Cute Barista

Genre : Romance/Drama

Rating : Teen

WARNING : OOC, AU, YAOI, GAJE, ALUR CEPAT, NO BASH, NO PLAGIARISM, (Spesial Present For Hunkai Shipper) GS for Mommies

Pairing : Hunkai (Main Pair), Krisyeol, And The Others

All Chara are not belong to me, but story is mine:P


Summary :

Hanya kisah pertemuan Jongin seorang barista sekaligus owner kafe minni-berry dengan Oh Sehun si namja kesepian yang baru diputuskan oleh pacarnya di kafe milik Jongin.

.

.

.

.


Jongin's POV

Dia adalah namja..

Aku tahu dia memang seorang namja.

Aku tidak terlalu mengenalnya, dia bukan seorang pelanggan tetap di kafe ini.

Mungkin hanya beberapa kali aku melihatnya..

Di sana, di pojok ruangan—menghadap langsung ke luar jendela.

Aku selalu hapal dengan para pelanggan di kafe ini.

Namanya, pesanannya, ataupun kebiasaan pelanggan maupun yang hanya sekedar berkunjung ke sini.

Namun ku pikir dia berbeda.

Beda sekali, hingga membuatku semakin sering memperhatikan dirinya.

Aku ingat, saat pertama kali ia berkunjung ke sini.

Saat itu hujan deras, aku melamun sambil melihat ke luar jendela.

Mobilnya sport, warna putih, dia yang dibalut stelan modis khas para namja Korea itu berlarian memasuki kafe ini.

Kemeja birunya agak basah.

Apakah dia tidak bawa payung? Setidaknya meskipun ia mengendarai mobil dia juga harus menyediakan payung di dalam mobilnya kan?!

...


NORMAL POV (Flashback)

"Meja yang dibooking oleh Byun Baekhyun"

Jongin mengangguk pelan, seseorang mendatanginya dengan kemeja birunya yang basah.

"Meja yang dipesan untuk dua orang, pada pukul 7 malam" Kata Jongin, mengulas senyum simpul. Sebagaimana para pekerja di kafe ini.

Jongin langsung ingat, 2 hari yang lalu ada seorang namja berwajah cantik memesan sebuah meja untuk dua orang.

Karena kebetulan kafe-nya penuh, dia menyarankan namja bernama Byun Baekhyun itu agar memesan meja di lain waktu. Karena selama 2 hari itu, meja-meja selalu habis dibooking oleh pasangan-pasangan lainnya.

"Anda datang terlalu awal, tuan. Tapi tak mengapa, saya akan mengantar anda ke sana" ujar Jongin.

Namja berkulit putih pucat itu mengekori Jongin.

Tidak terlalu mempedulikan barista berparas manis itu berkata-kata. Bahkan saat dua pasang mata lain dari pekerja di kafe itu menatap jengah ke arahnya dia pun tak ambil pusing.

"sombong sekali dia" bisik Kyungsoo, koki yang baru saja menikmati waktu istirahatnya itu sesekali melirik ke arah Sehun.

Jongin terkekeh kecil. "jangan ambil pusing, hyung! Kami permisi dulu" pamit Jongin.

Kyungsoo mengoyor pergi.

Biasanya diantara pekerja cafe lainnya, dia termasuk yang paling sopan.

Tapi tidak untuk hari ini. Dia berdecih pelan, Oh, melihat tampang angkuh tamu berkemeja biru itu membuatnya tak habis pikir. Orang kaya itu memang sombong, pikir mahasiswa semester akhir itu.

...

7 jam kemudian..

Jam sudah hampir mendekati waktunya tutup untuk kafe Minni-Berry.

Namanya menye sekali, salahkan Chanyeol hyung yang dengan seenaknya saja menamai kafe-nya dengan nama imut-imut tak jelas itu.

Awalnya hanya iseng.

Karena niat awal pun Jongin hendak mendekorasi kafe pertamanya itu se-elegant mungkin. Tapi apa boleh buat? Pengetahuannya agak minim kalau sudah menyangkut nama-nama beken untuk kafe-nya nanti.

Dekorasi Pinky-Gothic begitu kental di sini.

