Chapter 1

Waah, tak disangka ada yang membaca fanfic pertamaku disini! Silahkan masuk!

You're So HOT

Disclaimer : Cerita asli Naruto milik Masashi Kishimoto. Author hanya membuat fict berdasarkan tokoh-tokoh Naruto

Rating: T for this chap

Genre: Romance/Friendship

Warning: OOC, AU, YAOI, LIME/LEMON(not this chap), DON'T LIKE YAOI DON'T READ!

Pairing: SasuNaru, and slight another yaoi pairing


Matahari bersinar terik, dikarenakan sedang musim panas. Harusnya menjadi liburan yang menyenangkan bagi semua orang. Hey, tapi orang-orang yang sedang berada di lapangan itu wajahnya semua terlihat lesu.

Lapangan didepan gedung yang bertuliskan 'Konoha Highschool' itu terlihat dipenuhi oleh beberapa orang, yaitu murid-murid kelas 1 dan sebagian guru. Wanita cantik berambut pirang yang sepertinya adalah kepala sekolah sedang memberikan pidato singkat yang sebenarnya tak ada singkat-singkatnya.

Naruto POV

"..Jadi sekian pidato dari saya, semoga kemping musim panas tahun ini berjalan lancar."

Tepuk tangan riuh mengakhiri pidato itu. Aku ikut bertepuk tangan keras, karena lega pidato yang membosankan itu berakhir.

Huwaa, musim panas biasanya aku bisa ke pantai ataupun melakukan kegiatan lain. Tapi tahun ini semua murid kelas 1 wajib mengikuti kemping yang sudah menjadi tradisi sekolah ini. Membosankan!

"Hei, Dobe. Sekarang pembagian kelompok, kau mau melamun sampai kapan.."

Suara yang lembut namun tegas itu menyadarkan pikiranku yang sudah melayang-layang ke pantai. Cih, pasti dia..

"Terserah aku mau melamun atau bukan, Teme!"

Sasuke. Uchiha Sasuke. Teman—atau tepatnya rival—sejak aku sudah bisa mengingat. Aku mengutuk takdirku yang entah kenapa kedua keluarga kami bisa bersahabat dekat. Walaupun aku tahu jauh dilubuk hatiku tidak menyesal juga bertemu dengan orang menyebalkan ini.

~NekoNekoNeko~

" ..Selanjutnya kelompok 7, dengan guru pembimbing Hatake Kakashi, anggotanya Uzumaki Naruto.."

Aku langsung menajamkan pendengaranku. Ingin mengetahui siapa yang menjadi teman kelompokku. Kuharap Sa.. Sakura, dia manis walaupun agak galak..

"..Haruno Sakura.."

Wow, tak kusangka bisa sekelompok dengan Sakura. Walaupun dilihat dari jauh dia sedang menggeram kesal..

".. dan Uchiha Sasuke.."

Anak panah menusuk hatiku. Kulihat Sakura yang kesal tiba-tiba ber-yes ria. Iya iya, Sasuke itu memang terkenal dikalangan wanita. Huh, awas saja kalau nanti Sasuke menggangguku!

"Haah, aku harus sekelompok dengan orang bodoh.. Kuharap kau tidak menghalangiku, Dobe." Suara Sasuke-Teme-Pantat-Ayam itu menembus gendang telingaku.

"Justru aku yang harusnya mengatakan itu! Jangan menggangguku, TEME!"

~NekoNekoNeko~

Jadi disinilah kami, di suatu pinggir sungai yang akan kami gunakan sebagai tempat berkemah. Kelompok yang lain sengaja dipisah, masing-masing kelompok diberi jarak minimal 1 kilometer. Alhasil tidak terlihat orang lain selain kelompok kami!

Perhatianku tertuju pada sungai. Sungainya jernih dan dingin dengan tinggi air hampir selutut, membuatku langsung membuka sepatu serta menaikkan celanaku hingga selutut, lalu merendam kaki. Huwaa, memang segar!

"Naruto, kesini dulu!" Sakura memanggilku.

"Benar-benar seperti anak kecil." Sasuke menampakkan senyum tipisnya.

CTIK!

