Tittle : Facts behind Sesame Player?

Author : Amnym

Cast : Infinite's members

Pair : Woogyu (main), Yadong, Myungyeol

Rating : T

Genre : Parody, Romance, Friendship, Drama

Desclaimer : Mereka bukanlah milik siapa-siapa. mereka adalah milik diri mereka sendiri yang mengikatkan diri dengan Woolim Ent.

Author's note : Idenya didapat setelah menonton Sesame Player, jadi ceritanya pun bersekitaran acara tersebut. This is YAOI/guyxguy/Shounen-ai, so... bagi yang gak suka, gak usah baca ^^

Part 1 (in Episode 1)

(No One's POV)

Ruang ganti salah satu Grup Idol terlihat sangat ramai dengan kehadiran beberapa orang Crew dari acara Sesame Player dengan beberapa VJ yang siap dengan kamera mereka. Sungyeol, Woohyun, Dongwoo, dan Sungjong terlihat mengobrol serius.

"Aku rasa kita harus melakukan sesuatu. Bagaimana?" Tanya Sungyeol pada Woohyun, Dongwoo dan Sungjong.

"Aku setuju, tapi apa? Apa kau ada ide?" Tanya Woohyun salah satu Main Vocal mereka.

"Akan kupikirkan dulu. Nanti kuberi tahu." Jawab Sungyeol kemudian menghampiri L yang sedang santai disalah satu kursi yang ada diruangan itu.

"Santai sekali kau…" ujar Sungyeol sambil mengambil posisi didepan L.

"Wae? Aku hanya ingin relaksasi sebelum pemotretan teasernya dimulai." Jawab L ogah-ogahan.

"Oi L, aku pikir kita bisa melakukan relaksasi yang sesungguhnya dalam waktu yang panjang." Bisik Sungyeol .

L terlihat tertarik dengan kata-kata Sungyeol. "Apa maksudmu?"

Sungyeol memanggil Dongwoo yang saat itu sedang mengecek ponselnya. "Dongwoo hyung." Panggilnya sambil melambai kecil pada Dongwoo.

Dengan cepat, Dongwoo pun menghampiri Sungyeol dan L. "Ada apa? Apa kau sudah dapat ide?" Tanya Dongwoo semangat.

"Ssshh!" Sungyeol berdesis sambil meletakkan telunjuknya di depan bibirnya.

Patuh, Dongwoo pun langsung diam dan bertanya dengan suara pelan. "Bagaimana? Kau sudah dapat ide kan?" bisiknya.

Sungyeol mengangguk. "Yap!"

"Mwo?"

"Kabur."

L dan Dongwoo berpandangan sesaat sebelum kembali menatap Sungyeol yang menunggu persetujuan mereka.

"Okey! Aku akan beritahu Woohyun tentang ini." Bisik Dongwoo semangat. Tapi saat ia memutar tubuhnya, ia melihat Hyoan hyung, menejer mereka melihat mereka dari jarak dekat.

"Hyung, kenapa kau melihat kami seperti itu?" Tanya Dongwoo mencoba menyembunyikan rasa kagetnya.

"Hyung ke dalam saja, jadi kami bisa bicara." Saran Sungyeol.

Menejer mereka hanya menghela nafas sesaat kemudian pergi meninggalkan ketiga remaja yang kembali mengobrol serius.

Sungyeol menatap Dongwoo dan L. "Kalian ingin makan daging diam-diam atau pergi belanja?" tanyanya pada visual dan rapper Infinte tersebut.

"Aku belanja." Jawab Dongwoo pasti.

"Aku tidak mau belanja." Jawab L langsung setelah Dongwoo menjawab.

Tak lama kemudian, akhirnya mereka membentuk dua tim untuk kabur. Pertama Team Sungyeol yang beranggotakan L, Sungjong dan Hoya yang berencana untuk makan terlebih dahulu dan team Woohyun yang beranggotakan Sunggyu dan Dongwoo yang berencana untuk belanja terlebih dahulu.