Ya, memang agak aneh. Jongin sudah pesimis duluan kalau kafe-nya akan maju. Tapi nyatanya, kafe miliknya itu malah semakin maju dan memiliki beberapa pegawai yang beberapa adalah teman kuliah kakak laki-lakinya (Chanyeol).

"orang yang di atas belum pulang tuh" Lay hyung berkata. "padahal pacarnya sudah pulang ya? Tapi kok masih betah di sana" wajahnya yang manis kelewat polos-polos oon itu membuat Kyungsoo menggeleng pelan. Pantas saja Kim Junmyeon, eksekutif muda yang kaya raya itu ngejar-ngejar Lay. Lah, orangnya saja manisnya minta dibawa pulang sih.

"yang tadi itu mantannya" Kyungsoo menaikan resleting jaketnya.

"Tadi aku sempat curi dengar sih" kata Jimin. Kyungsoo dan Lay mendekati Jimin. "Mantannya itu sebentar lagi akan menikah sama orang lain, makanya dia jadi galau"

Jongin menggelengkan kepalanya.

Ketiga orang itu memang hobi sekali bergosip, seperti yeoja saja.

"Gamon kali ya" sahut Jongin, mau tak mau ya dia jadi tertarik untuk bergosip.

Beberapa pegawai seperti Moonkyu, Minseok, dan Amber noona juga sudah pamit pulang. Capek katanya, ya, gimana tidak capek? Kafe di sini selalu ramai sih, apalagi kalau sudah di atas pukul 3 sore. Di lantai satu dan dua pasti ramai ABG-ABG pada kongkow.

Maklum, tempat bagus begini sayang kalau tidak dijadikan ajang buat selfie, upps..Mulutku nakal sekali ya, kawan..

"dia tidur atau gimana sih?" Tanya Jimin.

Kyungsoo dan Lay hyung menggelengkan kepalanya serentak.

Krinngcing...

Lonceng pintu berbunyi, itu tandanya ada orang masuk. Ketiga namja manis itu menoleh, mendapati sosok dewasa nan elegant berjalan masuk ke dalam.

"sayang, ayo kita pulang!"

Lay hyung memutar mata bosan.

Please, deh..

Memangnya namja ini siapanya sih? Pacar saja bukan, sudah asal manggil-manggil sayang saja.

Jimin dan Kyungsoo nyaris saja muntah mendengarnya.

"pacar kaya rayanya Lay hyung datang, hihihi"Kyungsoo berbisik pelan, sambil cekikikan geli. Jimin yang mendengarnya pun ikut tertawa.

Lay melempar tatapan tajam.

"Lama! Kalau seperti ini lagi, ku hapus kau dari kontak bbm-ku" ancam Lay hyung. Dia sebenarnya kesal dengan dua orang itu. Tapi nyatanya Junmyeon malah salah menilai, dia pikir Unicorn manisnya itu lagi ngambek karena dia telat menjemput..hihihi..

Jongin dimana?

Oh, iya..

Jonginnya dimana?

...

Oke, hampir saja melupakan namja manis ini.

Dia sudah berada di lantai dua. Sesekali menarik napas pelan untuk menyiapkan dirinya menyapa namja berkulit pucat itu.

Bukannya mau minta kenalan atau apa.

Tapi dia harus menegur Sehun agar segera pulang. Ini sudah pukul 12 malam, kafe harus segera ditutup sebelum Jongin kesulitan mencari Taxi di malam hari. Bahkan ini sudah lewat 1 jam Kafe-nya harus ditutup.

"Tuan"

Jongin menyentuh pelan bahu lelaki itu.

Posisinya duduk dengan kepala yang ia sembunyikan diantara kedua tangan dan meja. Dia tidur rupanya.

"Hm?"

Matanya merah, mukanya pun agak sembab.

Apa dia nangis? Pikir Jongin.

"maaf, kafe ini akan segera ditutup" kata Jongin.

Si tuan tampan itu malah diam. Masa bodoamat, memangnya apa hubungannya kafe yang ditutup dengan dirinya. Sehun malah kembali merebahkan kepalanya di atas meja dengan bantalan kedua tangan.

"kau pemilik kafe ini ya?" tanyanya, agak serak.

