Myaa ! saya balik lagi ! jangan tanya kenapa saya buat cerita ini di sela-sela saya masih mempunyai satu cerita lagi untuk di selesaikan. jawaban yang tepat adalah ini demi mengisi waktu luang(?). penjelasan terlengkapnya akan dijelaskan nanti...

Enjoy Reading !


Chapter 1 : Time Machine

.

.

Kuroko No Basuke ( The Basketball Which kuroko's Play)

Disclaimer : Fujimaki Tadatoshi

Story Writer : Me ( Jessy Jasmine 7 )

Genre : Friendship, Tragedy, Drama, Hurt/Comfort

WARN : DON'T LIKE, DON'T READ!

.

.

Siang hari, tepat pada pukul 12.00 di depan rumah Kuroko Tetsuya. Sang pemilik rumah tengah terpaku dengan apa yang ditatapnya siang itu. tatapan miris yang menganggu dirinya itu terpampang tepat di manik sapphire blue-nya. Ia bisa melihat segerombol orang berdiri tepat dirumahnya setelah ia membukakan pintu rumahnya.

"Kenapa kalian semua bisa berada disini ?" tanya sang bluenette yang dengan wajah pucatnya menatap GoM (Generation Of Miracle) dan Seirin.

"Apakah salah jika kami berada disini, Tetsuya ?" tanya Akashi Seijuurou.

"B-Bukan itu, hanya saja…" Kuroko masih terlihat bingung.

"Kudengar dari Kagamicchi kau tidak masuk karena sakit !" Seru Kise Ryouta yang terdengar bernada manja. Kuroko menatap GoM Serta Seirin. Kuroko tidak punya pilihan lain, ia pun menghela napas.
" Baiklah. Silakan masuk." Ucapnya seraya mempersilakan masuk GoM Serta Seirin.

Akashi melangkah duluan masuk. Lalu kemudian diikuti oleh GoM serta Seirin. Yang pertama menyambut GoM serta Seirin hanyalah keheningan serta kegelapan yang memenuhi ruangan itu.

"Gelap-ssu…" ujar Kise. Seketika Kagami berseru.

"Oi, Kuroko ! kenapa kau bisa-bisanya tinggal di tempat gelap seperti ini ?!" Seru kagami Taiga. Kemudian sang surai hijau angkat bicara.

"Entah kenapa aku menjadi tak asing jika Kuroko disebut sebagai "Hantu di rumah gelap"." Ujar Midorima Shintarou. Aomine Daiki pun bergidik ngeri.

"Apa-apaan ucapanmu itu ?" tanya Aomine. Kemudian beberapa orang seketika tersenyum mendengar kata-kata Aomine, baru saja menyadari bahwa sang surai biru malam itu ternyata "penakut".

"Aku tidak senang jika kau menyebutku seperti itu, Midorima-kun." Ucap Kuroko yang seketika sudah berada diantara Midorima serta Aomine. Kemunculannya berhasil membuat semua orang (kecuali Akashi) berteriak.

"UWAAH !" teriak mereka.

"T-Tetsu ! Jangan membuatku jantungan !" Seru Aomine.

"Kuroko…" Hyuuga Junpei membenarkan letak kacamatanya seketika.

Kemudian cahaya terang muncul ketika sang Coach asal Seirin, Aida Riko, itu membuka gorden ruang tamu Kuroko.

"Kuroko-kun ! Agar kau tidak disebut hantu, tidak bisakah kau beri ruangan ini sedikit Cahaya ?" tanyanya. Kuroko hanya mengangguk dan kemudian berjalan kearah dapur. Kuroko hanya terdiam, tetapi hal itu tidak terjadi lama karena ia mengganti topik pembicaraan.

"Aku akan membuatkan kalian minuman." Ucapnya. Semua orang seketika ber-Sweatdrop-ria.

"Ia mengalihkan topic pembicaraan." Batin mereka berseru begitu mengetahui tingkah laku sang Six Phantom Player itu. beberapa saat kemudian, Kuroko –dibantu Aida- membagikan minuman kepada semua orang.

"Kurokocchi, apakah kau selalu seperti ini ?" tanya Kise. Kuroko hanya menatap Kise sekilas sebelum akhirnya ia kembali kepada gelas dihadapannya.

