"Hani,"
Ketika waktu berhenti berdetik
Juga ketika bumi berhenti untuk berotasi
"Hani, daijobu yo?"
Aku berusaha tetap berdiri
Mempertahankan apa yang ingin aku pertahankan
"Hani?"
Kau...
"Aish," Hani merintih kecil untuk luka serempetan yang sedikit 'mengoyak' kulitnya. Berdarah. Hani memandang ngeri kedarahnya sendiri.
"Daijobu. Hanya luka sedikit," ucap sebuah suara menenangkannya.
Hani memandang anak laki-laki yang menolongnya. Ryu-chan. Untuk kesekian kalinya, jantungnya berdebar keras—rasanya—dan berharap Ryu tidak mendengarnya.
"Gomen-ne, tidak sengaja menabrakmu," ucapnya lagi seraya membersihkan luka Hani dengan air minum dan tissue milinya.
"Hum, daijobu."
"Bisa berdiri? Kalau tidak bisa aku bisa menggendongmu ke UKS," tawarnya.
"Eh? Nani? Tidak usah. Aku kan berat."
Di antara degup jantungku, deras aliran darahku
Aku tidak tahu harus seperti apa berlaku di hadapanmu
"Hani baik-baik saja kan?" tanyanya lagi. Kali ini dengan raut cemas.
"Hai. Doshite? Aku baik-baik saja kok. Ryu-chan... ehm... Morimoto-kun tidak perlu sampai terlihat khawatir seperti itu," jawab Hani seraya tertawa—mencoba bercanda dan menepuk bahu Ryu lembut.
Ryu terdiam agak lama. "Tidak apa. Panggil saja aku senyamanmu."
"Eh?"
Tuhan! Aku harus seperti apa?
Dia terlihat begitu sempurna
"Mm... gomen-ne, menyakitimu," lirih Ryu.
Matanya, dan ia menatapku begitu dalam
Menyalurkan kehangatan yang selalu membuatku nyaman
Tuhan, dia
Dia yang membuatku jatuh cinta tanpa ia tahui
Dia yang aku puja
Tanpa ia sadari
Lalu ketika langit berbisik: ia akan pergi
Aku merasa ingin sudahi!
Tuhan, Kau tidak mungkin kan membiarkanku seperti ini?
Tuhan, Kau yang paling mengerti semuanya.
Ryu mengulurkan tangannya dan disambut oleh Hani. Ia membantu gadis itu berdiri. Dan tanpa permisi atau berbasa-basi, Ryu menarik Hani lebih dekat untuknya. Menatap jauh ke dalam retina mata gadis itu. Mendengar dengan halus bagaiman ia membuat kacau detak jantung gadis itu. Tapi, ia merasa menyukainya.
Hani menggigit bibir bawahnya. Sedekat ini dengan Ryu membuatnya terasa beku. Tidak tahu harus apa. Sedekat ini dengan Ryu, teman sekelasnya yang selama ini dikenal Ice Prince tapi disukainya diam-diam membuat otaknya sulit berpikir jernih.
Ketika bintang membawa kerlipan indahnya malam ini
Aku berharap itu jugalah dirimu
Yang akan menemaniku dengan cahaya kasih di malam ini
Ketika semuanya terhening dalam bisikan dedaunan
Lalu sebuah kata akan terasa begitu bergema
Yang terucap dari tulusnya hati merasa
"Anata no koto ga suki," lirih Hani.
"Tapi, bagaimana kalau aku tidak menyukaimu?"
"Nani?!"
Actually...
Sekai no doko ni itemo
I miss you...
"Tapi aku mencintaimu. Apa bedanya?"
Pipi Hani bersemu merah. Apa bedanya? Siapa peduli. Ikatan kasih itu sama-sama menjerat mereka. Siapa yang akan peduli 'suka' atau 'cinta' akan berbeda arti atau tidak.
Malam ini aku ingin tidur dengan bayanganmu
Ingin terlelap dan memasuki alam mimpi olehmu
Lalu terbangun dan secepatnya ingin bertemu denganmu
Satu kata aku ingin teriakkan untukmu
Selepas-lepasnya
Tanpa ingin ada belenggu
Aishiteru