Namja manis itu mengangguk pelan. "ini sudah pukul 12 malam, tuan"

"boleh aku menginap di sini? Aku terlalu lelah untuk mengemudi mobil di malam hari" kata Sehun, tak masuk akal.

Jongin menggaruk tengkuknya pelan. "tapi tuan—"

"berapa harga untuk bermalam di sini?"

"Apa?"

Sehun menatap tajam ke arah Jongin. "katakan saja berapa!" bentaknya.

Selain hatinya yang masih sesak, kepala Sehun juga terasa pusing kalau dipaksa mengingat kejadian dimana Baekhyun memintanya untuk tidak berhubungan lagi dengan namja bermarga Byun itu.

"Tuan, aku tidak tahu apa yang terjadi antara dirimu dan pacarmu. Aku akan menemani dirimu di sini" timpal Jongin, dia tak gentar meskipun Sehun menatapnya begitu menusuk. "karena kau adalah pengunjung di kafe-ku, jadi kepuasanmu adalah perintah bagiku"

"jadi kau menawarkan dirimu padaku?" tanya Sehun.

'kurang aja' Jongin memekik dalam hati.

Rasanya ingin sekali ia tampar mulut tak sopan Sehun. Tapi kemudian ia ingat, jika seharusnya ia memang tidak berkata-kata begitu. Namja lain pun pasti akan mengira sama seperti apa yang dipikirkan Sehun tentang ucapannya tadi.

Drrt..

From : Kyungsoo_hyung

Aku dan Jimin pulang dulu ya, Jong.

Kau berhati-hatilah dengan namja itu.

Meskipun dia berwajah datar, tapi dari

Yang pernah ku pelajari, orang seperti itu

Punya tingkat kemesuman yang tinggi.

Jongin menarik napas pelan. Ia menoleh lagi ke arah Sehun, laki-laki itu sudah tertidur dengan hembusan napas yang teratur.

'itu pasti sakit sekali ya, tuan' batin Jongin.

Namja 22 tahun itu pun kemudian memutuskan hendak mengunci tralis besi dan pintu kafe-nya agar tidak kemasukan maling. Oh, dia juga harus memastikan pintu-pintu masuk tertutup rapat karena tidak mau kecolongan lagi. Dan juga mematikan saklar-saklar lampu kafe yang menurutnya tidak diperlukan untuk menghemat daya listrik.

Flashback END

...

"dia selalu datang kemari" celetuk Chanyeol hyung, dia berdiri di belakang Jongin. "kau tak sedang berpikir untuk menyapanya lagi kan?"

Chanyeol hyung adalah kakak sulung Jongin.

Seorang mahasiswa abadi yang nyaris 6 tahun menghabiskan masa kuliahnya. Tubuhnya jangkung, bermata bulat, dengan tawa khas orang idiot yang menjadi pesona tersendiri untuk orang-orang yang merasa kagum saat melihat Chanyeol hyung tertawa.

Jongin bahkan hanya butuh waktu 4 tahun saja untuk meraih gelar S1.

Sementara kakaknya yang luar biasa itu pun sampai sekarang belum sama sekali menyelesaikan pendidikannya.

Chanyeol bukan orang yang pemalas. Hanya saja hobi kongkow itu yang membuatnya selalu bolos jadwal kuliah. Tapi sekarang tidak, beberapa bulan lagi dia sudah berjanji pada kekasihnya untuk menyelesaikan pendidikan S1 nya. Kalian tahu kenapa? Karena Kris hyung menjanjikan akan melamar Chanyeol setelah namja itu berhasil mendapat gelar Sarjananya.

"memangnya kenapa?" tanya Jongin.

Ia menoleh—mendapati senyum 3 jari kakak laki-lakinya itu yang menurutnya sangat abnormal.

"dia seperti namja kesepian" komentar Chanyeol. "tapi dia tampan, ku pikir dia cocok untukmu yang sama kesepiannya itu"

Jongin menatap sang kakak—cemberut masam. "cih, dasar abnormal" cibir Jongin, dia memilih untuk mengelap meja tender yang entah mengapa menjadi hobinya selama menjadi seorang barista sekaligus owner di kafe ini. Padahal meja tender sudah bersih, bahkan Kris hyung saja kerap kali bercermin diri di sini.

