Desclaimer : Semua peran dalam ff ini adalah milik Yang Maha Esa.
Cast : Kai, Do Kyungsoo, EXO members, dkk.
Pair : KAISOO (tentunya)
Genre : Bromance, Hurt/Comfort, Tragedy, etc.
Rating : T (menuju) M
Summary : 'Jangan lihat-lihat, jangan dekat-dekat, jangan sentuh-sentuh!'
Warning : Youthful Aspiration Of Intercouse (YAOI maksudnya), Typo dimanamana, OOC, Beteletele, Tidak Suka? Jangan Baca.
A/N : Ini adalah sesuatu yang tidak dapat ditentukan serta dijelaskan (?)...
Selamat Menikmati Hidangan Ini...
Riuh. Suara yang kudengar disekeliling. Nampaknya bel yang menggema telah membuat beberapa murid disini agak terburu-buru karenanya. Sementara mereka semua terburu- buru, aku hanya memandang hampa dari sebuah jendela sebelah tempat dudukku berada. Entahlah apa yang membuatku nampak seperti ini.
Ya, inilah kepribadianku.
Hampir semua teman, ah tidak maksudku, semua orang disini memandangku seperti organisme tanpa ekspresi. Bukan karena aku tidak mau mengeluarkan emosi apapun bentuknya. Tapi memang sulit bagiku untuk meluapkan apapun yang sedang aku rasakan. Apalagi didepan orang banyak. Kadang berada dilingkungan yang penuh riuh membuatku gemetar.
Apa karena aku takut pada mereka? Apa karena aku membenci mereka? Apa karena mereka berbuat jahat padaku? Tidak, bukan itu penyebabnya. Aku tidak tau, benar-benar tidak mengerti dengan keadaanku yang seperti ini semenjak pertama kali aku sekolah.
"Kyungsooooooo, dimana kyungsoo-ah? Dia belum masuk kelas?" teriak Chanyeol sambil membuka pintu kelas kasar.
"Yakk, Park Chanyeol, jangan buat keributan dengan suara mu yang ngajak ribut gitu. Sudah terlambat, bikin gaduh, kau juga hampir membuat pintu ini terbelah dua! Entah sihir mana yang bisa membuatmu menjadi wakil ketua kelas disini? Benar-benar kau ini, tidak pantas sikapmu dengan sandingan jabatanmu itu, Yeol. Lagipula untuk apa juga kau mencari-cari Kyungsoo, haah?" balas Byun Baekhyun dengan cara nge-RAP khasnya.
"haahh, diam kau, aku tau, aku tau. Maaf, aku terburu-buru jadi kebablasan. Kenapa berkata pedas gitu sih? Bisakah kau menasehatiku dengan lebih lembut lagi, eoh?" balas Chanyeol.
"haah, sudah-sudah, aku lelah bicara denganmu, aishh. Yeol, untuk apa kau mencari Kyungsoo?". Tanya Baekhyun penasaran. "Itu, kemarin Hoya-sonsaengnim menyuruh pengurus kelas menghadapnya pagi ini. Dia minta Ketua dan Wakil Ketua kelas kita untuk berbicara hal penting dengannya." Jelas Chanyeol.
"Wahh, sepertinya kau benar-benar ketinggalan Yeol. Sudah dari tadi sebelum kedatanganmu, Kyungsoo sudah ke ruang guru untuk menemui Bapak Wali kita itu. Kau ini bagaimana sih! Sudah tau ada agenda penting hari ini yang harus dibicarakan. Kau malah tega membiarkan Ketua kelas kita berdiskusi menguras otaknya sendiri. Kau ini benar-be...".
"YA! Sudah berhenti! Kau sendiri? Bukankah kau sekretaris kelas?! Kenapa tadi kau tidak menggantikan aku dulu. Setidaknya kau inisiatif menawarkan diri 'Kyungsoo-ah, apa kau ingin aku temani ke ruang guru?'. Padahal kau juga hanya santai-santai dikelas. Lihat itu, jurnal harian saja masih terbengkalai belum kau isi! Sebelum kau menasehatiku, lihat dirimu sendiri dulu." Sela Chanyeol.
