakan suara sihir ini keluar ruangan. Hermione melirik keluar pada dinding kaca ruangannya. Tidak ada yang menyadari adanya sebuah surat yang melayang dan bisa mengeluarkan suara di dalam kantornya.
Hermione menghela nafas lega. Buru-buru ia merapal mantra, mengarahkan tongkatnya pada surat, dan surat itu hangus terbakar seketika.
Hermione duduk di kursinya sambil memijat kepalanya, menghancurkan tatanan rambut hitamnya. Jarinya gemetar memencet intercom di atas meja. "Angelica. Aku ingin soda."
Tangannya masih meremas-remas rambut saat Angelica melongok membuka pintu, ia terkejut mendapati bosnya yang biasa terlihat elegan ini memiliki wujud asli yang uuuhhh sedikit mengerikan batin Angelica.
"Ada sesuatu yang salah Mione?." Pelan-pelan Angelica maneruh pesanan Hermione di atas meja. Hermione menggeleng. Ia menatap Angelica sebentar lalu menghembuskan nafas.
"Aku ingin keluar. Kau pelajari semua artikel ini, jika ada yang tak bisa kau kerkajan sisakan saja untukku. Hubungi Elena−minta ia memberikan jawaban segera atas permintaan kita, jika ia terlalu banyak mengulur waktu, katakan padanya aku membatalkan kerja sama ini. Dan berikan rangkuman jadwalku dari besok sampai sabtu−Oh tidak, sampai sabtu depan−Dan semua harus sudah selesai besok pagi." Hermione menatap Angelica lagi, tangannya mendorong lima tumpuk artikel yang mana satu artikel saja tebalnya hampir dua ratus lembar. Angelica menahan nafas menunggu kelanjutan perintah atasannya ini.
"Dan suruh Andrew keluarkan mobilku dari garasi, saat aku keluar mobil sudah siap di depan kantor. Setelah itu suruh Andrew jemput anakku jam dua siang di tempat les." Angelica masih menatapnya, menunggu.
Hermione menaikkan satu alisnya. Dan Angelica menghambur keluar, berlari menuju mejanya. Jangan sampai ia keluar duluan sebelum mobilnya tiba. Ia belum pernah se-mengerikan ini. Batin Angelica. Tangannya berlarian memencet nomor telepon pada pesawat telepon di depanya.
"Siapkan mobil Miss. Granger segera, di depan gedung B." Ia berteriak pada Andrew.
Hermione menghembuskan nafas berat, menenggak habis sodanya, mengambil jaket dan tasnya ia keluar dari kantornya. Semua karyawannya tampak tegang mentapnya saat ia melewati kubikel-kubikel tempat mereka bekerja. Pasti Angelica sudah memberi mereka kode kalau-kalau Hermione sedang tidak enak hati.
Audi berwarna putih terparkir sempurna di depan gedung kantornya. Andrew membukakan pintu kemudi untuknya. Ia tersenyum manis, dan Hermione hanya membalas senyum pelan padanya, ia benar-benar sedang tidak mood sekarang, bahkan untuk senyumpun ia sedang tak ingin.
"Hati-hati di jalan Miss. Granger."
Hermione hanya mengangguk sebelum Andrew menutup pintu kemudi.
Hermione menginjak pedal gasnya semakin dalam, mobil meraung memaksimalkan kemampuannya. Jarum speedometer terus bergerak naik memacu adrenalin Hermione membuatnya menginjak pedal semakin dalam. Matanya melirik ke spion di samping. Tidak tau apa yang sedang terjadi lalu lintas seperti mendukung kegiatan Hermione siang ini. Lalu lintas agak lenggang, tidak banyak yang keluar ingin rumah hari ini. Hermione terus memacu mobilnya, setelah di pikir-pikir dari awal memliki mobil ini sampai sekarang belum pernah ia memakainya dengan kecepatan seperti ini, Hermione termasuk salah satu warga yang taat hukum, tidak menyalahi aturan saat mengemudi, tapi kali ini ia melanggarnya. Kecepatannya terus bertambah, Hermione tersenyum miring 'Nice Car' batinnya.
Mobilnya terhenti di sebuah gedung besar bertingkat tiga, ia memarkirnya di belakang gedung, keluar dari mobil, membuka bagasinya dan mengambil tas besar, Hermione berjalan melewati basement dan masuk ke lobby.