"hey, sopanlah! Aku inikan kakakmu" Namja 25 tahun itu merengek kesal. Jongin memang sering berkata kalau dia itu abnormal. Padahal Kris, pacarnya saja bilang kalau dia itu manis dan menggairahkan.

"terserah" gumam Jongin. Matanya kembali melirik ke arah namja berkulit pucat yang tengah duduk di pojok ruangan. Menatap sendu jalanan kota dengan kendaraan yang berlalu lalang.

'orang macam apa yang telah menyakiti namja setampan itu' pikir Jongin, ia memangu pipi chubby nya dengan kedua tangan.

Sementara Chanyeol, dia tertawa-tawa saja begitu melihat kelucuan sekaligus kemunafikan Jongin mengenai namja berkulit pucat itu.

'Jongin jatuh cinta..Jongin jatuh cinta' Chanyeol bersenandung, seraya melenggangkan kedua kakinya ke arah dapur. Mungkin saja ia hendak mengganggu para koki yang sedang memasak, atau mencicipi teflon sisa makanan yang Kyungsoo masak.

Jongin mendengar cekikikan tawa Lay hyung dan omelan Kyungsoo yang kesal dengan tingkah Chanyeol. Apalagi? Pikir Jongin, kakaknya ini memang rusuh.

...

"Anda bisa membayarnya di kasir" Jongin tersenyum simpul saat melihat seseorang meletakan beberapa lembar uang nominal besar di meja tender.

"hn"

Ia mendongak.

Mendapati sosok Oh Sehun yang berdiri tepat di seberang meja tendernya.

Wajah tirusnya sedikit membuat Jongin iri. Pasalnya namja di depannya ini terlihat manly. Rahangnya tegas, tatapannya pun tajam. Berbeda dengan Jongin, pipinya chubby, akhir-akhir ini ia memang sedang tidak mengikuti program dietnya lagi.

Makanya ibunya sering menyebutnya sebagai beruang gendut.

"Tuan, meja kasir ada di—"

"Aku sedang tidak ingin membayar sesuatu" ujar Sehun.

Jongin menatap sanksi sosok di hadapannya itu.

"aku ingin kau menemani ku di sini" Sehun berkata mutlak.

"Apa?"

"ku rasa kau tidak tuli" kata Sehun, "kau berjanji akan menemani ku ngobrol beberapa hari yang lalu. Tapi aku tertidur, dan sekarang aku ingin menagih janjimu"

Jongin melirik ke arah pintu dapur.

Beberapa koki mengintip, bahkan ia bisa mendengar Chanyeol hyung menggodanya dari sana. 'Jonginku jatuh cinta..Jonginku jatuh cinta' begitu katanya.

Jongin segera membuatkan secangkir Espresso dan beberapa keping cookies coklat untuk Oh Sehun.

Sehun duduk di kursi tinggi dan menghadap langsung dengan Jongin. Si barista sekaligus owner dari kafe tersebut.

"Espresso, eh?" Sehun tersenyum tipis melihat secangkir kopi yang tersaji di hadapannya.

"Aku selalu mencatat apa saja yang dipesan oleh para pengunjung" Jongin menunjuk sebuah note kecil warna-warni yang ia tempel di sebuah papan tulis putih kecil. "Hari ini Cappucino lebih banyak dipesan dibandingkan Macchiato"

"So, hanya aku yang memesan Espresso?" tanya Sehun.

Jongin menggeleng pelan. "tapi hari ini memang hanya anda, Tuan"

"aku lebih suka kopi hitam sebenarnya" Sehun meminum espresso. "tapi espresso ini lumayan juga" lanjutnya, ia meletakan cangkir di atas piring kecil.

Jongin buru-buru membuatkan sesuatu, membuat Sehun mengernyitkan dahinya melihat tingkah namja manis itu. 'dia sedang apa?' pikir Sehun.

Tak lama kemudian Jongin kembali dengan secangkir kopi dengan aroma yang tajam. Cafe Au Lait, campuran kopi hitam dengan susu panas.

"apa ini?" tanya Sehun, Jongin meletakan secangkir kopi baru ke hadapan Sehun.

"Cafe Au Lait" jawabnya.

