Disclaimer: tetep Masashi Kishimoto
Warning: Gaje, OOC, gak beraturan
Two Face
"Sakura.. jangan memberitahu namamu jika bertemu seseorang yang tidak dikenal ya sayang"
"Lalu sakura harus bagaimana kaa-san?"
"Sakura memakai nama palsu saja ya?"
"Mmm.. baiklah kaa-san, Sakura sudah ngantuk. Hooam..". Kemudian Sakura kecil menutup matanya. Haruno Ai mengelus-elus rambut Sakura. Alasan Ai menasihati Sakura seperti itu karena ia tidak ingin anak satu-satunya itu mengalami kejadian yang sama dengan anak sahabat jauhnya. Sahabatnya adalah pemilik Uchiha Corp. yang sangat berpengaruh di Jepang. Beberapa hari yang lalu anak bungsu keluarga Uchiha diculik dan keluarganya dimintai tebusan. Untung saja Fugaku segera menyewa detektif untuk mencari jejak si penculik dan mengembalikan Uchiha bungsu. Ai tak ingin hal itu tidak terjadi pada Sakura. Ai mengecup kening Sakura, "Selamat malam anakku". Kemudian meninggalkan kamar Sakura.
000
"Kaa-san!". Teriak gadis kecil berambut pink kepada wanita yang terbaring kritis di ranjang rumah sakit.
"Sa.. ku.. ra..". Wanita itu menatap lemah gadis kecil di hadapannya. "Jadilah a.. anak yang ba.. baik dan jangan lu.. pakan pesan kaa-san Sa.. ku.. ra..". Tak lama kemudian Haruno Ai memejamkan mata dan tidak akan membukanya untuk selamanya. "KAA-SAN! hiks.. hiks". Teriak Sakura sambil terus memeluk tubuh ibunya. "Sakura, kaa-san tidak pergi sayang. Kaa-san terus bersama Sakura, hanya saja di tempat lain". Kata Haruno Kiyoshi yang tanpa sadar meneteskan air mata melepas kepergian wanita yang dicintainya.
000
15 tahun kemudian..
I'm at a payphone trying to call home
All of my change, I spent on you
Where have the times gone?
Baby, it's all wrong
Where are the plans we made for two?
"Moshi-moshi" . Ucap seorang wanita berkalungkan stetoskop. "Tou-san? Ada apa?". Tanyanya sambil merapikan rambut pinknya yang sedikit berantakan. "Oh, sebentar lagi aku pulang kok. Jaa~". Katanya kemudian menutup telepon dari sang ayah. 'tumben sekali' pikirnya.
000
Sakura berjalan menyusuri jalanan yang sudah lengang. Langit biru berhias bintang menambang keindahan malam itu. Tiba-tiba seseorang menyambar tasnya dan berlari. Sakura sontak kaget dan menyadari tasnya hilang dirampas , ia berniat mengejar namun ditahan oleh sepasang lengan kekar.
"Mau kemana cantik?"
"Lepaskan tanganku,kurang ajar!". Sakura mencoba melepaskan diri dari lelaki kurang ajar dibelakangnya.
"Bermainlah dengannya dulu, kawan!". Terdengar suara seorang lagi yang ternyata orang yang telah menjambret tas Sakura.
"Hei lepaskan aku! dan kembalikan tasku dasar kep*r*t!"
"Jangan begitu dong manis, wanita tidak boleh berbicara seperti itu". Hahhahahha. Tawa dua orang laki-laki itu terdengar semakin nyaring di telinga Sakura. Ia tak bisa melawan. Ia pasrah dan memejamkan matanya. Sesaat kemudian ia merasakan tangannya sudah bebas. Sedikit was-was ia membuka mata. Tidak ada siapa-siapa. 'Mana dua orang tadi?'
Buagh. Tatapan Sakura teralih menuju asal suara tadi. Dilihatnya dua orang kurang ajar tadi tersungkur dengan wajah penuh lebam. Matanya mulai mencari-cari siapa orang dibalik semua ini. Tak jauh dari situ seorang lelaki menatapnya kemudian berjalan pergi.