Pengambilan gambar untuk Teaser Sesame Player baru saja selesai. Sungjong sudah mengeluh dari tadi, sementara mereka masih belum mempunyai rencana bagaimana caranya kabur dari menejer-menejer mereka.

"Kita tidak bisa kembali ke dorm, kalau pulang sekarang, kita tidak akan bisa kabur. " ujar Woohyun.

Saat mereka tengah bersiap dan mengganti baju mereka lagi, Sungyeol dan Woohyun menghampiri sang Produser acara untuk menceritakan rencana mereka untuk kabur.

Setelah selesai bersiap untuk kembali ke dorm, Sungyeol dan Woohyun memastikan member yang lainnya tidak kehabisan baterai ponsel mereka. Yah, sepertinya mereka sudah mendapatkan rencana yang bagus untuk cara kabur nanti.

Setelah sekitar 30 menit di perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di depan asrama kesayangan mereka.

"Ayo keluar… keluar…" Ujar Sunggyu pada yang lainnya. Member lain pun segera keluar dari mobil Van yang mengangkut mereka. Dan begitu menejer mereka memarkir mobil. Serentak, ketujuh member Infinite itu lari kabur secara bersamaan.

"Aissh… Aku sudah tidak mau lagi!" ujar Sunggyu. Ia berlari megikuti Woohyun yang ada di depannya. Tak butuh waktu lama, Sunggyu, Woohyun dan Dongwoo segera menggunakan taksi untuk pergi ke tempat tujuan mereka. Hongdae.

(Sunggyu's POV)

Aku benar-benar tidak bisa tenang sekarang. Bagaimana tidak? Kami kabur dan pergi ke Hongdae untuk bermain. Aigoo… tapi menurutku ini menyenangkan. Ayolah, kapan lagi kami bisa menikmati waktu-waktu seperti ini? Hehehe…

"Waeyo hyung?" Tanya Dongwoo mengagetkanku.

"Aku merasa nervous saat ini." Jawabku.

"Yei… Hongdae~~~" Woohyun mendadak bernyanyi sambil melompat-lompat kecil layaknya balita yang diajak ke taman bermain.

Sontak saja aku dan Dongwoo tertawa melihat tingkahnya yang seperti anak kecil itu.

"Ya… Mwoya? Ini memalukan, memalukan." Ujar Dongwoo disela-sela tawanya.

Tak mau membuang waktu, kami pun memutuskan untuk pergi ke Café terdekat sebelum akhirnya belanja dan bermain tentunya.

"Waw~~~ Ini enak." Ujar Woohyun sambil menari-nari kecil mengikuti lagu yang diputar di Café tersebut.

Aku mencoba mengalihkan perhatianku darinya. Ayolah Sunggyu, dia bersikap seperti itu hanya karena ada kamera didepannya. Tapi… Aaaargh! Hentikan agyeo-mu itu Woohyun-a…

"Ya! Berhenti!" ujar Dongwoo pada Woohyun yang masih menari-nari kecil. Gomapta Dongwoo-ya…

"Wae? Apa tidak boleh?" Tanya Woohyun yang lagi-lagi dengan agyeo-nya.

"Aissh… Hyung, bisa minta dia berhenti. Kadang sikap Agyeo-nya itu sangat menyebalkan." Ujar Dongwoo padaku.

Aku menatap Woohyun yang mencoba membujukku dengan agyeo-nya yang… Aaargh! Aku sudah tidak tahan lagi.

"Hyung, oddie?" Tanya Dongwoo heran karena aku langsung bangkit begitu saja.

"Ayo kita pergi main. Aku butuh itu untuk menghilangkan stress yang sudah sangat menumpuk ini." Jawabku. Semoga saja mereka tidak tahu apa yang sesungguhnya.

Well, ini sangat menyenangkan. Sesaat setelah kami keluar dari Café, Dongwoo melihat sebuah tempat permainan menembak.

"Ah hyung, tempat menembak. Ayo kita kesana." Usulnya.

"Aku jago menembak." Tambah Woohyun dengan pedenya. Benarkah? Aku baru tahu hal ini.

"Arraseo! Kau setuju? Okey!" ujarku semangat. Kurasa ini akan menjadi hari yang sangat menyenangkan.