"mirip seperti caffe latte" kata Sehun, ia mulai mencicipi kopi tersebut. "beda, apa ini kopi hitam?"

Jongin mengangguk. "aku mempelajarinya saat berkunjung ke Paris"

"kau mempelajari kopi begitu mendalam. Apa kau suka kopi?"

"aku tidak suka kopi" Jongin mengulas senyum tipis.

Sehun sedikit tercengang. Ada seorang Barista yang tidak suka kopi ya?

Sementara Jongin, dia juga masih diam. Di dapur, beberapa koki mulai bergosip. Antara kecocokan Jongin dan juga Sehun.

"kenapa?" tanya Sehun.

"karena aku punya asam lambung" Kata Jongin, dia tertawa kecil mendengar apa yang baru saja ia ucapkan. Alasan yang logis, pikir Sehun.

"tapi aku suka Tiramisu" Jongin sudah menghentikan tawanya.

Oh, kue berbahan dasar ladies finger itu memang enak.

Harum aroma kopi yang creamy, dan juga rasanya yang lembut memang tak heran jika banyak orang yang menyukainya.

"Green tea mose cake, apa kau suka?" tanya Sehun.

Jongin mengangguk, "ya"

"kalau begitu kita sama" Sehun berkata pelan. Matanya yang sempit mencoba menahan sesuatu yang hendak mengalir tak sopan.

'kau laki-laki, tak seharusnya menangis, Sehun' memaki dirinya dalam hati.

Chanyeol hyung baru saja keluar dari dapur dengan satu potong red velvet cake di tangannya. Mulutnya sibuk mengunyah, ini sudah pukul 3 sore, dia harus buru-buru ke kampus karena ia memang mengambil kelas malam. Bukannya ikut kerja part time, tapi Chanyeol memang terlalu malas untuk beraktivitas di pagi hari.

"kami pergi dulu ya, Jongin" Kyungsoo adalah teman kuliah Chanyeol, dia juga mengambil jadwal kuliah malam karena harus bekerja part-time.

Dua orang itu melambaikan tangannya ke arah Jongin.

"Kris hyung sudah jemput?" Jongin bertanya, Chanyeol mengangguk pelan.

Namja berterlinga lebar itu memang meminta kekasihnya agar menunggu di parkiran saja. Karena Chanyeol tidak suka dengan tatapan para pengunjung yeoja yang menatap lapar ke arah kekasih tampannya itu.

"dia kakakku" Jongin berkata bangga.

Dia mana mau berkata begitu kalau di depan Chanyeol, bisa makin lebar telinganya nanti.

"Oh" Sehun menyahut, dia masih mencoba untuk menahan kesedihannya. 5 hari berlalu, seharusnya Sehun bisa bersenang-senang untuk melupakan Baekhyun. Tapi tidak bisa, Sehun tidak mau ayahnya mengamuk saat mendapati dirinya teler di pagi hari dengan alasan yang sungguh tidak masuk akal.

Patah hati, katanya..

Baekhyun adalah cinta pertamanya..

Orang yang telah membuatnya jatuh cinta, dan melupakan logikanya..

Namun namja Byun itu pulalah yang membuat Sehun patah hati untuk pertama kalinya.

Jongin hendak membuat sesuatu lagi. Kopi? Sehun mencoba menebaknya.

Tapi tidak, karena kali ini Jongin menggunakan susu, bubuk coklat, es krim, dan es batu yang ia masukan ke dalam blender.

Tak lama kemudian, Jongin sudah siap dengan segelas milkshake coklat di tangannya. sebelumnya ia juga menaruh bubuk oreo, mango Jelly, dan juga Bubble ke dalam gelas. Rasanya pasti enak, segarnya es krim, dan nikmatnya coklat, serta gurihnya bubuk oreo membuat siapapun pasti tergoda untuk mencicipinya.

"Orang bilang kalau coklat itu bisa menghilangkan mood buruk kita" Jongin berkata ceria. "Aku suka coklat, kalau Tuan sendiri bagaimana?"

"Aku suka green tea Ice Blended. Tapi aku tidak keberatan untuk mencicipinya. By the way, Aku Sehun"

Jongin tertawa lagi.