"Hallo cantik." Sapa seseorang di balik meja.
Hermione mengeluarkan member card nya dan memberikannya pada pria berlesung pipi di hadapannya ini.
"Tidak biasa di siang bolong seperti ini, kau pasti benar-benar sedang kepanasan ya." Gurau Antonio.
Hermione tersenyum, salah satu temannya ini sudah hapal apa yang menjadi kebiasaannya. "Benar-benar panas."
"Terlihat sekali dari wajahmu yang memerah." Dan Antonio tertawa.
"Aku perlu yang kosong."
"Kalau begitu kau bisa pakai kolam yang paling ujung." Dan ia memberikan sebuah kunci pada Hermione.
Hermione tersenyum tulus padanya, memiliki teman baik maka kita harus membalasnya pula dengan kebaikan. Antonio sudah sangat mengerti arti kedatangannya kesini, Hermione akan selalu ke kolam renang ketika ia memiliki masalah, dan Antonia akan selalu siap sedia melayaninya. Tak peduli saat pagi hari, siang, atau bahkan malam menjelang mereka tutup. Saat Hermione datang Antonio akan tetap mempersilahkannya masuk, dan ia bisa mendapat perlakuan khusus, Antonio akan mengurusnya jika ia perlu ruang sendirian. Maka Hermione akan berada di sebuah kolam renang ukuran besar sendirian tidak berbagi dengan siapapun.
Hermione mengganti pakaiannya dengan cepat, dan menceburkan dirinya ke dalam kolam.
Sepuluh tahun Hermione tinggal di kota ini, tak ada gangguan atau keluhan sampai saat ini, mengasuh anak perempuannya, tinggal dengan kedua adik kembarnya dan hidup bersama Gail, sangat menyenangkan sampai minggu lalu saat pertama kali surat dari Hogwarts itu ada di kamar anaknya.
Beruntunglah saat itu Hermione yang menemukan surat itu, bagaimana jika yang lain menemukannya, ia bingung harus menjelaskan seperti apa. Satu minggu ia mengacuhkan surat itu, setiap pagi atau sepulang kerja ia selalu mengecek kotak surat rumah mereka, tidak ada yang boleh menemukan surat itu. Keberuntungan masih menyertainya selama satu minggu ia selamat dari pertnyaan-pertanyan aneh anggota rumahnya.
Dan kemarin siang adalah puncaknya, Hermione tau ia tak bisa menghindar lagi. Sebuah Howler mendarat di kantornya. Kali ini bukan untuk anaknya tapi ditujukan untuk dirinya. Mereka akan terus mengejarnya sampai kapanpun.
Dadanya sesak, dengan cepat ia mendorong tubuhnya mencapai permukaan. Udara berebut masuk mengisi paru-parunya yang kosong, tubuhnya melayang-layang di permukaan air. Berenang mengelilingi kolam, merelaksasikan tubuhnya, mengikuti irama air ia terus berenang sambil terus berpikir. Dan sudah di putuskan.
Hermione keluar dari kolam. Berenang memang bisa menjernihkan pikiran. Batinnya.
Hermione akan berangkat ke Inggris minggu depan.
Hermione mandi dan mengganti pakaian renangnya, jam dinding di ujung dinding kolam menujnjukkan pukul 03:30 siang.
"Sudah dapat pencerahan" sapa Antonio.
"Yep. Pencerahan untuk mengutukmu." Sahut Hermione saat ia menyerahkan kunci.
"Oohh. Kutuklah aku menjad tampan Madam."
Hermione tertawa. Dan ia memberikan Antonia beberapa lembar Dollar. Dan Antonio mengedipkan mata padanya.
"Segeralah kembali ke sini Darling." Teriak Antonia saat Hermione menjauh dari meja, ia tak bisa berhenti tertawa. Antonio memang pria yang menyenangkan. Muda, sangat rajin bekerja, dan lumayan tampan.
-oOo-
Hermione kembali memarkir mobilnya di depan gedung A-B yang menjadi kantor sekaligus tempat tinggalnya. Gedung A dengan tinggi lima lantai sedangkan gedung B enam lantai, dua gedung kembar berdampingan di tengah-tengan kota Los Angeles. Gedung A dengan plang besar bertuliskan 'Ana's House' berisikan Salon dan Spa lengkap di lantai satu dan dua. Lalu sebuah butik di lantai dua, tiga dan empat. Dan di atap gedung sebuah taman pribadi Hermione yang asri di lengkapi dengan kolam renang kecil menghiasi. Dan di gedung B plang besar bertuliskan 'Ana's Publishing'. Yeah semua tentang Ana bagi Hermione sekarang. Gedung B berisikan kantor penerbitan dari lantai satu sampai lantai empat dan sebuah perpustakaan di lantai mengisi lantai lima. Dan di Lantai teratas merupakan penthouse Hermione.