"A… Ani… Okey, Kita akan pertaruhkan apa?" Tanya Woohyun tiba-tiba.

"Lima kali sentilan." Jawabku langsung sambil menyentil udara yang ada di depanku.

"Oke! Yang kalah akan disentil sebanyak lima kali." Woohyun menyatakannya dengan sangat pasti.

"Oke! Oke! Oke!" dan Dongwoo pun meyetujuinya.

Kami segera ketempat menembak tersebut. Woohyun mencoba untuk yang pertama kalinya.

"Bukan seperti itu." Ujar Dongwoo tiba-tiba.

"Wae?" Tanya Woohyu sambil tetap pada posisi awalnya yang mengharuskannya membungkuk untuk bisa menembak.

"Kau harus menyelaraskannya dengan bahumu." Jawab Dongwoo. Aku mencoba menatahan tawa melihat Woohyun yang masih konsentrasi dengan permainannya. Member iisyarat paada Dongwoo kalau dia sama sekali tidak bisa menembak dengan benar.

Dan benar saja, dari sekian banyak sasaran, ia hanya mengenai satu. Sementara aku hampir semuanya dan Dongwoo, okey! Sepertinya yang jago dalam hal ini adalah dia. Dia mengenai semua sasaran yang ada.

Otomatis saja Woohyun mendapat hukuman lima kali sentilan karena kalah. Awalnya aku memang setuju dengan lima kali sentilan, tapi kalau dipikir ulang, aku tidak tega melihatnya kesakitan.

"Hei, lima sentilan itu sangat menyakitkan. Masing-masing satu saja." Usulku.

"Okey. Tapi harus keras." Sahut Dongwoo.

"Okey!"

Memberanikan diri, aku pun mengambil ancang-ancang untuk menyentilnya. Tapi, ayolah… Tanganku justru gemetar.

"Ah… Aku tidak bisa melakukannya." Ujarku lalu mundur dan memberi tempat Untuk Dongwoo memberikan hukuman untuk Woohyun.

"Woohyun-ah, mianhae. Karena hanya saat ini aku bisa memukulmu." ujarnya.

"Aegesumnida…" sahut Woohyun pasrah.

Takk!

Okey! Sepertinya itu sangat menyakitkan. Bisa kulihat Woohyun meringgis sambil menggosok-gosok dahinya.

Aku kembali mencoba, tapi lagi-lagi tanganku gemetar.

"Hyung, tanganmu gemetar. Tanganmu gemetar." Ujar Dongwoo senang. Hei? Kenapa kau begitu senang Dongwoo-ya?

Aku tahu itu Dongwoo-ya… Aku melemaskan tanganku sebelum kembali mencoba untuk yang ketiga kalinya. Apakah aku harus melakukannya?

Okey! Aku gagal lagi. Well, selain karena memang tanganku gemetar. Aku tidak tega untuk menyentilnya seperti ini.

"Jangan halangi dahimu." Ujarku padanya. Ia mengangguk.

"Hyung, hanya saat ini kau bisa memukulnya di- "

TAKK!

"Whoa! Itu pasti sangat sakit!" komentar Dongwoo dengan tawanya yang entah kenapa dari tadi tidak hilang-hilang.

Aku mundur sejenak dan menatap Woohyun yang lagi-lagi mengisap-usap dahinya yang sakit gara-gara sentilanku yang kuakui memang cukup keras. Entah apa yang mendorongku, aku memeluknya. Aku tidak tega melihatnya kesakitan seperti itu.

"Mianhae…" lirihku sangat pelan. Aku tidak tahu pakah dia mendengarkannya atau tidak, karena disaat yang bersamaan dia justru mengajak kami untuk bermain baseball.

(Woohyun's POV)

Aaaargh! Ini menyebalkaaaan! Kalah dalam menembak, dalam baseball, dan… pukulanku tidak lebih bagus dari Sunggyu hyung! Aaaaargh!

Aku memukul dan menendang sebuah beda yang entah apa itu namanya. Sementara Sunggyu hyung dan Dongwoo hyung menertawaiku dengan hati yang sangat puas. Aissh…

"Kenapa kita pergi ke Hongdae?" sesalku.