Ok, mereka sudah mengobrol banyak tapi belum mengetahui nama masing-masing partner mengobrol mereka. Ini memang sulit dipercaya, tapi entah mengapa Jongin suka memanggil Sehun dengan panggilan 'Tuan'. Terdengar enak saja di telinganya.

"Aku—"

"Kim Jongin kan?"

Jongin cemberut masam.

"Hey, itu tidak adil. Kau tahu namaku tapi aku tidak tahu namamu"

Sehun terkekeh pelan. "ku rasa aku sudah menyebutkan namaku"

Sehun menyedot cairan dingin rasa coklat itu.

Rasanya manis, nikmat, dan membuat lidahnya ketagihan. Jongin benar, coklat bisa merubah mood buruknya. "tidak buruk" ujar Sehun.

"berapa aku harus membayar?"

"Apa? Tidak perlu, Tuan Oh..tidak perlu..Anggap saja kau sedang bertamu ke rumahku" Jongin menolak bayaran.

...


Take away your things and go..

(Ambil saja semua barang yang kau berikan padaku dan segera pergi!)

You can't Take back what you said, I know..

(namun kau tak bisa menarik kembali apa yang telah kau katakan padaku, aku tahu itu)

I've heard it all before, at least a million times

(Aku pernah mendengarnya selalu, setidaknya sudah jutaan kali yang ku dengar)

I'm not one to forget, you know

(Aku bukan orang yang pelupa, kau tahu itu kan)


Jongin tertawa mendengar lirik demi lirik yang dinyanyikan oleh Selena Gomez, Penyanyi wanita asal Amerika yang memiliki rupa cantik sekaligus menggemaskan dalam waktu yang bersamaan.

Bagaimana bisa mantannya yang brengsek itu menyia-nyiakan gadis secantik itu?

"kau suka lagu itu?" Tanya Seungri, dia sedang fokus mengemudi mobil. Tersenyum simpul saat melihat sosok manis di sampingnya itu menyenandungkan lirik lagu yang dipopulerkan oleh Selena Gomez, mantan pacarnya Justin Bieber, penyanyi asal Kanada.

"tentu saja, aku suka sekali. Soalnya Selena cantik sih" jawab Jongin. Seungri gemas untuk mencubit pipi bulat itu. "kau bahkan lebih cantik" candanya.

Jongin rasa wajahnya memanas.

"hyung, aku ini namja"

"Aku tahu..tapi kau manis" kata Seungri. "bagaimana usaha kafe Minni-Berry mu? Lancar?"

Seungri adalah namja dewasa seumuran Kris hyung.

Orang yang ramah dan juga mempesona. Seorang pewaris tunggal Lee yang memiliki pertambangan minyak di Indonesia. Seungri adalah sosok dewasa yang kalem. Kedua orangtua mereka bersahabat, dan Seungri sudah mengenal Jongin saat Jongin masih berusia 1 tahunan. Sementara Seungri berusia 26 tahun.

"Lancar..sangat lancar..doakan aku ya hyung, semoga Kafe ku semakin berkembang seperti usaha Kafe milik Taemin hyung" Kata Jongin, dia bersemangat sekali kalau sudah membahas kafe minni-berry nya itu.

"Oh, Taemin yang sepupumu itu ya? Gimana kabarnya? Ku dengar dia menetap di New York"

"Iya, tapi natal tahun lalu dia datang kemari" Jongin menjawab perlahan. "hyung tahu tidak? Dia punya pacar, namanya Choi Minho. Orangnya tampan, tapi wajahnya seperti kodok"

"mana ada yang begitu? Kau pikir pangeran kodok, hm"

...

Sehun sudah melewati beberapa jalan, sebelum akhirnya dia terpuruk dengan wajah letihnya. Mobilnya terparkir di tempat parkir apartment-nya. Dia duduk diam, kemarahan masih memenuhi dirinya, mendengarkan jantungnya yang berdegup kencang.

Sudah beberapa menit terlewati. Emosi selalu menguasainya saat mengingat Baekhyun dan selalu Baekhyun. Sore itu untuk pertama kalinya Sehun mengemis, meminta Baekhyun untuk menemuinya di sebuah restoran, tempat favorit mereka untuk berkencan. Dari sudut mana pun ia memandang, belum pernah sekalipun ia kesulitan sebesar ini.

