Disclaimer: Masashi Kishimoto.

Main Pair: Naruto Uzumaki x Uchiha Sasuke.

Rate: T semi M or T+

Genre: Romance/Drama.

Summary: Naruto seorang bartender berumur 22 tahun yang terjebak dalam pesona pemuda raven yang sedang mabuk di bar tempat kerjanya. Setelahnya, apakah yang akan terjadi?

Warning: Typo(s), abal, aneh, author newbie, alur berantakan, humor garing, yaoi, bad romance, adult content, and many others.

DON'T LIKE? DON'T READ!
Merasa tidak suka? Tidak perlu dibaca. Cukup klik back atau close browser Anda. Terima kasih.

ENJOY

.

.

PROLOG: Introduction

.

.

Bartender And Drunker
Created by: Iztha DarkNeko and I'm Devilish Angel

.

.

Naruto POV

Halo semuanya! Perkenalkan, namaku Uzumaki Naruto. Kau cukup memanggilku Naruto. Hanyalah seorang remaja berumur 22 tahun—Oktober tahun lalu—, aku tinggal bersama kakak kandungku—Uzumaki Kyuubi—, dan untuk memenuhi kebutuhan hidupku, aku bekerja part time di sebuah bar yang bernama Hidden Leaf milik Kakashi. Dan ngomong-ngomong bekerja di bar... ya! Memang, aku seorang bartender. Sudah cukup mahir menyampurkan berbagai macam minuman beralkohol mengingat aku sudah lebih dari dua tahun bekerja di Hidden Leaf.

Dan juga... aku sudah tidak punya orangtua. Mereka meninggalkan kami—aku dan Kak Kyuu—sekitar empat belas tahun yang lalu, ketika aku masih berumur tujuh tahun. Cukup lama, memang. Dan sejak orangtua kami meninggal, Kak Kyuu lah yang membesarkanku hingga sekarang.

Oh ya. Mengenai ciri-ciri fisik. Bisa dibilang aku lebih mirip dengan ayahku daripada kakak ataupun ibuku. Ya, rambutku kuning menyolok, iris mataku biru sappire, kulit tubuhku berwarna kecoklatan—padahal kakak dan ibuku berkulit putih—, dan kata orang, sejak aku masih SMA hingga sekarang, tubuhku ideal untuk seorang pemuda yang seusia denganku.

Satu hal lagi. Aku belum pernah punya kekasih perempuan seorangpun karena—OH! Bukan! Bukan karena tidak ada perempuan yang menyukaiku, bukan begitu. Malah sebenarnya cukup banyak perempuan yang sering menggodaku entah untuk apa padahal aku tidak punya harta berlebih. Itu karena... aku tidak tertarik pada perempuan. Katakan aku ini abnormal, gay, or whatever. Aku sudah terbiasa.

End Naruto POV

.

.

Sasuke POV

Namaku Uchiha Sasuke, pemuda berumur sembilan belas tahun—Juli yang lalu—, aku hanya seorang mahasiswa di Universitas Konoha.

Aku juga hanya seorang pemuda berambut raven yang melawan gravitasi bumi, beriris mata onyx, berkulit putih—yang satu ini sangatlah aku benci karena kulit putih biasanya identik dengan wanita—, dan berpostur tubuh agak kurus dibandingkan dengan pemuda lain yang seusia denganku walaupun aku cukup tinggi.

Keluargaku cukup terkemuka di dunia bisnis. Ayahku—Uchiha Fugaku—seorang direktur di Uchiha Inc., ibuku—Uchiha Mikoto—seorang pemilik butik Miku, dan kakakku... ck! Dia cuma seorang playboy yang hanya bisa memainkan perasaan perempuan yang mengejarnya! Walaupun begitu... dia adalah musisi yang hebat... dapat mencurahkan segala yang ada dalam hatinya pada sederet not balok... yang bermakna dalam.

Aku juga memiliki seorang kekasih... perempuan yang... entah apa yang membuatku menerima pernyataan cintanya dua tahun lalu... dan karena dia pulalah, aku disini...

Kini, aku berada di sebuah bar untuk melepaskan sejenak penat di hidupku. Ya, inilah kebiasaan terburukku sejak aku meninggalkan bangku SMA. Pergi ke bar, kemudian mabuk berat hanya untuk mengeluarkan uneg-uneg. Walaupun aku tahu kalau ada Uya Kuya, tempat buat mengeluarkan uneg-unek, lumayan bisa masuk TV, dapat uang pula. Oh? Salah ya? Oke, kembali ke cerita.

Aku melangkahkan kaki ke bar ini. Bar langgananku, Hidden Leaf. Yang aku lihat disini tidak begitu istimewa, hanya kelap-kelip bola lampu disko yang dibawahnya ada banyak orang berdansa—bahkan ada yang menari bagai pelacur, sungguh tak ada harga diri sama sekali—, dan... ada pun yang bercumbu di pojokan sana? Sungguh liar, ya...