Hermione memasuki gedung A ia berjalan melewati salonnya yang tengah banyak pengunjung, masuk kedalam Lift yang ada di ujung ruangan, memencet kode penthousenya dan lift melaju naik ke atas. Sepuluh tahun ia membangun ini semua, dan sekarang ia sedang menikmati jerih payahnya. Membangun perusahaan dan keluarga baru. Ini masih pukul empat sore, jam bekerja masih belum selesai seharusnya, tapi ia malas untuk melanjutkan pekerjaannya, dan ia sudah menyuruh Angelica menyelesaikan sedikit pekerjaannya. Lift terus melaju sampai atas, bunyi ding bergema, dan pintu lift seketika terbuka menampakkan pemandangan menyenangan sebuah taman dengan beberapa pohon tropis menghiasi, di ujung taman sebuah kolam renang ukuran sedang dengan latar belakang pemandangan langit, birunya awan menghiasi jika berenang disana, dan lihatlah pemandangan dibawahnya. Fantastis. Empat kursi berjemur tergeletak di tengah-tengah taman. Dinding batu buatan di kanan taman dengan beberapa tanaman Anggrek menjuntai menghiasi dindingnya dan kolam ikan dibawahnya. Sebuah gajebo yang lumayan besar untuk bersantai di sisi kiri taman. Sebuah lapangan Basket dan Tenis berdampingan di sisi lain taman. Ada juga kebun jeruk yang Hermione tanam tiga tahun lalu, kini semua pohonnya telah menjulang tinggi dengan buah yang rimbun. Dan kebun Bunga kecil milik Gail melengkapi semuanya. Benar-benar taman buatan impian siapapun.
Hermione berjalan melewati tamannya dan mnyebrangi jembatan penghubung antara Gedung A dan Gedung B, antara taman dan penthousenya. Ia masuk dan langsung mendapati putrinya sedang tengkurap menonton televisi.
"Kau tadi kemana Mom?"
"Ganti dulu pakaianmu Anastasia." Hermione meloto melihat segala atribut sekolah anaknya berceceran di ruang santai.
"Andrew bilang, kau pergi terburu-buru dengan wajah merah." Anastasia masih tak bergerak tetap fokus pada televisinya.
"Sejak kapan Andrew berubah propesi menjadi pengamat wajahku." Kini Hermione berdiri di depan Anastasia, menutupi seluruh pandangan.
"Mom. Acaranya sedang bagus." Anastasia menggeser tubuhnya agar bisa terus menonton.
"Aku tidak peduli." Kini Hermione mematikan Televisi. Kini ia benar-benar melotot marah.
"Mom." Teriak Anastasia.
Hermione menatapnya, tatapan tajam keduanya seakan mampu meruntuhkan bangunan.
Anastasia bangun, ia menyerah. Tak ada yang bisa menang beradu argument tentang kebersihan dengan ibunya ini. Ia akan selalu melotot jika melihat sesuatu yang tidak pada tempatnya, tidak ada negosiasi tentang kerapian, tidak untuknya, tidak juga untuk semua penghuni rumah.
Anastasia menyeret tasnya, dan mengambil sepatunya yang berserakan asal.
"Kau belum menjawab pertanyaanku." Gerutunya sambil berjalan.
"Aku hanya pergi ke kolam renang." Sahut Hermione sambil mengambil tas yang di seret Anastasia.
"Something is wrong?"
"Tidak ada, hanya tentang pekerjaan." Hermione masuk ke kamar putrinya dan meletakkan tasnya pada tempatnya.
Tulisan besar 'Anastasia Jean Granger' tertempel di dinding berwarna biru laut menghadap pintu masuk. Di samping tulisan namanya tertempel berbagai macam foto hitam putih memenuhi dinding, dari ukuran kecil sampai super besar, dari fotonya masih bayi sampai umur sekarang, dari sendirian sampai lima kepala memenuhi pigura foto. Di sisi lain kamar, sebuah ranjang, lemari, dan meja belajar mengisinya.