Baekhyun benar-benar meninggalkan dirinya.

Bersama dengan kenang-kenangan indah yang mungkin hanya dirinya sajalah yang akan mengingatnya. 'aku selingkuh, maafkan aku' begitulah yang diucapkan Baekhyun padanya. Hatinya hancur, seperti robek rasanya. Dia seperti terdampar, dalam kesunyian dan gelap.

Tak ada yang bisa ia lakukan. Ia merasa Baekhyun adalah sosok yang mengerti dirinya, memanjakan dirinya, dan selalu memaafkan kesalahan-kesalahan yang selalu ia lakukan. Baekhyun orang yang penyabar, hingga suatu hari mungkin dia telah membuat kesabaran itu hilang karena sifat childish dan payahnya itu.

Baekhyun lebih memilih pergi..

Meninggalkan Sehun sendirian dengan gaya hidupnya yang sembrawutan..

'aku tak bisa tinggal' begitulah yang ia ucapkan, ketika Sehun memintanya untuk tetap bersamanya.

Sehun memutuskan keluar dari mobilnya.

Berjalan-jalan malam dengan berjalan kaki mungkin bisa menjernihkan pikirannya.

Hingga tibalah ia disebuah stand kopi milik bibi Hwang. Sehun sering mampir kemari, menikmati secangkir kopi hitam hangat dan sepiring corn dogs yang lezat dan gurih.

"bibi aku pesan Ocha hangatnya ya"

Suara itu, Sehun menoleh. Agak terkejut saat mendapati seseorang berbalut hoodie bermotif beruang tengah berdiri di sampingnya. "Jongin" bibir tipis itu menggumamkan sebuah nama.

Orang itu menoleh, kepalanya yang ditutupi tudung dengan dua telinga beruang itu terlihat kekanakan. "Wah, Tuan Oh" dia balas menyapa Sehun.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sehun.

"Terimakasih ya, bi" ucap Jongin. "ingin saja" jawabnya.

"Hallo, Tuan muda Oh" bibi Hwang menyapa ramah. "seperti biasa kan? Tunggu di meja saja ya. Akan bibi antarkan"

...

Jongin dan Sehun duduk di meja prasmanan sederhana tanpa kursi. Mereka cukup duduk dan melipat kedua kaki mereka dengan posisi bersila. Ini adalah stand warung jajanan yang sering buka di malam hari hingga pukul 4 pagi nanti.

"apa kau sering keluyuran seperti ini, tuan Oh?" tanya Jongin. Kebetulan Jongin kabur dari rumah karena neneknya yang kolot itu berencana akan menginap selama 7 hari ke depan.

"ya..lagipula letaknya tidak jauh dari apartmentku. Dan usiaku pun sudah 25 tahun, itu tandanya aku bebas untuk melakukan banyak hal diluar sana"

Jongin mengangguk, membenarkan ucapan Sehun.

Setidaknya orangtua Sehun tidak seperti Nenek Kim yang super kolot dan menyebalkan. Dia bahkan tidak boleh pergi ke Bar-Bar meskipun usianya sudah 22 tahun dia masih dianggap kurang cukup umur untuk bisa menikmati kehidupan dewasanya.

"Kau kabur dari rumah"

"bagaimana anda bisa tahu?" Jongin bertanya. Menatap tak percaya dengan apa yang baru saja Sehun katakan.

"Aku sudah bisa menebaknya" kata Sehun. "kau bosan dengan peraturan kolot ya? Aku juga seperti itu saat seusiamu" kemudian tertawa kecil mengingat masa lalunya itu.

"Padahal aku sudah 22 tahun, aku bahkan sudah membuktikan pada mereka jika aku sudah berhasil" Jongin memangku wajahnya dengan kedua tangan.

Sehun menghapus noda saus di mulutnya dengan tissue. "itu tandanya mereka menyayangimu"

Jongin menarik napas pelan. Tak sengaja matanya melihat ke arah mata hitam Sehun yang sendu. Apa Sehun baru saja menangis? Karena Jongin bisa melihat wajah Sehun yang agak sembab itu.

