Aku Tak Tau Apa Yang Terjadi

By

Yamadavina

D.A.S

Pair :

GoM x OC/Reader,

Kuroko x OC/Reader,

Kagami x OC/Reader

Genre :

Romance, Drama, Friendship, Mystery(mungkin), Supranatural(mungkin) dan tentukan sendiri. :D

Rate :

T (mungkin/ga mudeng beginian)

Disclaimer :

Kuroko no Basuke milik Fujimaki Tadatoshi.

Saya hanya meminjam karakter.

Cerita ini murni dari pikiran saya dan itu artinya milik saya.

Warning :

Banyak Typo[s]. Ide pasaran. Bahasa Berantakan. DLDR. OC. OOC. AU. Gaje. Sudut pandang Orang ke-3/Author POV.

A/n :

Ini adalah Fanfic Kuroko no Basuke pertama saya. hehe. Dan saya Juga baru di dunia Anime-maksudnya dalam fanfiction-, Terutama Kuroko no Basuke. Jadi mohon maklum jika tulisannya berantakan, dan juga aneh. Saya masih butuh bayak belajar. Jadi, jika ada kritik saran atau pesan bisa tulis di kotak review, atau bisa PM saya. Terimakasih sudah mau menyempatkan diri untuk membaca. Selamat Menbaca! \(^-^)/

Summary :

Sebuah peristiwa misterius yang hampir menyebabkan [Name] kehilangan ibunya, dan peristiwa di atap sekolahnya yang hampir merenggtu nyawanya, membuatnya bersikap selalu waspada. Bisa saja kejadian itu kembali terjadi dan ia adalah yang selanjutnya karna peristiwa yang gagal merenggut nyawa ibunya karna sang pencipta tak menghendaki peristiwa tersebut. (Summery gagal XD)

.

.

.

.

.

Chapter 1

Seorang gadis terlihat tengah memandangi langit biru dari jendela kelas yang berada dekat dengannya. Mengabaikan suara riuh dari kelasnya. Lalu ia memejamkan mata indah dengan manik mata berwana hitam kelam miliknya. Menikmati hembusan angin yang menerbangkan beberapa helai ranbut yang senada dengan maik matanya itu. Ia sangat menyukai suasana seperti ini. Ia sangat mengagumi keindahan yang di ciptakan oleh sang pencipta.

SRRAK

Sebuah suara aneh membuatnya menoleh ke dalam kelas untuk mecari sumber suara. Namun ia tak menemukan apapun. Ia kembali dengan kegiatan sebelumnya. Memandangi lagit biru yang cerah pagi ini.

SRRAK!

Suara itu lagi. Namun ia tak memperdulikannya. Ia tetap asik dengan kegiatannya saat ini.

"Berhati-hatilah"

Sebuah suara kini berhasil kembali mengalihkan fokusnya yang tadinya mengagumi langit cerah. Ia mencari asal suara tersebut. Namun sekali lagi ia tak menemukan apapun selain teman-teman sekelasnya yang asik dengan kegiatan mereka masing-masing karna jam kosong.

Ia mengembuskan nafasnya pelan. Mencoba menenangkan detak jantungnya yang kini berdetak cepat akibat terkejutnya ia oleh suara tadi. Ia juga tak mengerti. Sejak peristiwa itu, telinganya dan juga sensor perasa keberadaan(?) sesuatu menjadi lebih sensitif. Tak jarang ia juga merasa diawasi atau merasa ada seseorang tidak, maksudku sesuatu disekitarnya yang sebenarnya ia sedang sendirian.

Ia memang percaya jika ada makhluk lain yang menghuni di bumi ini selain Manusia, Hewan, atau Tumbuhan. Namun ia tak menyangka jika ia sekarang dapat(meskipun hanya) sedikit merasakan hawa keberadaan mereka.

Ia menyandarkan punggungnya pada kepala kursi(?) tempat duduknya. Sekali lagi ia menghela nafas.

"[Name]-san."

"HUUUAA! KUROKO-KUN." teriak gadis itu terkejut.

