Ceritanya rumit! Iyalah judunya aja too complicated-_-" yang ngerti berarti jenius, yang gak think again deh'-'v Dimulai dari kesalah pahaman menjadi berantakan! BTS Fanfiction-

1

Akhir-akhir tahun ini cuaca memang sangat buruk. Hujan pun turun dengan derasnya. Bahkan di bulan September seperti ini langit sudah mulai selalu gelap, bertanda akan turun berjuta-juta air yang siap mengguyur kota ginseng itu. oh tepat sekali! Air-air itu sudah berlomba-lomba menyentuh permukaan tanah. Hujan yang tadinya hanya gerimis menjadi hujan angin yang lebat. Dan Taehyung atau lebih dikenal dengan panggilan 'v' itu merupakan salah satu penduduk yang benci dengan turunnya hujan. Mengapa? Karena lagi dan lagi ia terjebak sendiri di toko buku seperti sekarang. Perlu digaris bawahi, SENDIRI.

"Haih eottokhae?" lagi dan lagi ia menggosok kedua telapak tangannya, berharap bisa mengurangi rasa dingin yang menusuk tulang rusuknya.

Bajunya sedikit basah, begitu pula dengan rambut oranyenya. Dan jangan salah, beberapa fansnya juga berteriak-teriak kagum melihat penampilannya yang sedikit 'hot'. Tak bisa dibilang sedikit fansnya menawarkan payung mereka. Tapi ia juga namja yang punya hati, mereka hanya membawa satu payung. Dan Taehyung yang menyayangi mereka menolak dengan lembut.

"Hyungie eodiga?" dan untuk ke-57 kalinya ia menekan tombol power pada ponselnya yang baterainya hanya tersisa 5% lagi. dan untuk ke-57 kalinya pula tidak ada jawaban dari orang yang ia tunggu selama 180 menit.

"Heung segitukah sibunya dia? Cih lagi apaan sih?" gerutunya pelan. Ia merapatan varcity hitamnya dan menggertakkan giginya kedinginan. Sungguh malang dirinya meninggalkan dompet kesayangannya di mobil manager hyung.

Oh oke dia tidak akan mati kedinginan disini hanya karema menunggu orang yang ia sayang datang, namun kenyataannya tidak datang juga. Masih ada cara, ya setidaknya itu bukan cara satu-satunya. Ia kembali membuka kunci ponselnya dan memilih kontak nomor 5, Leader Mon. semoga berhasil, batinnya berseru.

"Yeobseyo?" Ah rupanya Tuhan masih menyayanginya juga.

"Hyung! Tolong V! V terjebak hujan di toko.." Dengan tenggorokkan tercekat ia menjauhi ponselnya dari telinganya dan menatap datar layar hitam itu.

"Buku." Terdengar helaan nafas keluar dari bibir kissablenya. Hampir saja ia membanting ponselnya kalau ia tidak lupa siapa yang membelikannya. Ia mengusap wajahnya kasar. Sungguh bukan main ia sangat kedinginan sekarang.

"Bagus dan aku tidak punya apa-apa lagi sekarang," gumamnya dengan suara bergetar.

Ia mengalihkan pandangannya menatap kosong hujan yang tidak mempunyai niat untuk berhenti. Sempat terlintas beberapa memori yang ia lihat sekelilingnya. Dari pintu masuk toko buku ini, taman tak jauh dari kafe seberang, oh ia selalu melihat banyangan seorang Kim Taehyung bahagia dengan seorang Seok Jin Ah yang merangkul pundaknya.

Hah, ia membuang nafasnya kasar. Ia tidak mungkin menyia-nyiakan waktu masa depannya disini hanya untuk berkhayal yang tidak penting. Ia masih punya hidup dan ia yakin itu. baiklah jalan menembus hujan cuman menjadi pilihan terakhirnya. Lagipula toko buku ke dorm tidak terlalu jauh. Kim Taehyung kuatanlah dirimu, batinnya. Dan kaki panjang itu mulai melangkah meninggalkan keset welcome dari sebuah gedung penuh dengan buku.