Anastasia merebahkan diri di ranjangnya, ibunya duduk disampingnya.
"Mom, aku ingin keluar malam ini."
"Kemana?" Hermione merebahkan dirinya disamping putrinya.
"Diandra mengadakan pesta perpisahan untuk kami, aku boleh pergi ya?"
"Andrew akan mengantarmu kalau begitu, hanya sampai jam sepuluh. Oke."
Anastasia mencium pipi ibunya. Dan ia tersenyum lebar.
"Aku ingin tidur dulu kalau begitu."
"Dimana Gail?"
"Dia pergi les menjahit."
"Aku pikir dia tidak mengikuti les itu lagi."
"Aku pikir juga begitu." Anastasia menguap, matanya terkelap dan Hermione memeluk putrinya. Menutup mata.
Hermione terbangun dan hari berubah senja, ia membangunkan Anastasia menyuruhnya mandi dan bersiap pergi ke pestanya.
"Kau sudah bangun?."
"Ku pikir kau tidak mengikuti les itu lagu."
"Aku merasa bosan di rumah sendirian." Jawab Gail, wanita paling tua di rumah ini.
"Makan malam hamper siap."
"Aku ingin mandi dulu."
AAAAAAAAAAAA….. Hermione terkejut sampai melompat ke atas sofa. Gail keluar dari dapur. Dan sebuah wajah buruk rupa muncul dari balik pintu.
Hermione memukul-mukul seseorang yang sedang tertawa sambil memakai sebuah topeng monster jelek buruk rupa. Dia tertawa sambil berlari mengelilingi ruang santai.
"Alexander." Teriak Gail menghentikan Hermione dan laki-laki bernama Alexander itu berkejar-kejaran.
"Berhenti mengganggu Hermione."
"Maafkan aku ibu." Alexander masih saja tertawa.
"Tidak lucu Alex." Bentak Hermione.
"Memang tidak lucu, tapi sangat lucu sampai membuatmu berteriak seperti itu." Dan Alex kabur kekamarnya sambil terus teratawa.
-oOo-
Seperti biasa setiap paginya Hermione berkeliling kantornya, dari mulai salon, butik dan terakhir kantor penerbitannya sekedar mengecek pekerjaan para karyawannya. Ia mampir ke kantor Rebecca di lantai dua. Rebecca adalah pemegang kendali untuk butiknya, semua ia serahkan kepada Rebecca, karena Rebecca merupakan Designer terhebat yang ia kenal, muda, berbakat, sayang dia hanya kurang percaya diri dengan karyanya. disinilah Hermione mendukungnya untuk terus maju.
Begitu pula dengan Salon dan Spa telah ia limpah tangankan pada orang kepercayaannya untuk mengelola. Megan, wanita muda berambut pirang. Hermione hanya perlu menunggu laporan bulanan dari mereka untuk melihat hasil kerja kerasnya sekarang. Dan semua masalah aka teratasi oleh mereka berdua.
"Haiii." Sapa Hermione masuk ke ruangan Rebecca.
Rebecca terlihat antusias dengan kedatangan Hermione. Tangannya bergerak menyuruh Hermione duduk.
"Katakan padaku apa yang terjadi."
Hermione mentapnya keheranan.
"Apa yang terjadi sampai kau tampak mengerikan kemarin." Tanya Rebecca menggebu-gebu.
Hermione semakin heran menatapnya.
"Mereka membicarakannya terus, tentang bos mereka yang biasanya super cantik berubah menjadi monster kemarin."
"Ohh tuhan." Hermione menggelengkan kepalanya bingung, cepat sekali gossip terccipta disini pikirnya.
"Tidak ada apa-apa Rebecca. Aku pikir aku hanya tidak akur dengan Harry dan Ron, aku sedikit frustasi kemarin, dan aku rasa minggu depan aku ingin ke Inggris menemui mereka."
"Benar hanya itu."
Hermione mengangguk, dan berdiri. Rebecca memberikan beberapa map pada Hermione.
"Itu beberapa skets buatan anak magang, kupikir kau ingin melihatnya."
"Selamat bekerja kalau begitu−dan jangan lupa suruh mereka tutup mulut."
Rebecca tertawa geli, dan Hermione memutar bola matanya sambil keluar ruangan.
