author note : fic ini tercipta ditengah stress mencari judul Orific dan percakapan gila di group FB

silahkan dinikmati :3

btw

inspiration
~ Sinetron geje TPI & Indosiar
~ Iklan Axis
~ Ucha-senpai
~ pembicaraan gila di FB


atas kedodolan saya saya lupa nulis disclaimer ( duh )\

Kuroshitsuji punya Yana Toboso

~no sara~


"Assalamualaikum, santriwan dan santriwati"

Ustad Sebastian menyapa murid-muridnya yang berjajar rapi di masjid. Dalam hati Ustad Sebastian berkata

'ini anak-anak kalo puasa rajin berangkat. apa cuma ngincer takjilnya ya?'

Ustad Sebastian duduk dan mulai membuka-buka Al-Quran

"lho, pak ustad,yang udah Al-Quran disini kan cuma Ciel doang. Yang lain masih Iqra' "

Sebastian bengong sebentar,lalu menyadari kesalahannya. segera dikeluarkannya sebuah buku besar, dan tumpukan Iqra' dari jilid 1 sampai jilid 6

"nah, kalau begitu, ayo mulai ngajinya, sambil nungguin takjil"

Sebastian Michaelis, nama Ustad itu. Lain dengan Ustad yang lainnya, Ustad sebastian selalu memakai peci, baju, celana, sarung, dan sandal yang warna dominannya hitam.

Ustad Sebas berlalu lalang mengawasi anak-anak mengaji

"itu bacanya tajwid"

"hayo, kalo titiknya satu bacanya 'na' lho"

sementara itu, satu-satunya murid Ustad Sebas yang sudah Al-Quran, hanya memandangi Ustad itu

"Ciel, kok belum dibaca? kemaren sampai surat XXX ayat XXX kan?"

"iya pak ustad"

"ayo dibaca"
Ustad Sebas mulai gregetan.

akhirnya, Ciel membuka mulutnya dan melantunkan ayat-ayat Al-Quran.
bacaannya begitu indah dan penuh perasaan, sehinga tak heran Ciel jadi murid kesayangan pak Ustad

Hari itu, seseorang melapor kepada Ustad Sebastian. Rupanya itu Pak Budi, ketua RT sekaligus penjual bakso di kampung mereka

"Pak Ustad, sepertinya kampung kita sudah tidak aman lagi"

"Eh? kenapa pak RT?"

"Kemarin, saya dapat laporan dari warga. Katanya, banyak yang uang dan hartanya hilang pak ustad!"

"Apa?"

Ustad Sebas kaget mendengarnya. Bagaimana mungkin harta-harta bisa menghilang begitu saja?

"ah, kecuali... fufufu... tenang Pak RT, saya pasti akan menangkap pelakunya"

"Eh? Bagaimana bisa?"

"fufufu, sebagai Ustad dari kampung dan RT ini, apa jadinya bila saya tidak dapat menjalankan hal semudah itu?"

Ustad Sebastian tersenyum misterius sambil berjalan pergi. Meninggalkan Pak RT yang masih bengong bagai kalong ompong makan lontong di bawah kolong pada siang bolong.

'sepertinya, saatnya untuk Pak Ustad dan muridnya untuk beraksi'

~bersambung~


HNNGGGHHHHH GEJE GEJE GEJE

review please?