(No One's POV)

Sunggyu, Woohyun dan Dongwoo kembali melanjutkan jalan-jalan mereka sambil meminum minuman soda yang mereka beli di jalan tadi. Tiba-tiba saja Sunggyu melihat sesuatu.

"Ya, bukankah itu mobil menejer hyung?" Tanya Sunggyu.

Woohyun dan Dongwoo mengikuti arah pandang sang leader. Langkah ketiga pemuda ini terhenti, Woohyun bahkan sudah mengambil langkah mundur untuk kabur.

Dongwoo yang sedikit ragu memutuskan untuk mendekati mobil yang dimaksudkan oleh Sunggyu untuk melihat nomor polisinya. Ia segera kabur begitu mengetahui kalau mobil tersebut memang mobil menejer mereka yang siap untuk menangkap mereka.

Tak ada keraguan lagi, ketiganya langsung lari kemana saja, yang penting mereka tidak tertangkap oleh kedua menejer mereka yang entah kenapa dalam program acara ini terlihat begitu menakutkan.

'Aku tidak ingin tertangkap~~~' batin ketiganya.

Ditempat lain, L dan Sungyeol yang telah terlebih dahulu ditangkap oleh menejer mereka terpaksa menikmati waktu santai mereka di mobil Van yang sudah berubah fungsi menjadi penjara.

"Kau ini benar-benar sangat menyebalkan!" ujar Sungyeol kesal.

"Mianhae…. Aku tidak mau sendirian disini.." sahut L sambil terkekeh kecil.

"Kalau kau memang tidak mau sendirian disini, jangan aku yang kau ajak. Ajak saja si maknae atau Hoya." Balas Sungyeol. Kekesalannya bertambah karena ia mempercayai L tapi L justru mengkhianatinya dengan mengirim Hyoan hyung –salah satu menejer mereka- untuk menangkap salah satu antara Sungyeol, Sungjong dan Hoya. Sialnya, justru dialah yang tertangkap.

"Aku hanya ingin kau." Jawab L datar.

Sungyeol terdiam. Kekesalannya yang tadinya nyaris mencapai puncak menukik tajam karena kata-kata L yang diluar dugaannya. Jantungnya berdetak cepat, dan ia bisa merasakan aliran darahnya berkumpul diwajahnya. Mencoba menolak, dengan cepat Sungyeol menarik kerah baju L.

"Kubunuh kau L!" geramnya.

Sadar atau tidak, wajah mereka hanya berjarak beberapa inci saja.

L menatap mata Sugyeol langsung, bibirnya menyunggingkan sebuah seringai dan senyum mengejek.

"Memangnya kau bisa melakukannya? Yeolie?" godanya.

Mata Sungyeol melebar karena kaget. Refleks, ia menjauh sambil mendorong tubuh L menjauh darinya hingga kepala visual Infinite tersebut mengenai kursi dengan cukup keras.

"YA!" teriak L dengan suara aliennya. Ia menatap Sungyeol yang kini sudah berada di kursi belakang dengan wajah yang merona.

"Itu hukuman untukmu, tuan Kim Myungsoo yang menyebalkan!" seru Sungyeol sambil berbaring. "Aku ingin tidur! Jangan ganggu!" tambahnya kemudian.

"Arassoe… Yeolie." Sahut L, tak menyadari kalau Sungyeol makin kesal karena sahutannya.

"Myungsoo neo… Aaaaaargh!"

Kesal, frustasi, dan stress karena tertangkap. Akhirnya Sungyeol memasang i-podnya dan mencoba tidur. Menghiraukan L yang terus menggodanya.

'Yang tadi kukatakan itu adalah yang sebenarnya, Yeolie hyung…' batin L. Ia menyerah untuk menganggu Sungyeol yang sepertinya sudah mulai terlelap.

(Woohyun's POV)

Aku takut kalau tertangkap sekarang. Perasaanku mengatakan kalau Menejer hyung ada di sekitar kami.

"Mereka tidak ada disini. Tidak ada." Ujar Dongwooo hyung.

