CHAPTER I :Ancient Magic
"STUPEFY"
Kilatan cahaya merah keluar dari tongkat sihir seorang remaja berumur 16 tahun dan mengarah kepada sosok laki-laki kurus bermata merah yang dengan mudah membloknya hanya dengan sedikit mengayunkan tongkatnya.
Lord Voldemort menyeringai lebar setelah memblok mantra pembius dari Harry Potter.
"Ada apa Harry? Kau sudah kehabisan akal sehingga kembali menggunakan mantra yang sederhana?"
Darah dari sang Gryffindor muda jatuh bercucuran ke rumput di halaman belakang rumah bernomor 4 di Privet Drive. Duel ini sudah berlangsung selama 15 menit dan Harry masih bisa berdiri tegar melawan penyihir hitam paling kuat di dunia berkat latihan yang diberikan oleh Dumbledore selama musim panas.
"Menyerah saja Potter… dan katakan padaku apa isi dari ramalan itu.!"
Pikiran Harry masih terfokus pada bagaimana Voldemort bisa menembus pertahanan darah yang menurut Dumbledore seharusnya masih aktif asalkan dia tinggal di rumah tersebut selama musim panas.
Walaupun Harry kini sudah jauh lebih kuat, dia masih belum sebanding jika dibandingkan Voldemort. Hal ini terlihat dari kondisi tubuhnya saat ini yang menderita berbagai macam luka seperti luka bakar, luka potong, dan memar di sana-sini.
Sementara itu Voldemort hanya mendapatkan sedikit goresan di bahunya berkat kutukan pemotong Harry yang berhasil menembus mantra pelindung Voldemort. Tetapi goresan tersebut tidak berpengaruh sama sekali kepada sang Pangeran Kegelapan.
'Mana anggota Order? Seharusnya paling tidak ada satu anggota order yang bertugas menjagaku' pikir Harry.
Seolah membaca pikirannya Voldemort berkata masih dengan seringai di mulutnya, "Menunggu bala bantuan Harry? Sayang sekali, tampaknya para anggota order akan sibuk sekali mengatasi serangan para anak buahku di Azkaban dan Diagon Alley. Dan tampaknya Dumbledore pun akan ada di salah satu tempat itu."
'Jadi Dumbledore tidak akan bisa menyelamatkanku kali ini'
"Sudahlah Potter, cepat beritahu isi dari ramalan itu dan aku janji akan membunuhmu dengan cepat."
Voldemort tampaknya sudah kehilangan kesabaran dan ingin segera menyelesaikannya.
"Kau kira aku akan memberitahumu begitu saja Tom? Kau lebih bodoh dari yang kukira, kenapa kau tidak mencoba legilimensi lagi padaku?"
Harry berhasil memancing kemarahan Voldemort kali ini. Voldemort tentu saja telah mencoba legilimensi kepadanya, tetapi karena Harry sudah begitu ahlinya dalam Occlumency, Voldemort hanya mendapatkan sakit kepala yang hebat ketika mencoba menembus pikiran Harry. Tetapi Voldemort lebih marah lagi karena Harry telah memanggilnya Tom.
"Beraninya kau memanggilku dengan nama itu halfblood! Kau akan menyesal sudah berani-beraninya membuat kesal penyihir terhebat sepanjang masa…"
"AVADA KEDAVRA"
Voldemort akhirnya mengeluarkan kutukan pembunuh yang dia simpan selama duel berlangsung karena dia ingin mengetahui isi ramalan sebelum membunuh Harry, tetapi dia sudah tidak peduli lagi karena si darah kotor sudah memanggil dia dengan nama mugglenya dan tidak ada penyihir yang bertahan hidup apabila ada yang memanggilnya dengan nama itu, kecuali Dumbledore tentu saja.
Ketika kilatan cahaya hijau mengarah ke dirinya, Harry tahu bahwa ini adalah saat-saat terakhirnya di muka bumi karena dia tidak bisa lagi berharap keajaiban dari tongkatnya seperti di tahun keempat.
Tongkat yang dia pegang saat ini adalah tongkat sihirnya yang kedua karena tongkatnya yang biasa sudah dihancurkan oleh Voldemort di awal-awal duel. Beruntung ketika terakhir kali mengunjungi Diagon Alley, dia membeli tongkat kedua dari Ollivander's sehingga dia bisa bertahan sampai saat ini dalam duelnya dengan Voldemort.
Kilatan cahaya hijau mulai mendekat dan Harry menutup matanya karena dia sudah siap untuk meninggalkan dunia ini untuk bertemu kembali dengan kedua orangtuanya dan juga dengan Sirius.
Tetapi tiba-tiba Harry mengacungkan tongkatnya dan merapalkan sebuah mantra yang sudah musnah dari muka bumi ini dan Harry sendiri tidak tahu darimana dia tahu tentang mantra tersebut.
Cahaya kuning keluar dari tongkat sihirnya Harry dan beradu dengan cahaya hijau yang hanya berjarak beberapa senti lagi sebelum mencapai Harry.
Tabrakan antara dua cahaya tersebut menghasilkan ledakan cahaya berwarna putih yang sangat menyilaukan sehingga mengakibatkan para muggle di sekitar Little Whinging menjadi buta sesaat dan juga cahaya tersebut terlihat sampai London-yang berjarak sekitar 10 km dari tempat kejadian-terutama Diagon Alley yang sedang terjadi pertempuran antara Death Eater dengan para anggota order of phoenix dan para auror. Salah satu anggota Order yang melihat cahaya ini adalah Albus Dumbledore.
Cahaya putih menyilaukan ini bertahan selama 5 detik dan ketika cahaya tersebut sudah lenyap, Harry Potter juga sudah lenyap dari tempat dia berdiri semula.
Selama puluhan tahun menekuni sihir, Voldemort tidak pernah melihat cahaya putih seperti itu sebelumnya. Dia juga tidak pernah mengetahui ada mantra yang berwarna kuning seperti yang dia lihat keluar dari tongkat sihir Harry Potter.
Tetapi dia mengesampingkan semua itu dan tertawa lepas karena akhirnya dia berhasil membunuh satu-satunya orang yang mempunyai kekuatan untuk membunuhnya.
Tawa Voldemort yang menyeramkan bergema ke sekitar Little Whinging dan membuat anjing dan kucing yang mendengarnya berlari ketakutan.
