Pagi ini sangat dingin membuat kedua namja dengan warna kulit yang berbeda itu betah berada di bawah selimut tebal mereka. Namja albino tidur di lengan namja tan yang memeluknya dari samping. Saling memberikan kehangatan untuk satu sama lain. Namja albino itu menggeliat merasa sesak karena dadanya tertimpah tangan kekar namja tan itu. Gelap. Namja itu meraba tangan kekar namja tan itu, terus meraba hingga sampai di ujung jarinya. Memastikan kalau yang memeluknya adalah namjanya. Tangannya terulur kembali keatas hingga sampai di pipi namja itu. Mengelusnya sebentar dengan ibu jarinya lalu naik ke kening namja itu
Sehun mulai menurunkan jarinya selembut mungkin agar Jongin tidak terbangun. Jari lentiknya terus turun melewati alisnya, kedua kelopak mata yang tertutup, hidung mancungnya *yang kata orang pesek XD hidung Jongin aja dikatain pesek apa kabar hidung Aya yang gak nampak ya XD*, lalu menelusuri pipi yang sedikit berisi, rahang yang tegas, dagu lancipnya dan terakhir bibir tebalnya
Tiba tiba sebuah tangan mengambil tangan Sehun lalu mencium tangan Sehun dengan lembut. Membiarkan beberapa lama berada di bibirnya lalu melepasnya. Kepala itu sedikit menunduk kebawah lalu menyapa bibir tipis Sehun, hanya sebentar tapi mampu membuat Sehun gugup dan memerah
"Apa aku membangunkan mu?" tanya Sehun lembut
Tangan Jongin meletakkan tangan Sehun kembali ke pipinya lalu ia kembali memejamkan matanya "Kau tidak menggangguku, aku memang ingin bangun" jawab Jongin dengan suara serak khas orang bangun tidur
"Maafkan aku" Sehun menenggelamkan kepalanya ke dada Jongin
"Jangan memintak maaf, sudah ku bilang aku terbangun karena memang sudah ingin bangun sayang" Jongin menarik dagu Sehun pelan lalu mencium bibir Sehun kembali. Hanya sebuah kecupan ringan
"Sejak kapan?"
"Saat kau..." Jongin sengaja menjeda kalimatnya "Memulainya dari keningku, turun kealis, mata, hidung, rahang, dagu dan terakhir bibir" Jongim mengikuti kegiatan Sehun yang asik meraba wajahnya dan Jongin mempraktekannya ke wajah Sehun
"Kau mengerjainku" Sehun memukul dada Jongin sedikit kuat sehingga membuat Jongin sedikit merintih
"Maafkan aku sayang" Jongin memegang tangan Sehun supaya berhenti memukulinya karena serius dada Jongin sakit terkena pukulan Sehun
Setelah setengah jam hanya berdiam saling memeluk akhirnya mereka beranjak dari tempat tidur kekamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi. Mereka berdiri bersebelahan di depan wastafel menghadap kaca. Sikat gigi pagi bersama selalu mereka lakukan jika mereka tidur bersama
Jongin menggendong Sehun kelantai satu lalu meletakan Sehun di kursi meja makan. Jongin berjalan ke dapur untuk menyiapkan sarapan mereka. Hari ini sepertinya Jongin hanya akan membuat panecake buah karena persedian Sehun sepertinya mulai habis. Sehun duduk diam dibangkunya hanya beberapa percakapan ringan yang mereka lakukan sampai seekor anjing serbia husky abu abu menghampirinya
Sehun mengelusi kepala anjing itu "Selamat pagi Vivi" satu gonggongan keluar
Sehun sedikit memundurkan bangkunya setelahnya dengan tiba tiba kaki Vivi naik keatas pahanya Sehun. Sehun terus mengelus bulu Vivi yang lembut sesekali tertawa karena Vivi menjilatinya seperti itu sampai Jongin datang dengan dua piring panecakenya. Ia kembali lagi kedapur untuk mengambil segelas susu untuk Sehun dan kopi untuk dia sendiri. Lalu memberi makan Vivi juga. Jadilah mereka sarapan bertiga bersama
"Kau ada jadwal hari ini?" tanya Sehun sambil membuka mulutnya dan menerima suapan dari Jongin
"Ya. Pemotretan dan manggung" Jongin mengelap madu yang ada di pinggir bibir Sehun dengan ibu jarinya "Apa yang akan kau lakukan hari ini?"
