DISCLAIMER : Masashi Kishimoto
RATE : T
WARNING : Terinspirasi dari fandom tetangga, Shingeki no Kyojin. Maaf ya Isayama-sensei kalau ceritanya author buat ngaco disini, hehe.
.
.
.
Perkenalan Chara :
Eren Yeager : Naruto Uzumaki
Armin Arlert : Sasuke Uchiha
Mikasa Ackerman :Sakura Haruno
Kalura Yeager : Kushina Uzumaki
Grisha Yeager : Minato Namikaze
Pastor Nick : Hayate Gecko
Hannes : Iruka Umino
Erwin Smith : Kakashi Hatake
-Fall Of Konoha Part 1-
Di tengah sawah kering yang sehabis panen seorang bocah abg berusia kisaran 12 tahunan lagi asyik tertidur dengan posisi kedua tangan yang menjadi alas kepalanya. Bocah berambut pirang itu perlahan membuka kedua matanya sembari menggeliat kesana kemari seperti layaknya ulat yang baru disemprot pestisida.
"Hah!" Tiba-tiba saja ia terbangun dari tidurnya dan menampakan ekspresi terkejut setelahnya.
"Jangan ngomong 'hah' kalau gue ada persis di depan muka loe kali. Nostril gue bisa menciut gara-gara nyium bau nafas loe yang mirip ketek babi hutan" Protes Seorang cewek cantik berambut pink yang tiba-tiba saja sudah berada persis di atas bocah yang barusan mengeluarkan nafas naga dari mulutnya.
Naruto segera terbangun dari posisi tidurnya, kemudian ia langsung duduk.
"Loe habis ngimpiin apa Nar? Tidur pulas kok masih bisa-bisanya ngimpi?" Tanya Sakura penasaran.
"Gue..." Dengan wajah yang cukup pucat dan nafas yang sedikit tersengal-sengal, Naruto melanjutkan ucapannya "Gue ngimpi 'gituan' sama loe tapi keburu bangun deh"
Sedetik kemudian terdengar suara lengkingan bak beruk disuntik vaksin rabies.
"NYAAAKKKKK!"
"Tembok adalah ciptaan dari dewa buat manusia, uhuk uhuk! Maka dari itu kita para manusia harus uhuk, berbakti kepada tembok. Dengan apa? Dengan cara uhuk, sering-sering mengecatnya, lalu gunakan pelapis uhuk, anti bocor, dan terakhir jangan mencorat-coretnya dengan tulisan-tulisan gak penting berbau lebay, uhuk uhuk!" Seorang pria dengan pakaian pastur yang selalu terbatuk kaya orang kena TBC akut, sedang sibuk berorasi layaknya pejuang kemerdekaan jaman baheula. Dengan toa kualitas dolby stereo digenggaman ditambah spanduk-spanduk bertuliskan 'SAVE WALL', 'VOTE HAYATE FOR NEXT MAYOR', 'PRAY TO JASHIN-SAMA' yang ditempelkan dibelakangnya, sudahlah cukup membuat aktifitasnya barusan dilirik oleh banyak penduduk yang berlalu lalang.
"Ingat warga Konoha yang berbahagia! Kita harus senantiasa menjaga tembok yang telah menjadi dewa pelindung kita selama ratusan tahun lamanya!"
Seorang warga bertubuh layaknya truk fuso keluaran tahun 80'an menunduk sejenak di hadapan pastur Hayate sambil meletakan selembar uang kertas "Ini sedikit uang buat berobat biar batuknya cepat sembuh ya pak"
"GUE BUKAN PENGEMIS KUTUKUPRET!" Teriak pastur Hayate mencak-mencak dengan volume toa yang dibikin maksimal.
Di tempat lain, kedua orang bocah terlihat sedang membawa karung berisi rumput sembari bertengkar di sepanjang jalan.
"Awas kalau sampai loe ngimpiin yang ngeres-ngeres tentang gue Nar. Gue bejek 'anu' loe!" Ancam Sakura kepada sosok laki-laki berkumis yang ada di sampingnya.
"Iya-iya. Kalau gue ngimpiin tentang loe yang berbau hentai paling gue gak bakalan ngomong"
Tiba-tiba saja sesosok pria bertampang payah dengan logo bunga bangkai di belakang rompinya menghadang langkah Naruto dan Sakura di tengah pintu gerbang besar.