"Kuroko, kemana orang tuamu ? Sedang pergi ?" tanya Hyuuga. Kuroko kemudian mengangguk.

"Kuro-chin~ aku ingin ikut membantu." Ucap Murasakibara Atsushi.

"Tidak perlu, Murasakibara-kun." Jawab kuroko pelan. Murasakibara terlihat kecewa tetapi ia segera beralih kepada snack-nya.

"Tetsuya, sudah berapa lama ?" tanya Akashi kemudian. Kuroko tetap tidak menoleh. Yang lain hanya terdiam karena tidak mengerti apa yang Akashi bicarakan.

"sebulan." Jawab Kuroko kemudian.

"begitukah." Ucap Akashi. Masih dengan keadaan bingung, Koganei pun mulai menyadari.

"Apa ? Kau sendirian selama sebulan ?!" ucap Koganei terkejut. Seketika Seirin ikut terkejut, tetapi tidak untuk GoM.

"kedua orang tua Kurokocchi selalu sibuk. Saat lulus Teikou, aku bahkan tak melihat kedua orang tuanya berada disana." Jelas Kise.

"benarkah ?" ucap Hyuuga membelalak.

"Ah ! Kuroko, ada yang ingin aku tanyakan.." ucap Kawahara kemudian.

"Ya, kawahara-kun ?" tanya Kuroko.

"Kenapa tangga itu sangat gelap ? jangan bilang kalau di atas juga…" Kawahara menghentikan kata-katanya begitu jatuh kedalam alam bawah sadarnya. Seketika Aida bangkit.

"Kuroko-kun ! Aku tidak tahan melihat tempatmu yang bagaikan rumah hantu ! dengan terpaksa aku harus merapihkan tempatmu !" Ujar Aida yang lekas menuju ke lantai atas.

"O-Oi, Riko !" Hyuuga pun ikut.

"Curang-ssu ! Aku juga ikut !" seru Kise. Kemudian disusul oleh satu per satu anggota GoM serta Seirin, bahkan Akashi pu ikut berpartisipasi. Kini hanya Kuroko yang tertinggal sendirian. Seketika tangannya berhenti, kepalanya menunduk. Wajahnya terlihat seperti ingin menangis.

"Kembali… Sendirian." Ucapnya dalam diam.


SREEEK !

Aida membuka gorden di ruang atas dan kemudian merapihkannya.

"Riko ! bukankah tidak sopan jika…" Hyuuga baru saja mau protes.

"Bukankah kau sama tidak sopannya ?" tanya Riko yang masih tetap merapihkan gorden. Hyuuga seketika membungkam mulutnya, yang dikatakan Aida tepat pada sasaran. Kemudian Kagami menatap satu pintu dengan tulisan Kuroko Tetsuya di samping kirinya..

"Ah, bukankah ini ruangan Kuroko ?" tanya Kagami yang menatap kesamping kirinya. Seketika seluruh pandangan menatap apa yang disebutkan Kagami.

"Hawa di sekitar ruangan itu dingin… apakah…." Ucap Koganei mulai merinding. Aida kemudian mendekati kamar Kuroko dan lekas memegang gagang pintu-nya.

"Yosh ! Ayo kita lihat." Ucap Aida yang kemudian membuka pintu ruangan itu.

KIIET…

Mereka sebenarnya tidak cukup terkejut begitu melihat isinya. Ruangan itu bisa dibilang rapih dan tidak rapih. Ada beberapa buku berserakan. Sepertinya buku itu terjatuh dari rak. Ruangan di tempat itu gelap dan hawa yang berada disana sangatlah dingin, hanya cahaya dari pintu itulah yang masuk di ruangan itu. Kemudian Aida mendekati tempat itu dan membuka gorden yang menjadi penghalang bagi cahaya yang akan masuk. Kini GoM serta Seirin sedang berada di dalam Kamar Kuroko yang tengah dirapihkan oleh Aida.

"Huh… aku tidak tahu kalau Kuroko-kun seperti ini." Ucap Aida yang mendengus kesal.