"Entahlah aku juga tidak tau"
Setelah sarapan Sehun mandi dengan dituntun oleh Vivi menuju kamar mandi yang ada dikamarnya dan Jongin membersihkan peralatan makan mereka. Setelah semua bersih Jongin kekamar Sehun dan melihat Sehun yang sudah duduk dipinggir ranjangnya dan Vivi tertidur di bawah. Rambut Sehun masih sedikit basah sehingga beberapa tetes turun ke bajunya. Jongin kembali mengambil handuk Sehun lalu berjalan ke arah Sehun
"Rambutmu masih basah Sehun" Jongin meletakkan handuk Sehun dikepalanya sehingga kepalanya tenggelam tertutup oleh handuk itu
"Tapi tadi aku sudah keringkan" Sehun mendongak membuatnya kelihatan lucu dengan kepala yang setengah tertutup handuk
Jongin tersenyum lalu mulai mengeringkan rambut Sehun dengan lembut agar Sehun merasa nyaman. Tangan Sehun melingkar di pinggang Jongin dan kepalanya ia sandarkan di perut berotot -walau tidak terlalu berbentuk- Jongin. Sehun menutup matanya merasakan kenyamanan. Setelah Jongin rasa kering, Jongin mengangkat wajah Sehun dengan kedua tangannya lalu mencium kening Sehun sedikit lama, setelahnya mencium kedua mata Sehun yang tertutup rapat
"Andai mataku bisa sembuh saat kau menciumnya" bisik Sehun
Kedua ibu jari Jongin berpindah tempat ke mata Sehun yang tertutup. Jongin ingat betul kecelakaan itu, apalagi Sehun. Malam itu sedang hujan dan Sehun sedang berada didalam mobil bersama ayahnya. Malam itu Sehun baru bertemu dengan orang tuanya Jongin. Ia senang ayahnya merestui hubungan mereka. Sebagai informasi, Sehun itu sangan anak ayahnya sekali. Karena prioritas utama pertama ayahnya adalah Sehun sejak ibunya meninggal ketika Sehun berumur 8 tahun karena sakit. Ayah Sehun terus menjaga Sehun dengan baik dan memberi apapun untuk Sehun. Semua hanya untuk Sehun. Ayahnya akan melakukan apapun agar Sehun benar benar senang dan bahagia. Sampai malam itu terjadi. Kecelakaan lalu lintas yang membuat mobil mereka berguling beberapa kali dan entah bagaimana bisa Sehun terpental keluar mobil sedangkan mobil yang masih diisi oleh ayahnya dan sopir sudah berada di pinggir jalan layang tol dengan posisi terbalik. Sehun masih sadar saat mobil itu berada di pinggi. Sehun sudah berusaha untuk bangkit dan menyelamatkan ayahnya namun naas. Karena mobil itu terus bergoyang dan berakhir jatuh kebawah dan tertabrak mobil truk yang sedang lewat dijalan tol bawah. Begitu pun Sehun juga terjatuh keaspal pandangannya mulai memudar ketika terkhir kali melihat mobil itu terjatuh kebawah dan mendengar suara remukan dan pecahan kaca setelahnya ia tak sadarkan diri
Saat sadarkan diri setelah lima hari koma Sehun terus menangis histeris saat mendengar ayahnya meninggal dan ia kehilangan penglihatannya. Jongin yang karirnya sedang berada diatas terus mendapat job dan hanya bisa melihat kekasihnya saat malam hari ketika Sehun sudah tidur. Dari yang Jongin tau Sehun terus diberi bius agar bisa tenang. Sampai seminggu terus seperti itu dan akhirnya Jongin terpaksa menolak beberapa job selama empat hari untuk menemani kekasihnya dan setelah itu Sehun mulai bisa mererimanya semua