"Tunggu!". Sakura mengambil tasnya yang tergeletak di samping jambret tadi dan berlari kecil kearah lelaki tadi. Lelaki itu berhenti dan menoleh. "Hn?"
"Terima kasih kau sudah menyelamatkanku". Ditatapnya pemuda itu lekat-lekat, badan tinggi tegap, hidung mancung, mata onyxnya yang tajam dan rambut emo yang mencuat ke belakang. Satu kata untuknya, tampan.
"Hn". Pemuda itu berbalik dan meneruskan berjalan.
"Eh, siapa namamu?". Tanya Sakura mengikutinya dari belakang. 'nama' tanya pemuda itu dalam hati, mengingatkan kejadian 15 tahun silam.
"Adik namanya siapa?". Tanya seorang perempuan cantik berambut merah.
"Namaku Uchiha Sasuke, kakak siapa?". Kata Sasuke dengan cengiran lebar.
"Oh Uchiha ya?". Perempuan itu menyeringai. "Nama kakak Karin,Sasuke-kun kakak pergi dulu ya". Ucap perempuan tersebut sambil mengelus rambut Sasuke.
"Hai Sasuke-kun kita bertemu lagi!". Kata perempuan itu, maksudnya Karin.
"Mmm.. Karin nee-chan?". Sasuke memandangi wajah Karin sembari memastikan namanya tidak salah. Karin tersenyum dan memberikan dua buah permen ke Sasuke, "Nee-chan punya permen, Sasuke-kun mau?". Sasuke mengangguk dan menerima permen tersebut. Dengan segera ia membuka bungkus permendan melahapnya. Tak lama kemudian Sasuke merasa pusing dan wajah Karin berubah menjadi tiga kemudian satu lagi kemudian gelap.
Saat Sasuke membuka mata, ia tidak mengenali tempat dimana ia berada dan terdapat Karin juga dua orang temannya. "Karin nee-chan, kenapa aku ada disini?".
"Uh, adik kecil kau lucu sekali. Kau sedang diculik sayang". Karin mencubit pipi Sasuke sedikit kasar.
"Auww sakit nee-chan! Aku ingin pulang". Sasuke mulai merengek.
"Ssst.. Sasuke diamlah bodoh! Suigetsu cepat hubungi orang tuanya dan minta tebusan!". Suigetsu hanya mengangguk.
Sudah tiga hari Sasuke disekap. Ia hanya diberi makanan yang tak layak dimakan –menurutnya- karena anak manja dari seorang pengusaha besar itu selalu mendapatkan makanan yang jauh diatas layak. Sasuke menyesal beberapa hari lalu tidak mau makan, padahal berbagai hidangan lezat telah disajikan untuknya. Teringat itu Sasuke kembali merengek, "Kaa-san aku ingin pulang hiks.. hiks..".
"Huh, aku benci jika harus berurusan dengan anak kecil. Diamlah kau bocah, dasar merepotkan". Ucap Jugo kemudian meninggalkan Sasuke sendirian. Tiba-tiba seseorang membekap mulutnya dan membawanya ke dalam mobil. "Tenanglah Sasuke-sama, saya suruhan Fugaku-sama untuk membawa anda pulang". Ucap lelaki itu. "Tou-san?".
"Kaa-san!". Sasuke turun dari mobil dan langsung memeluk ibunya. Mikoto hanya mengelus-elus punggung putranya. Tapi, Fugaku tiba-tiba menyeret Sasuke ke kamar. Sasuke dimarahi habis-habisan. "Fugaku, sudahlah dia masih lima tahun dan dia masih shock!".
"Kita terlalu memanjakannya! Kita harus bersikap tegas Mikoto !"
"Tapi,..". Braak. Sebelum Mikoto menyelesaikan perkataannya, Fugaku mengunci pintu dan kembali menghukum Sasuke. Tak lama kemudian Karin dan komplotannya ditangkap polisi.
Sejak saat itulah Sasuke menjadi pribadi yang pendiam, dingin, dan gampang waspada kepada orang asing. Dia juga memegang sabuk hitam karate.
