One Piece by Eiichiro Oda
X
Fic by Benjiro 'Anbu Tora' Hirotaka
x
The Dark Leg Revenge
X
Warning : AU, Mist Typo DLL.
xxxx
xxxx
Seorang gadis terlihat berlari menerjang hujan deras malam itu. Sepasang sepatu hak tingginya sudah pergi entah kemana sedari tadi. Sesekali, gadis itu menengok kebelakang. Berharap malam ini tak pernah ada.
"Itu dia ! Kejar !"
Tiga sosok pria berusaha mengejar gadis tadi. Suara tanah becek beradu dengan sepatu-sepatu lars mereka. Jalanan sudah sepi karena hujan yang sudah turun sedari sore.
Gadis itu berusaha menambah kecepatan larinya. Padahal kakinya sudah terasa pegal dan gemetar. Ketika melihat ada jembatan layang, tanpa pikir panjang lagi gadis itu segera menaikinya. Kakinya terasa semakin bergetar. Sementara para pengejarnya semakin dekat.
Ditengah jembatan, kaki si gadis sudah mencapai batasnya. Gadis itupun kemudian terjatuh. Tiga pria yang mengejarnya sudah berdiri mengelilingi gadis itu. Samar karena hujan, si gadis dapat melihat seringai mereka.
"Dasar kau...kucing pencuri ! Cepat juga larimu...hah...!" kata salah seorang pria pengejar itu yang berbadan besar dengan gigi-gigi yang sudah tidak lengkap lagi.
"A...Apa mau kalian ?" tanya si gadis ketakutan.
"Zehahahaha...Setelah apa kau lakukan, kau masih bertanya apa mau kami ?" pria itu tertawa diikuti oleh kedua rekannya. "Jangan bercanda, Nami ! Serahkan segera 'barang itu' !"
"Aku tak mengerti maksudmu ? Tolong lepaskan aku !"
"Zehahahaha...," pria berbadan besar itu tertawa lagi. "Kau cari mati denganku, Nami !"
Nami tak menghiraukan perkataan pria itu. Ketika melihat ada celah, Nami berusaha keluar dari kepungan ketiga pria itu. Ketiganya terkejut. Salah satunya dengan topeng seperti pegulat Meksiko berusaha menarik kerah baju Nami. Tapi yang terjadi, itu malah membuat tubuh Nami terdorong ke pinggir jembatan.
Pagar jembatan yang licin karena hujan, tak mampu menahan tubuh gadis malang itu. Tanpa ada yang bisa mencegah, tubuh Nami melayang jatuh dari jembatan membentur jalan beraspal dibawahnya. Genangan darah terlihat dari balik tubuh Nami.
"Augerr, apa yang kau lakukan ? Kita ahrus segera tinggalkan tempat ini !" pria berbadan besar itu berbicara kepada kedua temannya. Merekapun segera pergi dari jembatan itu, meninggalkan tubuh kaku si gadis yang sudah tak bernyawa dibawah sana.
xxx
Lima tahun kemudian
Seorang pria blonde dengan mata kanannya yang tertutup oleh rambutnya, terlihat keluar dari terminal kedatangan bandara Internasional East Blue. Pria itu terlihat gagah dengan stelan jas hitam yang dipadu dengan kemeja berwarna biru laut. Pria itu tersenyum ketika melihat pemandangan di depannya. Pria itupun lalu melangkahkan kakinya.
"Nona-nona, anda berdua begitu cantik. Maukah kalian ku masakan sesuatu ?" tanya pria itu yang kini matanya sudah berbentuk hati kepada 2 orang gadis dihadapannya. Ketika melintas sorang wanita yang lain, pria itupun berusaha mengejarnya. Ketika sudah sejajar dengan wanita itu, pria itupun berkata.
"Ah nona, surga telah membagi keindahannya pada wajahmu," rayu pria itu.
Hal ini terus dilakukan oleh pria itu pada wanita-wanita yang ada disitu. Sampai suara seorang wanita menarik perhatiannya.
"Selamat datang kembali di East Blue, tuan muda Sanji."
Pria yang dipanggil Sanji itupun segera menoleh ke asal suara. Matanya yang masih berbentuk hati bertambah besar secara komikal ketika melihat sosok wanita yang berbicara tadi.
Seorang wanita yang terlihat dewasa dan anggun dengan rambut panjangnya yang tergerai sampai ke pinggang. Terusan hitam ketat membungkus tubuh indah wanita itu sampai ke lutut. Sebuah boot hitam melewati lutut menambah seksi penampilan wanita itu.