Bagaimana ia tak terkejut jika pemuda bersurai biru langit yang di panggil Kuroko itu tiba-tiba muncul didepannya. "Sejak kapan kau disitu?" lanjutnya bertanya setelah menetralkan detak jantungnya.

"Sejak [Name]-san menatap keluar jendela." jelas pemuda itu. Gadis bersurai hitam kelam itu hanya memasang muka datar saat mendengarnya.

Sebentar.

Jika pemuda itu sudah sejak tadi berada di depannya, berarti dia yang menyebabkan suara aneh itu. Tapi...

"Tidak mungkin" gumam gadis itu yang masih bisa didengar oleh kuroko. "Apa yang tidak mungkin [Name]-san?" ucap kuroko bertanya. "Tidak. Tidak ada." jawab gadis itu sekenanya.

'Jelas sekali suaranya berbeda.' Batin gadis itu.

Tanpa menyadari segala gerak geriknya yang sekarang ini ia lakukan tengah diperhatikan pemuda bersurai biru langit itu.

Masih asik dengan pikiran pikiran yang memusingkan itu ia baru ingat jika Kuroko mungkin masih berada di depannya. Ia mengangkat kepalanya untuk memastikan apakah pemuda itu masih berada di hadapannya.

Ia kembali memasang Muka datar. Kuroko masih setia duduk di bangku depan tempat duduknya. Dan jangan lupakan wajah tanpa ekspresi itu. Mereka saling memandang. [Name] tidak tau harus bagaimana. Ia dan Koroko adalah tipe orang yang sama. Namun tentu saja hawa keberadaan miliknya tak setipis milik Kuroko. [Name] kembali menundukkan kepalanya.

Tidak ada yang terjadi diantara mereka. Maksudku, tidak terjadi percakapan diantara mereka. Keduanya sama-sama diam. Sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Tak berselang lama bel istirahat berbunyi, membuat [Name] tersadar dari lamunannya. Ia segera berdiri dan pamit pada Kuroko dan pergi. Pemuda bermanik mata bagai saphire itu hanya memandang kepergian teman sekelasnya itu.

[Name] berencana menuju kantin untuk membeli makanan dan minuman lalu pergi ke atap gedung sekolahnya dan memakannya disana. Setelah dari kantin [Name] mempercepat langkahnya menuju atap. Ia sudah tidak sabar untuk menikmati semilir angin yang menenangkan di sana.

Setibanya disana ia langsung dudu lalu memakan makanan yang ia beli di kantin tadi. Sebuah roti isi selai coklat dan sebotol minuman isotonik. Setelah selesai dengan acara makan itu ia melirik jam tangan berwarna hitam yang melingkar indah di tangan kirinya.

'Masih ada banyak waktu' batin [Name].

Setelah menyimpan sampah bekas makanannya itu ia lalu berdiri dan menuju ke pinggir atap. Namun ia tak begitu mendekat. Itu berbahaya, mengingat pagar pembatas itu begitu rendah.

[Name] memandang kebawah. Tepat pada taman belakang milik sekolah. Terlihat indah, hijau, dan menyejukkan mata yang melihatnya. [Name] sedikit mendekati pagar pembatas atap itu. Entah apa yang terjadi, seperti ada yang mendorong punggung [Name], bagai slow motion tiba-tiba [Name] oleng keluar pagar pembatas. [Name] menutup matanya. Jatungnya sudah berpacu dengan cepat. Ia tidak bisa memikirkan apa yang akan terjadi nanti.

Setelah beberapa lama ia mengernyit bingung. 'apa aku sudah mati?' batin [Name]. 'Kenapa tidak sakit? Justru malah terasa hangat' batin [Name] lagi. Lalu ia mencoba membuka matanya perlahan.

.

.

.

.

.

To Be Continue

Huuuaaaaaaaaaaa~ akhirnya. Wkwk. Saya sempat bingung dengan judulnya. ._. Dan akhirnya muncullah Judul yang super absurd. :3 . Mohon maaf jika fictnya tidak bagus. Karna saya hanyalah Silent readers yang mencoba berubah menjadi reader aktif. Sekian cuap cuapnya. Sekali lagi terimakasih sudah menyempatkan untuk membaca. Sampai jumpa di Chapter Selanjutnya! ^^