~ 방탄~

Tok.. Tok.. Tok..

"Humm.. masuk." Jin membuka pintu bercat putih itu dengan agak kewalahan. Walaupun celemek birunya masih tergantung gagah di tubuhnya, tapi ia masih memfokuskan matanya ke nampan yang ia bawa. Ia meletakkan nampan itu di meja rias, menyingkirkan beberapa obat yang bertebaran disana.

"Maaf sudah merepotkanmu, hyung," suara serak dari seorang Jeon Jungkook membuat pandangannya beralih pada sosok golden maknae yang terbaring lemah di ranjang.

"Kau ini bicara apa, sudah seharusnya aku menjaga kalian sebagai member yang paling tua. Lagipula kau ini adikku untuk apa berberat hati seperti itu?" ujar Jin tersenyum lembut pada Jungkook yang kusut. Seok Jin Ah, dia memang sempurna.

"Tapi hyung 'kan seharusnya istirahat. Hyung pasti lelah setelah pulang syuting, lalu menjaga Kookie," ucap Jungkook serak masih kokoh dengan rasa berat hati pada Jin.

"Heih maknae itu harus nurut dengan hyungnya. Dan hyung mau kau cepat sembuh, arra? Yasudah makanlah bubur ini dulu, aku tinggal ke dapur dulu ne? gak apa-apa 'kan?" Ia mengaduk bubur itu sebentar dan memberinya kepada Jungkook. Jungkook hanya membiarkan telapak tangannya merasa sedikit hangat akibat bubur itu, tanpa respon tentunya.

"Gak mau makan bubur ya? Yasudah mau makan sup rumput laut 'kan? Hyung belikan, bahan di dapur gak lengkap. Kau tunggu aja bentar." Jungkook mengangkat kepalanya, melihat Jin yang meletakkan buburnya di nampan kembali.

"A..ah? Apa? Gak usah hyung, Kookie makan-"

"Tadi hyung bilang apa? Sudah gak apa-apa kok, tunggu dulu ya. Kalau ada apa-apa jangan disembunyiin, kau punya 6 hyung yang siap sedia mendengarmu," Jin tersenyum hangat dan mengacak rambut hitam ke-unguan itu asal.

"Tidak untuk Jimin hyung," tambah Jungkook yang dibalas dengan kekehan Jin. Tak lama setelah itu Jin pergi keluar kamar membawa nampan yang sebelumnya ia bawa. Jin kembali sibuk dengan dapurnya, lebih tepatnya membersihkan tempat favoritnya di dorm. Ya beginilah jika mendapatkan gelar 'eomma' di BTS. Tidak heran lagi jika sifat keibuannya akan keluar begitu saja. Dan sama halnya seperti sekarang ketika anak asuhnya (?) pulang dengan keadaan basah kuyup.

"Eomma aku pulang!" Jhope kembali menutup pintu dorm dan melepas sepatunya yang sedikit basah akibat genangan air di luar. Segera ia mengibaskan jas hujannya agar airnya turun, dan ia gantung di jemuran dalam.

"Aigoo sederas itukah hujan di luar?" Jin menghampiri Jhope dengan handuk kering dan mulai melilitkannya ke tubuh dingin Jhope. Jhope tidak menjawab dan sibuk bergeliat kedinginan dengan tangan bergetar.

"Bukan seperti yang kau pikirkan, Hyung." Jin tersenyum tipis dan mengacak rambut coklat basah itu.

"Mandilah dulu, aku sudah menyiapkan air hangat untukmu." Jhope mengangguk dan segera berlari kecil ke kamar mandi, sebelum akhirnya menutup pintu dan menguncinya.

Jin hanya menggelengkan kepalanya dan membersihkan tetesan air yang membasahi lantai dorm akibat ulah Jhope. Belum saja satu tetes ia bersihkan, pintu itu kembali terbuka dan menampakkan wajah kebingungan seorang Jung Hoseok.

"V mana? seharusnya dia sudah pulang dan berbuat ulah aneh 'kan?" tanya Jhope penuh tanda tanya dan khawatir. Melihat tidak ada respon dari lawan bicara, ia kembali menutup pintu kamar mandi.