Aku melihat sekeliling. Perasaanku tidak enak. Aku memanggil Sunggyu hyung yang ada disebelahku.

"Sunggyu hyung, minta Dongwoo hyung mengecek ke sana, lalu kita kabur." Bisikku padanya.

Sunggyu hyung langsung melakukan usulku. Ia menyuruh Dongwoo hyung dan Dongwoo hyung pun langsung menyetujuinya dan pergi mengecek keadaan di depan.

"Ayo hyung."

Aku dan Sunggyu hyung langsung kabur, tak mempedulikan Dongwoo hyung yang memanggil kami diantara tawanya. Aku yakin dalam hatinya dia pasti sangat kesal karena dikorbankan seperti itu.

"Woohyun-ah, apa tidak apa kita tingggalkan dia?" Tanya Sunggyu hyung pelan.

"Mereka ada di seberang jalan hyung, di seberang jalan." Jawabku sambil terus berlari. Sunggyu hyung yang tadinya sudah berhenti kembali berlari mengikutiku.

"Dongwoo?" tanyanya khawatir.

"Tinggalkan saja." Jawabku lagi.

"Kau yakin melihatnya?"

"Jinjjaro, jinjjaro."

"Dia benar-benar disini atau hanya kebohonganmu saja?"

"Jinjjayo." Jawabku mencoba meyakinkannya.

"Ya… Ini benar atau tidak?" Tanya Sunggyu hyung lagi, begitu kami sudah lari cukup jauh.

"Jinjjaro." Jawabku sambil mengatur nafas.

"Dia benar-benar disana? Di seberang jalan?" tanyanya lagi. Sepertinya dia baru mempercayai kata-kataku.

"Aku rasa begitu." Jawabku.

"Kau yakin?" tanyanya lagi.

Aku mengangguk kecil. Aku masih tak percaya kalau Menejer hyung benaar-benar mengejar kami hingga kesini. Selain itu…

"Yak! Berarti sekarang Dongwoo bisa menutupi kita." Ujarnya dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.

"Ne… Meninggalkannya termasuk dalam rencana kita." Ujarku setuju.

Sunggyu hyung menatapku sesaat. "Kau tidak akan mengkhianatiku kan?" tanyanya.

Aku menggeleng. "Tentu saja tidak." jawabku seraya memeluknya.

"Kita harus menggabungkan kekuatan kita. Kau tahu aku tidak bisa melakukan apapun sendiri." Usulku lagi.

"Tunggu, tapi kau tidak akan meninggalkanku kan?" tanyanya lagi. Ah hyung… Apa kau sebegitunya tidak percaya padaku?

"Geureom."

Kami benar-benar membohongi Dongwoo hyung. Menyuruhnya lari dan mengatakan kalau kami sudah tertangkap. Kuharap dia percaya akan hal itu.

"Woohyun-ah, kau lapar tidak?" Tanya Sunggyu hyung tiba-tiba.

Baiklah, kurasa perutku memang sudah meminta untuk diisi.

"Nde hyung."

"Ayo kita kesana." Usulna sambil menunjuk sebuah Café yang bernama Da Vici Café.

Saat Sunggyu hyung pergi memesan makanan, aku jadi memikirkan sesuatu yang dari tadi sebenarnya cukup membuatku tidak menjadi diri sendiri.

(Sunggyu's POV)

Aku melirik Woohyun yang dari tadi sibuk dengan ponselnya. Dia terlihat diam hari ini. Ah tidak, tepatnya sejak kami selesai melakukan permainan yang kami pilih. Apa dia kecewa karena kalah dalam permainan-permainan itu? Kalau memang begitu, aku harus bisa menghiburnya.

"Woohyun-a, kalau sudah jam 12 ayo kita ke Club." Ajakku.

"Cool." Jawabnya dingin.

Hei! Apa dia sebegitu kesalnya sampai-sampai menjawab seperti itu. Tapi kalau dipikir-pikir, justru inilah sifat aslinya, dingin, sedikit tidak peduli dan agak kasar. Bukan Agyeo yang selama ini sering dilakukannya didepan kamera.