"dia sedang sakit. Mungkin ia sempat pusing saat berjalan, hingga menabrak rak dan menjatuhkan buku-buku." Jelas Kiyoshi yang ikut masuk. Seketika Aida menatap Kiyoshi, aura kemarahannya seketika lenyap.

"Benar juga." Ucap Aida kemudian.

"Hmm? Apa ini ?" tanya Aomine seraya mengambil buku bercover Kuning itu.

"Ah ! itu Album-ssu !" Seru Kise yang mendekati Aomine. Aomine pun membuka buku itu.

PLEK…PYAAASH!

Seketika Cahaya muncul dari Album itu begitu Aomine membuka buku itu. cahaya yang membutakan itu membuat mereka terpaksa menutup mata mereka. Seketika mereka kehilangan arah dan tidak dapat melihat apa-apa.

Kemudian Kuroko yang tengah membawakan nampan minuman menatap kamarnya. Ia terlihat terkejut tetapi kemudian ia pun tersenyum, tersenyum tulus.


GoM dan Seirin membuka matanya. Mereka merasa masih berada ditempat yang sama tetapi ada sesuatu yang berbeda. Ruangan itu kembali gelap dengan gorden yang kembali tertutup, serta berubahnya warna dinding kamar Kuroko. Mereka bisa mendengar bahwa diluar sedang hujan deras atau mungkin badai.

"Seingatku sebelumnya tidak mendung seperti ini…" ucap Hyuuga yang mengintip dari jendela kamar Kuroko. Karena ruangan Kuroko yang gelap, ia menjadi susah untuk melihat sekitar.

"Yang lebih penting, ayo kita temui Kuroko sekarang." Ucap Kagami. Semua setuju dengan usul Kagami.

Kemudian mereka keluar dari kamar Kuroko. Mereka menuruni tangga yang kembali gelap. Dan sepertinya ruang tamu juga terlihat gelap.

"Apa-apaan suasana mecekam ini ?" tanya Riko kesal. Masih dengan perjalanan mereka turun, Hyuuga, Koganei, GoM serta Seirin lainnya mencoba mencari tombol lampu, tetapi yang mereka dapatkan hanya teriakan kesakitan.

"ADUH ! Aku tidak sengaja menendang sesuatu !" Seru Koganei di dalam gelap.

JEDUGH

"ITAI (Sakit) !" Seru Kise yang baru saja menabrak suatu benda dihadapannya. Mereka seakan buta karena mencari tombol lampu di tengah kegelapan. Seketika suara lain menyahut dari arah lain, suara pintu terbuka pun terdengar. Begitu juga dengan suara bising dari badai yang tengah terjadi.

"Tadaima (Aku pulang)." ucap Seseorang.

KLIK!

Seketika mereka kembali bisa melihat semuanya dengan jelas. GoM serta Seirin tengah berada di penjuru ruangan dan menatap satu sosok yang berada di depan pintu. Sosok laki-laki dewasa yang imut(?) dan bersurai biru langit yang tengah kebahasahan berdiri di ambang pintu rumah Kuroko. Manik sapphire blue miliknya tengah membelalak terkejut begitu menatap apa yang berada di hadapannya.

"Si-Siapa kau ?" tanya Aomine begitu menatap sang surai bluenette yang basah kuyup itu.


"Si-Siapa kau ?" tanya Aomine begitu menatap sang surai bluenette yang basah kuyup itu.

GoM Serta Seirin menatap sang surai biru langit itu. ia tampak terkejut menatap mereka. Ia terlihat sangat basah. Wajahnya mungkin bisa dibilang cukup pucat.

"Siapa kau ? kenapa kau bisa berada dirumah Kurokocchi ?" tanya Kise kemudian. Sang surai bluenette masih tetap tidak bergeming.

"Maaf, kami bertanya kepadamu. Tidak bisakah kau menjawabnya ?" tanya Akashi seraya menatap sang bluenette. Ia masih terjatuh kedalam rasa keterkejutannya. Tetapi itu tidak lama karena suara lain muncul dari belakang GoM Serta Seirin.

"Woof !" Seketika seekor anjing dewasa muncul dan berlari kearah sang bluenette. Kagami yang anti-anjing itu dengan segera memojokkan dirinya. Ia sangat takut akan anjing.

