"It's You"
Disclaimer : Naruto punya saya titik gak pake koma#ditempeleng Masashi
Pairing : NaruIno, NaruSaku
Rated : T
Genre : Romance-Friendship-Hurt/Comfort
Summary : Sejak pertama bertemu dengan Sakura, Naruto sudah jatuh cinta pada gadis itu, tapi setelah ia dekat dengan sahabat Sakura, Yamanaka Ino. Naruto baru menyadari kalau ternyata ia mencintai Ino. Dan masalah menjadi lebih pelik ketika Sakura tiba-tiba datang dan membalas cinta Naruto ketika Naruto mulai mencintai Ino. Akankah Naruto berpaling pada Sakura, cinta pertamanya?
Warning : OOC, Typo(s), Gajeness, Abalness, Judul ga nyambung ama isi, dww(dan warning-warning lainnya)
A/N : Cerita ini author buat berdasarkan pengalaman author sendiri lhoo xD#readers : gaada yg tanyaa!#author pundung di pojokan
Happy Reading ^^
"Forehead, kau sudah menyelesaikan PR Biologi yang diberikan Kurenai-sensei?" tanya Ino pada seorang gadis berambut bubble gum, Haruno Sakura.
"Sudah dong pig, kau pasti belum menyelesaikannya kan?" jawab Sakura
"Iyaaa! Haduh, bagaimana ini? Sepertinya cuma aku yang belum selesai!" kata Ino panik
Sakura hanya tertawa pelan mendengar celotehan sahabatnya. "Ah, tenang saja. Paling-paling kau cuma disuruh membersihkan toilet." Kata Sakura seenak jidat lebarnya *Shannaroo!*
"Sialan kau forehead! Lagian kau ini bagaimana sih? Padahal kemarin kan kita sudah janjian tidak akan membuat tugas ini! Kenapa tiba-tiba kau membuatnya tanpa memberitahuku, hah?"
"Siapa juga yang buat? Aku tidak mau memusingkan kepalaku dengan membuat tugas bodoh itu." Jawab Sakura santai
"Lalu ini apaaa?" tanya Ino lagi sambil menunjukkan selembar kertas ke hadapan Sakura dengan tampang kesal.
Sakura memutar bola matanya. "Itu punya Naruto."
"Punya Naruto?" tanya Ino heran
"Iya, tadi pagi dia menanyakan, apa aku sudah menyelesaikan tugas, aku jawab belum. Lalu dia memberikan tugasnya ini untukku. Yah~ aku tidak akan menolaknya dong. Tidak ada yang sudi membersihkan toilet."
Ino bengong sesaat mendengar penjelasan Sakura. Kenapa ada lelaki yang begitu bodoh seperti Naruto ya? Kalau dia memberikan tugasnya untuk Sakura, itu artinya... dia yang harus menggantikan Sakura membersihkan toilet! Hah! Pengorbanan yang indah (?)
Yah, Uzumaki Naruto memang menyukai Haruno Sakura. Sejak pertama kali melihat Sakura, Naruto langsung tertarik pada gadis pinky itu. Sedangkan Sakura sendiri sudah mempunyai seorang pacar bernama, Akasuna no Sasori. Walaupun gadis yang disukainya sudah dimiliki orang, tapi Naruto tidak pernah menyerah. Dia terus berusaha mendapatkan hati gadis itu, walau terkadang gadis itu seperti tidak menganggap kehadirannya. Naruto yakin, suatu saat nanti ia pasti bisa meluluhkan hati Sakura.
"Naruto itu bodoh ya? Kenapa dia mau mengorbankan dirinya pada wanita berjidat lebar sepertimu?" ledek Ino
Perempatan langsung muncul di dahi –ehem- lebar Sakura. "Jaga bicaramu Ino-pig. Salahnya sendiri, siapa suruh terlalu menyukaiku?" kata Sakura dengan pedenya.