"Ah tidak, kita pergi jam 10 dan masuk sampai jam 12." Ujarnya lagi. Sepertinya dia sudah lebih baikkan sekarang.

Aku memutuskan untuk menelpon Dongwoo, tak ada salahnya juga mengajaknya. Aku memintanya untuk menyusul kami ke Café, tapi lagi-lagi Woohyun malah mengajak keluar dan jalan-jalan. Apa pikiranku salah kalau menganggapnya dia sudah tidak terlalu memikirkan kejadian itu?

Aku berusaha mengajaknya untuk berbincang, mulai menanyainya tentang bagaimana pendapatnya tentang jam bebas yang kami dapatkan sekarang sampai pada Dongwoo yang sudah kami tinggalkan tadi. Woohyun meresponnya dengan sangat bagus. Aku tidak tahu apakah itu karena pengaruh ada kamera di depannya atau karena dia memang gembira. Aku harap dia melakukannya karena memang dia gembira, bukan karena ada kamera di depannya.

Saat kami tengah mengobrol sambil jalan-jalan, tiba-tiba saja Hyoan hyung menyergap kami dari belakang. Kulihat Woohyun melepaskan diri dengan cepat dan langsung berlari kabur. Sementara aku hanya bisa menatap kepergiannya pergi tanpa bisa menyusulnya karena ditahan oleh Hyoan hyung.

Kuharap kau bisa bersenang-senang Woohyun-a, dan jangan pulang terlalu malam.

(No One's POV)

Hoya dan Woohyun pulang saat jam sudah menunjukkan nyaris tengah malam. Saat keduanya masuk, Sunggyu, Sungyeol dan Sungjong tampak sedang istirahat di ruang tengah.

"Kalian pergi kemana?" Tanya Sungyeol pada Hoya dan Woohyun yang baru saja sampai.

"Kami hanya pergi ke karaoke." Jawab Hoya.

Sunggyu yang saat itu sedang berbaring akhirnya bangkit saat ia melihat Woohyun mengintip dalam kamar mereka. Ia menatap Woohyun yang masih memperlihatkan senyum lebarnya menanggapi kata-kata Sungyeol yang mengatakan bahwa kedua menejer mereka marah karena hal ini.

Woohyun yang melihat Sunggyu yang baru saja bangun, langsung membaringkan diri dan menjadikan pangkuan sang Leader sebagai bantal.

"Hyung mianhae…" bisiknya.

"Ya! Apa ang kau lakukan?" Tanya Sunggyu terlihat tidak senang.

"Mianhae…" ujar pemuda yang lebih muda tersebut.

Sunggyu tersenyum kecil dan membelai rambut Woohyun dengan sayang.

"Gwenchana, aku senang kau pulang dengan selamat dan bisa pergi bersenang-senang. Kau terlihat tidak baik sejak kalah dalam permainan tadi." Ujar sang leader penuh kasih sayang.

"Gomawo hyung…" ujar Woohyun, ia bangkit dan mencari posisinya sendiri.

Setelah melakukan bagian penutupan acara Sesame Player perdana mereka. Akhirnya mereka pun masuk ke dalam kamar mereka masing-masing. Sunggyu bersama Woohyun, L dengan Dongwoo, dan Hoya yang sekamar dengan Sungjong dan Sungyeol.

Sepertinya hari ini berjalan dengan sangat baik. Ketujuh pemuda tersebut terlelap dan memasuki dunia mimpi mereka masing-masing.

(Woohyun's POV)

Aku terbangun saat mendengar suara batuk seseorang. Aku bangkit dan menyesuaikan mataku dengan gelapnya ruangan. Saat menoleh ke kasur Sunggyu hyung, aku melihat Sunggyu hyung terbatuk-batuk dengan tangan kanan memukul-mukul dadanya.

"Hyung gwenchana?" tanyaku cemas.

Sunggyu hyung menoleh kearahku, ia tampak kaget melihatku. "Gwenchana, maaf membuatmu terbangun." Jawabnya setelah batuknya berhenti.

