Pohon tua
Disclaimer : semua karakter Naruto milik Masashi Kishimoto
Genre : FriendShip
Rated : T
Main char : naruto and sasuke
Warning : Masih ada beberapa typo, kalau ada kesamaan cerita itu hanya kebetulan semata
.
.
.
.
"Temeeeeee." teriakan melengking Naruto menghentikan gerakan Sasuke. Ia alihkan atensinya dari bola basket yang tengah ia drible ke sahabat kuningnya. Mendengus sesaat sebelum melanjutkan kembali kegiatannya.
"Oy teme."
Sasuke masih acuh mendrible bola basketnya. Walau kringat bercucuran, si empunya masih nampak acuh. Ia berlari zig zag sebelum akhirnya melompat dengan satu tangan terulur tinggi membawa bola dan memasukannya ke ring.
"Kau benar-benar!" Jengkel merasa diabaikan, Naruto segera mengambil alih bola basket tersebut. Sasuke menghela nafasnya, berurusan dengan Naruto tak akan ada habisnya. Oke, daripada latihannya direcoki ada baiknya ia dengarkan dulu sahabat pirangnya ini.
Sasuke berjalan ke pinggir lapangan, menghampiri tas serta botol minumannya. Ia ambil botol mineral tersebut, membuka tutupnya lalu langsung menenggak minuman tersebut.
Sasuke menaikan sebelah alisnya melihat ekspresi Naruto. Ada apa lagi dengan sahabat pirangnya ini? Jangan bilang kalau ia mau bercerita tentang pohon tua itu lagi. Ia masih ingat betul bagaimana hebohnya Naruto begitu mendengar bahwa pohon tersebut angker.
Naruto berdecak sebal melihat dinginnya tanggapan Sasuke. Padahal ia tengah membwa sebuah berita yang sedang gempar.
"Hey Teme, kau tau pohon di belakang kompleks? Ternyata pohon tua itu benar-benar angker!"
Hampir Sasuke tersedak oleh pertanyaan Naruto. Tuh kan, dia ngebahas pohon itu lagi. Batinnya dongkol. Ia hanya menatap tajam si sahabat. Menenggak habis air di botol, lalu ia tutup kembali botol tersebut.
"Aku serius!" ucap Naruto menggebu.
"Kau tau? Tadi pagi seorang gelandangan ditemukan tewas di bawah pohon itu. Tidak ada bekas kekerasan di sana. Ku dengar semalam sudah ada yang memperingatinya agar tak tidur di bawah pohon itu. Tapi ia tak peduli, dan menantang 'mereka'." Naruto berujar serius. Wajahnya berubah pucat.
"Ba-bagaimana kalau tiba-tiba 'mereka' mengamuk dan meneror kita?"
Sasuke mendengus keras. Senyuman miring terpasang apik di wajahnya.
"Dobe." ucapnya menuai protesan dari si pirang.
"Jelas saja orang itu mati," ucapnya santai.
"Ketika malam, pohon akan menyerap oksigen dan mengeluarkan CO2. Udara di sekitar pohon akan menipis dan berganti menjadi gas beracun. Jika ada orang yang tidur di bawah pohon tersebut sudah dipastikan ia akan mati kekurangan oksigen. Apa lagi itu adalah pohon bringin."
Naruto mengerutkan keningnya. Ia nampak berfikir sesaat. Entah kenapa ucapan si teme ada benarnya juga. Kalau tidak salah Kurenai Sensei juga pernah bilang soal ini saat membahas tentang fotosintesis tumbuhan. Namun tetap saja ia masih merasa sangsi..
"Kau yakin itu bukan ulah err makhluk halus?" tanya Naruto. Ia sengaja mengecilkan dua kata terakhir, seolah takut 'mereka' mendengar ucapannya.
Sasuke menatap datar Naruto yang melihat kanan-kiri. Ia ambil tasnya, lalu dengan sengaja memukulkan botol mineral yang ia bawa ke kepala pirang sahabatnya sebelum akhirnya melenggang pergi.
"Oy teme!"
"Sekali dobe tetap dobe."
"Gah, sialan kau."
End