"Ah !" ia kemudian tersadar dan jongkok serta mengelus anjing itu. anjing yang tampak familiar bagi mereka. Mereka mencoba mengingat-ingat sampai pada akhirnya sang surai biru langit itu menyebutkan nama sang anjing. "Maaf lama menunggu, Nigou." Ucapnya.

Semua mata membelalak. Mereka bertanya-tanya, apakah mereka salah dengar ? Nigou ? jangan bilang kalau laki-laki dihadapan mereka adalah…

"K-Kuroko-kun…" ucap Riko. Sang Surai bluenette menatap GoM serta Seirin.

"Ya. Aku Kuroko Tetsuya." Ucapnya masih dengan tampang emotionless-nya.

Hening… mereka kembali dipusingkan dengan keadaan yang tengah terjadi pada saat itu. apa maksud dari pria dihadapan mereka.

.

.

Apa ?

.

.

"Apa maksudmu kau Kuroko Tetsuya ?" tanya Akashi dengan nada curiga.

"Tapi Aku benar adalah Kuroko Tetsuya, Akashi Seijuurou-kun." Ucapnya yang kemudian bangkit.

Mereka kembali terdiam. Pria bersurai biru langit itu baru saja menyebut nama lengkap sang Emperor. Itu artinya tidak salah lagi bahwa dia adalah Kuroko Tetsuya. Mereka menatap "Kuroko" yang berada dihadapan mereka. Kuroko yang berada dihadapan mereka terlihat lebih tinggi dan gagah –meski mereka tahu bahwa tubuhnya masih tetap kurus-. Tinggi Kuroko mungkin bisa mencapai tinggi Kagami.

"Tunggu Dulu ! Bisakah kau jelaskan kepada kami apa yang sebenarnya terjadi ?!" Seru Aomine yang kemudian angkat bicara. Kuroko menatap Aomine.

"Seharusnya kalian yang menjelaskan kepadaku. Apa yang kalian lakukan disini ? dan… bagaimana bisa ?" tanya Kuroko.

"awalnya kami memang berkunjung ke rumahmu, kami memasuki kamarmu –karena Aida- dan membuka album foto-mu, kemudian semuanya memutih. Begitu kami membuka mata, semua gelap. Kami berada di kamarmu, tetapi tiba-tiba semuanya berubah." Jelas Hyuuga. Seketika Midorima melirik kearah Hyuuga.

"Sungguh membingungkan, nanodayo." Ucap Midorima.

"kami juga tidak mengetahui kenapa semua berubah menjadi seperti ini-ssu !" Seru Kise.

"K-Kuroko-kun, apakah kau mengetahui sesuatu ?" tanya Kawahara. Kuroko hanya menatap mereka dan kemudian berpikir sejenak sebelum akhirnya kembali menatap mereka.

"Apakah mungkin semacam perjalanan waktu ?" tanya Kuroko. Semua terdiam.

"Apa maksudmu, kuroko ?" tanya Midorima.

"mungkin kalian akan susah mempercayai ini, tetapi ini sudah 4 tahun di masa depan." Jelas Kuroko. Semua kembali terdiam dengan keterkejutan masing-masing.

Kalian pasti tahu bagaimana terkejutnya kalian jika tiba-tiba mengetahui diri kalian berada 4 tahun di masa depan dengan tidak berbekalan informasi apapun.

"Empat tahun… dimasa depan ?!" ulang Aomine. Kuroko pun mengangguk. Kemudian Kuroko menyadari sesuatu dan menatap jam tangannya sebelum akhirnya ia menghela napas.

"ini sudah jam sepuluh malam, aku sangat yakin kalian tidak bisa kembali pulang. tinggallah disini untuk sementara waktu." Ucapnya seraya melipat blazer-nya dan segera memasuki ruangan. Semua orang bertatapan satu sama lain.

"Tinggal di sini ? apakah cukup ? kami itu banyak sekali, kau juga mengetahuinya." Jelas Koganei. Kuroko menatap Koganei.

"Tenang saja. Kalian pasti tidak mengetahui bahwa ada perubahan disini, bukan ?" ujarnya. GoM serta Seirin hanya menatap sang Surai biru langit itu menuju ke dapur.