"Melorine...Kau tambah seksi saja, Robin-cwan. Aku makin menyukaimu," kata Sanji sambil memegang tangan Robin.
"Bisa kita pergi sekarang ? Barang-barangmu sudah ada di mobil," kata Robin sambil tersenyum.
"Terserah kamu saja, Robin sayang."
Keduanya pun lalu melangkah pergi menuju mobil yang sudah terpakir diluar bandara.
xxx
Sebuah Mercedes hitam S-Class melaju santai membelah jalan di tengah kota. Dua orang yang duduk di jok belakang, sesekali terlibat dalam obrolan.
"East Blue sudah banyak berubah ya ?" kata Sanji seakan bertanya pada dirinya sendiri.
"Ya, tuan muda. Selama lima tahun anda pergi, sudah banyak yang berubah disini," kata Robin menimpali perkataan Sanji.
"Oh ya. Dimana si kakek tua itu ?"
"Maksud anda tuan besar ?" Robin balik bertanya coba meluruskan.
"Ya. Dimana si kakek tua Zeff ? Kenapa dia tidak ikut menjemputku ? Padahal dia sendiri yang bersikeras memaksaku pulang."
"Tuan besar tidak enak badan. Beliau yang menyuruh saya menjemput anda. Beliau ada di Baratie."
"Huh...Padahal sudah ku bilang untuk pensiun saja. Serahkan urusan restoran pada yang lain saja. Dasar kakek tua itu !" gerutu Sanji yang hanya dibalas dengan senyuman oleh Robin.
"Hm...Robin, sebelum ke Baratie, aku ingin ke suatu tempat dulu, boleh ?"
"Terserah anda, tuan muda. Akan ku kabari tuan besar kalau kita akan sedikit terlambat."
"Terima kasih, Robin." Lalu sanji menyebutkan sebuah tempat kepada sang sopir.
xxx
Deretan makam itu terlihat berjejer dengan rapi. Walaupun itu hanya tempat pemakaman umum biasa yang sederhana, tetapi tetap terlihat bersih dan terawat.
Sanji sudah berdiri disamping salah satu makam itu. Sementara Robin menunggu di mobil yang terpakir agak jauh di depan gerbang pemakaman.
Wajah Sanji terlihat sendu ketika melihat nisan yang terpahat nama seorang wanita disana.
"Apa kabar, Nami-san ?"
"..."
"Aku kembali...Sejujurnya aku pernah mencoba menghapus semua kenangan tentangmu. Kau pergi begitu cepat, padahal kau sudah berjanji takkan pernah meninggalkanku sendirian."
Flashback
"Hey, Sanji-kun. Maukah kau berjanji satu hal untukku ?" tanya Nami ketika dia dan Sanji dalam perjalanan pulang dari sekolah.
"Apa itu, Nami-san ?" tanya Sanji sambil tersenyum pada kekasih yang berjalan disampingnya.
"Berjanjilah kalau kita sudah lulus sekolah nanti dan kau sudah menjadi seorang koki yang terkenal, kau takkan pernah melupakan aku !"
"Apa maksudmu Nami sayang ?" tanya Sanji heran.
"Aku serius ! Aku mungkin takkan sanggup kalau kehilangan dirimu."
Sanji tersenyum. Sambil mengacak-acak rambut oranye Nami, diapun berkata.
"Aku malah lebih takut kehilanganmu, Nami-san. Entah bagaimana hidupku tanpa kamu. Jika itu bisa membuatmu senang, baiklah. Aku berjanji !"
Keduanya pun lalu tersenyum.
Flashback end
"Hatiku hancur saat mendengar kepergianmu yang tiba-tiba dengan cara mengenaskan. Walaupun polisi bilang itu hanya sebuah kecelakaan, aku yakin ada orang yang bertanggung jawab karena telah mengambilmu dari sisiku."
"Dengan tanganku sendiri, akan ku pastikan bahwa kematianmu takkan sia-sia."
"Nyawa dibalas dengan nyawa. Akan ku balaskan dendammu. Aku berjanji !"
xxENDxx
Akhirnya fic multi chap pertama saia, publish juga. Fic ini bisa dikatakan meniru fic sodara saia. Kalo dia tokohnya Zoro, kalau saia memakai Sanji. Tak mirip sih. Saia hanya mengambil idenya saja. Ceritanya asli saia yang buat. Saia padahal sedang stres (curcol) karena belum bisa masuk juga ke RDF. Kapal saia masih terperangkap di Florian Triangel. Menyedihkan !
Untuk menghibur saia, maukah kalian me-REVIEW ?