"Hey hey, hik loe kenapa Nar? Hik" Ia berjalan sempoyongan menghampiri kedua bocah itu.
"I..Iruka?" Ucap Naruto spontan.
Dengan muka yang merah, Iruka senyam senyum gaje.
"Loe bau banget mulutnya. Jangan-jangan hari ini loe minum bir campur bensin ya?" Selidik Naruto sembari menutupi hidungnya.
"Hik bukan lah. Hari ini hik gue nyampurin sama minyak tanah, hehe" Jawab Iruka masih dengan cengengesan ala orang teler.
"Iruka! Yuk mabok lagi man"
"Nih gue tambahin minyak tanah ke gelas loe"
"Hahahahaha, goyang nyok. Seerrrrr"
Sakura yang melihat ketiga teman Iruka itu hanya bisa mengelus dada "Astaganaga. Semoga aja setelah mati mendapat tempat yang indah di neraka" *hah?*
"Bukannya loe lagi tugas hah? Kalau loe mabok terus Titan itu pada nongol gimana?" Protes Naruto dengan tatapan tajam.
"Woy, loe anaknya Dr. Minato Yeager kan?" Teman mabok Iruka yang tadi asyik duduk tiba-tiba ikut nimbrung kesitu.
Naruto menjawabnya dengan anggukan.
"Ayah loe hik udah berjasa banget buat kita semua hik" Kata Iruka singkat.
Naruto memalingkan wajahnya sedikit ke samping. Sedangkan tangannya mengepal erat karena jengkel atas takdirnya yang menurutnya apes itu "Selagi kita semua hidup di dalam lindungan tembok hanya dengan makan dan tidur setiap hari, kita gak beda jauh dari yang namanya embek di kandang"
Seorang warga kebetulan saja lewat di samping mereka sambil membawa seekor kambing "Mbeekkk"
"Wakakakak, bocah itu pinter banget ngomong ya Iruka"
"Hahahaha, yang penting tetep goyang nyok. Seerrrrr"
Iruka cuma bisa melongo ngelihat Naruto sama Sakura yang ngelanjutin perjalanan mereka.
"Ngelihat mereka berdua yang membawa karung rumput seperti itu jangan-jangan...mereka akan bergabung dengan paguyuban petani ya?" Gumam Iruka *ya elah, jauh banget dari cerita aslinya mas*
"Naruto, gue gak kepikiran kalau loe bakal bergabung sama paguyuban petani" Kata Sakura.
"Monyong! Jangan kebawa-bawa si tukang mabok cemen itu Sakura. Pasukan pengintai maksud loe?" Protes Naruto ngotot sampai harus nyemburin hujan lokal.
"Iya itu maksud gue sebenarnya"
KLONTANG KLONTANG KLONTANG
Tiba-tiba saja terdengar bunyi lonceng yang memekakan telinga. Siapapun disitu tahu kalau lonceng karatan itu bunyi berarti...
"Pasukan pengintai pulang! Yuk kita lihat Sakura"
Dengan secepat kilat Naruto segera berlari. Disusul oleh Sakura dibelakangnya.
Di depan gerbang masuk kota...
Segerombolan kuda, sapi, kerbau, dan kambing yang ditunggangi oleh prajurit terlihat berjalan pelan memasuki kota Konoha. Karena populasi kuda yang ada cukup sedikit maka dari itu diikutsertakan pula sapi, kerbau, bahkan kambing asal bisa berjalan dan ditumpangi oleh para anggota pasukan pengintai. Dibelakangnya disusul oleh beberapa gerobak yang mengangkut korban-korban baik yang masih hidup, setengah hidup, maupun seperempat hidup alias sekarat nyaris mati. Yang sudah mati dibuang begitu saja untuk bahan makanan Titan ataupun karnivora liar.
"Gue pengin lihat dengan jelas ah" Gumam Naruto bersemangat. Setelah berkali-kali diomelin warga akibat menyerobot kerumunan, kecantol di ketek manusia, sampai-sampai kakinya yang harus keinjek-injek, akhirnya lakon di fic ini berhasil menaiki sebuah pohon rambutan dan melihat dengan jelas barisan pasukan pengintai yang sudah menjadi idolanya itu.