"Iya iya!" Aku segera keluar dari air. Apa maunya Sasu-Teme itu sih?

Akhirnya Kakashi-sensei melepaskan pandangannya dari buku berjudul 'Icha-Icha' itu. Aku tidak mengerti apa bagusnya buku yang hanya berisi tulisan itu. "Jadi, kita mendapatkan 3 buah tenda dari sekolah. Sakura mendapatkan tenda sendiri, dan Naruto juga Sasuke akan ada di satu tenda."

"APAA?" Aku dan Sakura berteriak kencang, sementara Sasuke terlihat menoleh ke arah Kakashi-sensei dengan ekspresi kaget.

"Apa? Kalian mau aku satu tenda dengan salah satu dari kalian?", Kakashi-sensei mulai membaca bukunya lagi, dan itu berarti tak ada pilihan lain.

"Kuharap tidurmu tidak berisik, Dobe."

"Dan jangan harap itu terjadi, Teme."

Dan kami berdua pun beradu argumen sampai Sakura melerai kami untuk membagi tugas. Jika membanting diriku termasuk melerai tentunya.

~NekoNekoNeko~

"Uwaah, panas juga disini!" Aku mendapat tugas mengumpulkan kayu bakar untuk api unggun. Setelah terkumpul cukup banyak, aku kembali ke area kemping kami. Disana sudah berdiri kokoh tenda-tenda yang akan kami pakai nanti malam. Tenda Kakashi-sensei, tenda Sakura, dan juga..

Aku mengibas-ngibaskan kepalaku. Apa yang salah kalau makhluk sesama jenis berada di satu tenda? Pasti aku sudah terpengaruh teman baikku, Kiba. Dia dengan bangganya menyatakan hubungannya dengan Shikamaru bulan lalu. Ayolah Naruto, tidak akan terjadi apa-apa!

"Naruto, kayu bakarnya letakkan saja disitu!", Sakura yang sedang berhadapan dengan kompor menunjukkan suatu tempat. Aku dengan patuh meletakkan bebanku disana.

"Sakura, tugasku sudah selesai. Boleh aku main?" Aku berkata dengan penuh harap, air sungai yang dingin sudah menantiku!

"Hmm.. Baiklah, asal jangan lama-lama.", perhatiannya tersedot kembali pada panci, dari baunya seperti kare.

"HORE!" Aku merendam kaki lagi sambil duduk di salah satu batu besar di pinggir sungai. Sambil bersenandung kecil dan mengamati yang lainnya bekerja. Sasuke sepertinya juga sudah selesai mendirikan tenda dengan sempurna. Jangan tanya kemana Kakashi-sensei dengan buku kesayangannya.

Hari sudah semakin sore, matahari yang telah menyinari sepanjang hari kembali ke peraduannya. Atau mungkin kembali menyinari belahan dunia lain, tepatnya. Sungguh pemandangan yang roman..

"Dobe."

"—TIS!" JBUUR!

"Hei, aku hanya memanggilmu dan kau terloncat kaget seperti itu. Dasar payah!"

Uchiha Sasuke. Orang menyebalkan yang membuatku meloncat ke sungai dan membuat seluruh bajuku basah. Dan dia sama sekali tidak meminta maaf!

"Uhuk Uhuk! Da-dasar Teme bodoh! Bajuku basah semua!"

"Ayo naik sebelum kau sakit."

Aku sempat terdiam selama beberapa detik. Dengan cepat aku berdiri dan berlari keluar dari sungai. Saat sadar bajuku basah semua aku berinisiatif membuka baju atasanku.

Sret!

"Kau ingin pamer badan kurusmu yang seperti wanita itu, Dobe?"

"Kalau kau sedang ingin mencari gara-gara, aku sedang bad-mood."

Entah mengapa perhatian Sasuke padaku membuatku merasa aneh. Wajahku memanas dan tak sanggup bertatapan dengannya. Ada apa denganku?

Aku melangkah mendahului Sasuke menuju tenda. Bisa kurasakan tatapan Sasuke walaupun tidak kulihat langsung. Apa salahnya kalau pertumbuhan badanku yang tidak seperti remaja lainnya? Aku yakin 2-3 tahun lagi dapat menyamai juara gulat…

Oke, bukan juara gulat yang berotot seperti balon itu, tapi setidaknya bisa berotot seperti model.