Belum sempat Baekhyun membalas perkataan menusuk Chanyeol, datanglah Kyungsoo yang baru saja kembali dari ruang guru sambil membawa secarik kertas. "Kyungsoo-ahhhh~ Chanyeol tega memaki ku barusan. Hueeee, dia kasar sekali, aku takut..." Baekhyun menerjang(?) tubuh Kyungsoo sambil mengadukan keluhannya.
"Sudah-sudah, kalian ini selalu seperti ini. Apa kalian tidak malu diperhatiakan anak-anak satu kelas? Kau juga Chanyeol, kau ini kan lebih dewasa daripada Baekhyun, tak bisakah kau mengontrol sikapmu itu, huh?" Kyungsoo berusaha melerai.
"Aish, siapa yang memulai duluan? Kenapa selalu aku yang disalahkan sih, eoh?!" bentak Chanyeol. "Jelas-jelas itu salahmu!" kata Baekhyun lancang. "Apa katamu?!" balas Chanyeol. "Kau menantangku, Egg-yeol?!". "Kau berani, Bacon?!". "Aku tidak takut!". "Kau pikir aku takut?!". "Hentikaaan!" titah Kyungsoo sambil menatap mereka dengan Death-glare nya. Baekhyun dan Chanyeol tidak bergeming dari posisi mereka.
Dengan sedikit canggung Chanyeol mulai buka mulut. "Ehem, em..Kyungsoo-ah, memang apa yang kau dan Hoya-sonsaengnim bicarakan tadi?". "Hahh, aku hampir lupa mengumumkan ini." Kyungsoo bergumam sambil memandang kertas yang sedari tadi ia genggam.
"Perhatian semuanya, aku punya pengumuman penting dari Hoya-sonsaengnim. Bisakah kalian semua duduk ditempat masing-masing dan dengarkan baik-baik apa yang akan aku sampaikan?" Kharisma Kyungsoo sebagai Ketua keluar dengan naturalnya. Setelah seisi kelas mulai hening, Kyungsoo memulai informasinya.
"Baiklah, jadi begini. Berhubung kita akan berganti semester bulan depan, dengan ini Hoya-sonsaengnim selaku Wali Kelas kita menyarankan kepada kita agar mempersiapkan hiburan kelas X – 12 seperti semacam acara study tour, atau semacam rekreasi. Aku sudah membicarakan dengan Hoya-sonsaengnim dan memutuskan untuk dua pilihan tempat, pilihan pertama kita akan pergi ke Puncak 7 Curuk, pilihan kedua kita ke Pantai Lawas. Bagaimana? Apa yang kalian pilih? Siapa yang memilih pilihan pertama?" jelas Kyungsoo panjang lebar."1, 2, 3,...,21. Siapa yang memilih pilihan kedua?".
"1, 2, 3,...9... Kai, kau pilih kemana?". Hening...
"Kai?" Namja itu tidak menjawab. Jangankan menjawab, menolehpun tidak, beku bagai es. Sambil melanjutkan pengarahannya, Kyungsoo agak tersenyum pahit melihat sikap namja tersebut. "Baiklah anggap saja pilihan Kai sama denganku. Dengan hasil voting ini diputuskan, kita semua akan pergi ke Puncak 7 Curuk. Untuk tanggal dan prosedurnya, nanti akan diberitahu lebih lanjut. Terimakasih."
Selesai sudah pengarahan dari Kungsoo. Sementara di ujung sana, ya disudut pojok kelas, masih saja namja itu menatap hampa jendela tanpa memberi respon apapun terhadap sekelilingnya dan tanpa menyadari Kyungsoo memperhatikannya cemas. Tak lama kemudian Sungjae-sonsaengnim memasuki kelas dan dimulailah pelajaran.
Pukul 10.00 pagi menuju siang. Ini sudah jam istirahat. Kebanyakan dari murid-murid bergerombol menuju kantin atau koperasi sekolah untuk makan bersama-sama. Berbeda dengan Kai. Namja bergaris mata indah itu masih saja melamun. Entah apa yang ia pikirkan. Entah dimana ia letakkan angannya.
Entah... entahlah.
Namja itu begitu tidak peka. Benar-benar tidak peka dengan suara atau gerak-gerik sekelilingnya. Hingga tiba-tiba saja keningnya terasa hangat. Begitu hangat sampai-sampai ia memalingkan matanya menuju sumber hangat apa yang ia rasakan.