1 detik

3 detik

7 detik

Brukk, lap yang belum sama sekali tersentuh air itu dengan kasar mendarat ke lantai dan derap kaki tak beraturan terdengar nyaring di dorm yang sepi ini. Jin dengan tergesa-gesa membuka kenop pintu dan mengambil tas yang tergantung di belakang pintu. Berlari kecil ke ranjangnya dan menghamburkan isi tasnya di atas kasur rapinya, sampai akhirnya benda balok itu terlihat di selip dompetnya. Tanpa basa-basi ia segera menekan tombol power dan, Oh sialnya ia menghiraukan 57 panggilan dari singanya dan 2 panggilan dari sang leader. Ia benar-benar merasa gagal menjadi seme yang baik. Tunggu, Seme?

"Tuut.. Tuut.. Tuut, the number you are calling-" ia menekan tombol merah di layar ponselnya dan mencobanya sekali lagi. Namun nihil, bukan sosok Taehyung yang menjawabnya. Baru ia ingin mencoba menghubungi sekali lagi namun ponselnya sudah lebih dulu bergetar dan menampilkan nama 'Suga' di layar ponselnya. Tanpa basa-basi ia menggeser tombol hijau dan menempelkan ponselnya ke telinganya.

"Yeobse-"

"SEOK JIN AH! BODOHNYA KAU MENGINGKARI JANJIMU! TOKO BUKU LANGGANAN SEKARANG ATAU DIA MATI KARENA MU! tuut.. tuut.. tuut"

Sudah ia tebak itulah jawaban dari pertanyaannya jika seorang Min Yoogi yang menjawabnya. Segera ia membanting rasa katupnya dan meraih dua mantel tebal dan kunci mobil. Dan membanting pintu dorm begitu saja meninggalkan suara bergema. Hanya satu yang ia pikirkan, Taetae maafkan aku, kau dimana?

Ia berlari dan menahan pintu lift yang hampir tertutup dengan tangan kanannya. Dan tanpa pemikiran panjang menekan tombol 'G' dan menunggu mesin itu dengan rasa penuh khawatir. Sesekali ia melirik ponsel dengan background dua namja yang saling merangkul pundak dan tersenyum manis ke arah kamera.

"Ah ayolah palli!" Ia menendang pintu besi ift itu dan syukurlah pintu itu langsung terbuka. Tanpa pemikiran panjang, ia berlari ke tempat parkiran, tak peduli dengan berapa orang yang sudah ia tabrak. Masa bodoh jika situasinya seperti sekarang, asal singa kesayangannya tidak dalam masalah besar. Segera ia membuka tombol kunci otomatis kuncinya dan segera membuka pintu mobil tergesa-gesa, dan dibalik tutup dengan kasar. Tak peduli jika mobil yang merupakan mobil milik semua anggota BTS itu rusak, tidak penting. Tanpa peduli ia menyalakan mobilnya dan mengambil alih menekan gas dan pergi begitu saja. Saking paniknya ia tidak melihat kaca spion terlebih dahulu, ya bodohnya kau Seok Jin Ah sampai tidak melihat sosok yang kau cari berada 2 meter di belakangmu.

Ya V ada di belakang, berjalan sempoyong ke arah dorm. Ya tinggal dua meter lagi ia sudah sampai di gedung tingkat dengan label 'Big Hit Entertaiment' besar itu. Pandangannya sudah buram, kakinya serasa lemah. Ternyata ini tidak sedekat yang ia pikirkan sebelumnya, sungguh ia ingin menarik kata-katanya sebelumnya. Ia masih merapatkan varcitynya yang basah kuyup dan melangkah pelan menghindari genangan air. Namun di balik penglihatannya yang kian semakin buram, ia bisa melihat mobil hitam entah jenis apa berlaju sangat kencang. Antara Jin Hyung dan Suga hyung, siapa yang mengendarainya? Batin Taehyung terus bertanya. Tapi iya yakin sepenuhnya jawabannya tidak akan salah, namun ia tidak peduli sama sekali. Masa bodoh yang penting sekarang IA KEDINGINAN! DAN IA BUTUH KEHANGATAN!