End of Naruto's POV

Sasuke hanya memandang penuh arti pada punggung yang tidak berlapiskan sehelai benangpun itu. Matanya menelusuri garis serta lekuk yang ada, mencoba merekam semua kedalam otaknya. Naruto hilang dari pandangannya saat memasuki tenda.

"Tidak kusangka tubuhmu seindah itu, Naru. Membuatku semakin menginginkanmu.", bisik Sasuke seraya menjilat bibirnya sendiri.

~NekoNekoNeko~

Waktu berjalan sangat cepat. Sasuke serta Naruto kembali ke tenda mereka untuk memulihkan tenaga demi hari esok. Sakura adalah yang paling cepat kembali ke tenda, taruhan dia sudah tertidur pulas sejak hampir sejam yag lalu. Kakashi? Dia pergi ke tenda khusus pembimbing yang lumayan jauh jaraknya dari tenda mereka.

Jadi, sekarang hanya Sasuke dan Naruto yang masih terbangun di area kemping itu. Naruto sudah menguap selebar-lebarnya lalu disusul oleh ejekan pedas Sasuke serta pertempuran kecil yang tidak ada ujungnya. Membuat mata mereka yang sudah mengantuk semakin berat.

Pukul 23.15, dan besok mereka harus bangun pukul 05.30 pagi. Mereka tak akan heran jika kantung mata bertengger manis di mata mereka keesokan paginya.

Sasuke berdiri, dan untungnya tenda mereka cukup besar sehingga mereka tidak harus menunduk. Naruto hanya bisa bengong saat Sasuke mulai mengeluarkan beberapa benda dari ranselnya, dan matanya melebar saat melihat Sasuke..

"Ke—Kenapa kau melepas bajumu, bodoh?", teriak Naruto dengan volume yang agak dipelankan. Untungnya dia ingat ini sudah hampir tengah malam. Bisa dilihat wajahnya memerah, entah karena apa.

"Kenapa? Aku hanya ingin ganti baju."

"Balik badanmu! Aku tak sudi melihatmu bertelanjang dada di depanku!"

"Tak sudi atau tak rela melihat tubuhku yang lebih bagus darimu, Dobe?"

"Terserah padamu! Aku ngantuk!", Naruto menarik selimutnya menutupi kepala. Namun didalamnya, matanya masih terbuka lebar, mengingat tubuh Sasuke yang sekilas sempat ia lihat. Entah kenapa jantungnya berdebar-debar saat ini.

Sasuke yang melihat reaksi Naruto tersenyum penuh kemenangan.

'Keluguanmu itu semakin membuatku 'gerah', Naru..', ujarnya dalam hati.

Selesai berganti pakaian, Sasuke berbaring di sleeping bag-nya. Namun ia tidak memejamkan matanya untuk tertidur. Didengarnya igauan-igauan pelan Naruto, pertanda yang bersangkutan sedang asyik bertualang di dunia mimpi. Siapa tahu dia sedang bermimpi menjadi ninja, who knows?

Tanpa suara Sasuke meninggalkan tempatnya, mendekat ke arah Naruto. Dihilangkannya jarak antara dirinya dengan Naruto. Dikecup lembut dan pelan bibirnya, serta disingkirkannya beberapa helai rambut yang menghalangi wajah polos dan lugu itu.

"Aishiteru, Naruto" bisiknya pelan di telinga malaikat pirangnya itu.

~To Be Continued~


Yup, sedikit A/N nih..

Hontou ni arigatou buat kalian yang udah baca sampai bawah sini! Tadinya ingin dilanjutkan tapi karena takut kepanjangan dan readers jadi bosen, jadi ntar aja di chap2 yah? (alesan)

Rate M dipilih untuk amannya, karena di chap depan (pasti) ada lemon-lemon bertebaran *digampar*

Untuk info mengenai author, baca saja profilnya ^^

Akan diusahakan update tidak lama. FLAME diperbolehkan asal TIDAK menyinggung PAIR atau tema YAOI yang dihadirkan dalam fanfic ini.

REVIEW or FLAME?