Ino langsung memasang tampang apa-kau-punya-plastik (?)
"Jadi...kau ingin memanfaatkan Naruto, eh?"
"Umm... bagaimana ya? Bukan memanfaatkan sih. Aku hanya tidak bisa menolak kebaikan orang lain. Tidak baik menolak rejeki kan?" kata Sakura sambil tersenyum lebar
Ino menjitak pelan kepala Sakura, "Sama saja, bodoh!"
Ino komat-kamit di tempat duduknya ketika Kurenai mulai memasuki kelas. Langkah kaki Kurenai bagaikan suara genderang yang memekakkan ditelinga Ino.
'Mudah-mudahan sensei tidak ingat pernah memberikan tugas itu.' Harap Ino dalam hati
Tapi sayang, sepertinya Dewi Fortuna sedang tidak berpihak pada Ino.
"Kalian sudah menyelesaikan tugas yang saya berikan?"
"Sudaahh senseiii!" teriak semua penghuni kelas. Minus Ino dan Naruto, tentunya.
"Bagus, silahkan kumpulkan tugas kalian ke depan!"
Anak-anak mulai berhamburan mengumpulkan tugas mereka kepada Kurenai. Tapi Ino dan Naruto hanya diam ditempat. Keringat dingin mulai bercucuran membasahi dahi Ino. Dan Ino semakin kesal ketika dilihatnya senyum kemenangan setengah meledek dari Sakura.
'Awas saja kau forehead!'
"Yamanaka, Uzumaki, kenapa kalian hanya diam saja? Mana tugas kalian?" tanya Kurenai ketika melihat Ino dan Naruto tidak beranjak dari tempat duduknya.
"Uzumaki, mana tugasmu?" tanya Kurenai pada Naruto
"Aku lupa membawanya sensei." Jawab Naruto tenang.
'Apanya yang lupa, baka? Bukannya tugasmu kau berikan pada Sakura? Dasar bodoh!'
Entah kenapa Ino kesal sendiri melihat Naruto yang dengan bodohnya mau berkorban untuk Sakura. Ingin rasanya Ino melaporkan hal itu pada Kurenai. Tapi ia tidak mau mencampuri urusan orang.
"Kau Yamanaka?" pertanyaan Kurenai sukses membuat Ino tersadar dari lamunannya.
"Aku... err... a-aku ti-tidak mengerjakannya Sensei." Jawab Ino sambil menundukkan kepalanya.
Tidak adakah alasan yang lebih bagus? Kau terlalu jujur, Yamanaka Ino. Dan sejak kapan cara bicaramu jadi seperti Hyuuga Hinata? Ah, sudahlah! Lupakan!
"Bagus! Kalian tahu apa hukuman jika tidak mengerjakan tugasku, kan 'anak-anakku tersayang'?" kata Kurenai dengan senyum manis nan mematikan.
'Glek!' Naruto dan Ino menelan ludah demi melihat aura-aura gelap yang mulai mengitari mereka
"I-iya, sensei." Jawab Ino dan Naruto takut-takut.
Kurenai mengangguk. Lalu kemudian... "Apalagi yang kalian tunggu? Cepat keluar dari kelasku sekarang juga!"
"Naruto, kenapa kau bodoh sekali sih?" Tanya Ino ketika ia dan Naruto sedang membersihkan toilet
"Hah? Maksudmu?" Naruto balik bertanya dengan tampang begonya
"Kenapa kau memberikan tugasmu untuk Sakura? Padahal kau tau sendiri kan bagaimana sadisnya Kurenai-sensei memberi hukuman jika tidak mengerjakan tugasnya?"
"Darimana kau tau aku memberikan tugasku untuk Sakura?"
"Tidak penting darimana aku tahu. Jawab saja pertanyaanku!"