Seorang pria berambut perak dengan masker di wajahnya terlihat sedang asyik membaca buku bokep sambil menunggangi kudanya di posisi terdepan. Di belakangnya terdengar raungan-raungan memilukan bercampur nista yang berasal dari mulut prajurit-prajurit bawahannya.
"Hiks..hiks, kaki gue keseleo"
"Maakkk sakit maakkk"
"Huwaaa, lecet di tangan gue perih banget"
"Gue kebelet boker nih!"
Mendengar ucapan-ucapan memalukan nan cengeng dari para prajurit pasukan pengintai yang konon katanya berani mati demi menyelamatkan kepunahan umat manusia itu, membuat Naruto dan Sakura sweatdrop di TKP. Apalagi komandan mereka yang seakan tak mempedulikan keadaan anak buahnya sama sekali dan malah makin asyik membaca buku bokep.
Tiba-tiba saja seorang ibu-ibu tua binti renta menerobos kerumunan warga dan kemudian terisak-isak dengan wajah khawatir di hadapan para prajurit.
"Hiks..hiks..hiks, anak gue mana? Mana?"
"Anak ibu? Namanya siapa ya bu?" Tanya seorang prajurit dengan sikap yang dibuat tegar.
"Anak gue mana? Mana?" Ibu-ibu itu terus saja menanyakan keadaan anaknya dan membuat perhatian warga disitu tertuju kepadanya.
"Iya ibu. Saya tanya namanya siapa dulu?" Parajurit itu mulai kehilangan kesabarannya.
Ibu-ibu tadi sampai menunduk dan mencengkram tanah yang ada di bawahnya "Mana anak gue hah? Gue pengin tau kabarnya!"
'Ya elah. Ini orang budek atau goblok sih?' Batin sang prajurit dengan wajah menahan amarah.
"Sekali lagi ya ibu. Nama...anak...ibu...siapa?" Kali ini ia berusaha mengeja kalimatnya agar mudah dipahami oleh ibu itu.
"Paimin"
"Bukan Moses ya bu?" Kedua alis prajurit itu berkedut-kedut.
"Paimin! Mana Paimin hah? Mana? Muaanaaa?"
krik..krik..krik..krik...
Kakashi menghentikan kudanya mendadak kemudian ia menoleh ke arah belakang "Ibu, coba cari anaknya di fandom sebelah yang bernama Wiro Sableng ya bu" *emang ada fandom Wiro Sableng?*
Ibu itu langsung berdiri seketika "Begitu ya? Begitu ya? Oke! Paimiiinnn, ibu datang nak" Dan ia pun ngibrit begitu saja entah kemana.
'Duh gusti, berarti gue lebih gila lagi dong karena mau-maunya ngeladenin orang gila?' Parajurit apes itu hanya bisa menepuk jidatnya pasrah.
Setelah gerombolan pasukan cengeng bin alay itu pergi, Sakura langsung menyeret kerah Naruto dan membawanya pergi dari situ.
"Masih mending gue nonton topeng monyet keliling daripada harus nonton sekumpulan prajurit yang tukang mewek seperti mereka itu" Gerutu Sakura dengan tangan yang masih menyeret paksa Naruto.
"Woy! Lepasin gue Kura. Lepasiinnn!"
Dan tak lama kemudian cewek berambut pinky itu segera melemparkan tubuh Naruto dengan keras ke arah tembok rumah penduduk sampai tuh cowok kumisan nyungsep dengan damainya.
"Jangan panggil nama gue yang cantik nan sekseh ini dengan sebutan Kura bego! Emang gue kura-kura apa?" Omelnya gahar hingga membuat percikan-percikan liur berbau amis menyeruak dari dalam bibirnya.
Setelah itu Sakura menghela nafas panjang "Nar, apa loe masih mau bergabung sama pasukan pengintai yang jelas-jelas cengeng, alay, dan tukang mewek seperti mereka itu?"
Naruto yang masih berada dalam posisi nungging akibat lemparan kasar Sakura cuma bisa manggut-manggut nista "I..itu nanti gue pikirin lagi. Bantuin gue ngambilin rumput-rumput yang berceceran ini dong. Embek gue bisa mati kalau gak makan hari ini"
INFORMASI YANG TIDAK BOLEH DIKETAHUI
Selain bodoh, Naruto Yeager adalah cowok yang gemar bermasturbasi sambil membayangkan cewek-cewek bahenol di kompleks rumahnya.