"Hei!". Teriak Sakura membuyarkan lamunan pemuda itu. 'nama? Hmm.. palsu' gumam pemuda tersebut dalam hati.
"Uchida Masao".
"Terima kasih Uchida-san".
"Hn".
"Perkenalkan namaku Haru..". Tiba-tiba memori masa lalu terlintas dalam benaknya. 'Hmm.. nama palsu? Yang benar saja'.
"Haru..?". Pemuda itu, Masao menatap Sakura heran.
"Namaku Haru.. Haruko Suki". Jawab Sakura yang entah dari mana nama itu keluar dari mulutnya. Sakura tetap mengekor di belakang Masao. Pemuda itu tiba-tiba berhenti membuat Sakura yang dibelakangnya ikut berhenti.
"Apa perlu kuantar?". Kata Masao dengan tetap tidak menoleh.
"Tidak perlu, rumahku.. ini sudah sampai". Jawab Sakura sambil menunjuk rumah besar dan mewah di depannya. "Terima kasih sekali lagi, Uchida-san".
"Hn". Masao meninggalkan Sakura dan melanjutkan kegiatan berjalannya. Sakura memastikan Klau pemuda tadi sudah pergi. Ia berjalan menjauhi rumah yang diakuinya sebagai rumahnya dan berbelok ke sebuah rumah yang tak terlalu besar namun elegan. Yup, dia juga berbohong tentang rumahnya.
"Tadaima..".Sakura membuka pintu dan menemukan ayahnya di ruang tamu.
"Sakura.. kenapa lama sekali?". Tanya Kiyoshi sedikit kawatir.
"Maaf tou-san tadi ada sedikit masalah". Ucapnya mencoba tenang, ia tidak ingin membuat ayahnya semakin khawatir.
"Kesinilah dan duduk, ada yang ingin tou-san tunjukkan". Sakuran pun duduk berhadapan dengan sang ayah. Ia menerima sebuah surat, dan memandang ayahnya dengan tatapan 'ini apa?'.
"Buka dan lihatlah dulu".
'Sakura.. ibu rasa hidup ibu tidak lama lagi. Ibu mewasiatkan kepadamu agar menikah tepat di hari ulang tahunmu ke-20 dengan anak bungsu sahabat ibu, Uchiha Sasuke.'
Salam Sayang,
Ibumu
"Dulu sebelum kaa-sanmu meninggal, dia menitipkan surat ini dan menyuruh tou-san untuk memberikan surat ini padamu menjelang umurmu dua puluh tahun".
"Tapi Tou-san, menikah? Uchiha Sasuke? Siapa dia? Dan.. bukankah ulang tahunku ke-20 dua hari lagi?". Kiyoshi mengangguk pelan.
"APAAA?".
000
"Sasuke.. kau dari mana?". Tanya seorang wanita.
"Jalan-jalan". Jawab Sasuke kemudian mengambil air di kulkas.
"Kau tahu apa tujuan kaa-san membawamu ke Konoha?".
"Pekerjaan". Jawab Sasuke sekenanya dan melanjutkan acara minumnya.
"Iya, kau dipindahkan ke Konoha, tapi ada yang lebih penting lagi". Ucap Mikoto dengan nada agar Sasuke penasaran. "Kau akan menikah". Mata Sasuke melebar. "Dua hari lagi".
"Uhuuk". Sasuke tersedak mendengar penuturan ibunya. "Apa maksud kaa-san?".
"Dengan Haruno Sakura".
"Kaa-san bercanda?". Tanya Sasuke berharap-harap cemas semoga ini hanya tipuan sebelum memberinya kejutan.
"Eheem". Tiba-tiba Fugaku datang dan menatap mata Sasuke tajam.
"Baiklah, aku mengerti". Ya, satu hal yang ditakuti Sasuke. Ayahnya.
TBC
Hai minna~ ini fic pertamaku
Jadi gaje-gaje begitu..
Oh ya chapter pertama memang kubuat panjang, tapi..
Mau nge-Review?