Jongin memberikan seekor anjing serbia husky yang Sehun inginkan sejak lama. Jongin memberikannya sebagai mata Sehun ketika ia sedang tidak ada. Jadi ketika Jongin tidak ada, Sehun bisa keluar rumah dengan anjing sebagai menunjuk jalannya. Anjing ini Jongin beli buka sembarangan. Anjing itu sudah di didik baik oleh penjualnya sehingga tidak perlu di ajari lagi dengan susah
Setelah Jongin pergi untuk memulai harinya Sehun pun juga keluar untuk membeli beberapa persediaan yang sudah habis. Sehun hanya ke mini market yang biasa ia kunjungi karena si pemilik dengan senang hati mengambil barang yang Sehun butuhkan
"Apa yang kau butuhkan Sehun" tanya namja yang sedikit pendek darinya
"Hanya beberapa makanan yang sudah menipis dan makanan untuk Vivi Luhan hyung" kata Sehun dengan senyum ramah
"Ok baiklah ayo kita berkeliling"
Mereka berkeliling mini market. Mereka saling bertukar pendapat tentang produk makanan, lelucon dan cerita. Sehun dan Luhan sudah berteman baik saat mereka berada di bangku kuliah. Pertemuan yang tidak disangka tapi berujung pertemanan. Luhan selalu menjenguk Sehun saat dia kecelakaan dulu. Luhan dan Jongin yang mengatur acara pemakaman ayah Sehun saat Sehun belum sadarkan diri dari komanya
"Terimakasih Luhan hyung telah menemaniku berbelanja"
"Tidak masalah adikku yang manis" goda Luhan sambil mencoel dagu Sehun
"Hyung aku tidak manis tapi tampan"
"Iya aku juga tau kau cantik Sehun"
"Kau mulai menyebalkan"
Luhan tertawa melihat Sehun cemberut seperti itu. Sehun pulang dengan jalan kaki karena rumah dan mini market tidak terlalu jauh. Setelah sampai di rumah Sehun menyusun barangnya ke tempatnya. Setelahnya ia berjalan kearah ruang tv dan menghidupkan tv. Walau ia tidak bisa melihat gambarnya tapi ia masih bisa mendengar berita atau acara tv yang lainnya. Sehun terus memindahkan chainel ketika ia rasa tidak ada yang enak sampai ia terhenti di sebuah acara yang menyiarkan berita berita artis yang ada di Korea Selatan maupun di mancanegara
"_Kedua agensi belum memberi konfirmasi atas hubungan yang telah dijalani oleh Kim Jongin dan Do Kyungsoo, begitupun dengan keduanya saat ditemui belum ada yang mau membuka suara_"
Deg
"_Beberapa foto yang telah tersebar beberapa bulan lalu di media sosial memperlihatkan bahwa sepertinya mereka telah menjalin hubungan khusus. Saat fans melihat keduanya berada di kafe coffie beberapa malam belakangan juga semakin meyakini bahwa mereka telah berkencan_"
Sehun buru buru mematikan televisinya. Dadanya terasa sesak. Siapa yang tidak tau sosok Do Kyungsoo yang begitu sempurna. Suara merdu disaat ia benyanyi dan akting yang bagus selalu memukau penonton diseluruh dunia. Jika dibandingkan dengan Sehun tidak ada apa apanya. Dia sangat memaklumi kalau Jongin jatuh hati padanya
"Guk... Guk..." Vivi mendekat kearah Sehun lalu menyerudukkan kepalanya ke dada Sehun
"Ada apa huem? Kau bosan?" Sehun mengelus bulu Vivi
"Guk... Guk" lagi Vivi menggonggong
"Aku baik baik saja" kata Sehun tersenyum sambil mengelus bulu Vivi "Vivi antarkan aku ke keamar"