Sepenuh tenaga yang tersisa ia berlari kecil ke gedung itu dan berhasil! Akhirnya ia sampai juga selama 63 menit berjalan di bawah derasnya hujan. Ia terus melangkah sempoyong menuju lift dan menekan tombol '12' di samping pintu lift saat sudah terbuka dan membiarkan dirinya masuk. Syukurlah di lantai dasar dan lift tidak ramai, kalau manager hyung melihat kondisinya mungkin ia sudah marah besar sekarang. Tapi ini bukan sepenuhnya salahnya 'kan?

Ting! Pintu lift terbuka. Dan ini merupakan jalan surga untuknya, ya pintu dorm tinggal beberapa langkah lagi. Dengan terburu-buru namun pelan ia kembali melangkah dan menahan tubuhnya untuk tetap berdiri dengan tangan kanan yang menahan pintu dorm. Menekan beberapa dijit nomor dan membuka pintu itu lebar dan keras.
"a..aku pu..lang!" serunya. Oh ayolah mana bisa itu dibilang berseru, suaranya sangat lemah dan pelan. Jhope saja tidak mendengarnya kalau saja V tidak membanting pintu dorm tak bersalah itu.

"V! Aigoo! Kau tidak apa-apa?!" seru Jhope yang sepertinya baru selesai dengan acara mandinya. Ia segera menghampiri adik kecilnya yang sangat ia tahu sedang kedinginan.

"Ho..pie h..yung!" gumam V dan beralih memeluk tubuh hangat Jhope. Akhirnya ia mendapatkan kehangatan, walaupun bukan dari orang yang ia inginkan. Yang ia ingat tubuh yang ia rangkuh adalah tubuh kokoh dari semenya. Dan selanjutnya gelap. Kim Taehyung pingsan di pelukan seorang Jung Hoseok.

~ 방탄~

Jin berjalan lemah melewati lantai dasar gedung Big Hit. Sia-sia perjuangannya selama 4 jam mencari singanya kemana-mana. Sungguh ia sampai hafal dengan jalan yang sudah ia lewati. Toko buku, sungai Han, kafe langganan mereka, bahkan satu per satu halte ia lihat memastikan singanya siapa tahu berteduh disana. Sayang sekali tidak ada.

Pandangannya kosong, namun tentu saja pikirannya sekarang tidak kosong, sangat tidak kosong. Bahkan ia sampai tidak sadar kalau ia sudah sampai di depan dorm, entah sejak kapan otaknya memerintah untuk melangkah ke dorm.

"aku pulang," ucapnya sambil membuka sepatu dan menggantung jaketnya yang basah kuyup.

"Oh baru pulang? Bukannya kau seharusnya sudah pulang 4 jam yang lalu dengan V, Hyung?" Tanya sang Leader dari ruang tengah tanpa mengalihkan pandangannya ke arah TV.

"Aku tidak menemukan V dan- tunggu dulu kau bilang 4 jam yang lalu?" Jin bertanya balik dengan tatapan bingung. 4 jam yang lalu bukannya aku baru saja berangkat?

"Sepertinya kalian berjalan dari arah yang berbeda, benar bukan?" jawab Suga melirik Jin sekilas.

"Sudahlah hyung istirahatlah," tambah Jimin dari arah dapur. Berasa malas untuk menjawab, Jin lebih memilih mengistirahatkan tubuhnya yang sangat lelah.

Jin membuka pintu kamarnya pelan, sangat pelan. Baru saja niatnya ingin menghampiri singanya yang terbaring lemah tak sadarkan diri, tapi niatnya tercekat. Ia diam mematung, mengamati momen manis dua namja di hadapannya.

"Ah hyung kau sudah-"

"Keluarlah biar aku saja"

TBC

Lalala yeyeye FF BTS ep 1 kelar juga, YEHET!~ typonya maaf ya! Kalau feelnya gak dapet maaf T^T oke sekian thanks^^ wait for next chap nya ya^^ RnR jangan lupa