Naruto menundukkan kepalanya , kemudian berkata, "Karena aku sangat mencintainya, aku rela mengorbankan diriku asal tangan Sakura yang lembut itu tidak ternodai oleh debu-debu dan kuman yang menempel pada gagang pel (?)" kata Naruto dengan puitis, tapi membuat Ino sweatdroop dan hampir muntah.
"pL!3z3 d3cgH j4n64n L3bB4aaYy!" kata Ino dengan "ALAY" nya
Dan kini giliran Naruto yang sweatdrop
Oke, kita lupakan adegan konyol diatas!
"Tapi kan… Sakura sudah berpacaran dengan Sasori?"
"Ya, aku tau. Tapi aku yakin, suatu saat nanti dia pasti menyadari betapa besarnya cintaku ini." Naruto kembali berpuitis ria
Ino hanya memutar bola matanya. "Terserah kau sajalah!"
Ino mencampakkan pel yang dia pegang dan pergi meninggalkan Naruto. Tiba-tiba saja Ino merasa kesal. Ia tidak tahu kenapa. Mungkinkah dia kesal karena Sakura beruntung memiliki seseorang yang sangat mencintainya, sementara sampai sekarang tidak ada cowok yang mendekati Ino. Atau…. Ada alasan lain?
"Inooo! Kau mau kemana?"
Siswa-siswi kelas XI-A sedang berebutan mengambil nomor undian di depan kelas. Nomor undian? Yup! Mereka mengambil nomor undian untuk menentukan siapa pasangan sebangku mereka. Sudah menjadi tradisi kelas XI-A, tiap senin mereka harus menukar teman sebangkunya sesuai dengan nomor undian nanti. Jika dua orang siswa mendapatkan nomor yang sama, maka dialah yang akan menjadi teman sebangkunya. Dan entah beruntung atau sial, Ino mendapat nomor undian yang sama dengan Naruto. Tidak tahu kenapa, sejak tadi pagi ia merasa kesal sekali dengan Naruto. Padahal dulunya ia tidak terlalu memedulikan bocah pirang yang mempunyai senyum lima jari itu. Ino menggerutu kesal sambil mengambil tasnya dan berjalan menuju meja 8, nomor undiannya dan Naruto. Ino lebih memilih duduk bersama Sakura saja daripada harus duduk dengan bocah pirang itu. Walaupun Sakura cerewet dan terkadang menyebalkan, tapi setidaknya Ino tidak merasakan getar-getar aneh saat berdekatan dengan Sakura. Beda saat ia berdekatan dengan Naruto. Eh, apa tadi? Getar-getar aneh? Yeah, Ino sendiri tidak mengerti kenapa sejak tadi pagi ia merasakan hatinya bergetar tiap berdekatan dengan Naruto.
"Ah. Ternyata kau teman sebangkuku, Ino-chan. Padahal aku berharap Sakura-chan yang menjadi teman sebangkuku." Kata Naruto dengan sedikit memasang ekspresi kecewa
Ino yang sedang kesal, semakin bertambah kesal mendengar ucapan Naruto, "Kalau kau tidak mau sebangku denganku, yasudah! Pindah saja sana! Aku juga tidak mau sebangku denganmu!"
"Lho? Kok Ino-chan marah sih? Aku kan cuma becanda. Hehehe..." kata Naruto sambil cengengesan gaje.
Ino diam saja. Ia sudah terlanjur kesal dengan bocah pirang itu.
"Jangan marah dong Ino-chan, nanti aku beliin balon deh." Kata-kata Naruto justru semakin memperparah keadaan.
Aura-aura gelap mulai menyelimuti Ino. "NARUTOO! KAU MAU MATI YAA?"
To Be Continued
Aneh ga sih fanfic.a? =="
Saya lagi tergila-gila dengan Pair ini, dan saya ngebet banget pengen ngebuat fic dgn pair NaruIno. Dan voila... jadilah fic super gaje nan abal ini.
Gimme review, pleaseee *puppy eyes*
