Jangan Cemas
Oleh: Jogag Busang
Disclaimer: Kuroko no Basuke by Tadatoshi Fujimaki
Penulis tidak mengambil keuntungan materil dari fanfiksi ini
.
.
"Aku ingin tahu bagaimana keadaannya sekarang!" Kuroko berseru cemas.
Akashi bisa mengerti perasaan Kuroko saat ini, tetapi dia sebaiknya memang tidak boleh dibiarkan masuk dulu. Terlalu berbahaya. Kuroko yang sedang rapuh itu berbahaya. Jika disenggol sedikit saja, dia akan jatuh tersungkur. Dan Akashi sama sekali tidak menginginkan hal itu terjadi.
"Tetsuya, tenanglah. Ayah dan ibumu pasti baik-baik saja di tangan dokter profesinal itu. Jangan cemas," Akashi memberi nasehat, berharap Kuroko dapat meredakan kegelisahannya sejak tiga puluh menit yang lalu.
Kuroko berjalan hilir mudik di depan ruang ICU. "Tapi mereka kecelakaan, Akashi-kun. Mereka terjun ke dalam jurang. Aku takut, aku takut jika luka mereka sangat parah. Aku takut, aku—"
Akashi menghentikan langkah Kuroko dengan sentuhan pada kedua bahunya. "Tetsuya, dengarkan aku. Jangan memikirkan hal-hal aneh tentang ibu atau ayahmu di dalam sana. Lebih baik kau sekarang duduk menunggu di sini," kata Akashi sambil memandang kursi yang ada di luar ruangan.
"Tidak bisa, Akashi-kun. Aku tidak bisa duduk tenang, sementara orang tuaku sedang berjuang dalam keadaan hidup mati. Aku tidak—"
Kata-kata Kuroko terputus karena secara tiba-tiba, bahunya ditarik ke dalam dekapan Akashi.
"Tetsuya," panggil Akashi dengan lembut, "Ada aku di sini. jangan cemas. Ada aku di sini yang akan selalu menjagamu jika kamu membutuhkan sandaran. Ada aku di sini yang juga mengkhawatirkan keadaan orang tuamu. Ada aku di sini yang mencemaskanmu karena kau terus cemas. Jadi, bisakah kau berbagi kesedihan dalam diam denganku? Aku bisa mendengarkanmu."
Mata Kuroko melebar. "Akashi-kun…" Pipinya yang basah diusap dengan punggung tangannya.
Akashi mengeratkan pelukannya. "Jadi, kumohon. Jangan cemas, Tetsuya. Ada aku di sampingmu."
Saat itu juga, ketika Akashi sudah melepaskan dekapannya, kecemasan Kuroko pelan-pelan mengudara. Hingga akhirnya, terbitlah senyuman semanis madu yang selalu dinanti Akashi di wajah lucunya.
"Terima kasih, Akashi-kun."
.
GAME OVER