INFORMASI YANG TIDAK BOLEH DIKETAHUI
Selain sebagai tempat perlindungan, tembok raksasa Maria dan Rose ternyata sering digunakan untuk memasang poster-poster caleg narsis saat pemilu sedang berlangsung.
"Tadaima..."
Begitu pintu rumah Naruto yang sudah keropos dimakan rayap terbuka, seorang wanita berambut merah sudah menanti di dalam dengan mata menyala yang mengerikan.
"NARUTOOO! LAMA SEKALI LOE PERGINYAAA!" Tangan wanita itu langsung menjewer telinga Naruto sampai memerah.
"Sakit sama panas nyak! Panaasss"
"Rasain noh gara-gara kelamaan. Kebetulan nyak baru aja nguleg sambal cabe rawit" Ujar Kushina alias nyaknya Naruto dengan cengiran iblis.
Sakura senyam-senyum penuh kepuasaan melihat cowok tampang bokep itu kesakitan. Setelah meletakan karung berisi rumput yang dibawanya, ia lalu mengambil tempat duduk untuk segera makan.
"Haahhh? Nasi aking sama bekicot rebus lagi nyak?" Berkali-kali anak tiri Minato itu menghela nafas akibat mengetahui menu makan siangnya yang gak beda jauh sama menu makan siang suku primitif.
"Masih mending sama bekicot rebus. Harusnya loe tuh bersyukur Sak. Daripada kemarin siang yang cuma nasi aking tanpa lauk blas" Sahut Naruto setelah jeweran di telinganya dilepaskan oleh nyaknya.
"Udah makan sono. Kalau gak habis awas lho. Siap-siap aja..." Sebuah cengiran horror lagi-lagi terlukis di muka nyaknya Naruto sama Sakura.
Naruto dan Sakura menelan ludah bersamaan, kemudian saling bertatapan satu sama lain dengan ekspresi pucat. Masih teringat dalam benak mereka ketika satu minggu yang lalu mereka berdua tidak berhasil menghabiskan menu makan malam berupa nasi jagung berlauk tumis kecoa asam manis. Esok paginya, dua bocah itu disuruh untuk mencabuti bulu ketiak Kushina. Naruto lengan kiri sedangkan Sakura lengan kanan. Gara-gara aroma ketiak nyak mereka yang bak terasi kadaluwarsa, setiap semenit sekali mereka berdua harus menghirup oksigen di luar rumah saat sedang melaksanakan hukuman nista itu.
"Bhabwehh mahhu pwerrghyi kemhanywaahh?" Tanya Naruto dengan mulut yang penuh berisi bekicot rebus campur nasi aking.
"Babeh mau pergi ke dalam tembok untuk menemui seorang pasien yang konon terkena sindrom dubur kejang" Jawab Minato sambil memasukan dokumen-dokmumen ke dalam tasnya.
Naruto langsung menolehkan wajahnya ke arah babehnya "Hah? Di dalam tembok rumah ada pasien dubur kejang beh?"
Minato memasang tampang frustasi "Idiot! Maksud babeh tuh ke daerah di dalam tembok raksasa itu lho. Mungkin gara-gara dulu pas loe lahir keluarnya kaki duluan jadinya IQ loe nyungsep gini. Hadeuh-hadeuh..."
Sakura meletakan sendok karatannya di atas meja "Naruto ingin bergabung dengan pasukan pengintip"
Naruto terdiam sejenak dengan tatapan tajam ke arah Sakura. "Sakura, bukan pasukan pengintip tapi pengintai. Pengintai beda dengan pengintip!"
"Iya itu maksud gue. Pengintai" Ralat tuh cewek pink.
Kushina Yeager menoleh seketika, kemudian ia menghampiri putra semata wayangnya yang dongo itu dengan cepat.
"Naruto, apa loe beneran mau bergabung dengan pasukan pengintai yang terkenal cengeng, alay, dan tukang mewek itu? Beneran?"
"Gue ingin nyak" Jawab Naruto tegas.
"Gak boleh! Nyak gak mau ntar loe jadi cowok yang doyan nangis kaya lekong" Semprot Kushina persis di muka Naruto sampai-sampai tuh cowok harus merasakan baunya nafas nyaknya yang gak beda jauh sama bau sampah basah.