Hermione memasang headset di telinganya, mendengarkan music melalui I-phone nya berjaga-jaga bila ia mendapatkan Howler lagi hari ini, maka ia tak perlu mendengarnya. Berjalan santai melewati setiap lantai gedungnya sambil memperhatikan para karyawannya bekerja.
Hermione mengambil kopinya di atas meja Angelica, asisten pribadinya. Berbeda dengan dua usahanya yang lain, kantor penerbitan Hermione sendiri yang mengelola.
"Ada seseorang yang menunggumu di dalam." Kata Angelica.
Hermione mengerutkan kening, baru saja sampai kantor sudah ada tamu pikirnya.
Hermione melenggang masuk ke kantornya, dan seketika kopi di tangannya jatuh ke lantai menumpahkan semua isinya.
Seorang wanita menggunakan jubah hitam dengan topi kerucut tinggi bangun dari duduknya.
"Selamat pagi Miss. Granger."
"P-p-profesor Mc Gonagall. Se-selamat pagi juga."
"Maaf jika aku terlalu pagi berkunjung kesini."
"I-i-iya, silahkan duduk professor." Hermione terus tergagap sambil menumpulkan sebagian nyawanya yang melayang entah kemana. Kejutan apalagi ini.
Hermione memijat pelipisnya agak pusing, tidak percaya, tidak mungkin, dan mustahil sekali Mc Gonagall sendiri yang langsung datang kesini.
"Maaf sekali lagi jika aku mengganggu pekerjaanmu."
"Tidak sama sekali professor."
Hermione membersihkan tumpahan kopinya dengan mantra.
"Apa yang membuat anda sampai jauh kesini professor?" Tanya Hermione basa-basi. Mencoba Menenangkan hatinya.
"Perlu aku jelaskan lagi atau kau sudah bisa menebaknya." Mc Gonagall menatapnya tajam.
Hermione menghembuskan nafas berat, dan mengambil nafas pun terasa berat saat ini.
"Aku sangat terkesan dengan kehidupanmu saat ini Hermione." Mata Mc Gonagall menjelajah mengelilingi ruang kerja Hermione. Hermione hanya tersenyum lemas menanggapi sanjunganguru favorit nya selama bersekolah di Hogwarts dulu.
"Kau sangat pandai, tidak ada yang meragukan itu."
"Anda terlalu melebihkan professor."
Mc Gonagall menggeleng. "Saking pandainya kau sangat bersih menjauh dari dunia sihir."
Hermione sedikit tercekat tapi segera ia memperbaiki pernafasannya, kembali tenang. Serangan di mulai batinnya.
"Saya tidak menjauh professor."
"Lalu apa namanya ini." Mc Gonagall menaikkan alisnya.
"Saya hanya kembali ke masa lalu."
"Masa lalu yang mana?"
"Sebelum Hogwarts." Hermione mendesah pasrah.
Mc Gonagall hanya mengangguk menanggapi jawaban Hermione.
"Tidak semua orang ingin kembali ke masa lalu Hermione."
"Kalau begitu saya salah satu yang ingin."
"Aku bisa melihatnya"
"Maafkan saya professor, saya sangat tidak sopan membiarkan tamu duduk tanpa jamuan. Saya permisi sebentar." Hermione keluar dari ruangannya, menarik udara melewati rongga hidung sebanyak-banyaknya.
"Kenapa kau tidak bilang padaku jika tamunya dia."
"Ma-maaf." Angelica mengkerut di bawah tatapan Hermione.
"Siapkan minuman. Apa saja."
Kembali ke dalam ruangan, lutut Hermione kembali bergetar.
Mc Gonagall sedang berdiri menata psebuah foto hitam putih besar tergantung di dinding.
"Ini dia.?" Tanya Mc Gonagall sambil menunjukk foto itu.
Hermione mengangguk sambil tersenyum menatap foto putrinya. Seakan-akan foto itu bisa menenagkan hatinya. Apapun yang akan terjadi Hermione akan bisa menghadapi semua ini, dan pertama-tama menghadapi kedatangan Profesor Mc Gonagall.
"Sekarang dia jauh lebih besar." Hatinya mengembang menatap foto putrinya.
"Sekali lagi, kau memang penyihir terpandai Hermione, tak heran jika Harry bisa mengalahkan Voldemort selama kau ada di sampingnya−dan saking pandainya tidak banyak yang tau jika seharusnya putrimu sudah memasuki Hogwarts tahun kemarin."