Rumah Sehun yang luas begitu sepi. Sebenarnya Sehun tidak tinggal sendirian. Ada beberapa maid berada di rumahnya. Namun beberapa hari ini mereka mengambil jatah liburan mereka. Jadi Sehun menyuruh Jongin untuk menginap di rumahnya. Walaupun Jongin pulang tengah malam ia tidak keberatan karena Sehun tau Jongin sedang berada diatas popularitasnya sekarang. Tapi mendengar berita itu membuatnya sedikit goyah, belakangan ini dia juga merasa wangi Jongin berbeda dari biasanya. Sehun tidak bisa membayangkan bagaimana kalau Jongin benar benar menjalin hubungan dengan Kyungsoo lalu meninggalkannya. Sehun menggeleng kepalanya keras. Dia tidak boleh berpikir yang tidak tidak. Tapi sejauh apa ia mencoba untuk berpikir positif tetap bermunculan pikiran negatif
Sehun memutuskan untuk berendam beberapa menit untuk menjernikan pikirannya. Sesekali Sehun membasuh mukanya dengan air. Sampai Sehun memejamkan matanya. Acara berendam cukup lama karena memang sekarang pikiran Sehun sedang kacau balau. Setelah lebih kurang satu jam setengah Sehun berendam lamanya, ia keluar dari bathup. Meraba untuk mengambil handuk lalu berjalan keluar kamar
Sehun tertidur di tempat tidur king size bersprei sutra membuatnya semakin sejuk. Keadaan ruang yang gelap membuat keberadaan Sehun tidak terlihat. Sehun tidak tidur dikamarnya. Ia tidur di kamar ayahnya. Sedari tadi handphone Sehun terus berdering menandakan seseorang menghubunginya. Tapi Sehun terus meringkuk diatas tempat tidurnya. Keringat mulai bercucuran dan Sehun merasa suhu badannya menaik drastis. Samar samar Sehun mendengar suara gemuru menandakan hari sedang tidak bagus dan sepertinya akan ada hujan badai. Sehun sangat membenci petir, hujan dan suara angin yang besar. Vivi juga tiba tiba tidak menampakkan dirinya membuat Sehun semakin terasa tersiksa
Hujan mulai turun dicampur oleh angin yang kencang. Petir yang saling bersutan membuat kesadaran Sehun semakin memburuk
"Jo... Jong... In" Sehun bersuar hampir seperti berbisik
Setelahnya Sehun mendengar seseorang membuka pintu dengan gusar lalu berjalan kearah Sehun dan naik keatas tempat tidur lalu memeluk Sehun dengan erat
"Aku disini Sehun, aku disini" Jongin mengelus kepala Sehun dengan sayang "Maaf aku telat" Jongin mulai merasa aneh. Padahal diluar sedang hujan dan suhu udara seharusnya dingin tapi ia merasakan suhu udara panas. Cepat cepat Jongin melihat Sehun dan meletakkan tangannya dikening Sehun
"Sehun kau demam" setelah lega akhirnya Jongin menemukan Sehun dikamar ayahnya sekarang Jongin kembali tidak tenang karena Sehun demam
Jongin ingin bangkit untuk mengambil kompres tapi langsung ditahan oleh Sehun
"Jangan pergi. Jangan tinggalkan aku" Sehun memeluk Jongin dengan tenaganya yang ada
"Aku hanya ing_"
"Kumohon Jongin" potong Sehun
Jongin bisa mendengar nada ketakutan disana. Entah takut oleh badai atau takut oleh perginya Jongin
"Baik aku akan disini. Aku tidak akan pergi" kata Jongin