"Nar, kenapa loe kepengin gabung sama mereka?" Tanya Minato.
"Gue kepengin gabung sama mereka biar gue terlihat gagah, perkasa, keren, dan akhirnya banyak cewek-cewek di kota kita yang kesengsem sama pesona gue beh. Terus kalau cewek-cewek itu udah pada jatuh ke pelukan gue, gue kan bisa 'gitu-gituin' mereka semau gue. Muahahaha" Naruto ketawa lepas penuh dengan aura mesum.
Tiba-tiba saja Minato berdiri dari tempat duduknya "Gue harus pergi sekarang"
"Tunggu sayang, loe harus mbantu gue buat mencegah Naruto bergabung sama grup lekong itu" Kushina segera menghentikan langkah suaminya di depan pintu rumah.
"Naruto, kalau babeh kembali akan babeh tunjukan ruang bawah tanah dimana tersimpan puluhan majalah bokep kepunyaan babeh pas masih muda dulu" Ucap Minato sambil menunjukan sebuah kunci besar dari dalam bajunya.
"Beneran beh?" Naruto nyengir ngeres. Ilernya ngeces.
"Bener"
"Beneran beh?" Iler Naruto mengalir makin deras.
"Bener"
"Beneran beh?" 'Anu'nya Naruto udah cenat-cenut.
"Beneran budeg! Udah ah babeh mau pergi dulu"
"Hati-hati beehhh" Teriak Naruto sambil dadah-dadah mengiringi kepergian babehnya.
Kushina berjalan pelan menghampiri Naruto "Nyak tetap gak bakalan mengijinkan loe bergabung sama pasukan pengintai yang alay bin cengeng itu"
"Alay bin cengeng? Nyak tahu gak, orang yang cuma bisa diam di dalam tembok tanpa berbuat apa-apa itu persis kaya embek yang ada di kandang nyak" Telunjuk Naruto mengarah ke kandang kambingnya yang sudah reyot dan terlihat hampir roboh.
"Mbeekkk"
"Naruto!" Teriak Kushina memanggil anaknya yang sekarang sudah berlari kencang entah kemana.
Dengan segera nyaknya Naruto itu memegangi pundak Sakura "Sakura, nyak tau Naruto itu gak ada bagus-bagusnya blas. Jelek, bego, mesum, hidup lagi. Tapi walau begitu dia masih punya utang ke loe kan Sak?"
"Hn" Sakura mengangguk.
"Tolong jaga dia baik-baik ya. Jangan sampai mati sebelum dia bayar utang ke loe sama membalas segala jasa yang udah nyak lakuin ke dia"
Jyah, ibu macam apa loe Kus?
Di tempat yang lain, seorang bocah berambut hitam bergaya emo sedang dipojokkan oleh tiga orang bocah yang badannya lebih gedhe daripada dia.
"Lepasin gue!" Bocah emo itu meronta-ronta saat tubuhnya digrepe-grepe oleh ketiga bocah nakal itu.
"Kenapa loe gak ngelawan pas mau diperkosa hah? Apa loe gak bisa? Atau jangan-jangan...loe juga ingin yaoian ya?"
Kedua bocah nakal yang lain cekikikan.
"Tunggu sebentaaarrr!"
Sebuah suara cempreng terdengar barusan terdengar jelas oleh trio bocah nakal yaoi itu. Kemudian mereka bertiga menengokan kepala serempak ke asal suara.
"Heheh, itu Naruto lagi. Sini maju loe"
"Sikat aja bos"
"Kita hajar si pirang muka beruk itu"
Dengan langkah yang dipercepat, Naruto menyiapkan kepalan tangannya erat "Jangan ganggu Sasuke karena dia teman yaoi gu..maksudnya teman sejati gue"
Tapi sesosok cewek pinker yang berlari dibelakang Naruto membuat nyali trio bocah nakal maho itu ciut.
"GYAAA!"
"KYAAA!"
"WAAA!"
"Loe nggak apa-apa Sas?" Naruto menghampiri tubuh sohibnya yang pakaiannya acak adut gara-gara bekas digrepe-grepe oleh trio maho barusan.
"Kupret! Kenapa gue dapet peran bocah lemah sih di fic ini?" Keluh Sasuke sembari tubuhnya dipapah berdiri oleh Naruto dan Sakura.