BLAM

Kini keheningan kembali menyambut mereka. Mereka benar-benar tidak dapat mempercayai apa yang sebenarnya terjadi.

"Aku tidak dapat mempercayai ini. Kita dimasa depan ? yang benar saja." Ujar Kagami.

"Tapi kita sudah dapat memastikannya. Lagi pula, ucapan Tetsuya ada benarnya. Kita tidak bisa pulang. jalan pulang kita hanyalah dengan kembali ke masa dimana kita seharusnya berada." Ujar Akashi.

"Maksudmu kita akan menetap disini sampai kita bisa kembali ke masa lalu ?" tanya Hyuuga.

"itulah yang kumaksudkan." Ucap Akashi.

Mereka kembali terdiam. Mereka sungguh dalam situasi yang cukup berat. Tak lama kemudian Kuroko keluar dari dapur.

"Ayo, aku akan menunjukkan ruangan kalian." Ujar Kuroko.

Mereka pun mengikuti langkah Kuroko. Ternyata tanpa mereka sadari, rumah Kuroko memang benar-benar memiliki perubahan besar. Kini Ruah Kuroko memiliki ruang bawah tanah super luas. Disana terdapat banyak sekali kasur serta empat buah locker. Ruangan berdinding polos itu masih terlihat bersih sekali.

"K-Kuroko, bagaimana bisa ?" tanya Kagami tidak percaya.

"Murid-muridku selalu menginap jika orang tua mereka pergi ke luar kota, sehingga aku sudah menyiapkan banyak tempat tidur. Tetapi awalnya kupikir ini lebih banyak dari jumlah murid-muridku. Sehingga beberapa hari ini muridku juga sedang tidak menginap, aku hanya terus mengurus ruangan ini." Jelas Kuroko.

"Murid ? kau sudah bekerja, Kurokocchi ?" tanya Kise. Kuroko mengangguk.

"Ya, Kise-kun. Aku seorang Kindergarten di sebuah taman kanak-kanak di seberang jalan." Jelas Kuroko.

Mereka kembali terkejut. Benar sekali, ini sudah empat tahun di masa depan dan tentu saja Kuroko Tetsuya sudah bekerja.

"Ada empat kamar di atas. Masing-masing memiliki tiga tempat tidur, ah, kecuali kamarku dan satu kamar lainnya." Jelas Kuroko.

"Aku akan disini." ucap Hyuuga seraya melangkah masuk.

"Yap ! Aku juga." Ucap Kiyoshi.

"UWaah ! tidur bersama adalah yang terbaik !" Seru Koganei.

Kemudian Seirin mengisi ruangan itu dan meng-Claim tempat tidur masing-masing. Kuroko, Aida, Kagami, dan GoM masih berada diambang pintu.

"Sepertinya kalian harus berada di kamar atas." Ucap Kuroko.

"Benarkah ?! Fiuh~ untunglah… aku akan mengambil satu kamar sendiri." Ujar Aida.

"Baiklah, Tetsuya. Tunjukkan tempatnya." Ujar Akashi.

Kuroko hanya mengangguk dan segera berjalan meninggalkan kamar ruang bawah tanah yang sudah diisi oleh seirin. Sementara itu, GoM, Kuroko, Kagami, dan Aida berjalan menaiki tangga dan akhirnya mereka mencapai lantai dua.

"Di dekat jendela adalah kamarku, disampingnya adalah kamar yang akan disiapkan untuk Aida-san. Kamar di depan kami adalah dua kamar yang dapat kalian pilih." Jelas Kuroko.

"Kurokocchi ! Padahal aku ingin sekali satu kamar denganmu-ssu !" rengek Kise.

"Kise, ini bukan Training Camp !" seru Aomine.

"Kalau begitu aku, Shintarou, dan Atsushi akan mengambil kamar di depan kamar Tetsuya. Sisanya, Taiga, Daiki, Ryouta, kalian akan sekamar." Jelas Akashi.

"Tunggu—Akashi ! Kenapa aku disatukan dengan Bakagami !?" Protes Aomine.

"Apa katamu, Ahomine !? lagi pula siapa juga yang sudi satu kamar denganmu !" Seru Kagami. Sementara itu, Kise yang berdiri di tengah-tengah kedua orang yang tengah berdebat itu hanya bisa memojokkan dirinya ke dinding.