Mereka berdua duduk dan saling memeluk satu sama lain. Kepala Sehun bersandar di dada telanjang Jongin dengan nyaman. Sebagai pertolongan pertama dari demam Sehun, Jongin memutuskan membuka baju mereka dan saling berpelukan. Dari yang Jongin pelajari dulu saat masih sekolah jika kau sedang bersama orang yang demam dan keadaan sedang darurat maka buka bajumu dan mereka harus saling berpelukan agar suhu udaranya kembali normal. Sehun yang antara sadar dan tidak sadar diam saja saat Jongin mendudukkannya dan menyandarkannya ke kepala ranjang. Lalu membuka bajunya walau awalnya sedikit menolak tapi Jongin meyakini bahwa Sehun akan baik baik saja. Dan jadilah mereka bertelanjang dada dan saling berpelukan
Jongin melihat handphone Sehun diatas nakas. Jongin mengerti kenapa ia tidak bisa menjawab telponnya. Sesekali Jongin mengelus kepala Sehun lembut. Saat Jongin mendengar dengkuran halus dari Sehun. Itu berarti Sehun sudah tertidur lelap. Pelan pelan Jongin membaringkan Sehun. Menghapus beberapa peluh yang keluar dari kening Sehun dan merasakan kalau demam Sehun tidak setinggi tadi walau masih demam. Lalu ia ikut tidur sambil memeluk Sehun dan menyelimuti mereka dua. Satu hal yang membuat Jongin penasaran. Kenapa Sehun bisa demam setinggi itu, yang ia tau sejak bersama Sehun. Hanya dua kemungkinan yang membuat Sehun demam. Pertama pikirannya yang sedang terganggu lalu faktor cuaca
Sehun merasakan kedinginan. Sehun mendengar suara burung bernyayi diluar menandakan ini sudah pagi. Tangan Sehun meraba tangan Jongin sampai keatas. Sehun merasa ada yang mengganjal. Hingga sampai tangan Sehun di bahu lebar Jongin ia tidak merasakan ada baju Jongin. Sehun terlonjak kaget saat ia merasakan kalau ia juga tidak pakai baju. Sehun ingin bangkit namun tangan Jongin menghalangnya dan membuat badan mereka berdua semakin bergempetan
"Jo... Jongin" cicit Sehun
"Sebentar saja" terdengar suara serak khas Jongin bangun tidur. Jongin masih menutup matanya rapat
"Ta.. Tapi Jong" Sehun begitu gugup
Tidak ada jawaban dari Jongin malah terdengar dengkuran halusnya. Sehun bisa merasakan dada bidang Jongin didepannya. Detak jantungnya tak beraturan. Pipinya mulai memanas. Sehun bisa mencium wangi Jongin lebih dalam lagi. Tapi ia tidak suka dengan wangi ini. Ini bukan wangi Jongin. Apakah ini wangi Kyungsoo? Apa tadi malam mereka bertemu kembali. Sehun terus menerawang kedepan hingga tidak tau orang yang dipikirkannya sudah bangun sedari tadi
"Melamunkanku?" tanya Jongin tepat di depan wajah Sehun
"Ti... Tidak" jawab Sehun gugup
Jongin menarik dagu Sehun sedikit keatas agar bisa melihat wajah cantik Sehun
"Apa yang kau pikirkan?" tanya Jongin lagi
"Bukan apa apa"
"Semalam aku menelponmu tapi kau tidak mengangkatnya"
"Maafkan aku" terdengar nada menyesal
"Tidak apa" Jongin mengelus pipi Sehun "Semalam kau melakukan apa?" tanya Jongin
"Hanya... belanja ke supermarket Luhan hyung lalu..." Sehun tidak meneruskan kalimatnya
"Kau semalam demam Sehun, apa yang sedang ku pikirkan? Atau semalam kau terkena hujan? Setelah belanja apa yang kau lakukan?" tanya Jongin kesekian kalinya
"Jongin" panggil Sehun
"Hmm"
"Semalam aku menghidupkan televisi" Jongin tau kemana arah pembicaraan Sehun
"Apa ada acara yang enak?" Jongin mengelus kepala Sehun