Ketiga bocah itu akhirnya memutuskan untuk nongkrong di pinggir sungai yang kumuh dan tercemar juga penuh sampah.
"Kenapa sih gak ada yang bisa memahami perasaan kita para bocah-bocah kece yang pengin eksis ini?" Curhat Naruto dengan gaya kalimat yang benar-benar lebay abis. Kemudian ia melemparkan sebongkah batu ke arah sungai. Tapi sayangnya lemparan itu terlalu keras sehingga batu itu sukses mendarat di kepala botak milik seorang bapak-bapak yang kebetulan lagi lewat.
"Anjing!" Jari tengah teracung ke arah Naruto sehingga yang bersangkutan hanya bisa menunduk berulang kali sebagai tanda permintaan maaf.
"Warga benar-benar terlena gara-gara tembok besar yang melindungi kita semua dari serbuan para Titan itu" Sasuke mulai bermonolog ria.
Terlihat scene dua bocah yang lagi adu jotos gara-gara rebutan sebiji permen.
"Dan gak ada yang sanggup menjamin kalau tembok itu gak bakalan jebol suatu hari nanti" Lanjut Sasuke lagi.
Seorang ibu-ibu sedang kelabakan mengambili jemurannya yang terbang tertiup oleh angin kencang.
Suasana menjadi tenang dan damai sementara sebelum pada akhirnya...
JEEGGGEEERRR!
Naruto, Sasuke, dan Sakura yang lagi asyik duduk langsung terlempar dari tempatnya masing-masing gara-gara getaran dahsyat barusan. Naruto kecemplung sungai yang bau dan jorok, Sasuke kejedot tanah, sedangkan Sakura nyungsep di pojokan.
Warga tiba-tiba saja berduyun-duyun dan berkumpul untuk melihat sesuatu. Sasuke segera bangkit dari acara kejedotnya kemudian mengikuti arah kerumunan warga. Disusul oleh Naruto dan terakhir Sakura.
"Sas, tunggu woy!"
Semua yang ada disitu melotot, melongo, dan cengep-cengep. Termasuk Naruto dan Sakura yang barusan saja datang. Dari balik tembok yang kokoh terlihat asap membumbung tinggi. Dan sebuah tangan berukuran amat besar tiba-tiba saja nampak.
"I..itu mereka. Para...Titan" Kata Naruto terbata-bata.
Sebuah kepala berukuran amat besar perlahan-lahan mulai terlihat jelas dari balik tembok yang tinggi. Matanya yang berwarna hijau, cadar buluk yang terkesan udik, serta lambang air terjun yang dicoret di dahi membuat Naruto, Sasuke, dan Sakura spontan berteriak serempak...
"KAKUZU? LOE JADI COLOSSAL TITAN?"
"Berisik! Tinggal ikuti skenario dari author aja dan gak usah banyak cincong napa!" Timpal Kakuzu alias sang Colossal Titan.
Kemudian dengan ancang-ancang kaki kanan kebelakang, Kakuzu segera melayangkan tendangannya guna menjebol tembok Maria.
DHUUAARRR!
Tapi sayangnya cantengan di kaki Titan bercadar itu belum sembuh sepenuhnya hingga membuatnya harus berteriak kesakitan "WADAAWWW!"
Tembok yang jebol membuat segalanya porak poranda. Serpihan-serpihan tembok itu menghancurkan apa saja yang ada di sekelilingnya.
Di tengah-tengah menahan rasa sakitnya akibat cantengannya tambah bengkak, Kakuzu berseru ke arah belakangnya "Majuuu AkaTitaannn!"
Tiga Titan berukuran lebih kecil dari Kakuzu berjalan cepat menuju ke arah dalam kota melalui lubang di tembok.
"Gila! Gila! Gila! Demi nenek gue yang bau tanah. Kenapa gue yang cute ini harus telanjang bulat gini sih?" Sasori sang Titan berukuran 15 meter berusaha mati-matian menutupi kejantanannya yang terekspos jelas di hadapan massa dan yang pastinya berukuran...WOW! *plok plok plok plok plok*
"Huahahaha, saatnya gue berburu ladies" Ucap Pein sang ketua AkaTitan yang terkenal dengan kemesumannya yang akut itu. 'Anu'nya saja dibiarkan menggantung-gantung dan tidak ditutupi seperti layaknya Sasori.
