Title : Brighter Than Sunshine
Pairing: SasuSaku
Disclaimer: I do not own Naruto, nor the story.
Warning: Oneshot Collection. This is an Indonesian translation of ohwhatsherface's ONESHOT Collection story with the same title. Done with permission.
Sub Judul : Monster Bermata Hijau Bernama SAKURA, Bukan Cemburu!
Ditulis oleh: ohwhatsherface
Pasangan : Sasuke/Sakura/Sai
Tema : #4 Jarak di antara kita dan orang itu
.
.
Kau tidak cemburu.
Tentu saja tidak.
Memangnya kenapa kau harus cemburu?
Memangnya kenapa kalau gadis yang pernah menjadi penggemar nomor satumu terang- terangan meraba-raba pemuda tiruanmu?
Baiklah.
Jadi gadis itu tidak benar- benar penggemar nomor satumu (dia itu penggemar nomer… berapa ya? Nomer enam puluh lima kurang lebih….) karena dia masih memiliki akal dan pikiran. Dan sang pemuda bukan benar- benar tiruanmu (kalian berdua hanya terlihat sangat mirip, hampir seperti saudara kembar. Membuatmu bertanya- tanya apa ayahmu adalah tukang selingkuh sebelum beliau meninggal dan memiliki seorang anak haram yang kemudian diberi nama Sai…) karena Sai terlihat lebih kemayu dibandingkan dirimu (walaupun kalian berdua sama- sama memiliki sesuatu yang bisa dipamerkan di abdomenmu).
Dan sebenarnya sang gadis tidak benar- benar meraba- rabanya, hanya sedang…. mengobati luka besar menganga yang Sai-teme (memangnya kenapa kalau kau mulai meniru Naruto?) dapatkan saat melindungi Sakura.
Pemuda sialan itu.
Mukamu merengut semakin dalam dan tubuhmu bergetar menahan marah dari tempatmu bersembunyi di atas sebatang pohon di atas mereka.
(Sekarang kau mulai bertanya- tanya kenapa mereka bahkan tidak menyadari kehadiranmu, dan kenapa Sai harus sok-sokan melindungi Sakura, jika dia bahkan tidak bisa merasakan kehadiranmu.
"Dasar bodoh!" teriak Sakura, masih sambil mengobatinya. "Kenapa, kenapa, kenapa kau harus menghalangi serangan yang diarahkan padaku?"
Sai-teme terbatuk sedikit dan tersenyum (berani- beraninya dia tersenyum pada Sakuramu?!). "Kau sudah cukup jelek," katanya, membuatmu semakin kesal, "aku ragu kalau kau mendapat serangan di perut akan membuatmu terlihat lebih baik…"
Kau sangat bernafsu untuk melempar kunai ke arah Sai untuk membela Sakura, yang malah membiarkan saja ejekan Sai dan terkekeh paksa, dan meneruskan proses penyembuhannya. Sai pikir dia siapa, memanggil Sakura jelek? Oke, mungkin Sakura tidak seperti bidadari yang turun dari langit, tetapi dia sangat cantik dengan caranya sendiri.
Suara tersedu terdengar di telingamu dan wajahmu semakin menekuk saat menyadari bahwa Sakura tengah menangis.
Kenapa dia menangis?
Apa dia menangis karena Sai?
Bagian ranting yang kau pegangi untuk menjaga keseimbanganmu mengeluarkan suara krak keras, dengan cepat kau segera melepaskannya. Kau benci kenyataan bahwa kau hanya bisa bersembunyi di depan Sakura. (secara tekhnik, di atasnya.)
Dia sangat dekat sekaligus sangat jauh.
"Berhentilah menangis, jelek. Kau jadi semakin jelek."
Sakura tersenyum (dia tersenyum. Kenapa pula dia tersenyum?) dan menyeka keningnya. Kau memperhatikan bahwa Sakura telah tumbuh dan bukan lagi seorang gadis kecil berdahi lebar yang menjadi ciri khasnya dulu (kau selalu berpikir bahwa mengejek hanya Sakura karena dia memiliki jidat yang lebar adalah hal bodoh.)
"Diam dan istirahatlah," gumamnya, mengelap keringat di wajah Sai dengan kain bersih.
"Kau juga…" gumam Sai- teme, perlahan terlelap, "mungkin itu akan membuatmu lebih cantik."
Kau mengamati Sakura dan Sakura mengamati Sai.
Sakura menunggu sampai deru napas Sai teratur sebelum menghela napas lega. Kau memandang wajah Sakura dengan cermat dan melihat bibirnya tersenyum senang sambil terus memperhatikan Sai. Bukan senyum yang sama saat Sai mengolok- oloknya (walaupun olokan itu hanyalah sebuah candaan bagi Sakura), kau mulai berpikir bahwa cahaya di mata Sakura dan senyum di bibirnya saat memandangi Sai adalah gabungan raca cinta, tapi itu tidak mungkin.
Sesaat (hanya sesaat) kau bertanya tanya apakah Sakura pernah melihatmu dengan pandangan seperti itu saat kau tengah pingsan dan saat dia menyembuhkan lukamu dulu.
(Disentuh oleh seseorang bukanlah sesuatu yang kau sukai tetapi saat datang waktu dimana kau tidak punya pilihan lain, kau selalu mengizinkan dia memerban lukamu. Cara menyembuhkannya sangat nyaman dan selalu membuatmu merasa tenang.)
Kau mempertajam pandanganmu saat Sakura mengeluarkan suara kelelahan dan menunduk sedikit. Sakura menguap lebar sambil meregangkan kedua tangannya.
Sakura menunduk mengawasi Sai- teme yang tertidur lelap dan menyisir poninya dari kedua matanya.
Perlahan —benar- benar perlahan, kau mulai menyadari Sakura semakin menundukan wajahnya sampai kepalanya berada tepat di atas milik Sai, dan walaupun kau benar- benar tidak ingin mempercayainya, kau tahu bahwa Sakura baru saja mencuri sebuah ciuman dari Sai.
Kau susah payah meneguk ludah dan mengatakan pada dirimu sendiri bahwa kau tidak peduli karena hey—
Kau tidak cemburu.
Tentu saja tidak.
Memangnya kenapa kau harus cemburu?
Memangnya kau menyukainya atau apa?
AN: Sooo, another ohwhatsherface's work. Heh, ketahuan deh Eve suka sama gaya nulis dia yang witty.
anyway, kali ini adalah kumpulan oneshot dan nggak berhubungan satu chapter dengan chapter lainnya (ada sih yang berhubungan, i'll tell you if we're there, wink.). Ini ada 30 oneshot, semoga selesai sampai akhir. Terus untuk TheCherryOnTop dan Cover Girl lain, ada yang masih nunggu nggak ya? Karena udah lama nggak update jadi agak enggak enggak-an mau update-nya -padahal udah selesai ditulis. MWEHEHE
Anyway-lagi-, Terimakasih sudah membaca.
Kritik, saran dan pendapat silahkan sampaikan lewat review.
-with cherry on top-
.the autumn evening.