Nafas Hermione habis seperti disedot sesuatu. Serangan Mc Gonagall tepat pada sasarannya.
"Profesor, saya. Saya−"
"Tidak untuk tahun ini Hermione, mungkin tahun lalu aku masih memberimu kelonggoran−tapi jika tahun ini kau tidak mengambil tawarannya, kami tidak akan menawarkannya lagi tahun depan atau tahun seterusnya."
Hermione tertunduk lesu mendengar pernyataan Mc Gonagall, tak ada lagi bisa di lakukannya.
"Maafkan saya professor."
Ketukan di pintu memecah keheningan diantara mereka, memberi Hermione waktu untuknya menarik nafas. Ruangan terasa semakin panas sekarang.
"Apa dia benar-benar tidak tertarik dengan Hogwarts?"
"Bukan tidak tertarik, tapi tidak tahu."
"Tidak tahu tentang Hogwarts?"
"Bukan Hogwarts saja tapi dunia sihir juga."
Wajah Mc Gonagall memerah, terlihat jelas ia menahan emosinya dan siap meledak. Hermione menyiapkan tameng ketenangan di wajahnya.
"Aku tidak tau apa yang terjadi padamu di masa lalu sampai kau memperlakukan anakmu sendiri seperti seorang Squib, dia penyihir Hermione."
"Saya tidak−tidak, kami hanya menikmati kehidupan Muggle kami professor. Aku dulunya seorang Muggle."
"Tapi kau tak bisa menghilangkan fakta bahwa dia juga seorang penyihir dan ia layak hidup di dunia sihir juga."
Hermione terdiam, kenyataannya telah terungkap. Hal yang di tutupnya rapat selama ini terbuka lebar dengan kedatangan Mc Gonagall.
"Maafkan jika aku lancang Hermione." Mc Gonagall memberikan selembar kertas.
"Itu tiket Hogwarts Express. 1 September, ingat." Mc Gonagall berdiri dan menjabat tangan Hermione. "Terima kasih atas waktunya."
"Saya antar smpai kedepan professor."
Mereka berdua keluar ruangan bersama, Hermione sesekali menjelaskan pada Mc Gonagall bagaimana cara kerja para karyawannya. Sedikit tur singkat untuk Mc Gonagall. Wajahnya terus berbinar-binar takjub mengelilingi kantor Hermione. Tidak begitu buruk hidup di dunia Muggle pikirnya.
"Berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk membangun ini semua?"
"Hampir sepuluh tahun professor."
Mata Hermione mengawang menatap bangunan miliknya. Perjuangan berat untuknya menciptakan semua ini, ada peluh dan air mata didalamnya.
"Tempat ini cukup menyenangkan, tidak heran kau betah disini. Sampai jumpa kalau begitu, aku punya keperluan dengan Mentri Sihir Amerika."
Mc Gonagall memeluk dan mencium pipi Hermione. Ia melambai dan berjalan menyebrang jalan, sebuah bus melintas di belakanngnya dan setelah bus lewat Profesor Mc Gonagall sudah tidak tampak lagi.
Apakah ini sebuah akhir untuk kehidupan Hermione atau sebuah awal dari semuanya.
Hermione masuk kembali ke dalam kantornya.
"Apa jadwalku hari ini Angelica?" Tanya Hermione berlalu melewati meja Angelica dan terus masuk keruangannya. Angelica mengikuti Hermione masuk.
"Elena menerima tawaran kita, dan dia ingin bertemu denganmu saat makan siang−setelah itu kau akan menghadiri Laucing novel terbaru Erika Rusbrand di pusat perbelanjaan pusat kota−lalu kau akan bertemu dengan Mrs. Robinson membicarakan tentang investasi kalian, ini semua dokumennya." Jelas Angelica panjang lebar.
"Terima kasih Angelica." Hermione tersenyum padanya.
"Kau tidak apa-apa?"
Hermione menggeleng."Maaf untuk kemarin, aku membentakmu." Giliran Angelica yang menggeleng.
"Pesankan aku dua tiket pesawat ke London untuk hari minggu nanti−dan kosongkan semua jadwalku minggu depan."
Angelica berjengit mendengar permintaan Hermione. "Apa terjadi sesuatu?"
"Hanya ingin liburan."
-oOo-