"Tidak, aku hanya mendengar berita" Jongin menyeka poni Sehun kesamping. Jongin berencana akan memotong rambut Sehun nanti karena sepertinya sudah panjang
"Berita tentang dirimu dan..." Sehun tidak kuat untuk mengatakannya "Kyungsoo" rasanya sangat sakit saat menyebut nama itu
"Apakah itu benar Jongin? Belakangan kau pulang lama dan baumu. Berbeda. Maksudku, wangimu benar benar sudah berbeda aku bisa menciumnya aku... aku... lebih suka wangimu yang dulu" Sehun menunduk dalam
Jongin hanya menghela nafas tapi tetap mengelus kepala Jongin. Jongin merasakan air mata Sehun mulai menetes dan suhu badan yang mulai menaik lagi
"Sehun dengarkan aku"
"Pertama. Aku dan Kyungsoo memang sering bersama dan yang mereka bilang itu benar, aku sering ke cafe coffie berdua"
Deg
"Kedua. Foto yang beredar itu benar aku dan Kyungsoo"
Deg
Satu isakan terdengar walau Sehun sudah menahannya
"Ketiga. Kami tidak mempunyai hubungan apa pun karena Do Kyungsoo sudah punya tunangan" Sehun terdiam
"Keempat. Jika kau berpikir bauku berubah karena Kyungsoo kau salah Kim Sehun. Kemarin saat aku membeli minyak wangi tiba tiba kau menelpon dan menyuruhku cepat cepat datang sehingga aku salah ambil botol dan mungkin karena itu bauku pun berubah"
"Dan yang terakhir" Jongin mendekatkan wajahnya ke wajah Sehun. Sehun bisa mersakan hangat nafas Jongin "Aku mencintaimu" kata Jongin dengan lembut
Jongin bisa melihat keraguan dari Sehun
"Kau meragukanku?" ucap Jongin percaya "Aku benar benar mencintaimu Oh Sehun. Tidakkah kau merasakannya?" Jongin menarik tangan Sehun ke dadanya "Aku rasa aku benar benar akan mati jika tidak ada dirimu" Jongin menatap Sehun yang tak memberi respon
Jongin mencium bibir mungil Sehun. Awalnya hanya menempel namun lama kelamaan menjadi lumatan kecil. Jongin tidak ingin menyakiti Sehun. Setelah beberapa lumatan Jongin melepaskn tautan mereka
"Oh Sehun"
Sehun tiba tiba menenggelamkan kepalanya di dada Jongin. Bahunya bergerak dengan kencang dan sebuah isakan yang tadi ditahan keluar sudah
"Maaf. Aku hiks... benar benar bodoh hiks... maafkan aku Jongin. Jangan tinggalkan aku hiks... aku hanya takut kau pergi hiks... jika kau pergi hiks... aku tidak tau harus bagaimana hiks... hiks... hanya kau, Vivi, Luhan hyung dan para maid yang aku punya hiks... jika kau tidak ada aku benar benar tidak mempunyai siapa siapa lagi" dada telanjang Jongin basah sudah. Sehun mengeratkan pelukannya
Jongin terus mengelus punggung telanjang Sehun dan sesekali mengatakan kata kata penenang untuk Sehun
"Aku tidak akan meninggalkanmu"
Satu kecupan Jongin layangkan ke kening Sehun
"Aku mencintaimu Kim Sehun"
"Aku juga mencintaimu Kim Jongin"
Cinta sejati akan datang kepadamu jika kau menaruh kepercayan kepadanya
Hai... Hai... Jumpa lagi sama Aya setelah satu tahun enggak update heheh... Maaf bawakin ff baru dan bukannya ngelanjuti ff sebelah. Maaf. Semoga suka dengan ff yang ini. Kenapa buat oneshoot karena kalau buat chapter yang ngereview makin lama makin sikit jadi gak semangat buat. Biar sama sama enakan aja ya. Masih selalu menerima saran dan kritikan. Ppai ppai
Grub masih terbuka bagi yang masih ingin gabung^^