"Jinjjayo? Kau benar-benar tidak apa-apa hyung?" tanyaku tak percaya. Ia tampak jauh dari kata baik.

Sunggyu hyung mengangguk kecil, ia merangkak menuju lemarinya, tepatnya tempat dia menyimpan semua obat-obatannya.

Aku bangkit dan langsung menuju dapur untuk mengambil air hangat untuknya. Aku yakin dia membutuhkannya.

"Hyung, ini minumlah." Ujarku.

Sunggyu hyung mengambil air minum yang ku berikan padanya dan langsung meminumnya.

"Gomapta." Ujarnya sambil tersenyum kecil.

Aku ikut tersenyum kemudian memintanya untuk segera berbaring dan tidur. Aku bersyukur ia menuruti permintaanku dan segera tidur. Ia sangat membutuhkan hal itu, meskipun Sunggyu hyung orang yang sangat ceria, enerjik dan sangat memperhatikan doangsaeng-dongsaengnya, sebenarnya tubuhnya sangatlah lemah. Ia mengkonsumsi banyak vitamin dan obaat-obatan setiap harinya untuk menjaga kesehatannya.

"Jalja hyung, saranghae…" ujarku tulus yang dibalas dengan gumaman olehnya.

Aku kembali ke kasurku, tapi tiba-tiba aku melihat sebuah botol obat yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Aku yakin ini memang milik Sunggyu hyung, tapi aku tak pernah melihat obat ini sebelumnya. Aku mengambil obat tersebut dan membaca tulisan yang terdapat disana.

Obat penahan rasa sakit? Untuk apa Sunggyu hyung mengkonsumsinya? Dosisnya memang kecil, tapi ini aneh. Apakah Sunggyu hyung sedang sakit? Apakah obat yang tadi dikonsumsinya adalah ini?

Hyung, kuharap kau tidak apa-apa. Aku tidak mau kehilanganmu.

(No One's POV)

Matahari bersinar cerah. Burung-burung pun bernyanyi dengan damainya, tapi tidak dengan apa yang terjadi di Dorm Infinite. Dongwoo dan L a.k.a Myungsoo terlihat ingin membunuh orang yang ada didepannya.

"Kemari kau bocah! Apa yang sudah kau lakukan dengan wajahku?" geram Dongwoo sambil mengejar Sungyeol yang bersembunyi dibelakang tubuh Hoya. Tak mau kalah, member terpendek itupun mencoba menangkap Sungyeol, sayangnya Sungyeol berhasil kabur dan ia terjatuh menabrak Hoya yang dari tadi sedang menahan tawanya.

Dongwoo membuka matanya. Ia kaget saat melihat wajah Hoya yang sangat dekat dengannya, ia bahkan bisa mencium bau cologne yang dipakai oleh sang Dance Machine. Ia segera bangkit dan mencoba menyembunyikan wajahnya yang merona.

"Puahahahahahahahahahahahaha… Hyung, lebih baik kau mandi saja dari pada mengejar Sungyeol. Kau harus membersihkan wajahmu itu." Akhirnya Hoya pun tidak kuat menahan tawanya. Ia tertawa keras sambil memeluk Sungjong yang ikut tertawa karena coretan yang dibuat oleh Sungyeol di wajah Dongwoo.

Malu, kesal dan marah bercampur-aduk. Ia melihat Sungyeol yang kini tengah ditawan L dengan kuncian sederhanya. Ia bisa melihat wajah member tertinggi tersebut merona, sementara L sedang mengeluarkan semua kata-kata caciannya pada Sungyeol. Melihat hal itu, ia pun menuruti usulan Hoya dan segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdetak tidak karuan.

"Sial… Semoga saja dia tidak menyadarinya…" gumamnya. "Tapi ngomong-ngomong apa Myungsoo menyadari sesuatu tentang Sungyeol? Dan lagi Sunggyu hyung terlihat tidak sehat. Kuharap mereka semua tidak apa-apa dan hari ini berjalan dengan lancar."

To be Continued

ini fanfic terbaru dari saya yang sudah lama tak melanjutkan fanfic yang terdahulu

review please~~~ (_ _)