Galerians, in.

Hamba lagi iseng bikin-bikin puisi. Mungkin sangat abal dan jelek, tapi mohon bacalah.

~••~

Benci

Aku membencimu…

Sangat membencimu…

Dan apakah kau tahu? Aku bahkan tak begitu mengerti alasan kenapa aku begitu membencimu…

Apakah karena dua mata berwarna biru langit itu?

Apakah semata-mata karena senyum ramahmu?

Atau jangan-jangan…karena sikapmu yang terlalu baik padaku?

~•~

Kau hadir dalam hidupku dalam sekejab

Seperti sengaja mendobrak masuk tanpa berusaha mengendap-endap

Namun senyummu yang menyilaukan laksana matahari

Merembeskan cahaya pada hidupku yang sempat dirundung sepi

Namun pernahkan kau berpikir?

Bahwa aku justru membencimu karena telah membuat perasaan ini terukir

~•~

Dengan sabar kau membujuk ketika ku merajuk

Dengan hangat kau menghibur kala ku terpuruk

Tapi apakah kau tahu?

Aku selalu berusaha menyangkal setiap kebaikanmu

Berpikir bahwa semua tindakanmu adalah menyebalkan

Berpikir bahwa keramahanmu semata-mata hanyalah tipuan

Namun kau gigih, tekadmu keras bagai karang dan batu

Dan sekali lagi aku bertanya, kenapa kau begitu baik padaku?

~•~

Senyummu memberi kehangatan pada hatiku yang membeku

Keramahanmu melunakkan egoku yang siap membatu

Namun aku masih membencimu, sangat membencimu

Karena cintamu membuatku menyesali

Waktuku yang tidak panjang lagi ini

~•~

Aku membencimu karena kau menunjukkan hangatnya senyummu padaku

Aku membencimu karena kau selalu ramah padaku

Aku membencimu karena kau memberiku cintamu

Aku membencimu

Karena aku terlalu mencintaimu

Aku tak ingin pergi…

Aku tak ingin berpisah lagi…!

Aku ingin tetap di sini!

Merasakan hangatmu, pelukanmu, ciumanmu

Meniti hidup bersamamu…

Tapi pada akhirnya

Yang bisa kusampaikan hanyalah satu kalimat semata

"Aku pergi."

Serta satu doa

"Di dunia sana, semoga kita bisa bertemu kembali."

The End

~••~

Oke, itu emang jelek banget. Jadi kalau mau flame, silahkan ya.

Galerians, out.