"Taiga, Daiki. Diamlah, ini perintah." Ujar Akashi. Seketika Aomine dan Kagami terdiam.

"B-Baik, Akashi." Ucap mereka. Kuroko hanya menghela napas melihat temannya bersikap seperti biasanya.

"Baiklah, aku akan menyiapkan makan malam untuk kalian." Ujar Kuroko. Seketika Murasakibara terlihat bersemangat.

"Kuro-chin~ biarku bantu ya~" pinta Murasakibara.

"Ya, tentu saja." Jawab Kuroko seraya tersenyumm.

"Yeii~ Kuro-chin memang baik !" ucap Murasakibara yang akhirnya mengikuti Kuroko menuju dapur.

"Kuroko-kun, Aku ikut !" Seru Aida yang mnyusul kedua orang itu. kemudian yang tertinggal hanya terdiam dan mulai bergerak menuju ruangan masing-masing.

"Baiklah, mari kita periksa ruangan ini." Ucap Kagami.


-sementara itu di kamar ruang bawah tanah tempat Seirin berada-

"Aku tidak percaya bahwa ini sudah empat tahun dimasa depan…" ucap Kawahara yang tengah berbaring di kasurnya.

"Kira-kira aku seperti apa ya, dimasa ini ?" tanya Furihata.

"Aku berharap aku mempunyai istri yang sangat cantik." Ujar Fukuda.

"kenapa yang ada dipikiranmu hanya itu ?" tanya batin Kawahara dan Furihata.

"dan yang lebih penting lagi, sepertinya Kuroko-kun masih terlihat sama seperti sebelumnya meski pun terlihat sedikit berbeda." Ujar Furihata.

"Hm… benar sekali…" ucap Koganei yang tempat tidurnya tidak jauh dari trio First-Year itu.

"S-Senpai (senior) !" Seru mereka terkejut begitu Koganei ikut dalam percakapan itu.

"jika kita samakan, Kuroko masih tetap emotionless seperti sebelumnya. Tetapi jika dibandingkan dengan yang dulu, Kuroko yang sekarang memang terlihat sedikit dewasa." Ucap Koganei.

"Woah, ternyata kau dapat menyadari hal itu dengan cepat ya, Koganei." Seketika Koganei Ambruk mendengar kata-kata sang Center yang di beri julukan Iron Heart itu, Kiyoshi Teppei.

"kenapa kau bisa telat menyadarinya sih ?" tanya Koganei.

"Tidak, aku sudah menyadarinya sejak awal. Tetapi sepertinya kuroko yang sekarang terlihat lebih pucat." Jelas Kiyoshi. Seketika keempat orang itu menyadarinya juga.

"K-kau benar, Senpai." Ucap Furihata.

"entah kenapa setiap kali aku melihat wajah Kuroko, aku seperti ekspresi sedih di wajahnya." Ujar Fukuda.

"Oi, kalian." Panggil Hyuuga. Seketika kelima orang itu menoleh. " Makan malam sudah siap, ayo kita ke atas." Ujar Hyuuga. Kelima orang itu kemudian mengangguk dan mengikuti Hyuuga menuju ruang makan.


-sementara itu dikamar Aomine, Kagami, dan Kise-

Kise yang tidur diantara Kagami dan Aomine itu terdiam pucat. Ia tengah terduduk dalam keadaan tegang dengan senyum paksaan yang tersungging di bibirnya. Ternyata perdebatan yang sebelumnya terjadi masih berlanjut.

"Tch, kenapa aku harus satu kamar dengan si Bakagami ?" tanya Aomine yang memalingkan wajah kearah dinding di sebelah kanannya.

"Seharusnya itu menjadi kata-kataku, Ahomine!" seru Kagami yang juga menatap dinding di sebelah Kirinya.

"Maa, Maa … Kagamicchi, Aominecchi… Mou Yamete yo (tolong hentikan)… Onegai (kumohon)…." Ucap Kise yang terhimpit mencoba melerai kedua orang Baka itu.

"Diamlah, Kise !" Seru kedua orang itu sebelum akhirnya kembali berpaling menoleh karah yang berlawanan.