"Tuan Oh"

"hm"

Jongin berbisik pelan, "apa anda habis menangis? Sepertinya anda lupa cuci muka"

"kau bisa cerita padaku tentang masalahmu itu" kata Jongin. "aku tidak ember kok"

Sehun tersenyum tipis. "apa kau pernah jatuh cinta?"

Yang lebih muda pun menggeleng. Tanpa Sehun katakan pun Jongin tahu, pasti Sehun sedang patah hati. Apalagi dengar-dengar pacarnya memutuskan hubungan mereka di kafe Jongin.

"tapi temanku bilang, jika jatuh cinta itu tidak sama seperti kita mencicipi buatan kopi dari satu barista ke barista lain"

Sehun mengusak pelan rambut Jongin. 'halus' pikirnya. Mungkin saja sehalus hati Jongin yang masih belum mengerti apa itu cinta. Dia masih polos, tak heran, dari awal melihat Jongin pun Sehun sudah tahu jika anak ini bukan hanya nampak polos di luar, tapi juga di dalam.

"apa ini soal mantan pacar anda yang bernama Byun Baekhyun itu?" Jongin takut-takut bertanya.

Sehun nyaris tersedak kopinya.

Bagaimana Jongin bisa tahu soal Baekhyun? Pikir Sehun.

Bahkan Sehun tidak pernah membicarakan Baekhyun saat bersama Jongin.

"Kau benar" Sehun berkata. "aku mungkin terlalu mencintainya hingga tak bisa merelakannya dengan orang lain"

"semacam obsesi?"

"entahlah..yang ada hatiku sesak saat ia meminta putus dariku dan menjelaskan jika selama ini dia selingkuh dariku"

"dia bukan namja yang baik kalau begitu" kata Jongin, mengomentari Baekhyun.

"kau tidak tahu! Jadi jangan bertingkah jika kau tahu tentang dia" gerung Oh Sehun. Dia tidak suka dengan penilaian Jongin mengenai Baekhyun.

Jongin merasa bodoh.

Bagaimana bisa mulutnya yang ember ini melontarkan penilaian tolol begitu?

Sehun pasti marah sekali dengan penilaiannya terhadap Baekhyun.

"m..maaf" ucapnya, salah tingkah.

Jongin menundukan kepalanya.

Tapi kalau dipikir sekali lagi, Jongin tidak salah dengan komentarnya barusan.

Kalau memang Baekhyun orang yang baik, dia tidak akan pernah menduakan Oh Sehun.

"tapi ibuku meninggalkan ayah karena ayah terlalu sibuk dengan pekerjaannya, itu yang Channie hyung katakan padaku. Apa Tuan Oh sudah tanya alasan apa yang menyebabkan Baekhyun-ssi meninggalkan anda?"

Sehun berpikir dalam diamnya. Benar, mengapa tidak ia coba tanyakan saja pada Baekhyun. Tapi tidak! Baekhyun bilang dia sudah cukup bahagia dengan Huang Zitao. Bukankah seharusnya dia juga bahagia? Orang bilang, saat kita mencintai seseorang, kita harus merelakannya bahagia dengan yang lain. Sehun menghela napas pelan.

"bagaimana kalau aku mencobanya denganmu?"

"apa? coba apa?"

"mencoba melupakannya dengan berkencan denganmu" kata Sehun.

Jongin mengerucutkan bibirnya lucu. "tapi kalau kau jatuh cinta padaku jangan salahkan aku ya"

'jatuh cinta pada anak kecil sepertimu? Gak sudi' pikir Sehun.

"Pede sekali kau ini" Sehun menertawakan Jongin.

"Fine, jadikan itu syarat! Dan aku bersedia membuatmu move on darinya" ujar Jongin. "dengan catatan kau tak boleh jatuh cinta padaku!"

"It's not a big deal! Aku punya selera sendiri soal orang-orang yang bisa membuatku jatuh cinta" sahut Oh Sehun.

.

.

.

TBC

.

.

.

Hallo..

Gimana menurut, readers?

Lanjut gak? Lanjut gak? Hehehe...

Makanya Review *Plak*

Ok, pokoknya makasih banyak buat para readers yang udah berkenan buat baca fic ini. Dan juga support yang kalian berikan..Yeyeyeyee...*apaansih

.

.

.

Review?