He's L

Malam itu berwarna apa? Hitam… begitu kelam

Di saat mereka semua terlelap di malam yang sunyi

Mata-mata lapar berkeliling dalam kegelapan

Sosok mereka begitu mengagumkan

Indah… tak dapat diungkapkan bibir yang ternganga bisu

Membisikkan kata-kata membius rasa…

Bibir mereka menyunggingkan senyum mengerikan

Ketika bibir itu ternodai darah merah yang mengundang

Dan mereka membawanya pergi jauh

Pada kegelapan abadi berwarna merah…

28 Februari 1996

"ayah.. Ibu.. Sayu… " terdengar suara Light memanggil keluarganya dengan nada putus asa. Hari itu mereka pergi berlibur bersama ke penginapan untuk merayakan ulang tahun Light yang ke -10 setelah sekian lama mereka tidak berlibur karna ayahnya tak pernah dapat libur panjang dari kantornya, Markas Besar kepolisian Jepang. Salju turun deras di luar namun terasa hangat karna tawa sayu serta senyuman bahagia orang tuanya. Saat itu Light berfikir bahwa di sangat beruntung memiliki keluarganya.

"kakak… ayo cepat.." panggil Sayu pada Light yang masih berdiri di depan kuil.

"iya.. tunggu saja di bawah bersama ayah dan ibu" sahutnya. Setelah itu Sayu turun dengan ceria sementara Light melempar uangnya ke dalam kotak dan membunyikan lonceng serta merapatkan ke dua tangannya seraya memejamkan mata madunya.

"Tuhan… semoga kami selalu bersama… " bisiknya penuh khidmat.

Ibunya berkata bahwa bila ia jadi anak baik, maka Tuhan akan mengabulkan doanya. Ia tak kan menertawakan lagi cerita-cerita ibu dan guru serta teman-temannya tentang hal-hal sseperti itu. Ia akan menjadi anak yang patuh agar Tuhan mau mendengar dan mengabulkan doanya. Ditatapnya altar di depannya dengan pandangan berbinar dari seorang anak polos, berharap Tuhan akan mendegar dan mengabulkan permintaannya.

Dituruninya tangga kuil dengan perlahan sementara langit telah gelap dengan salju yang turun ringan, membuatnya mengepulkan asap putih dari celah bibir dan nafasnya, mendatangi keluarganya yang telah menunggunya di mobil. Namun, betapa terkejutnya dia begitu keluarganya terlihat. Matanya terbelalak menyaksikan pemandangan paling mengerikan seumur hidupnya. Keluarganya tergeletak pasrah di tanah dengan darah yang membanjiri tubuh mereka. Bisa ia lihat dengan jelas 2 lubang bekas gigitan di leher mereka.

Monster-monster bertaring panjang dan berkuku runcing berwata merah darah berwujud manusia itu memandanganginya dengan tatapan lapar yang membuat bulu kuduknya berdiri. Dengan gerakan cepat mereka semua telah mendatangi Light yang terduduk. Takut… ia ketakutan dengan mata yang terbelalak. Semua keberanian dan kepercayaan dirinya hancur, apalagi ketika keluarga yang ia sayangi direbut darinya tanpa ia mau.

"berikan kau darahmu anak kecil.." ujar salah satu diantara mereka pada Light.

Saat itu Light mengira ia akan mati seperti keluarganya ketika salah seorang dari mereka telah mengarahkan taring padanya. Namun, tiba-tiba ada seorang pemuda yang muncul dalam penglihatannya dan memblah monster di sisinya menjadi abu. Pemuda itu mendekatinya dan memeluknya dengan erat. "maaf..maafkan aku.." bisiknya lembut di telinga Light.

Pemuda kurus berkulit putih pucat dengan rambut hitam legam sekelam malam. Tubuhnya dingin namun terasa begitu nyaman, dengan aroma tubuh yang terasa menenangkan Light. Membuatnya merasa aman hingga ia pejamkan matanya untuk menikmati ketenangan yang ia rasakan.

"habisi mereka semua.."perintah pemuda itu dingin pada teman-temannya yang muncul dari kegelapan, ketika Light tertidur dengan mudah dalam pelukannya.

"baik L…"

gimana..gimana?

fic pertamakuuu... agak gaje tapi pikiran saya berputar setengah mati untuk menulisnya...

semakin lanjut semakin HOT!

Kyaaaaaaaa...

review ya?