Kise hanya bisa terdiam, berdoa dan berharap akan malam segera tiba. Seketika Surai Ungu terlihat menyembulkan kepalanya dari balik pintu yang membuat ketiga orang itu menoleh.

"Ki-chin~ Mine-Chin~ Kaga-chin~ Makan malam sudah siap !" Serunya.


-sementara itu di kamar Akashi, Midorima, dan Murasakibara-

"Akashi, apakah kau tahu cara kita untuk kembali ?" tanya Midorima yang tidur di kasur tengah, disamping kasur Akashi yang berada di sisi Kanan.

"Tidak. Sebenarnya aku juga merasa aneh, kenapa kita bisa terlempar ke masa depan empat tahun mendatang seperti ini." Ujar Akashi yang melipat kedua tangannya.

"lalu, apa menurutmu tentang Kuroko yang sekarang ?" tanya Midorima. Kemudian Akashi menatap Midorima.

"entahlah. Entah kenapa ia terlihat ber-ekspresi sedih saat melihat kita." Ujar Akashi.

Kemudian Akashi mau pun Midorima terdiam. Mereka tengah berpikir dialam masing-masing sampai akhirnya Murasakibara muncul dibalik pintu ruangan mereka.

"Aka-chin~ Mido-chin~ Makan malam sudah siap." Ucap Murasakibara. Dengan cepat Akashi segera bangkit dan diikuti Midorima yang berjalan menuju ruang makan.


-Lalu di ruang makan-

"Itadakimasu (selamat makan) !" Seru mereka sebelum akhirnya mulai melahap makan malam mereka. Kuroko, Aida, dan Murasakibara membuatkan makan malam yang cukup meriah. Ada Udon, Kare, dan sebagainya.

Mereka terlihat menyantap makan malam mereka dengan senang. Beberapa dari mereka bercanda ria disana. Sementara itu ada juga yang tengah bermain bersama Nigou diluar. Lalu, Akashi terlihat tenang menyantap makanannya, begitu juga dengan yang lainnya.

"Uwaah ! Aominecchi, itu udon-ku !" seru Kise. Aomine tidak berkomentar dan malah melahap Udon yang diambilnya dari Kise.

"Kagami-kun, ini." Ucap Kuroko seraya memberikan semangkuk nasi penuh.

"Sankyu, Kuroko." Ucap kagami di sela makannya. Itu sudah mangkuk ke-10 yang diberikan Kuroko kepada kagami.

"Kurokocchi, Aominecchi mengambil Udon-ku !" Rengek Kise.

"Kise-kun, Masih ada Udon di piring dekat Koganei-kun. Dan masih ada semangkuk kare disana." Jelas Kuroko.

"Ah ! Makasih Kurokocchi !" ucap Kise.

"Oh, Kau tidak bisa !" Seru Aomine yang lekas menyomot udon dari piring yang letaknya tidak jauh dari Koganei.

"Hidoi-ssu yo, Aominecchi !" rengek Kise lagi.

Kuroko hanya tersenyum menatap rumahnya yang tengah ramai dengan banyak teman-temannya yang bercanda ria. Seketika senyuman yang tersungging di bibir Kuroko menghilang begitu suara dering Ponsel-nya terdengar.

"Moshi mo—"

"TETSU-KUN~ Konbanwa (Selamat Malam) ! Ogenki Desuka ( bagaimana keadaanmu) ?" Seru seseorang dari seberang sana dengan riang. Kuroko hanya memijit pelipisnya begitu menyadari siapa yang menelponnya. Aomine, Kise, dan Kagami yang mendengar teriakan dari ponsel kuroko segera meliriknya dengan bingung.

"Momoi-san…" ucap batin Kuroko. Kemudian Kuroko menjauh dari keributan yang tengah terjadi di ruang makannya. Mengetahuinya, Akashi melirik kearah sang surai bluenette.

"Genki Desu (Baik), Momoi-san. Apa yang bisa kubantu malam-malam seperti ini ?" tanya Kuroko.