Dengan segera, aku berjalan ke meja bartender dan duduk di salah satu kursi yang kosong.

"Can I help you?" aku mendengar suara seseorang di depanku. Ya... aku hafal benar suara siapa ini. Suara sang bartender Hidden Leaf. Aku tidak tahu siapa namanya, dan juga tidak mau tahu. Yang penting dia melayaniku dan itu sudah cukup, kurasa.

"Alkohol empat puluh persen." jawabku singkat. Aku yakin dia pasti mengerti. Alkohol empat puluh persen sama dengan Vodka.

"As you wish..." bartender itu segera mengambil pesananku. Lima menit kemudian, dia kembali dengan nampan berisi satu botol Vodka dan sebuah gelas tinggi yang masih kosong.

"Ini pesananmu," dia berkata sambil menyimpan Vodka dan gelasnya di hadapanku.

"Hn." kataku singkat sambil mengeluarkan beberapa lembar uang dan menyimpannya di meja. Aku pun segera minum Vodka tersebut.

End Sasuke POV

.

.

Someone POV

Kulihat Naruto begitu tertarik dengan pelanggan yang baru saja dilayaninya, heh... terlihat jelas dari bola matanya yang terus memperhatikan lelaki itu.

Lelaki yang ditaksir Naruto kali ini boleh juga... kelihatannya orang berada. Ah... aku nyaris lupa kalau Naruto tidak tertarik dengan perempuan. Hm... dan sekarang lelaki itu sedang mabuk dan meracau tak jelas.

Skip time

Sekarang pukul setengah dua dini hari dan bar tempatku dan Naruto bekerja sudah tutup sejak dari lima belas menit yang lalu, tetapi lelaki itu tidak segera pergi... dia malah semakin mabuk! Dia sudah menghabiskan entar berapa botol Vodka, yang jelas cukup banyak hingga dapat membuatnya mabuk berat seperti ini, bila kalian ingin tahu. Ah, aku lupa mengatakan bahwa aku dan Naruto selalu pulang terakhir karena kami dipercaya untuk menjaga bar ini oleh bos kami, Hatake Kakashi. Bos yang menurutku paling keren! Oh, oke, hentikan, kembali ke fic.

Pekerjaanku beres-beres disini sudah selesai, semuanya sudah rapi. Aku pun mendekati lelaki yang masih meracau tidak jelas di meja bartender.

"Maaf tuan... bar ini sudah tutup..." pintaku sehalus mungkin kepadanya.

"SHUT THE HELL UP! KALIAN HANYA PERLU MEMBERIKAN APA YANG KUINGINKAN! AKU SUDAH MENYEWA BAR INI SEMALAM PENUH!" bentaknya tidak jelas, aku hanya memutar bola mataku sambil membereskan beberapa hal.

"Hey! Yellow head! Come here!" perintahnya yang jelas tertuju pada Naruto. Membuatku ingin tertawa saja. Baru kali ini ada yang memanggil Naruto dengan yellow head. Hmph! Kepala kuning.

"Heh! I'm not a yellow head, chicken butt!" walau begitu Naruto tetap menurut dengan mendekati lelaki itu.

"Hn." e-eh? He-hey! Apa ini? Tiba-tiba saja, lelaki tersebut memeluk leher Naruto manja! Dengan segera, kukeluarkan ponsel pink-ku dan memotret mereka. Aku tidak mau kehilangan kesempatan emas ini!

Oh, kau belum tahu, ya? Aku ini fujoshi! I'm fujoshi and I proud! Hell yeah!

"A-apa yang ka—" lelaki raven itu mencium bibir Naruto dengan ganas, dan Naruto tampak mati-matian menahan diri untuk tidak segera melahapnya.

Aah, Naruto... sepertinya kau benar-benar naksir pemuda ini, ya? How sweet!

"Mmh... bibir... mu... manis... ahh..." si raven ini bertingkah laku layaknya uke yang sedang berciuman dengan seme-nya! Aah! Andaikan mereka benar-benar seme-uke, mereka pasti menjadi the best gay couple!

Naruto segera mendorong dan menjauhi lelaki itu. Akibatnya, karena si raven sedang mabuk, si raven pun terjatuh dan pingsan—errr... atau lebih tepatnya tertidur?

"Aku akan membawanya pulang, tolong kunci pintu bar ini ya!" ujar Naruto kepadaku lalu menggendong si raven dengan bridal style, aku memotrer mereka lagi. Ehehe... lumayan, lumayan...

"Iya! Kau urus saja calon uke-mu itu, Naruto-kun!" ujarku menggodanya. Reaksi Naruto? Dia hanya mendengus sebal dan segera membawa lelaki itu pergi.

Setelah Naruto pergi aku pun segera pulang ke rumahku. Toh, semuanya sudah beres. Oh! Untunglah aku kerja di bar ini, Kami-sama! I feel like in heaven!

.

.

To be continued