"Aigoo, keningmu dingin sekali. Kai-ah, kau tidak apa-apa? Kenapa kau selalu begitu setahun ini? Apa kau sakit? Punya masalah, atau..."
PLAKKK.
Belum sampai ujung kalimat, tangan Kyungsoo ditepak telak oleh Kai yang kalangkabut. Tergaris jelas raut wajah Kai yang seperti baru saja melihat hantu mengerikan. Deru napasnya tidak bida dibilang beraturan. Kyungsoo yang melihatnya merasa sedikit bingung dan jadi bertanya-tanya sendiri dalam hati.
Kai berusaha menyadarkan dirinya sesadar-sadarnya, dan akhirnya ia beranjak dari tempat duduknya, menuju keluar kelas, dan bergegas entah kemana.
"Kai-ah..! Tunggu.. Kai-ah..!" Teriakan Kyungsoo tidak diindahkan Kai sama sekali.
'Apa sih yang sebenarnya terjadi padanya?' Kyungsoo memperhatikan lagi tangannya yang baru saja memegang kening Kai. 'Kenapa keningnya begitu dingin? Apa normal, manusia memiliki suhu tubuh sedingin itu? Padahal, hari begitu terik. Sebenarnya apa yang terjadi padanya? Kenapa aku begitu penasaran. Ah, ada baiknya aku mencari tau apa yang sebenarnya terjadi padanya. Ya, aku akan mencobanya! '.
Tap tap tap... tapak kaki Kai masih menyelimuti lorong-lorong sekolah. Ia begitu panik. Berlarian tanpa arah, membabibuta tempat dimana ia bisa menenangkan diri, sendiri, sejenak hilang dari kegaduhan sekeliling yang membuatnya sesak. BRAKK... pintu paling ujung bagian atap gedung sekolah terbuka olehnya, Kai.
"hosh.. ..nnh..haaahh." Kai mengambil napas panjang ditengah derunya yang sedikit tersengal. Ia duduk sembari menenangkan dirinya yang belum begitu stabil atas perlakuan lancang Kyungsoo tadi.
'Namja gila, tak bisa dipercaya dia memperlakukan aku seperti itu. Dia pikir aku ini mainan? Sentuh-sentuh seenaknya. Aishh, sialnya aku hari ini.' Ucap Kai dalam hati. Lama ia berdiam disana sambil memikirkan bagaimana jika dia bertemu lagi dengan Ketua Kelas yang tidak waras baginya itu? Ia harus bersikap bagaimana nantinya?
Dua jam sudah berlalu semenjak kepergian Kai yang entah kemana. Kai yang juga madol setelah kabur saat istirahat tadi. Kungsoo memang tidak mengejar. Ia berspekulasi bahwa jika ia mengejar namja tan itu, maka akan terjadi hal yang lebih buruk lagi. 'hmmmmm, aku penasarannnn...' jerit Kungsoo dalam hati.
GREK,,
pintu ruang kelas terbuka dan menampakkan sosok Kai yang berwajah seolah tidak terjadi apa – apa. Jelas saja semua juga bersikap biasa saja, karena saat insiden tepak-tepakan antara Kai dan Kyungsoo terjadi saat kelas sedang kosong karena penghuninya menghabiskan waktu senggang diluar sana.
Kyungsoo memandangi Kai hingga namja tan itu duduk ditempatnya dan melakukan pose ala es yang dilakukan sebelumnya. Kyungsoo melepas pandangannya dan mulai bersiap-siap untuk pelajaran terakhir untuk hari ini.
Ding..Dong..Ding..Dong... Bel tanda selesainya belajar telah berlalu. Disudut gedung dekat pintu keluar sekolah, masih terlihat siluet namja yang berdiri, menanti sesuatu nampaknya. Tap...tap...tap.. suara langkah kaki tidak jauh terdengar dan mulai makin dekat. Hingga terdengar sapaan dari langkah yang telah sampai.
"Ah, Kai-ah. Kau belum pulang...?"... sapa namja itu, Do Kyungsoo.
..TEBECROT..
Saya Berkata : Hadeh-hadeh, bagaimana ff-nya? baguskah? tidakkah? okay-okay,, silahkan tampung komentar chingudeul yakk. nan gidaryeo buat Reviewnyawwwsss... Gamsahamnida.
Next : Akan lebih jeletot(?) hehe, semoga. ~(O_O ~)