"Bisakah kau ke Maji Burger sekarang ? aku baru saja menyelesaikan Deadline-ku, aku perlu Refreshing ! Kumohon ! Hm ? aku mendengar keributan di rumahmu ? apakah kau kedatangan tamu, Tetsu-kun ?" tanya Momoi Satsuki diseberang sana.

"benar juga. Mungkin aku perlu menghiburnya. Ia seorang Desainer terkenal yang cukup memiliki pekerjaan yang berat." Batin Kuroko. "mungkin kau salah dengar, Momoi-san. Kalau begitu aku akan segera kesana." Ucap Kuroko.

"Baiklah, Tetsu-kun ! Aku menunggumu ya, Bye !" seketika sambungan di putus secara sepihak. Kuroko hanya menghela napas dan bergegas mengabil blazer-nya yang tergantung di dekat pintu rumahnya. Seketika Kuroko dikejutkan oleh pertanyaan Akashi.

"Kau mau kemana, Tetsuya ?" tanya Akashi. Seketika suara berisik diruangan itu berhenti begitu mendengar kata-kata dari sang Emperor. Kini seluruh pandangan menatap sang bluenette yang terlihat bersiap pergi.

"Temanku baru saja mengajakku bertemu. Jadi aku akan pergi sebentar." Jelas Kuroko.

"Selarut ini ? kira-kira teman macam apa yang mengundangmu selarut ini ?" tanya Akashi lagi. Kuroko menelan ludah.

"D-Dia baru saja menyelesaikan pekerjaannya, aku berpikir untuk menghiburnya. Pekerjaannya cukup padat." Jelas Kuroko. Akashi mengerti.

"Baiklah, aku mengerti." Ucap Akashi. Kemudian Kuroko menghilang dibalik pintu rumah Kuroko yang terletak tidak jauh dari ruang makan Kuroko.

Masih dengan keheningan yang menyelimuti ruangan itu. mereka bertanya-tanya tentang apa yang baru saja terjadi.

"Kurokocchi terlihat sibuk sekali-ssu…" ucap Kise.

"tentu saja, ia sudah bekerja." Ucap Hyuuga yang tak henti menatap pintu keluar itu.

"Tapi entah kenapa aku endengar suara Satsuki…" ucap Aomine disela makannya. Seketika semua orang menatap Aomine. "Apa ?"


Sementara itu Kuroko yang terlihat akan memasuki Maji Burger –yang terlihat berbeda karena sudah di Renovasi/ diperbarui- terhenti langkahnya mendengar seseorang memanggil namanya.

"Tetsu-kun !" panggil seorang gadis bersurai merah muda yang tengah berlari kearah Kuroko.

"Momoi-san…" ucap Kuroko.

"Untunglah Tetsu-kun datang… kupikir kau tidak akan datang…" ucap Momoi.

"aku tahu Momoi-san mempunyai jadwal yang ketat, akan baik bila aku menghiburmu…" ucap Kuroko.

"Hm~ Tetsu-kun memang baik ! bagaimana kalau kita segera masuk ? kemungkinan akan ada badai, itu yang kudengar." Ujar Momoi. Kuroko mengangguk dan kemudian masuk kedalam Maji Burger bersama Momoi.

To Be Continued…


Ok, apakah saya berhutang penjelasan kepada para Readers ? dan jawabannya adalah ya !

sebenarnya ini adalah ide yang asal lewat dari kepala saya (sebenarnya masih banyak dan saya belum menyelesaikannya berhubung cerita KnB saya yang satu lagi -Echo- mempunyai Chapter tambahan serta belum terselesaikan.) dan kemungkinan ini bisa dijadikan alasan yang tepat kenapa saya telat Update cerita KnB saya yang satu lagi #Gomenasai !

dan jika ada yang menginginkan Update Kilat, kemungkinan cerita ini malah memilik jadwal Update yang lambat a.k.a Slow Update dikarenakan cerita saya yang satu lagi belum terselesaikan. lagi pula saya tidak bisa hiatus begitu saja. saya berjuang demi Para Readers !

Ok, penjelasan selesai. tetap tunggu kisah ini dan satu cerita saya yang berjudul : Echo

Keep Reading-Keep Waiting For The Next Chapter !

NEXT CHAPTER :: Chapter 2 : The Kindergarten and Designer

Mind To RxR ? X3