Kolot

Ko-lot a tidak modern; kuno; tua

Mark itu kolot.

Seluruh penjuru dunia bahkan seperti tahu tingkat kekolotan Mark sudah melebih batas wajar dan membuat greget siapapun. Bahkan anak-anak Dreamy Squad sudah lelah dengan kekolotan sosok yang paling tua di geng mereka itu, padahal Mark hanya lahir setahun sebelum memasuki jaman millennial, bukan Milea, itu jatah Na Iqbal Jaemin.

Pernah suatu saat mereka merencanakan kejutan ulang tahun untuk Jisung, semuanya disibukkan dengan tugas masing-masing di dapur rumah Renjun, kebetulan keluarganya tengah berlibur ke China, dan menyisakan pemuda Kanada itu sendirian tanpa hal jelas yang harus dia lakukan, karena tidak ada satupun yang ingin Mark mengubah harmoni memasak kue mereka menjadi sebuah kehancuran.

Mark yang saat itu tidak membawa ponselnya, mendapat titah dari Jaemin untuk menelpon Chenle, menanyakan mereka sudah sampai mana menggunakan ponsel Donghyuck yang tergeletak di meja.

Namun hampir separoh jam berlalu, bel pintu sudah berdering, Mark masih berkutat dengan ponsel milik Donghyuck.

Kue ulang tahun yang belum dihias. Chenle dan Jisung yang sudah memasuki ruang tengah. Donghyuck yang menghela nafas kasar dan berbalik menghadap Jaemin.

"Jaemin-ah, bukankah sudah ku bilang kalau Mark-hyung tak terbiasa menggunakan ponsel selain miliknya?"

Mark itu kolot.

Mungkin jika dia tak pindah dari Kanada ke kompleks perumahan yang sama dengan Donghyuck-Jeno-Jaemin-Renjun-Jisung-Chenle mungkin mereka takkan pernah menjadi satu squad, karena bagaimanapun anggota Dreamy Squad yang lain tumbuh selayaknya anak-anak masa kini yang tidak bisa jauh dari gawai dan sambungan internet, atau hal lain yang berbau elektronik. Kadang mereka akan berpikir apa yang Mark Lee sudah lakukan selama dia berada di Kanada sana sebelum dia pindah 6 tahun lalu.

Mark Lee akan mengajak Lee Donghyuck jika ia ingin menaiki kereta bawah tanah. Adik perempuan Donghyuck selalu mengeluh karena oppa-nya diculik sang tetangga hanya untuk mengecek saldo uang kiriman orang tuanya jika hyung-nya sibuk bekerja. Atau sampai Mark Lee tidak akan pergi ke arcade untuk bermain jika Donghyuck tak ada di sana.

"Mark hyung begitu polos."

"Dia seperti anak hilang."

"Bagaimana kalau dia merusakkan benda-benda tersebut? Lalu ada petugas yang menangkapnya?"

Mungkin itu jawaban yang akan kalian dapatkan jika kalian bertanya kenapa selalu Lee Donghyuck yang ada di sisi Mark Lee jika kekolotan bocah tingkat tiga sekolah menengah atas itu terjadi.

Percayalah kelima teman lainnya sudah lelah menghadapi kekolotan yang lebih tua.

END

A/n: btw ku nemu ini di tumpukan tulisan unemployment depressed, dan ku mau mikir bikin multichap mengenai kekolotan Mark Lee /maafkansayabapakkarenamenistakananda/ atau mending jadi oneshoot aja

#KibarkanBenderaMarkHyuck