"Tobi anak baik gak bakal membunuh kok. Cuma menggigit sedikit boleh ya? Gak sakit kok kalau Tobi gigit" Kata Tobi sang Titan autis bertopeng obat nyamuk yang gerakannya benar-benar diluar dugaan. Kadang salto, muter-muter ala balerina, kayang, sampai roll depan dan belakang segala.
Naruto dan Sakura berlari sekencang mungkin untuk kembali ke rumah mereka. Tapi sayang sekali. Mereka tidak menyangka jika rumah mereka kini telah hancur ditimpa oleh serpihan tembok berukuran amat besar.
"Nyaaakkk" Naruto berlari menghampiri nyaknya yang posisinya sudah kegencet reruntuhan. Tinggal nunggu malaikat maut doang.
"Naruto, nyak udah gak bisa lari lagi. Kaki nyak udah patah kerobohan bangunan sama batu besar ini" Air mata mulai meleleh dari bola mata milik Kushina maupun milik Naruto.
"Nyaakkk" Naruto mulai mewek.
"Padahal loe belum bisa membalas segala jasa yang udah nyak berikan kepada loe. Tapi kenapa gue harus mati duluan ya? Kenapa? Kenapaaa?"
Naruto dan Sakura poker face di TKP.
"Naruto dan Sakura!"
Yang bersangkutan menoleh ke belakang. Itu Iruka yang datang.
"Iruka, bawa kedua bocah yang tak bisa membalas jasa gue pergi dari sini. Gue kecewa sama takdir ini" Gerutu Kushina.
'Ya elah. Udah hampir mati kok bisa-bisanya mikirin yang begituan?' Batin Iruka.
"Oke"
"Lho, bukannya di cerita aslinya loe gak mau disepelekan gitu terus berlari menghadang Titan?" Naruto terheran-heran atas sikap tukang mabok itu.
"Daripada gue kesana ntar balik lagi kesini karena takut, mending gue langsung aja bawa kalian pergi" Iruka dengan sigap menggendong Sakura di atas bahunya serta menyeret rambut Naruto untuk membawa mereka pergi dari situ.
"Kenapa cara gue dibawa gak elit gini sih?" Rutuk Naruto sembari menahan rasa sakit akibat rambutnya dijambak oleh tuh prajurit cemen.
Dari kejauhan Naruto dan Sakura melihat sesosok Titan berpierching sudah berada persis di atas reruntuhan rumah mereka berdua. Titan berambut oranye jabrik dan berwajah mesum itu kemudian mengambil tubuh Kushina dari dalam reruntuhan.
"Lho, kok loe nggak njerit-njerit histeris Nar?" Tanya Sakura dengan nada heran.
"Biarin aja ah. Jarang-jarang kan ngeliat adegan bergenre suspense persis di depan mata seperti ini" Kata Naruto datar seperti layaknya bocah durhaka yang minta dikutuk jadi siluman dugong.
Iruka yang mendengar pembicaraan kedua bocah tengil nan durhaka itu cuma bisa geleng-geleng kepala.
Kushina meronta-ronta berusaha melepaskan diri dari genggaman Titan bertampang bak preman pasar itu.
"Lepasin gue Titan sinting!" Seru Kushina.
"Berisik! Loe sebelum gue makan bakal gue jadiin objek pemuasaan birahi gue dulu. Huahahaha"
Dan kemudian chapter satu ini berakhir dengan sifat keapatisan Naruto dan Sakura serta tawa menggelegar dari Titan bernama Pein yang berhasil membawa korbannya untuk dijadikan kelinci percobaan mesum.
-TSUZUKU-
Maafkan author karena cerita ini aneh, gaje, gak lucu, ataupun mengandung hal-hal negatif lainnya. Kira-kira ada gak yang mau ngeritik ataupun memberi saran untuk chapter ini atau chapter kedepannya?
O ya, cerita ini alurnya 90% persis dengan cerita SnK lho. Cuma dirubah sedikit dan dibuat parodi. Jadi bagi yang belum pernah nonton SnK pasti rada bingung dengan jalan cerita ini.
Author berterima kasih kalau ada yang mau mengeritik atau memberi saran. Tapi kalau kritik terlalu pedas layaknya flame author gak mau lho, hohoho.
Sampai jumpa di chapter 2!
